Silent Love

Memasuki tahun kedua sriya di tim pemusik, sriya mulai banyak merenung, dan kembali banyak diam.

Sriya semakin stres karena tak bisa pulang tahun baru bersama keluarganya.

Saat masuk bulan baru rekan kerja sriya meminta agar berkumpul untuk merayakan awal tahun bersama mereka.

Sriya hanya menyetujuinya, namun hati kecil sriya begitu sedih karena tak bisa bertemu keluarga kandung.

Meski ada adik sepupu, namun sriya dan adik sepupu tak terlalu akrab.

Di tempat pertemuan sriya banyak diam, dan memaksakan senyumnya keluar.

Sriya hanya mendengar cerita demi cerita dari 5 rekannya, sambil menikmati makan.

Salah seorang senior bertanya..

Senior : Sriya.. Kau baik - baik saja..

Sriya : Iya, kak. Saya baik - baik saja kok. Sembari tersenyum.

Meski begitu senior tersebut seperti mengetahui sesuatu.

Setelah acara reuni yang singkat itu berlalu. Semua pulang, Senior yang tadi sempat bicara pada sriya, lagi - lagi kembali bertanya padanya.

Senior : Sriya,,, tadi saat pertemuan kenapa kau banyak diam dan hanya fokus makan.

Sriya : Tidak apa - apa, kak. Ucapnya sejenak memalingkan wajah.

Sang senior tanpa berbicara itu akhirnya memeluk lembut sriya, sembari mengelus punggungnya.

Sriya spontan menangis tanpa mengeluarkan suara.

Sang senior pun menyadari bahwa sriya mengalami luka batin.

Senior : Kenapa,,,

Sriya hanya menggeleng dalam pelukan senior.

Setelah momen itu akhirnya sang senior membawa sriya ke dalam toko lagi.

Dan mulai mencoba membuka perbincangan terkait hal yang membebani sriya.

Sriya hanya bisa mengikuti ke dalam toko, dan berbicara..

Sriya : Kak.. Aku tak pulang ke rumah orangtua, di tambah lagi aku.. Sejenak sriya menghentikan perkataannya.

Senior : Sriya.. Apa kau menyukai seseorang, tanya senior.

Sriya mengangguk namun tak ingin menyebut nama sosok pria tersebut.

Senior yang mengetahui hal itu langsung menghormati keputusan sriya, untuk tidak melanjutkan perkataannya.

Tahun itu sangat anti jika wanita menyatakan cinta pada pria.

Karena itu rey tetap menyimpan semuanya rapat - rapat dalam hatinya.

Setelah momen itu sriya mengikuti kegiatan berlatih musik namun tak memberikan respon apapun.

Sepanjang berlatih musik, sriya benar - benar tak menatap kai atau syana, atau adik sepupu, dan stev.

Sepanjang berlatih pandangan sriya hanya tertuju pada pintu keluar.

Setelah selesai berlatih, sriya yang tak biasanya pulang cepat, malam itu selepas berlatih.

Sriya langsung mengambil tas dan pulang dengan taxi.

Malam itu sriya tak tinggal bersama adik sepupu melainkan rumah kontrakannya sendiri.

Sebagian tim yang baru membereskan peralatan, merasa heran dengan perubahan sriya di tahun keduanya di dalam tim itu.

Sejak latihan malam itu, sriya sering mengurangi jadwal atau kegiatannya bersama tim intinya.

Wakil pemimpin mulai mendekati sriya, karena ingin penjelasan terkait ketidakhadiran sriya dalam beberapa kegiatan muda yang di selenggarakan.

Namun sayangnya wakil pemimpin tak pernah bisa menemui sriya, di kala sriya di sibukkan dengan urusan kantornya.

Hingga saat akhir pekan semua full team berkumpul dalam agenda rapat besar tahunan.

Di situlah sriya bisa ikut, selagi mengikuti arahan dan beberapa kritikan dan saran dari berbagai senior,

Namun sepanjang rapat sriya hanya fokus pada ponselnya, dan disitulah stev melihat sisi sriya dalam ekspresi berbeda yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

Ketika di tanya bgian tim choir dan dance, sriya malah menyerahkan jawaban pada anggota lainnya

Dan anggota lainnya pun menjawab sebisanya. Sriya yang kala itu duduk dengan memegang ponsel.

Hanya bisa menatap anggotanya bicara tanpa ekspresi tersenyum. Sorot mata Sriya benar - benar datar dan dingin.

Sriya bahkan tak hanya diam namun perhatiannya teralihkan ke salah seorang senior yang sangat berpengaruh dalam tim pemusik.

Senior tersebut merupakan penasehat tim dan di hormati serta di segani oleh semua tim.

Akhirnya sriya memutuskan untuk duduk di sebelah senior tersebut.

Dan senior itu mulai melihat sriya yang duduk di sampingnya.

Sejak momen kecil itu sriya akhirnya begitu dekat pada penasehat itu, bahkan sriya lebih aktiv bergabung dengan para pemimpin,

Ketimbang bergabung dengan teman muda mudinya.

Dan karena hal itu pemimpin tertinggi serta wakil ikut turut dalam makan malam bersama dengan sriya, serta penasehat tim, dan bagian dari tim pemimpin lainnya.

Sejak perubahan sriya yang mulai bergabung dalam zona para pemimpin,

Banyak full tim musik yang mulai menjaga bicara pada sriya.

Bahkan kadang saat para pemimpin sedang mengadakan rapat, sriya kadang duduk bersama mereka.

Dan benar saja keesokan harinya di saat tim sedang latihan musik, sriya hanya duduk bersama 3 pemimpin tertinggi tengah makan malam bersama.

bahkan saat stev melewati lokasi rapat pemimpin stev sempat terkejut namun langsung bergabung pada latihan nusik.

Sedang sriya tak menggubris pandangan stev padanya.

Malam itu senior sriya tak berani memanggil sriya untuk berlatih bersama, di karenakan sriya tengah bergabung dalam makan malam bersama 3 pemimpin tertinggi,

Dan kebetulan 3 beliau tersebut berada pada 3 institusi 3 wilayah besar di 3 kota besar.

Sriya sama sekali tak merasa canggung duduk di antara ke tiga beliau - beliau tersebut.

Bahkan sriya merasa sangat nyaman dan sangat menikmati bersenda gurau bersama ketiga pemimpin.

Malam menunjukkan pukul 20.30 dan para tim mulai berkemas pulang ke rumah masing - masing.

Dan salah satu pemimpin meminta stev untuk mengantar sriya pulang.

Pemimpin : Bisakah kau mengantarkan sriya pulang, ucapnya pada stev.

Namun sriya dengan cepat menolaknya.

Sriya : Sudah pak, tidak perlu. Saya bisa pulang sendiri. Jawabnya.

Mendengar jawaban sriya pemimpin tersebut dengan cepat menyetujui keputusannya.

Lalu sriya pun berdiri dari kursinya dan beranjak pulang dengan taxi.

Melihat hal itu senyum stev yang tadinya mekar, kini merasa tertolak.

Saat stev pulang kerumahnya, stev masih memikirkan sikap sriya tadi.

Keesokan paginya stev di panggil mengajar di salah satu lembaga khusus untuk anak - anak yang berasal dari keluarga yang sederhana,

namun hal mengejutkan terjadi, stev di kejutkan oleh sriya. Yang kebetulan berada di tempat yang sama, stev bertemu sriya yang juga membantu anak - anak di tempat itu.

Stev mengajar dan sriya bertugas membagikan makanan gratis pada anak - anak tersebut.

Stev sangat terkejut untuk pertama kalinya melihat senyum tulus sriya saat berinteraksi dengan anak - anak kecil.

Bahkan stev sampai begitu fokus terpaku melihat tawa riang sriya, saat bersenda gurau dengan anak - anak kecil.

Meski stev tetap mengawasi dan mengajar anak - anak, namun sesekali stev memandang sriya yang tertawa bersama murid - muridnya tersebut.

Setelah sriya membagikan makanan gratis, sriyq menuju dapur sekolah. Saat di dapur sekolah, salah satu ibu - ibu yang memasak makanan gratis untuk anak - anak,

Salah satu ibu tersebut berkata,

Petugas masak : Sriya, apa kau dan stev menjalin hubungan kekasih.. Tanyanya.

Namun sriya dengan lembut menjawab.

Sriya: Tidak, bu. Kami hanya berteman baik. Jawabnya.

Sriya mencoba untuk bersikap baik terhadap ibu yang bertugas masak itu.

Walau pada kenyataannya akhir - akhir sriya menjauhi stev.

Namun karena sriya tak mau membuat isu yang merusak nama baik stev sebagai guru,

Akhirnya sriya harus berbohong pada ibu - ibu petugas masak, bahwa dirinya dan stev teman baik.