Kembali ke kehidupan nyata membuat Azalea senang sekaligus sedih. Ada rasa tak rela ketika mengetahui jika dirinya kembali.
Pertemuannya dengan Allarick, CEO baru tempatnya bekerja membuat Azalea banyak merasakan dejavu ketika mereka bersama. Ada banyak persamaan yang ia rasakan ketika bersama Allarick.
"Siapa kamu sebenarnya Allarick?"
"Waktu akan menjawab semuanya Aza, siapa aku, bagaimana kita, perasaan ku dan kamu."
Allarick yang selalu menjawab dengan teka-teki membuat Azalea semakin penasaran akan sosoknya.
"Bagaimana jika aku adalah dia?"
"... "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queen_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OMB! 2 (Real Life) 4
Selamat membaca
*****
Azalea menuju pantry dengan perasaan kesal setengah mati. Wajah Allarick yang terkekeh masih teringat jelas di kepalanya. Jujur ia sedikit heran. Jika dilihat, sifat Gio dan Allarick snagat jauh berbeda. Gio yang sangat ramah sementara Allarick yang datar tanpa ekspresi.
"Apa jangan-jangan dia bukan anak pak Gio? Apa jangan-jangan dia anak pungut?" Azalea dengan segala pemikirannya. Sambil mengoceh ia membuat kopi milik Allarick hingga selesai.
Sesampainya di depan pintu ruangan Allarick, Azalea berhenti dan menghirup oksigen sebanyak mungkin. "Ok Lea, siapkan stok kesabaranmu sebanyak mungkin." Azalea memegang knop pintu dan membuka pintu perlahan.
Di dalam ruangan sosok Allarick tengah duduk di kursi kebesarannya sambil membolak-balikkan beberapa berkas yang Azalea sendiri tak tahu.
"Permisi pak, ini kopinya," ucap Azalea meletakkan kopi itu di hadapan Allarick.
Allarick melirik sekilas, "Lamban!"
Azalea melotot mendengarnya. Sebisa mungkin ia tetap bersikap profesional pada atasan barunya ini. "Lamban katanya?! Padahal cuma beberapa menit! Dasar bos sombong! Arogan!" Azalea tetap berdiri sampai dimana Allarick mulai meminum tehnya dan,
Byuur!
"Kamu sengaja mengerjai saya?!"
Azalea mengerutkan keningnya. "Maksud bapak? Saya sama sekali tidak mengerjai bapak."
Allarick bangkit dari kursinya sambil membawa kopi itu di tangannya. Setelah sampai di hadapan Azalea, ia memegang memegang tengkuk Azalea dan memaksa Azalea meminum kopi miliknya.
Tak lama Azalea menyemburkan kopi itu. Ia memang tak suka kopi, tapi jujur kopi ini sangat asin rasanya. "Kok asin?" gumamnya.
"Gimana? Kamu sengaja? Kamu marah sama saya?"
Tuduhan beruntun dari Allarick membuat Azalea hanya mampu diam. Mau menjelaskan pasti percuma. Melihat bagaimana sifat Allarick, pria ini pasti akan semakin memojokkannya. Ia sendiri tidak tahu mengapa kopinya malah asin. "Apa aku salah mengambil toples?"
"Saya minta maaf pak. Saya benar-benar tidak tahu jika kopinya asin. Saya tidak ada niat untuk mengerjai bapak." Azalea menundukkan kepalanya tak berani menatap Allarick. Setelahnya ia mengatupkan bibirnya rapat.
"Apa yang membuat saya harus memafkan kamu?"
Azalea mendongak. Ia terkejut ketika melihat Allarick yang berada cukup dekat dengannya. Bahkan aroma mas kulin dari pria itu tercium jelas di indra penciumannya. Belum selesai dengan keterkejutannya, Azalea dibuat semakin terkejut saat merasakan dagu pria itu menyentuh kepalanya.
"Ba-bapak bisa mundur?"
"Kenapa?"
Azalea menggeleng lalu memundurkan tubuhnya. Jujur ia ingin memukul pria ini dengan high heelsnya sekarang. "Bapak bisa meminta apapun asal bapak memaafkan saya."
"Kamu yakin?"
Dengan ragu Azalea mengangguk.
"Saya maafkan kamu, sekarang keluar dari ruangan saya. Kamu boleh pulang, hari ini tidak ada tugas buat kamu."
Spontan Azalea mendongak menatap Allarick. "Kenapa dia tidak bilang dari tadi?! Kenapa harus dengan membuatku takut dulu?! Bos sialan ini pasti sengaja!"
"Kenapa melihat saya? Tidak mau dimaafkan?" tanya Aldrick menaikkan Alisnya. Ia semakin mendekatkan tubuhnya pada Azalea membuat Azalea mundur perlahan. "Mau saya hukum?"
"Tidak pak. Terima kasih. Saya permisi," jawab Azalea cepat kemudian keluar dari ruangan itu.
...*****...
Sepasang kekasih baru saja selesai dengan kegiatan panas mereka. Peluh keringat pada keduanya menandakan seberapa lama mereka melakukan itu.
Sang pria mengecup berulang kali bibir wanita di pelukannya "Terima kasih sayang~ Kamu hebat, berbeda dengan wanita itu!"
"Jadi kapan kamu akan menikahiku dan memutuskannya? Aku tidak sabar menjadi istrimu~" balas wanita itu manja disertai dengan kedipan genitnya.
"Bersabarlah, aku akan memutuskannya di waktu yang tepat. Saat ulang tahunnya mungkin?"
Wanita itu tersenyum, "Rencana kamu bagus juga."
"Oh ya, bagaimana dengan persahabatan kalian? Apa dia sama sekali tidak curiga?"
Wanita itu menggeleng, "Tidak sama sekali, dia bahkan sangat baik padaku. Kamu tahu Devano? Dia membiarkanku tinggal di apartement ini lebih lama."
Pria bernama Devano itu tersenyum, "Baguslah, dengan begitu kita bisa lebih sering bertemu tanpa takut ketahuan olehnya."
Wanita itu tersenyum malu dan memukul dada bidang Devano, "Kamu tidak mencintainya kan?"
Devano tersenyum kemudian mengangkat wanita itu ke atas tubuhnya. "Di sini..." Devano menunjuk dadanya, "Hanya terukir namamu sayang~ Ilona Anderson," ucap Devano yang kemudian mengecup bibir wanita bernama Ilona.
Ilona membalas kecupan itu menjadi lumatan ringan yang lama kelamaan semakin liar. "Kamu mau lagi heem~?"
"Kenapa tidak?"
...*****...
Azalea langsung mengambil tas miliknya dan pergi dari perusahaan. Tepat setelah keluar dari ruangan Allarick, Tiba-tiba HP nya berbunyi. Layar menunjukkan nama Kanaya di sana. Azalea langsung mengangkatnya stabil berjalan untuk mengambil tasnya.
"Ada apa Nay?"
"Ayo bertemu di tempat biasa, aku ingin menunjukkan beberapa foto menarik padamu."
"Baiklah, aku akan ke sana sekarang."
"Baik, aku menunggumu."
Panggilan itu terputus. Azalea segera melangkahkan kakinya keluar dari perusahaan dan menuju mobil miliknya.
Ia langsung melakukan mobilnya menjauhi area perusahaan menuju tempat ia dan Kanaya bertemu.
"Kenapa ada orang sepertinya?!"
"Jangan-jangan benar jika dia adalah anak pungut!"
"Sudah arogan! Percuma tampan kalau angkuh seperti dia! Aish! Aku benar-benar kesal padanya!"
"Menyebalkan! bos sialan!!"
Ocehan demi ocehan terus terdengar dari bibir Azalea. Ia terus menerus mengumpati Allarick dengan berbagai umpatan sangking kesalnya.
"Apa aku resign? Tapi bagaimana dengan penalti nya?!"
Penalti pada perjanjian di kontrak kerja sangatlah besar. Azalea tentu tahu ia tak akan bisa membayarnya dalam tiga hari ke depan. Meskipun Papanya juga pemilik perusahaan, namun perusahaan nya tak sebesar milik Allarick yang sudah memiliki cabang di mana-mana bahkan di luar negara sekalipun.
Keluarga Azalea bukan keluarga kekurangan, tapi juga bukan kaya raya atau tajir melintir. Keluarganya memang masuk jajaran kelas menengah ke atas. Tapi bukan berarti ia bisa dengan mudah meminta uang untuk membayar penalti pada perusahaan Allarick.
"Inilah akibatnya karena terlalu menjiwai saat menjadi Auris. Sudah punya suami kaya, keluarga kaya, mertua kaya, lah aku?! Punya bos seperti dia! Sudah sombong, hidup lagi!"
Tak terasa akhirnya Azalea sampai di sebuah cafe tempat bisa ia dan Kanaya bertemu. Azalea melangkahkan kakinya memasuki cafe itu. Matanya memandang seisi Cafe mencari sosok Kanaya.
Sampai seseorang mengangkat tangan, barulah Azalea melihatnya. Itulah Kanaya. Ia langsung menghampiri sahabatnya itu.
Kanaya tersenyum, "Ini, aku sudah pesankan kesukaan mu."
"Thanks," ucap Azalea mengambil minuman itu dan meminumnya.
"Oh ya Le, sebelum itu ada yang ingin aku bicarakan padamu."
"Ada apa?"
"Sebenarnya...Selama ini aku adalah putri bungsu keluarga Maheswara."
"Hah?" Azalea mengedipkan matanya beberapa kali. Mencoba mencerna apa yang diucapkan sahabatnya ini. "Tun-nggu! Kau bercanda kan?!"
Kanaya menggeleng, "Aku tidak bercanda, aku serius Lea! Maaf karena menyembunyikannya dari mu."
Azalea masih diam. Pikirannya masih mencerna semuanya. Jadi selama ini ia bersahabat dengan putri konglomerat? "Tunggu, jika Kanaya adalah bungsunya Maheswara. Berarti pak Gio adalah ayahnya dan Bos sialan itu?!" Azalea menatap Kanaya dengan mata melotot. "Allarick Kavindra Maheswara adalah kakakmu?! Benar?!"
Kanaya mengangguk patah-patah, "Y-ya..dia adalah kakakku."
Braak!
Azalea menggebrak meja dengan kuat sampai beberapa mata tertuju pada mereka. "Bos menyebalkan itu kakakmu?! Pria sombong itu kakakmu?!"
Kanaya terkejut melihat respon sahabatnya yang diluar ekspektasi. Ia tersenyum kikuk sambil memegang tangan Azalea, "Ya.. y-ya.. bisakah kau duduk dulu Lea? Kita menjadi pusat perhatian karna ulahmu," tekan Kanaya pelan.
Azalea melihat sekitar. Dan benar. Beberapa orang tengah memperhatikan mereka, lebih tepatnya dirinya. Dengan senyum kikuk Azalea duduk kembali di kursinya.
Keduanya sama-sama diam setelahnya. Sampai Kanaya kembali membuka pembicaraan. "Jadi kau benar kalau bos tempatmu bekerja adalah kakakmu. Bos mu yang dulu adalah papaku. Itulah mengapa seminggu itu aku menggantikanmu sebagai sekretaris papaku."
Azalea mendengus. "Kenapa tidak bilang?!"
Kanaya menyengir, "Maafkan aku ya. Aku takut kau tidak mau berteman denganku. Kau tau, dari awal semester dua saat kita kuliah. Saat aku tak sengaja menabrakmu, sejak saat itu aku ingin kau menjadi temanku. Kau tidak seperti mereka, yang berteman denganku hanya karena ingin harta dan kepopuleran ku."
"Nay," panggil Azalea menatap Kanaya serius.
"Ada apa? Kau marah padaku?" balas Kanaya cepat.
Azalea menggeleng.
"Lalu?"
"Bisakah kau mengganti kakak saja? Atau bisakah kau menyuruh papamu mengganti CEO di perusahaannya?"
Kanaya mengerutkan keningnya. "Memangnya kenapa? Kak Al itu baik Lea. Dia memang dingin tapi sebenarnya baik kok."
Azalea langsung memasang ekspresi datarnya. "Baik apanya? Yang ada aku bisa stress jika terus berdekatan dengannya! Belum genap sehari saja aku sudah frustasi!"
"Ya sudahlah. Jadi, foto apa yang ingin kau perlihatkan?"
Kanaya tersenyum. Ia merogoh tasnya mengambil sesuatu. Kemudian mengeluarkan beberapa lembar foto dan meletakkannya di atas meja.
Azalea mengambil foro-foto itu dan memperhatikannya dengan jelas. "Kapan kau mengambilnya?"
"Saat kau pulang hari itu. Saat itu aku sedang berada di Mall bersama keponakanku."
Azalea menatap Kanaya, "Bagus. Simpanlah, aku akan jadikan ini sebagai hadiah ulang tahunnya nanti."
...*****...