Tak ada jalan untuk kembali
Killa Okta Brahmana dan Salpa Radiatul Brahmana merupakan saudara kandung, setelah lulus kuliah di luar Negeri sebagai Desainer profesional, Killa menjadi satu-satunya penerus perusahaan peninggalan mendiang sang Ibunda. Sementara Salpa masih menempuh pendidikan tinggi dengan profesi yang sama dengan Kakaknya, Killa.
Setelah Killa sah menjadi penerus perusahan keluarga besar Brahmana, akhirnya Killa menikahi Diantoro Sultan yg tak lain merupakan keturunan dari sahabat sang Ayah, Joko Brahmana.
Setelah 3 tahun menikah pernikahan Killa dan Diantoro belum dikaruniai keturunan sehingga Diantoro berselingkuh dengan adik kandung Killa.
Lantas bagaimana dengan Killa dan cerita selanjutnya?
Intip terus ya update selanjutnya 😉 siapa tau makin penasaran sama kelanjutan ceritanya 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhyras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gaun Wedding Anniversary
Killa kembali tersadar dari lamunannya. "Oh iya, Fan! Gaun yang waktu itu udah jadi, kan?" tanya Killa.
"Udah dong! Siap meluncur Bos!" sahut Fanny .
"Bye the way gue pengen lihat dong! Sekaligus gue mau nyoba, soalnya gaun itu edisi spesial buat acara gue nanti!" tutur Killa.
"Pantesan Lo minta gaun yang itu disisihkan! Emang acara apaan? Kenapa Lo baru ngomong sekarang ke gue?" tanya Fanny.
"Iya sorry, Fan! Gue kan pengen kasih kejutan, kalau gue ngomong duluan namanya bukan kejutan! Gue mau rayain wedding anniversary gue sama Mas Toro!" balas Killa.
"Wih mantap tuh! Emang acaranya kapan?" tanya Fanny penasaran.
"Nanti gue kasih tau! Pokoknya sekarang gue mau lihat gaun nya dulu!" pinta Killa.
"Ya udah ayok? Tunggu apa lagi coba?" ajak Fanny.
Karena tak sabar, akhirnya mereka berdua menuju ruangan khusus perusahaan atau gudang khusus produk yang sudah siap dipasarkan.
Sesampainya di gudang, Fanny segera menunjuk salah gaun pesta bernuansa modern dengan aksesoris sederhana yang terbuat dari bahan sutra berkualitas tinggi, terlihat mewah dan anggun, terpampang dalam lead kristal.
Killa meneliti struktur gaun itu dengan seksama. "Em... menurut Lo apa yang kurang, Fan?" tanya Killa.
"Perfect ... sumpah gue suka! Apa lagi kalau Lo yang pake gaun itu, gue beneran penasaran kayak gimana jadinya ...." Fanny memuji karya sahabatnya yang selalu berbeda dari yang lain. "Mending sekarang Lo cobain deh! Gue gak sabar pengen lihat gimana hasilnya kalau Lo pake gaun itu!" lanjut Fanny.
Tak pikir panjang, Killa segera bergegas pergi ke ruang ganti dan mencoba gaun hasil desainnya sendiri.
15 menit kemudian ....
Killa keluar dengan mengenakan gaunnya yang indah. "Hi ... gimana, Fan penampilan gue?" tanya Killa, penasaran dengan pendapat Fanny.
"Wow ... puji Tuhan yang Maha Esa ... sempurna! Benar-benar sempurna ...." Fanny menggeleng-gelengkan kepala, terkesan dengan penampilan Killa yang memukau.
Killa berdiri dengan gaun mewah berwarna hitam yang dihiasi dengan aksesoris yang gemerlapan, menambah kesan anggun dan menawan.
Memang jika dibandingkan dengan Salpa, kecantikan Killa tak bisa dibandingkan walaupun keduanya merupakan saudara kandung.
Hanya saja Killa sedikit menyisakan luka dan kesedihan atas kejadian yang di alaminya pagi tadi. 'Sayang banget Mas Toro gak datang kesini dan cobain gaun ini bareng-bareng! Tapi semoga suamiku suka, siapa tahu setelah ulang tahun pernikahan kita, Mas Toro kembali jadi orang yang selama ini aku kenal.' Gumam Killa dalam hatinya.
"Hey? kok malah bengong sih?" seru Fanny menyadarkan Killa dari lamunan.
"Ehh ... iya jadi gimana, Fan? Lo suka gak sama gaunnya?" tanya Killa.
"Pokoknya fiks gue setuju banget Lo pake gaun yang ini di acara Lo nanti." Sahut Fanny.
"Beneran nih? Lo gak pura-pura muji gue kan, biar gue seneng?" Killa terkekeh.
"Astaga ... Lo ragu sama pendapat gue? Apa perlu gue panggil semua karyawan terus Lo tanya mereka satu-satu?" tanya Fanny meyakinkan sahabatnya itu.
"Iya ... iya ... canda aja kali! Gue percaya kok sama Lo, sahabat gue yang paling ter the best ...." Ucap Killa sambil terkekeh. "By the way makasih banyak ya, Fan? Lo selalu ada buat gue dalam kondisi apapun?" tutur Killa dengan senyuman nya yang indah.
"Sama-sama, udah pokoknya Lo gak usah sungkan sama gue, kalau ada apa-apa Lo jangan ragu datang ke gue, ok?" pinta Fanny.
Killa hanya mengangguk lalu tersenyum manis melihat Fanny yang selalu antusias dan periang. Killa bersyukur dan merasa beruntung karena memiliki sahabat sebaik Fanny yang selalu menemaninya dikala suka dan duka.
Setelah memastikan semuanya aman, Killa bergegas pergi ditemani oleh Fanny menuju tempat yang akan digunakan untuk acaranya nanti.
Kriing ....
Suara panggilan telepon dari handphone milik Killa.
"Handphone Lo tuh bunyi, Kill!" cetus Fanny mengingatkan Killa.
Killa mengernyit melihat nomor telepon tak dikenal menghubunginya.
'Halo? Dengan siapa saya bicara?' sapa Killa dengan sopan.
'Halo ... maaf mengganggu waktunya! Saya dari ekspedisi Ekspress, apa benar ini dengan Ibu Killa?' tanya kurir.
'Oh benar! Ada apa ya, Mas?'
'Oh baik, ini ada kiriman paket untuk Ibu, saya segera menuju lokasi tempat tinggal Ibu dalam 15 menit! Apa Ibu sedang ada di rumah?'
'Oh iya baik, Mas! Kebetulan saya sedang di luar, tapi silahkan di antar ke rumah saja, terimakasih.'
'Oh baik kalau begitu, Bu!'
Kemudian Telepon berakhir.
"Siapa, Kill?" tanya Fanny penasaran.
"Katanya sih tukang paket, gue juga gak tau paket apaan, tapi perasaan gue gak belanja online deh! Ah bodo amat deh! Nanti aja gue lihat di rumah." Jawab Killa, tak mau ambil pusing.
Tak terasa perjalanan sudah hampir sampai di lokasi, kebetulan tempat yang akan digunakan untuk acara wedding anniversary Killa dan Diantoro berdekatan dengan kantor perusahaan tempat Diantoro bekerja.
Namun sebelum tiba di lokasi, Fanny tak sengaja melihat sesuatu yang janggal. 'Loh, gue gak salah lihat, kan? Itu kok kaya Diantoro ya? Sama siapa dia? Kok gue kayaknya gak asing sama itu cewek?' gumam Fanny dalam pikir nya. Tatapan Fanny hanya berfokus pada apa yg dia lihat saat mereka hampir berpapasan.
"Lo lihat apaan, Fan?" tanya Killa. Pandangan Killa tetap fokus mengendarai mobilnya.
Fanny melirik ke arah Killa, setelah melirik kembali ke arah samping, Diantoro bersama wanita itu sudah tak terlihat.
"Fan, lo kenapa sih? Kayak orang bingung aja? Lihat apaan?" tanya Killa penasaran melihat tingkah aneh sahabatnya.
Fanny terdiam sejenak. "Kagak ... gue gak kenapa-napa kok!" sahut Fanny. "Gue tiba-tiba kebelet pipis, buruan dikit dong!" pinta Fanny. Fanny Ingin memastikan kembali apa yang dilihatnya sebelum memberitahu Killa.
jangan lama² lah thor