Kisah ini mengisahkan tentang seorang gadis lugu dan seorang pilot playboy yang saling jatuh cinta. Pertemuan pertama mereka terjadi di dalam pesawat, ketika sang pilot memenuhi permintaan sepupunya untuk mengajak seorang gadis lugu, ke kokpit pesawat dan menunjukkan betapa indahnya dunia dari ketinggian, serta meyakinkannya untuk tidak merasa cemas. Tanpa diduga, pertemuan ini justru menjadi awal dari kisah mereka yang dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RUDW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Kesenangan
Xander bangun saat waktu menunjukan pukul setengah tujuh malam. Dia tertidur nyenyak sampai alarm yang di pasang jam enam sore sama sekali tidak mengusik.
Dia segera beranjak ke menuju dapur karena merasa lapar. Tetapi dia lupa kalau dirinya tidak pernah menyimpan stok makanan apapun di kulkas.
Dia mendesah kasar melihat kulkas kosong, hanya ada Beberapa minuman kaleng. Tentunya, tidak bisa membuat dia kenyang. Mau tidak mau dia memesan via online. Sambil menunggu makanan datang, dia membuka aplikasi pengirim pesan. Ternyata sudah banyak sekali pesan dari teman-teman, mengingat kan dia untuk berkumpul di Club langganan mereka malam ini.
"Jangan lupa datang. Ada wanita baru yang sangat seksi. Kau perlu mencobanya " isi pesan dari Jonathan yang juga sepupunya sendiri
"Bawa kekasih mu malam ini pria jomblo" bunyi pesan dari Nathaniel
"Bro, kau harus datang. Sudah lama sekali kita tidak bertemu " ajak Leonardo
"Alexander, saya dengar kamu sudah tiba di Berlin, Kita akan kumpul di Club biasa. Sampai ketemu, I miss you " Claire
Xander hanya membaca pesan-pesan dari sepupu dan para sahabatnya. Dia juga merindukan mereka.
Tidak lama, makanan yang dia pesan datang. Dia makan dengan lahap sampai habis tidak tersisa saking laparnya. Setelah selesai, dia menonton televisi sejenak. Jam delapan malam baru dia bersiap-siap.
Setelah memastikan penampilan rapi, terakhir dia menyemprot parfum di beberapa bagian tubuhnya. Parfum yang biasa begitu memikat wanita manapun. Wajahnya saja sudah tampan, ditambah lagi wangi tumbuh yang sangat wangi. Siapa yang tidak tergila-gila padanya.
Dia tersenyum melihat di cermin, penampilannya malam ini begitu tampan.
Xander memasuki Club yang sudah sangat ramai pengunjung. Dia bahkan harus berdesakkan untuk mencari cela agar bisa melewati beberapa orang. Hampir saja terjatuh.
"Menyebalkan. Kenapa malam ini begitu ramai" umpatnya kesal. Padahal dia pengunjung VIP, seharusnya punya akses yang mudah.
"Hai, tampan mau bermalam denganku?" dia semakin kesal tiba-tiba seorang wanita datang dan menyentuh bokongnya.
Dia memang seorang player, hanya saja dia masih kesal akan hal tadi. Dia mengabaikan wanita itu dan terus melangkah menuju lantai atas di mana teman-temannya sudah menunggu.
Begitu dia membuka pintu, sorakan mereka langsung memekak telinga.
"Yo yoo.. selamat datang bro"
"Ini dia bintang tamu yang kita tunggu"
"Lama sekali, apa saja yang kau lakukan "
"Masih sendiri saja, dimana wanita mu" bukan hanya sambutan, omelan juga dia dapatkan dari teman-teman. Tapi dia memilih langsung memeluk mereka satu persatu lalu duduk.
"Hei, kenapa dengan wajahmu. Kau tidak suka ketemu kita?" tanya Leonardo yang memang agak tengil di antara mereka.
"Aku kesal. Kenapa di bawah ramai sekali. Tidak ada pengamanan. Masuk saja harus berdesakkan. Aku hampir terjatuh" Jelasnya dengan wajah kesal
"Malam ini ada pesta. Seseorang telah mengundang banyak tamu ke sini" jelas Jonathan.
"Siapa?" tanya Xander ingin mengumpat
"Megan. Ratu baru di sini. Kau perlu mencobanya, bro. Dia liar dan ahh miliknya sangat menjepit" jelas Leonardo dengan wajah mesum mengingat malam panas dengan Megan.
Kening Xander mengerut "Apakah wanita itu yang kau maksud" dia mengingat pesan Jonathan sore tadi. Pria itu mengangguk membenarkan.
"Dan kalian bertiga sudah menidurinya.
Sekali lagi Jonathan mengangguk "Kecuali Nathaniel, katanya dia sudah tobat setelah bertemu wanita baru di kamp militer, hehehe.." dia tertawa melihat wajah mumpeng Nathaniel yang tidak banyak bicara sejak tadi.
"Gimana, kau tertarik mencoba?"
Xander menimbang. "Terdengar menarik. Boleh juga. Aku mau malam ini"
Leonardo dan Jonathan langsung bertos ria.
"Kau akan puas. Tidak rugi membayar mahal" sambung keduanya
"membayar siapa?" Claire tiba-tiba muncul di depan pintu
Mereka langsung memandang satu sama lain seolah mengkode mengganti topik.
"Hallo, little bunny, kau terlambat" sambut Leonardo mengabaikan pertanyaan Claire. Meski mereka penjelajah wanita, tetap saja, Mereka sangat menjaga Claire. Bahkan obrolan dewasa tentang wanita sama sekali tidak mereka bicarakan didepan gadis itu. Walau sebenarnya Claire tahu, bagaimana sepak terjang para sahabatnya.
"Hei, ada apa dengan kaki mu. Tanganmu juga?" Jonathan mendekat karena melihat langkah Claire yang pincang juga sedikit meringis.
Claire memilih menerima dipapah Jonathan dan membantu untuk duduk
" Di bawah, aku terdorong dan terjatuh. Tanganku terinjak yang entah oleh siapa" Jelasnya meringis pelan.
Mendengar itu, Xander langsung mengumpat. "Lihat, aku saja yang pria tadi hampir terjungkal. Apa jadinya dengan Claire? Louis, tolong periksa kondisinya" Xander melihat kondisi kaki Claire lalu menyuruh Nathaniel memeriksa. Tetapi, dia memang lebih suka memanggil Nathaniel dengan sebutan Louis.
Nathaniel yang memang berprofesi seorang dokter langsung memeriksa kondisi Claire. Ternyata bukan hanya, memar, tangan gadis itu terluka.
"Aku ambilkan kotak P3K di mobil" Dia beranjak menuju parkiran. Di mobil dia selalu menyediakan obat pertolongan pertama. Nathaniel pergi cukup lama, hampir tiga puluh menit.
Begitu dia kembali, Jonathan langsung mengomel
"Kenapa lama sekali. Lihat, dia kesakitan cukup lama" Dia meniup-niup tangan Claire, padahal lukanya tidak terasa panas. Tapi Pria itu terlalu khawatir.
"Aku hanya, memberi sedikit pelajaran pada manajer Club. Rasanya sia-sia saja kita membayar mahal kalau tetap tidak aman begini" Jawabnya datar. Memang benar, tadi dia sempat menemui manajer Club dan menghajarnya tanpa ampun sampai babak belur karena tidak berusaha mengatur keamanan Club.
Leonardo langsung bersorak riang. "Aku suka gaya kamu bro. Gimana, dia masih bernapas? Kalau tidak aku habiskan sekalian nyawanya"
"Sudah beres" jawab Nathaniel singkat bersamaan dengan luka dan memar Claire selesai di obati Jonathan. Pria itu memaksa agar dia saja yang mengambil alih pekerjaan sang dokter.
Bukan menjadi hal baru lagi, kalau mereka memilih bertindak keras seperti ini kalau ada sesuatu yang terjadi tidak sesuai perjanjian awal.
Akhirnya, mereka terus mengobrol sambil menikmati minuman beralkohol yang sudah di pesan. Untuk Claire sendiri, kadar alkohol masih sangat standar. Karena mereka tidak ingin gadis itu kenapa-napa. Apalagi profesinya sebagai artis. Banyak kamera tersembunyi yang kapan saja menjatuhkan dirinya.
Malam semakin larut, hingar bingar Club semakin ramai. Musik memekak telinga, orang-orang meliukan badan di lantai disko. Tidak sedikit juga yang secara terbuka berciuman liar di sana. Mereka hanya melihat itu dari lantai atas.
Xander berdiri, memasukkan sebelah tangan ke saku celana, sambil menyesap wine. Dia memandang para wanita yang berpakaian seksi di bawa sana. Tetapi, fokusnya tiba-tiba menuju seorang wanita yang paling menonjol di sana.
"Yang pakai dress seksi merah, itu yang namanya megan. Aku sudah mengatur pertemuan kalian. Nanti jam dua belas malam dia tunggu di kamar biasa. Tenang aku sudah stok pengaman di sana" Bisik Jonathan. Xander tersenyum puas. Ternyata, wanita yang menarik perhatiannya tadi adalah Megan. Dia tidak sabar, menghajar wanita itu malam ini.
"Aku duluan, bilang padanya, aku menunggu dia sekarang " balasnya sambil berlalu
"Hei, ini masih terlalu awal, bro" timpal Leonardo
"Hehehe, dia memang tidak sabaran. Selamat bersenang-senang brother" Teriak Jonathan seraya mengacung jempol mengkode dia akan mengurus Megan.
"Kemana, Xander?" tanya Claire heran
"Dia menemui temannya" Jawab Nathaniel berbohong
"Oh begitu" Jawabnya lesu. Padahal masih mau mengobrol
"Kau juga harus pulang. Ini sudah hampir jam dua belas malam" ucap Jonathan menatap serius Claire
"Tidak mau, belum larut. Aku bahkan datang dua jam lalu" tolaknya cemberut.
"Ariana!" Jonathan menaikkan sedikit nada suara dan menyebut nama depan gadis itu bukanlah hal biasa. Mereka tahu, kalau seperti ini siapapun tidak ada yang akan membantah. Kecuali Xander yang memang paling keras kepala di antara mereka.
"Ayo, aku hantar pulang" Dia menarik pelan lengan gadis itu dan mengantarnya pulang. Claire cemberut. Dia masih ingin di sana. Entah kenapa sejak dulu, sikap Jonathan selalu saja membatasi Claire dalam hal apapun.
"Kenapa dia memilih menyiksa diri dengan memendam perasaannya. Aku rasa Bosmu sangat bodoh" Cerocos Nathaniel karena memang Leonardo bekerja sebagai Asisten Jonathan.
Leonardo hanya mendesah kasar. Dia tahu, perasaan Jonathan pada gadis itu begitu besar. Tapi, Gadis itu menyukai pria lain.
"Ck, sudahlah. Gimana ini, hanya tinggal kita berdua. Kamu masih mau di sini atau pulang? Tanya Leonardo
"Aku akan ke tempat kekasihku. Kamu yang jomblo, carilah kesibukan sendiri " ejek Nathaniel lalu menyusul Claire dan Jonathan pergi dari sana.
"Sial" Leonardo hanya bisa mengumpat kesal menyadari dia tertinggal sendiri. Tapi, bukan masalah besar baginya. Kalau sudah berada di tempat seperti ini yang paling penting adalah mencari kesenangan. Seperti Xander yang saat ini sedang bersenang-senang dan menghajar Megan tanpa ampun di atas ranjang.
Desahan mereka benar-benar memenuhi sebuah kamar di lantai atas Club.
"Ahh, kau benar-benar jal\*ang. Kau harus memuaskan saya" suara berat xander begitu seksi sehingga semakin memacu semangat Megan terus bergerak lincah di atas.
"Jangan khawatir sayang, kau akan kubuat menggerang terus malam ini. uhhh...milikmu besar sekali" Megan, maju mundur dengan cepat. Membiarkan Xander juga menusuknya dari bawah.
Hingga dua jam berlalu kegiatan panas itu baru berakhir.
"Cup. Gimana, kau puas tuan?" Megan mengecup dada Xander sambil mengatur napas yang ngos-ngosan. Mereka baru saja selesai.
"Hmm, kau sangat pro dalam bercinta" Xander akui, dari sekian wanita yang dia tiduri, Megan yang paling liar, hot dan menjempit.
"Kalau tuan mau kita bisa mengulangi lain kali" Megan mulai merayu dan mengelus milik Xander agar terbangun kembali.
"Tidak ada lain kali. Saya tidak ingin memakai seseorang dua kali" Xander langsung beranjak memakai pakaian.
"Ini bayaran kamu. Ada bonus di sana. Jangan pernah dengan sengaja menemui saya apalagi sok kenal di luar sana" Xander memang formal dengan orang selain keluarga dan sahabatnya. Dia memberikan sebuah cek lalu meninggalkan Megan yang nampak kesal. Xander, satu-satunya pria yang menolak mengulangi kegiatan panas dengannya.
Padahal Xander masuk dalam daftar pria hebat di ranjang. Milik Megan bahkan kembali berkedut. Ingin mengulang sekali lagi dengan pria itu. Tapi Xander keburu pergi.
"Tidak masalah tampan, lain kali kau pasti tidak akan sanggup menolakku" lirih megan sinis
Sementara Xander langsung pulang ke apartemen saat waktu sudah menunjukkan pukul tiga pagi. Dia hanya membuka pakain dan tertidur dengan boxer. Hal yang sangat biasa dia lakukan.
Dia bangun sekitar pukul sepuluh pagi, ke esokan hari. Tetapi pagi-pagi dirinya kembali dibuat mendesah kasar. Mendadak dia mendapat kabar untuk menggantikan temannya pada penerbangan domestik esok hari. Padahal seharusnya, dia masih dalam jadwal libur dua hari. Tetapi, inilah tuntunan profesi yang memang dia mimpikan sejak dulu.
Tidak masalah, toh cuma penerbangan domestik yang sebentar saja.
Karena hari semakin siang dan dia juga sudah kelaparan. Xander langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Dia harus segera pulang ke rumah sebelum mom Emily mendatangi apartemen dan mengomel sepanjang hari juga telinganya pasti tidak akan selamat dari jeweran.