NovelToon NovelToon
Hanya Adik Angkat Sersan Davis

Hanya Adik Angkat Sersan Davis

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Kehidupan Tentara
Popularitas:33.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

Serka Davis mencintai adiknya, hal ini membuat sang mama meradang.

"Kamu tidak bisa mencintai Silvani, karena dia adikmu," cegah sang mama tidak suka.

"Kenapa tidak boleh, Ma? Silvani bukan adik kandungku?"

Serka Davis tidak bisa menolak gejolak, ketika rasa cinta itu begitu menggebu terhadap adiknya sendiri, Silvani yang baru saja lulus sekolah SMA.

Lalu kenapa, sang mama tidak mengijinkan Davis mencintai Silvana? Lantas anak siapa sebenarnya Silvana? Ikuti kisah Serka Davis bersama Silvani

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26 Berpamitan

    Davis sudah merapikan sebagian barang-barangnya ke dalam tas besar dan koper. Dia sudah bertekad, hari ini ia akan pindah dan mencoba hidup sendiri.

     Semua barang-barang itu hanya beberapa tas saja, Davis membawa barang-barangnya yang penting saja.

     Satu per satu ia bawa ke bawah. Kebetulan, hari ini semua orang sudah berada di rumah termasuk Silva.

     Papa Vero bergegas menghampiri Davis, dengan wajah yang heran ia menatap Davis dan juga barang-barang yang diturunkan ke bawah.

     "Dav, kamu mau ke mana membawa barang-barang sebanyak ini, seperti mau pindahan saja?" tegur Papa Vero heran.

     "Davis memang mau pindah, Pa. Davis sudah memiliki rumah yang baru Davis beli kemarin," ungkap Davis.

     "Pindah, serius? Kemana kamu pindah, kenapa kamu pergi meninggalkan papa, tega kamu Dav," protes Papa Vero sedih.

     "Davis kelak harus pergi juga, kan, Pa? Lebih baik sekarang saja, buat apa dilewatkan lagi. Lagipula Davis juga pengen punya keluarga, Davis mau cari istri," tutur Davis terdengar serius.

     Papa Vero terlihat sedih, entah kenapa meskipun Davis termasuk sudah dewasa, tapi bagi Papa Vero, Davis tetaplah anak laki-laki bungsu yang masih kecil baginya.

     "Kenapa kamu buru-buru pindah, bukankah dulu pernah bilang sama mama dan papa, kalau kamu keluar dari rumah ini setelah menikah? Kamu tega tinggalin papa, rumah ini jadi sepi kalau kamu pergi," rajuk Papa Vero benar-benar sedih.

     "Tapi, Davis sudah dapat rumah, Pa. Davis pengen berusaha mandiri, biar Davis tidak selalu bergantung sama Papa dan Mama."

     "Lalu, ke mana kamu pindah? Apakah jauh?" Papa Vero penasaran.

     "Tidak terlalu jauh. Di belakang perumahan ini," jawab Davis. Papa Vero sedikit lega, bahwasanya rumah baru yang dibeli Davis tidak terlalu jauh dari kediaman Papa Vero.

     "Syukurlah. Papa bisa sambil joging apabila mau ke rumahmu. Baiklah, kalau memang itu maumu, papa tidak bisa menahanmu. Yang penting kamu harus tetap jaga diri. Cari istri yang baik, yang bisa menyayangi kamu dan mencintai kau dengan tulus," pesan Papa Vero sembari merangkul Davis.

     "Makasih, ya, Pa. Papa selalu dukung Davis sampai hari ini. Doakan Davis, ya. Maafkan Davis apabila selalu repotin Papa."

     "Kamu tidak pernah repotin papa. Kamu justru selalu banggain papa," ucap Papa Vero sembari mengurai pelukannya di tubuh Davis.

     Mama Verli menghampiri, dia terlihat begitu sedih. Melihat barang-barang Davis yang sudah terbungkus rapi di dalam tas besar dan beberapa koper, membuatnya semakin sedih.

     "Mama, Davis pamit, ya. Davis mau coba mandiri dan berusaha memupus perasaan Davis untuk Silva seperti yang Mama mau," ucap Davis menghampiri sang mama dan menyalaminya.

     "Kamu kecewa sama mama, Dav?" Mama Verli menatap Davis dengan mata berkaca-kaca.

     "Bukanlah ini yang Mama ingin? Davis sudah berusaha memenuhi keinginan Mama. Sekarang Davis sudah memiliki rumah, dan Davis ingin belajar mandiri." Ucapan Davis membuat Mama Verli bertambah sedih.

     Bukan begini yang Mama Verli mau. Bukan Davis pergi dari rumah ini. Mama Verli hanya ingin Davis tidak memiliki perasaan cinta pada Silva selain menganggap Silva adik saja. Namun Davis tidak bisa, dengan sering bertemu dalam satu rumah, maka akan semakin menyakitkan satu sama lain. Terbukti, setelah status Silva diketahui dan Davis berterus-terang mencintai Silva, hubungan keduanya semakin jauh, tidak hangat lagi seperti dulu.

     Di sini Davis berusaha mengalah, lebih baik dia yang pergi. Karena pada dasarnya dia akan pergi juga dari rumah ini setelah dia kelak menikah.

     "Dav, kenapa tidak kamu tunda dulu, mama masih belum rela jauh-jauh dari kamu," tahan Mama Verli menangis.

     Mama Verli yang biasanya keras, kali ini terlihat sedih dan layu ketika anak laki-laki bungsunya akan keluar dari rumah ini.

     "Mama jangan khawatir, Davis tidak jauh pindahnya, kok. Lagipula, Mama di sini masih ada Silva yang selalu menemani Mama," hibur Davis sembari melerai tangan sang mama.

     "Davis pergi, ya. Mama dan Papa baik-baik di sini," pungkas Davis seraya membalikkan badan lalu meraih satu koper dan didorongnya.

     "Dav, kamu tidak akan berpamitan pada Silva?" tahan Papa Vero. Davis tidak menjawab.

     "Davis pergi, ya. Assalamu'alaikum," pamit Davis tanpa menjawab pertanyaan sang papa.

     Silva yang sejak tadi melihat akan kepergian Davis dari balik pintu kamarnya, benar-benar terpukul. Davis sampai tidak mau berpamitan padanya. Sungguh keadaan ini membuat hati Silva sakit. Dia tidak mau hubungan yang dulu dekat dan hangat harus hancur gara-gara kehadirannya.

     "Kak Davis, kenapa kakak melupakan aku? Apakah kakak benar-benar sudah melupakan aku?" tanyanya sedih. Silva segera mengusap air matanya, ia akan mengejar Davis dan menemuinya. Bisa saja ini pertemuannya yang terakhir dengan Davis.

     Sementara itu Davis sudah membawa satu per satu barang bawaannya dibantu Papa Vero ke depan. Davis sudah menyewa sebuah mobil pick up untuk menarik barang-barangnya.

     "Terimakasih, ya, Pa. Davis pamit," ucap Davis seraya melambai ke arah mama dan papanya. Mobil pick up itu segera pergi, sementara Davis baru saja menyalakan motornya.

     Di depan pintu, Silva baru saja muncul. Mama Verli melihat ke arah Silva lalu menghampirinya.

     "Kakakmu akan pindah, kamu temui dia untuk terakhir kalinya," ucap Mama Verli diangguki Silva.

     Silva berjalan menghampiri Davis yang sudah bersiap menjalankan motornya. Namun panggilan Silva membuat Davis menahan motornya.

     "Kak Davis." Silva menghampiri, lalu tiba-tiba memeluknya. Hal ini suatu hal yang tidak diduga Davis. Davis segera melerai pelukan Silva.

     "Kakak pergi karena aku, kan?" tanyanya sambil berurai air mata. Kali ini kesedihan terlihat sangat jelas di wajah Silva, Silva merasa kehilangan sosok kakak yang selama ini ia sayangi.

     "Sudahlah, kakak harus pergi. Lagipula kalau kakak tetap di rumah ini, kita justru akan saling menyakiti lagi. Kakak sudah punya rumah sendiri, dan mungkin setelah ini menikah dan punya istri. Kamu baik-baik di sini, titip mama dan papa." Hanya itu yang Davis ucapkan sebelum motornya benar-benar pergi.

     Tatapnya kini tidak lekat seperti dulu seperti selalu yang dia lakukan. Davis benar-benar seakan benar-benar berusaha memupus rasa itu pada Silva.

     Tanpa menoleh lagi, Davis kini benar-benar melajukan motornya, keluar dari gerbang rumah kedua orang tuanya.

     Silva masuk ke dalam rumah dengan berlari kecil, lalu menaiki tangga. Dia benar-benar sedih dengan sikap Davis yang tidak hangat lagi seperti dulu.

     Mama Verli dan Papa Vero menatap kepergian Silva yang terlihat menangis. Mereka berdua seakan melihat Silva sedang merasakan kehilangan.

     Tiba di kamar, Silva langsung menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Dia benar-benar menangis di sana.

     "Kak Davis, kenapa kakak harus pergi? Harusnya aku yang pergi dari rumah ini bukan kakak. Maafkan aku karena aku tidak membalas cinta kakak. Tapi, aku sangat kehilangan kakak," gumamnya seraya membanting-banting bantal.

     Silva kembali terngiang-ngiang saat Davis mengatakan bahwa dirinya akan mencari istri, di dalam hati Silva seperti ada perasaan tidak rela, entah kenapa.

     "Kalau Kak Davis benar-benar sudah menikah, maka hubungan aku dan Kak Davis benar-benar akan semakin jauh," sesalnya masih belum berhenti menangis.

1
anyarai
nungguin up nya lama bgt kk
Nasir: Iya Kak nanti disambung. Saat ini sedang sibuk menjelang lebaran.
total 1 replies
Niken Yuli Asmoro
lanjuuut
Nasir: Trmksh Kak...
total 1 replies
Sulfiani Asis
lanjut ya Thor,,tetap semngat
Nasir: Terimakasih Kak
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
greget liat kebucinan Davis kk Thor 😆🙏💗
Mrs.Riozelino Fernandez: siip kk Thor...
Nasir: Nanti ya Kak dilanjut.
total 2 replies
Lendra malayu
tetap semangat ya thorr /Rose//Rose/
Nasir: Makasih banyak Kak.... sehat sllu ya.
total 1 replies
hayasna
next
Nasir: Nanti ya...
total 1 replies
Andaru Obix Farfum
luar biasa
Nasir: Makasih Kak..
total 1 replies
Monita Sitoresmi
/Good//Good//Good/
Nasir: Makasih Kak... lanjut dong Kak...
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
orang tua Davis gak hadir???
Nasir: Nggak, kan Davis sembunyi2, dia udah g sbr.
total 1 replies
Kesatria Tangguh
buset Davis...
Mrs.Riozelino Fernandez: maksa bener...
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
🤦‍♀️
Mrs.Riozelino Fernandez
kesian Silva...😔
Nasir: Iya juga ya.
total 1 replies
Lendra malayu
Silva tertekan jdnya
Nasir: Iya Kak, jadi gmn dong?
Mrs.Riozelino Fernandez: bener banget... di jadikan anak angkat tapi di bahas² statusnya...
serasa Davis dan keluarga nya memperlakukan Silva seenak hatinya aja😒
total 2 replies
Kesatria Tangguh
kasian Silvia🥺
Ariyanti
si Davis udh ngga tahan ya bang hehhee
Nasir: Iya, gak tahan pgn nikah...
total 1 replies
Lendra malayu
next thorrr
Swinarni Ryadi
apakah sdh tamat, kho tidak muncul lanjutanya?
Nasir: Belum Kak, nanti ya dilallnjut.
total 1 replies
Lendra malayu
akhirnyaaaaa
Mrs.Riozelino Fernandez
kode sandi Morse itu kk Thor 😆
Mrs.Riozelino Fernandez
yeeeeey...
akhirnya direstui juga...
nunggu Davis tantrum dulu ya ma
berhasil ya Davis 😆😆😆👍👍
Nasir: Wkwkkwkw btl....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!