Kael Draxon, penguasa dunia bawah yang ditakuti dan dihormati pada masa nya. Namun, di puncak kekuasaan nya, Kael Draxon di khianati oleh teman kepercayaan nya sendiri, Lucien.
Di ujung kematian nya, Kael bersumpah akan kembali untuk balas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asep sigma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayangan Masa Lalu
Kael, yang kini hidup dalam tubuh seorang anak bernama Zayne, duduk diatas kasur tipis di ruangan kecilnya. Tempat itu tidak lebih dari sebuah kamar kumuh dengan dinding logam berkarat dan sebuah jendela kecil yang hanya menampilkan pemandangan lorong-lorong gelap distrik bawah kota. Meski ia merasa lelah, pikirannya enggan memberikan kedamaian. Tidur pun terasa berat. Setiap kali ia memejamkan mata, ingatan-ingatan Zayne perlahan menyeruak ke permukaan, seperti pecahan kaca yang mencoba menyatu menjadi gambaran utuh.
Awalnya, potongan-potongan itu kabur. Wajah-wajah asing, suara-suara samar, hingga perasaan nyeri yang tak bisa ia jelaskan. Perlahan rasa kantuk menyerangnya, tubuhnya yang lelah tidak bisa diajak kompromi. Kael menutup matanya dan akhirnya tertidur lelap.
...****************...
KILASAN KENANGAN YANG SAMAR
Dalam mimpinya, Kael melihat seorang anak laki-laki, Zayne. Berdiri di sebuah ruangan kecil bersama seorang perempuan yang wajahnya terlihat lelah namun penuh kasih sayang. Perempuan itu, ibunya, tampak sibuk menjahit sesuatu di bawah cahaya redup. Suara gelak tawa samar terdengar dari seorang gadis remaja, kakaknya, yang sedang bermain dengan Zayne.
"Liora, jangan terlalu ribut. Adikmu butuh tidur," suara ibunya setengah berteriak namun terdengar lembut, meskipun nada kelelahan tak bisa di sembunyikan.
Liora, seorang gadis dengan rambut hitam panjang yang di ikat asal-asalan, menjulurkan lidahnya sambil tertawa kecil. "Zayne, ayo cepat! Kalau kau bisa menangkapku, aku akan memberikan bagian roti ini!"
Kenangan itu begitu nyata, hingga Kael hampir bisa merasakan rasa hangat dalam hati Zayne. Namun, seperti halnya semua hal baik, kenangan itu mendadak berubah. Adegan hangat itu terkoyak oleh suara keras, suara ledakan.
Potongan gambar berikutnya adalah tubuh kecil Zayne bersembunyi di balik meja. Ibunya memeluknya dengan erat, sementara di luar, jeritan orang-orang menggema. Asap memenuhi udara, dan suara langkah kaki berat mendekat. Pintu terbuka dengan kasar, dan sosok pria berseragam hitam berdiri di ambang pintu.
"Mana suamimu, Meria? Dia punya hutang yang harus dilunasi."
Kael merasakan tubuh Zayne gemetar saat ia melihat kejadian itu. Meria mencoba berbicara, suara nya gemetar, tetapi pria itu tidak peduli. Dalam sekejap, pria itu mengangkat sesuatu dari kantongnya—sebuah pistol kecil.
Kael tersentak, ia terbangun dari tidurnya. Tubuhnya basah oleh keringat dingin. Ia merasakan tangannya gemetar, sesuatu yang jarang ia alami bahkan ketika ia mengalami kematian sebagai Kael Draxon. Mimpi yang ia alami begitu terasa sangat nyata dan intens, begitu menyakitkan, hingga ia sulit memisahkan kenyataan dirinya dengan bocah ini.
"Utang," gumamnya, suara rendahnya memecah keheningan. Kael perlahan memahami bahwa keluarga Zayne terjebak dalam lingkaran utang pada kelompok kriminal di distrik bawah ini. Mereka bukan hanya korban kemiskinan, tetapi juga korban dari sistem yang dikuasai kekuatan besar seperti Cobra Zone.
Kenangan itu terus menyerangnya sepanjang malam. Ia melihat bagaimana Zayne dan keluarganya harus melarikan diri dari satu tempat ke tempat lain, bagaimana ibunya mencoba melindungi kedua anaknya, dan bagaimana Liora, kakaknya, mengambil tanggung jawab lebih besar untuk menjaga Zayne.
Namun, potongan yang paling menyakitkan adalah saat Liora menghilang. Kael dapat merasakan kesedihan Zayne yang mendalam, kesepian yang begitu nyata hingga terasa menghantui. Liora adalah satu-satunya pelindung terakhir Zayne setelah kedua orang tuanya tiada. Kehilangannya adalah pukulan terakhir yang membuat hidup bocah ini runtuh.
Waktu berjalan begitu cepat, hingga tak terasa matahari sudah menjelang terbit. Semalaman Kael tidak bisa tertidur nyenyak karena ingatan Zayne yang menyeruak masuk kedalam pikirannya. Namun ia tidak boleh bermalas-malasan, karena hari ini waktunya jadwal Zayne bekerja di pabrik, setelah ambil cuti beberapa hari karena sakit.
"Baiklah sekalian aku mencari informasi tentang Cobra Zone, aku akan mulai perlahan perjalanan balas dendam ku. Dimulai dari pabrik Zayne bekerja." gumamnya. Kael pun beranjak dari tempat tidurnya, dan bersiap pergi ke pabrik.