NovelToon NovelToon
Hot Daddy & Rumput Liar

Hot Daddy & Rumput Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Mafia / Lari Saat Hamil / Cinta Paksa
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Pecahkan saja semua, dan ingat jangan ada yang tersisa."ucap seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan paras sempurna itu.

"Tidak tuan tolong jangan pecahkan semua ini saya mohon... saya minta maaf atas apa yang terjadi saya janji akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan oleh adik saya."

"Siapa anda berani-beraninya menindas orang kecil seperti dia, berapa hutang ibu ini hingga anda melakukan hal kejam seperti ini?"ucap seorang gadis yang baru saja tiba di toko perabotan langganannya.

Namun tidak ada jawaban sedikit pun dari pria yang kini tengah duduk dengan angkuhnya dikelilingi para bodyguard sambil menyaksikan anak buahnya yang tengah menghancurkan perabotan tersebut.

"Jawab aku berharap hutang nya hingga kalian semua menghancurkan semuanya ini!"ucapnya lagi kali ini dia berucap dengan nada tinggi.

Seketika suasana menjadi hening saat pria yang sedari tadi duduk dengan angkuhnya itu berdiri dan menghampiri gadis yang kini tengah menatap kesal pada mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Emilia yang kini terus menggerutu tak jelas saat dia berhasil terlepas dari Arthur pun membuat para pelayan yang ada di sana menggosipkan dirinya.

"Sungguh perempuan tidak tahu sopan santun dan tidak tahu diri, sudah diampuni oleh tuan muda eh sekarang malah bertingkah tidak sopan pada tuan muda."ucap salah satu perempuan yang kini sibuk memotong sayuran.

"Aku juga heran kenapa tuan tidak memberikan dia hukuman mati seperti pada rekan kita yang hanya melakukan kesalahan ringan yaitu tidak sengaja masuk kedalam kamar tuan muda saat beliau sedang tidur."ucap salah satunya lagi.

"Aku juga akan menggantung kalian di atas sana agar mulut kalian selamanya tidak lagi bisa bicara."ucap Emilia yang kini menatap tajam kearah mereka.

"Jangan sombong nona kau disini hanya tahanan tuan muda jadi jaga sikap mu."ucap wanita yang kini baru meletakkan panci berisi sup tersebut.

"Memangnya apa yang aku lakukan pada kalian?"ucap Emilia yang kini menghampiri wanita tersebut dan dia mengusap lembut wajah cantik yang kini terlihat sangat angkuh tersebut dan.

"Ahhhh!!!!"

Seketika itu jeritan keras membuat semua orang berdatangan kesana termasuk para pengawal yang kini berhenti di hadapan mereka semua.

"Kenapa hmm... bukankah kalian ingin melihat ku bagaimana menjaga sikap ku?"ucap Emilia yang kini masih menatap kearah tangan yang seketika itu melepuh karena dimasukkan kedalam kuah sup yang baru saja diangkat dari kompor.

Semua orang membulatkan matanya sementara wanita yang tangannya terbakar kuah sup tersebut langsung jatuh pingsan.

"Ada apa ini?"ucap salah seorang kepala pelayan yang kini melihat kearah mereka secara bergantian.

"Apa yang kau lakukan?!!!"teriak pria itu saat melihat kekasihnya terbaring pingsan dengan tangan melepuh.

"Aku hanya meminta dia mencoba kuah sup itu tapi yang dia celupkan justru tangannya."jawab Emilia dengan santainya.

"Benarkah itu?!"tanya nya lagi sambil menatap kearah pelayan lainnya.

"Semua itu perbuatan dia."ucap salah satunya.

"Kurang ajar."ucap pria itu sambil hendak menusuk Emilia dengan pisau yang ia raih dari atas meja.

Srett....

"Ahhh!!"laki-laki itu berteriak keras saat pisau tersebut berbalik melukai dadanya dengan luka robek yang cukup panjang dan sedikit dalam.

"Ahh... pembunuh!"ucap para pelayan wanita yang kini menyaksikan kejadian tersebut.

"Aku heran kau yang ingin membunuh ku bukan, tapi kenapa malah melukai tubuh mu sendiri."ucap Emilia dengan santainya sambil menginjak luka di dada pria itu.

"Hentikan."ucap Austin yang kini datang bersama dengan Arthur yang sudah terlihat sangat rapi dengan jas yang menjuntai hingga bawah lutut nya itu.

"Apa yang kau lakukan?"tanya Austin.

"Tanyakan saja padanya aku tidak punya waktu untuk itu."ucap Emilia yang kini meninggikan mereka semua tanpa peduli pada tatapan Arthur.

"Bawa mereka ke ruang pengobatan, ingat jangan pernah berani mengusiknya atau kalian akan bernasib sama."ucap Austin.

Sementara mereka terlihat tunduk dan tidak berani mengangkat kepala terhadap kedua pria yang sangat berkuasa di rumah tersebut.

Sementara Emilia semakin dibuat kesal dia pun keluar menuju tepi pantai yang kini terlihat tenang tersebut tanpa ada yang bisa membuat nya menghentikan langkahnya.

Sebenarnya bukan tidak ada jika mereka semua bergabung melawan wanita tangguh itu. tapi mereka tidak ingin ketua mereka memberikan sangsi atau hukuman saat mereka melukai gadis cantik itu.

"Dasar sialan!!! kenapa harus menggunakan cara licik untuk mengurung ku, lagipula aku tidak pernah menyembunyikan siapapun dari penggembala kerbau itu."ucap Emilia yang kini berulang kali melempar kerikil dari serpihan terumbu karang yang berserakan di tepi pantai dengan pasir putih itu keatas air.

"Nona, anda ditunggu oleh Don Arthur didalam."ucap salah seorang yang sedari tadi berdiri di tepi pantai sambil memperhatikan gadis itu.

"Aku tidak mau suruh saja dia yang menemui ku!"ucap Emilia sambil melemparkan kerikil tersebut kembali ke atas ombak kecil.

Sementara Arthur yang mendapatkan laporan bahwa gadis itu tidak menurut dan malah meminta dia untuk datang padanya dia pun langsung berdiri dan berjalan menuju tempat tersebut.

Arthur yang sudah bersiap untuk makan pun mengalah dan bergegas menghampiri gadis itu hingga membuat mereka benar-benar merasa heran.

Sementara Emilia masih meracau sambil mendendangkan pasir putih tersebut dengan kaki kosong karena heels yang ia kenakan entah berada di mana.

"Tidakkah kau lelah sedari tadi menggerutu seperti ini?"ucap Arthur yang kini berdiri di samping Emilia.

"Apa peduli mu? aku sedang sangat kesal jadi jangan mendekat."ucap Emilia.

"Apa kau tau marah-marah itu akan membuat mu cepat tua dan keriput, dan sudah pasti kau tidak akan bisa memberikan pelajaran pada mereka yang telah menggunjing mu."ucap Arthur.

"Aku tidak peduli!! Aku bilang diam ya diam apa kau tidak mengerti juga tuan gembala bodoh."ucap Emilia yang justru malah membuat Arthur tersenyum kecil.

"Baiklah aku akan diam dan tidak akan pernah memberi mu makan."ucap Arthur yang akhirnya berbalik pergi.

"Eh penggembala sialan perut ku lapar sejak beberapa hari lalu kau tidak memberiku makan dengan teratur manusia macam apa kau ini bahkan saudara tiri pun akan memberi makan meskipun tidak dengan lauk pauk yang lezat."ucap Emilia yang kini mengikuti langkah Arthur dengan cepat setengah berlari, sementara Arthur sendiri tersenyum kecil.

"Hi... penggembala mesum! Apa kau tuli? aku lapar!"ucap nya yang kemudian langsung berhenti melangkah dan menutup mulutnya saat Arthur berbalik badan dan sontak kepala Emilia membentur dada bidang yang terasa seperti batu itu.

"Ah, sepertinya kau robot penggembala bukan manusia karena dada mu keras seperti besi."ucap gadis itu yang kini mendongak sambil mengusap jidat yang terasa sakit.

Tubuh Emilia pun langsung melayang di udara akibat perbuatan Arthur yang kini tengah menggendong nya dan berjalan melewati para pelayan yang tengah berbaris di kedua sisi jalan yang ia lewati.

"Turun kan."ucap Emilia yang kini menatap tajam kearah Arthur.

Arthur tidak peduli dengan itu hingga ia sampai di depan meja makan barulah Emilia ia turunkan.

"Bersihkan tangan mu dan makanlah sebelum aku melarang mu makan."ucap nya datar.

Emilia pun segera menuju wastafel yang tidak jauh dari area makan tersebut, dia membasuh tangan dan wajah setelah itu ia kembali tanpa peduli dengan kakinya yang terdapat sisa pasir yang menempel.

Dia duduk di hadapan Arthur yang kini tengah menatap kearahnya.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

"Apa aku sudah boleh makan."ucap Emilia.

Arthur hanya mengangguk pelan, lalu dia sendiri mulai menyendok makanan yang kembali disediakan oleh pelayan setelah ia pergi untuk menjemput gadis yang kini mendapatkan tatapan tidak suka dari pelayan.

Emilia hanya mengambil satu telur dan sepotong steak salmon dengan saus yang tersedia, dia pun mulai menyantap nya.

Porsi di piring Emilia jauh lebih sedikit dari porsi yang ada di piring Arthur, hingga membuat pria itu bingung karena sudah hampir tiga hari dia disini dia hanya makan satu kali itu pun malam kemarin diantar oleh para pelayan dan hanya sedikit sekali yang ia makan.

Tidak lama Emilia selesai makan, dan meminum air putih milik Arthur.

"Ahh... kenyang nya terimakasih tuan gembala."ucap gadis cantik itu.

"Hmm..."lirih Arthur yang melihat air putih yang bukan sembarang air miliknya itu benar-benar tandas.

"Pergilah bersihkan dirimu setelah itu jangan keluar kamar sebelum aku meminta mu."ucap Arthur.

"Aku tidak bawa baju dan perlengkapan ku, bagaimana aku bisa bersih-bersih bahkan semua barang ku masih tertinggal di kapal pesiar itu."ucap nya yang terlihat sangat kesal.

"Jangan banyak bicara sekarang pergi ke kamar."ucap Arthur.

"Aku tidak punya kamar di rumah ini dan itu kamar milik mu tuan penggembala."ucap Emilia.

"Austin bawa dia kekamar ku dan kunci pintu sebelum dia menghancurkan semuanya."ucap Arthur yang kini menatap kearah gelas kosong tersebut.

Austin yang langsung mengerti dengan apa yang dimaksud oleh bosnya itu pun langsung bergegas menghampiri Emilia tapi gadis itu langsung menolak.

"Jangan mendekat aku bisa jalan sendiri, dan aku akan menendang senjata mu jika kamu berani mendekat."ucap Emilia yang kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kearah lift.

Kali ini Austin merasa bahwa Emilia sudah mulai jinak, namun dia tidak tau apa yang membuat wanita itu sedikit berubah saat ini.

"Segera kunci pintu dari luar saat dia masuk dan jangan biarkan dia keluar sebelum efek minuman itu hilang atau semua tidak akan bisa dikendalikan."ucap Arthur.

"Baik."jawab nya lirih.

Sementara itu Emilia langsung bergegas menuju kamar mandi saat merasakan sakit di perutnya saat ini,dan dia berlari menuju closet tapi sayang dia tidak buang air ataupun lainnya hingga saat bathtub-e terisi dengan air hangat barulah ia membuka pakaian pelayan tersebut, dan melemparkan nya ke sembarang arah.

Gadis cantik itu sibuk berendam di dalam kamar mandi milik Arthur hingga saat ia merasa kepalanya sedikit puyeng Emilia langsung menyudahi mandi nya dan membersihkan sisa busa yang ada di tubuhnya.

Sementara Arthur dan Austin kini tengah melihat gerak-gerik Emilia dari cctv kamar dan pria itu merasa tidak habis pikir kenapa Emilia tidak kenapa-kenapa bahkan setelah meminum minuman keras yang biasa ia minum dengan kadar alkohol tinggi tersebut.

Hingga saat ia melihat Emilia terjatuh di lantai dengan bathrobe yang kini ia kenakan.

"Austin segera buka pintu aku akan masuk."ucap Arthur.

"Tidak Don, ini bahaya."ucap Austin yang kini kembali melihat gadis itu bangkit dari lantai dan bergegas menuju ranjang empuk itu.

Emilia terlihat kembali terjatuh di sana, dan Arthur kini hanya diam tanpa kata.

Arthur pun langsung meminta mereka untuk menghidupkan penyadap suara dari dalam kamar tersebut untuk mencari tahu apa saja yang akan dikatakan oleh gadis itu setelah ini.

Namun Emilia tidak sedikitpun bergerak dari ranjang meskipun saat ini dia tengah mimisan karena hidungnya terbentur lantai, tapi kepalanya lebih pusing dan rasa sakit di pangkal hidungnya kalah dengan rasa sakit di kepalanya itu.

Tidak ada satupun kata yang terdengar karena Emilia bahkan tidak berbicara sedikit pun, dan hanya memejamkan matanya hingga ia terbangun di pagi hari.

Arthur pun merasa heran dengan itu, untuk seorang gadis yang bergelut di dunia malam tidak mungkin Emilia tidak pernah menyentuh minuman keras sama sekali hingga dia tumbang karena segelas minuman tersebut yang hanya akan terasa sedikit pening.

Saat Emilia membuka mata betapa terkejutnya ia saat melihat pria yang selama ini ia caci maki berada di hadapannya dan masih memejamkan mata tidak lupa tangan kekar itu melingkar di pinggang nya yang kini hanya menggunakan lingerie seksi.

"Lingerie!"pekik nya yang langsung menyingkirkan tangan kekar itu dari pinggang nya.

"Kau sudah bangun rumput liar."ucap Arthur yang kini menatap kearah Emilia.

"K kau... ke ke Napa tidur di sini."ucap gadis cantik itu gelagapan.

"Kau bisa tanyakan itu pada dirimu."jawab Arthur dengan lirih sambil memijat pangkal hidungnya.

"Ahh... i ini."ucap Emilia yang kaget saat melihat tanda kemerahan di area dadanya.

"Apa yang kau pikirkan rumput liar, bahkan tubuh kurus mu itu tidak bisa membuat ku tertarik sedikit pun."ucap Arthur yang membuat mata Emilia membulat seketika itu harga dirinya terasa runtuh, disaat puluhan hingga ratusan pria mengejar cintanya pria dihadapannya justru sangat merendahkan dirinya.

"Ais.... sombongnya siapa juga yang tertarik dengan penggembala kerbau seperti mu, aku bersyukur semua itu tidak terjadi karena sudah pasti akan ada banyak pria yang kecewa jika aku sampai ternoda."ucap pria itu.

Arthur langsung mematung di tempatnya, dan saat itu juga dia berbalik dan merangkul pinggang Emilia yang kini terlihat sangat gugup langsung terlempar kembali ke atas ranjang dengan posisi Arthur yang berada di atas tubuhnya.

"Mau apa kau menjauh atau aku akan membuat kau kehilangan burung mu itu."ucap Emilia yang kini terlihat sangat ketakutan dan gelagapan.

"Kau kira aku takut heuh... bahkan aku akan membuat mu tak berkutik di sini."ucap Arthur yang tiba-tiba meraup bibir manis milik Emilia yang kini tengah berontak berusaha untuk melepaskan diri dari Arthur, tapi Arthur justru malah membuat dirinya tidak berdaya karena sentuhan yang pria itu berikan dan untuk pertama kalinya ia merasakan hal yang menurutnya sangat menjanjikan.

Otak dan tubuh nya benar-benar saling berlawanan hingga saat tangan Arthur beralih ke arah gundukan daging yang sedikit keras tapi kenyal yang pas di genggam Arthur tersebut Emilia langsung meninju pangkal hidung Arthur dengan sangat keras hingga pemilik langsung melepaskan Emilia.

"Dasar kurang ajar penggembala mesum, kau pikir aku akan diam saja."ucap Emilia yang kini melompat dari atas ranjang sambil meraih bathrobe yang semalam ia kenakan.

"Rumput liar tunggu."ucap Arthur yang kini mengusap darah dari hidung mancung nya itu.

"Rumput liar."ucap Arthur yang hendak mengejar gadis itu yang kini pergi ke luar kamar.

"Don."ucap Austin sambil membungkuk pelan.

"Kemana gadis itu pergi?."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!