Bintang yang mengalami kebangkrutan terpaksa harus menjual semua asetnya dan juga pindah dari kota tempat dia tinggal
beruntung dia masih punya warisan sebuah rumah dari sang Kakek Bagaskara
Tapi rumah itu tidak berani di dekati penduduk karena terkenal Angker dan tidak bisa di masuki siapapun kecuali oleh sang pemilik
mampukah Bintang dan keluarganya bertahan disana? dengan banyak gangguan dan juga musuh sang kakek yang mengincarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
menggerebek babi ngepet 2
Aku pulang duluan ya, mama sendirian di rumah, papa katanya ikut ronda sama om Lingga dan pak RT" pamit Dimas dan diangguki semuanya, dia juga tak lupa untuk mencium tangan Galuh dan Renita, sejenak dia menatap Hala yang terlihat tinggi besar di belakang Galuh, tapi sedetik kemudian dia juga meraih tangan Hala dan menciumnya karena mengira Hala adalah manusia juga
Akhh..
Pekik Hala memegangi tangannya yang bersalaman dengan Dimas karena terasa panas dan memerah, akibat di tatap Sahara dengan tajam
"Panas, tangan anak itu terasa panas Hala" bisik Galuh
"Benar tuan, anak itu juga punya kekuatan dari Bagaskara dan arwah yang mengikutinya" jawab Hala
"Si Dimas tadi nyium tangan siapa?" Tanya Sadam bingung karena Dimas terlihat seperti mencium tangan sesuatu di belakang Galuh
"Kamu belum tahu ya, om Bintang kan punya indra keenam, dia pernah tendang genderuwo yang nyulik Pipit beberapa waktu lalu, Dimas pasti sama" ucap Galang merinding
"Kami pamit juga ya om, Tante" ucap Galang dan Sadam sopan
"Iya, hati hati di jalan" jawab Renita dan Galuh hanya mengangguk saja
"Mereka tulus berteman dengan kamu kan?" Tanya Galuh
"Iya pa, mereka bahkan tidak mengejek Galuh dan hanya mengajak kami bermain tadi" jawab Gibran
"Baiklah kalau kamu bisa berteman dengan mereka, kamu bisa pindah sekolah" jawab Galuh mengusap rambut Gibran
Bagaimana pun keras dan jahatnya Galuh, dia tetap menyayangi Gibran dan Kania Karena mereka adalah keturunannya dan juga penerus keluarganya
...................
Di dalam semak di sekitar pohon besar di sebuah tempat, beberapa orang terlihat sedang mengintai seekor babi yang masuk ke rumah rumah warga yang kosong karena pergi ke pasar malam
"Ngok ngok ngok"
Suara babi itu saat mengendus endus pintu dan tembok rumah warga sebelum dia masuk menembus pintu itu
"Anjir si Bintang, gua baru sehari disini udah di ajak berburu babi ngepet!" Umpat Lingga gemetar
"Bukan hanya babi ngepet pak Lingga, pak Bintang juga pernah bawa kami ketemu Genderuwo" jawab pak RT dan Lingga semakin Shok
Dia melotot ke arah Bintang yang hanya terkikik geli melihat ekspresi Lingga yang mulai pucat wajahnya
"Itu babinya sudah keluar lagi pak RT" bisik Maman
"Lempar garam ini ke arah babi itu pak Maman" ucap Bintang memberikan garam yang ada di rumahnya pada Maman
"Ini garam apa pak?" Tanya Yana
"Itu garam yang sudah di do'akan di salah satu pesantren pak" jawab Bintang asal karena dia sendiri tidak tahu dari mana asal garam tersebut. Garam itu sudah ada di sana sejak dia pertama kali datang dan tidak pernah berkurang isinya
Srek srek srek
Garam di lempar sambil membaca basmalah oleh Maman ke arah babi yang lewat di depan semak semak tempat mereka bersembunyi
Ngok ngok ngok
Pekik babi itu terkapar seperti kejang kejang
"Tutupi dengan kain putih pak dan jangan sampai dia hilang, apa yang di dalam rumahnya sudah di hubungi supaya lilinnya jangan sampai di tiup istrinya?" Tanya pak RT
"Sudah pak, pak Hasan bilang istrinya sudah di amankan dan uang hasil ngepet mereka juga sudah di simpan" jawab Yana
"Bin, pulang yuk bin, gue lemas ini" rengek Lingga
"Tunggu sebentar, babinya belum ketahuan siapa siapanya takutnya bukan Jatmiko" jawab Bintang
"sudah pasti dia pak Bintang, karena Kata pak Hasan, istrinya Jatmiko memang sedang menjaga lilin di rumahnya dan tiba tiba ada banyak uang di wadah yang ada di depannya" jawab Fatah
"Itu dia mulai mencoba kabur pak, tolong pegangi dia!" teriak Maman
Babi itu berlari kearah Bintang dan mencoba menubruknya tapi kalung bintang Langsung bersinar dan menyerang babi itu hingga terpental jauh
Bruk ngrookk ngrookk
Pekik babi itu kesakitan hingga beberapa menit kemudian dia berubah menjadi manusia berpakaian serba hitam dengan ikat pinggang berwarna emas di pinggangnya
"Akhh... Panas, tolong tolong lepaskan ikat pinggang ini" teriak Jatmiko mengerang kepanasan
"Bagaimana cara melepaskannya Jatmiko, kami saja bingung" ucap pak RT mendekati Jatmiko dengan panik
"Aakkhh tolong saya saya berjanji akan bertobat tapi tolong saya agar ikat pinggang ini terlepas" teriaknya lagi yang badannya mulai memerah seperti terbakar
"Bagaimana ini pak?" Tanya Yana khawatir
"Dia sudah terjebak dengan perjanjian iblis nak, dia tidak bisa di selamatkan lagi, jiwanya sudah menjadi milik iblis dan sekarang karena dia ketahuan, jiwanya akan di ambil" bisik Rukmini
"Hhaaaa.. aku tidak mau mati, aku ingin hidup kaya!" Teriak Jatmiko, matanya mulai melotot kesakitan dengan mulut terbuka
Dhuar dhuar
"Akhh .. tolong saya, ampuni saya Tuhan!" Teriak Jatmiko lirih
ngok ngok ngok
Jatmiko meregang nyawa dengan badan manusia dan kepala menjadi seekor babi
"Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un" ungkap semuanya
Mereka menatap nanar ke arah jasad yang terbujur kaku dengan luka bakar di sekujur tubuhnya dan juga ikat pinggang yang langsung menyatu dengan kulit Jatmiko
"Bin.. ayo pulang" rengek Lingga yang mulai menangis
"Iya ayo, gue bantu mereka bawa jasad Jatmiko dulu ya" jawab Bintang
"Nggak! Gue mau pulang sekarang" jawab Lingga
Mereka akhirnya pamit untuk pulang setelah ketegangan yang terjadi di tempat salah seorang warga, bahkan Lingga masih terlihat Shok ketika dia sampai di rumah Bintang
"Ngga, Lo nggak boleh langsung tidur, Lo harus mandi dulu dan pakai garam ini di air mandi Lo atau Lo usapkan saja sedikit di badan Lo" ucap Bintang
"Gue mau mandi bareng Lo bin, gue takut, apalagi gue juga nggak tahu caranya" rengek Lingga
"Kak Lingga kenapa? Datang datang langsung mirip kucing di atas pohon, nempel banget sama suami Silvi?" Tanya Silvia meledek
"Ini semua gara gara suami kamu Silvia! Pokoknya kak Lingga nggak mau tidur sendirian disini" jawab Lingga tegas dengan badan gemetar
"Ayo gue mandiin Lo supaya Lo nggak kepikiran lagi, sama gue bacakan mantra sekalian supaya Lo nurut sama gue" ajak bintang terkekeh
"Bi sumi belum pulang ma?" Tanya Bintang
"Belum pa, katanya mau mampir dulu ke rumah kang Herman" jawab Silvia
"Loh, rumahnya kang Herman kan nggak ada keluarganya dan kang Herman cuma tinggal sendiri" ucap Bintang terkejut
"Katanya sih ada paman dan bibinya yang datang dari kampung sebelah" jawab Silvia
"Dimas?" Tanya Bintang
"Sudah tidur di kamarnya" jawab Silvia
Di rumah Herman
"Paman dan bibi sepertinya tidak jadi kesini sum, ayo aku antar kamu pulang saja" ucap Herman yang sudah dua jam menunggu paman dan bibinya tapi belum datang juga
"Iya kang, Sumi juga takut kalau nanti non Silvia dan den Bintang khawatir" jawab Sumi
Namun saat mereka keluar rumah, mereka berpapasan dengan pak RT dan juga warga lain yang baru pulang mengurus jasad Jatmiko
"Kalian berbuat mesum di kampung ini ya!" Bentak salah seorang warga
Bersambung
padahal ceritanya bagus.
gw demen.
lancar ampe tamat ye