Naima yang dipaksa menjadi penanggung jawab acara mewah yang diselenggarakan oleh keluarga suaminya, Padahal selama ini dia yang telah membiayai seluruh kebutuhan keluarga suami, Tapi suaminya diam saja ketika keluarganya memperlakukan nya layaknya pembantu dan bukan menantu.
Saatnya Naima bangkit Dari kebodohan yang dia lakukan selama ini, kisahnya penuh drama dan menguras emosi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Tyo mengeram kesal, bagaimana bisa dia diancam seperti ini, tapi bagaimana jika dia benar-benar dipecat dari pekerjaan nya, kariernya sudah bagus disini, mencari pekerjaan itu sangat susah.
"Sial, aku belum mulai bersaing malah sudah kalah duluan". Sungutnya dengan kesal.
"Kamu kenapa lagi sih Tyo, sejak tadi pagi wajahmu itu seperti cucian kotor belum dicuci apek banget", Tanya sahabatnya itu.
Sejak tadi dia memperhatikan wajah sahabatnya yang selalu marah dan kesal, entah karena apa.
"Aku sedang kesal sama Nayma dan bos Bram, bisa-bisanya mereka bersama padahal kami baru sehari bercerai, bahkan tadi aku diancam oleh pak Bram supaya tidak mengganggu Nayma lagi". Sungutnya dengan kesal.
"Ya ampun bro, kamu itu aneh sekali, Nayma itu sudah jadi mantan istrimu, terserah dialah mau bagaimana, lagian kamu bilang mereka akan bersama nanti kan, toh Nayma masih masa iddah", Ucap temannya itu.
"Ya tidak bisa gitu dong, Nayma itu harus tetap sendiri dan harus rujuk sama aku". Emosi Tyo kepada sahabatnya itu.
"Bukan begitu bro, kamu tidak bisa selalu memaksakan keinginanmu itu pada orang lain, kamu sendiri yang membuat Nayma pergi dari kehidupan mu, terus sekarang kamu pikir dia akan balikan sama kamu setelah semua yang terjadi, kamu terlalu pede bro", Ruslan menggelengkan kepalanya tidak mengerti jalan pikiran sahabatnya ini.
"Kau tidak mendukung ku, kamu temanku bukan sih".
"Bukan begitu bro, masalahnya dalam perceraian mu, kamu sendiri yang bersalah disini, dulu Nayma bersamamu dengan penuh bakti, tapi yang kamu lakukan padanya memang keterlaluan, aku saja yang temanmu tidak suka, apalagi Nayma", Ruslan kembali menggelengkan kepalanya melihat keegoisan sahabatnya ini.
"Tidak perlu ceramah, Nayma harus tetap kembali bersamaku, tidak perduli jika pak Bram menjadi penghalangnya, akan ku singkirkan". Ucap Tyo mengebu-gebu
"Terserah kau saja bro, jangan sampai kau kehilangan segalanya, ingat pak Bram itu bos kita, anak pemilik perusahaan, jangan cari gara-gara, aku hanya mengingatkanmu saja".
Tyo menghela nafas dengan kasar, sahabatnya benar, jika dia berani melakukan hal yang tidak masuk akal, dia bisa dipecat dan akan susah dapat pekerjaan lagi, apalagi usianya juga sudah tidak muda
"Maaf bro jika aku kasar padamu, aku hanya tidak mau jika Nayma dengan orang lain, tapi aku juga tidak mau kehilangan pekerjaan ku, cari kerja sekarang sangat susah, bagaimana kehidupanku jika tidak bekerja, belum lagi ibuku yang selalu meronrongku dengan minta uang".
"Itulah bro, aku bukan bermaksud tidak mendukung mu, kamu tahu sendiri kita sudah berteman sejak lama, aku tak mau kau kehilangan segalanya jika kamu nekat".
"Iya bro, entah lah aku tidak ikhlas jika Nayma bersama orang lain", Tyo menyugar rambutnya dengan kasar.
"Sudahlah bro, cari saja yang lain, kamu tahu sendiri pak Bram bukan orang yang suka bercanda dengan ucapannya, ingat dia pimpinan kita, dia bisa menghancurkan karier kita disini dengan mudah".
Tyo menghela nafas berat dan frustasi, dia tidak punya jalan lain selain merelakan Nayma, ancaman Bram itu membuatnya tak bisa bertindak.
"Ayo kerja lagi, tidak usah pikirkan hal itu lagi, pekerjaan kita sekarang lebih penting, kita butuh uang untuk hidup, pekerjaan sekarang susah dicari". Ajak Ruslan lagi.
Sedangkan di ruangannya Bram kini menyeringai, dia akan membalas sakit hati Nayma pada Tyo, dia akan memberi Tyo pelajaran dan akan menyesal karena membuat Nayma menderita.
"Kau akan membayar setiap tetesan air mata yang dikeluarkan Nayma", Ucapnya dalam. hati.
Sedangkan Nayma menggerutu sepanjang jalan menuju kantornya, dia sangat kesal karena Tyo selalu mengganggunya.
"Apa sebenarnya maunya itu orang, selalu saja datang mengganggu ku, padahal dia lah yang membuat semua ini". Sungutnya dengan kesal.
"Bagaimana caranya coba supaya dia berhenti menggangguku".
Dia menjalankan mobilnya menuju perusahaan tempatnya bekerja, karena keberhasilannya memenangkan tender perusahaan, dia akan diberikan bonus besar setelah ini.
"Selamat datang Nayma, selamat atas kerja kerasnya saya bangga sekali memliki karyawan hebat seperti mu". Puji sang direktur.
"Sama-sama pak, saya senang bisa mendedikasikan diri untuk perushaan". Ucap Nayma dengan sopan.
"Oh iya mulai besok dan seterusnya, kamu akan menjadi manager pemasaran, dan akan menggantikan pak Wisnu". Ucap Pak direktur itu.
"Bapak serius?? Nayma menatap pak Roland dengan terharu.
"Tentu Nayma, kamu sudah punya banyak dedikasi dan prestasi di perusahaan ini, kamu harus mendapatkan apresiasi yang seusai dengan apa yang kamu kerjakan, semoga kedepannya kamu bisa lebih baik lagi", Pak Roland menepuk pundak Nayma dengan bangga.
"Terima kasih sekali lagi pak, bolehkah saya minta sesuatu??".
"Apa itu Nayma, saya akan mengabulkannya".
"Boleh saya meminta Tiara Larasati menjadi sekretaris saya pak".
"Tentu Nayma, kinerja Tiara juga sangat bagus, kalian cocok jadi patner, apalagi kalian berdua memang dekat kan".
"Terima kasih pak".
"Sama-sama Nayma, hari ini kamu lihat dan pindahkan barang-barang mu kesana, kamu libur untuk sore ini, besok baru mulai bekerja sebagai menager", Ucap pak Roland dengan senyuman.
" Kalau begitu saya kelaur dulu pak, saya akan ke ruangan baru saya seperti yang bapak katakan". Ucap Nayma dengan girang.
"Ya Nayma, silahkan".
Nayma keluar dengan perasan senang luar biasa, dia tidak menyangka usahanya selama ini kini berbuah manis, dia bis menduduki jabatan tertinggi dibawah direktur yaitu manager yang mejadi incaran semua staf dimana saja.
"Selamat yah Nay, akhirnya kamu bisa menduduki jabatan itu, kamu sangat cocok untuk itu", Tiara memeluk sahabatnya dengan senyuman lebar.
"Terima kasih yah Ra, nanti bantuin aku yah".
"Ok lah kalau itu". Ucap Tiara dengan tertawa.
"Ala, modal menggoda bos saja bangga, sejak dulu dia memang hobbynya merayu orang-orang besar agar dia bisa berada di posisinya". Ucap Salah satu karyawan yang tidak suka pada Nayma.
"Iya benar tuh, dia hanya perempuan kegatelan yang pintar menggoda".
Nayma yang tidak terima dikatai seperti itu pun meradang, dia kini adalah atasan keduanya, dia bisa saja memecat mereka jika keterlaluan.
"Dengar kalian berdua, mulai ahri ini aku adalah manager kalian, jika kalian tidak bisa bersikap profesional dalam bekerja, saya bisa melaporkan kalian agar kalian dipecat, daya sudah cukup selama ini sabar dnegan tingkah kalian berdua, jadi jangan salahkan saya jika kalian tidak bisa bekerja lagi disini". Ucap Nayma dengan sungguh-sungguh.
"Kau berani mengancam kami?? Tanya mereka dengan tidak percaya.
"Kenapa Tidak, kalau kalian tidak bisa menjaga tingkah laku kalian dikantor ini saya sebagai atasan kalian berhak melaporkan kepada direktur untuk memecat kalian". Ucap Nayma dengan tatapan tajam.
"Tidak usah pedulikan mereka Nayma, buang-buang tenaga daja, biarkan saja mereka, nanti kita lihat bagaimana kinerja mereka, mereka hanya tau bergosip saja". Tiara menggandeng Tangan Nayma meninggalkan keduanya yang menatap mereka penuh kebencian
"Awas kalian, kalian pasti akan membayar penghinaan ini".
wah, seru nih menantikan bab selanjutnya...
dan bisa sukses walaupun jauh dari ibu.