kinandhita chintya.wanita 24 tahun yang cantik dan sukses dalam karir nya.hidupnya bergelimang harta,bahkan sudah bertunangan dengan lelaki tampan,pujaan para wanita.namun seketika hidupnya berubah,disaat ia mengalami kecelakaan tunggal, dan entah terdampar dikehidupan yang sama sekali tak pernah ia bayangkan. keadaan semakin rumit,karena ia tidak mengingat apapun.AMNESIA ??.apakah ini takdir yang baik untuk nya?.apakah kehadiran pria sederhana,mampu meluluhkan hatinya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kanara yumna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Draft
Setelah makan dengan porsi yang banyak,Kinan pun merasa dirinya kembali bertenaga.
Ia sempat tertunduk malu,karena merasa sebagai tamu yang tak beretika.Bayangkan saja nasi 2 piring, sayur yang harusnya untuk 3 orang,2 potong ayam dan beberapa perkedel jagung habis olehnya.Bu Indah dan Nina sempat melongo,namun kemudian tersenyum saat Kinan melirik mereka.
"Bersihkan dirimu, ni pakai pakaian ku" Nina menyodorkan tas kain khas belanja di minimarket itu pada Kinan.
"Tenang saja,pakaian dalamnya baru kok"
Kinan tersenyum, "Terimakasih" ucapnya lalu menuju kamar mandi yang diarahkan oleh Nina . Setelah terdengar gemericik air dari dalam kamar mandi,Nina segera mendekati Bu Indah.
"Bibi,kenapa perempuan itu bisa nyasar kerumah Bibi.Dia jelas bukan warga kampung sini,kampung sebelah atau sebelahnya lagi.Coba lihat pakaiannya,walaupun lusuh ada merek guccci.Jam tangannya pun merk roleks !"cerocos Nina.
Bu Indah yang tak terlalu mengerti,fokus mencuci piring hingga selesai.
Tak lama pintu kamar mandi terbuka.Kinan keluar dengan tubuh bersih dan pasti wangi.Daster selutut pink gambar kelinci itupun membuat ia terlihat semakin cantik.Kaki mulusnya pun kini terlihat,namun daerah betis kanan terlihat merah karna memar.Tangan putih itu pun ada beberapa goresan.Dan terasa cukup perih saat mandi tadi.
"Kenapa cantik sekali,kamu bukan bidadari yang jatuh di teras rumah kami kan ??"Nina menghampiri Kinan dan meraih tangannya.
Kinan hanya tersenyum kikuk,namun kepalanya mendadak berdenyut hingga tubuhnya sedikit oleng.Bu Indah pun segera menahan tubuh Kinan.
"sebaiknya Neng cantik istirahat saja,mari ibu antar kekamar"ucapnya sembari menuntun Kinan hingga berbaring dan menyelimutinya.
"Bi,kenapa perempuan itu cantik banget "Nina berjingkrak jingkrak dengan kedua tangannya memegang lengan si bibi.
"Apa Bibi angkat saja ya,Neng cantik itu jadi anak Bibi "Bu Indah yang memang ingin sekali punya anak perempuan,tapi tidak kesampaian.
"Bukan anak Bi,tapi jadikan Neng cantik itu menantu "
**
Kinan mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi.Hujan deras disertai kilat dan petir saat itu,tidak membuatnya mengurangi kecepatan mobil yang ia pacu.Sesekali ia menyeka airmata yang cukup mengganggu pandangannya.
Dadanya terasa amat sesak,entah apa yang ia tangisi.Disaat mobil menuruni jalanan yang cukup curam dan tikungan tajam,Kinan hilang kendali.Jalanan yang hanya dapat ia lihat dengan pandangan terbatas,membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas.
Saat jalan didepan berbelok tajam kearah kanan menuju jembatan.Kinan pun menabrak sisi pagar jembatan tersebut kemudian jatuh kebawah dengan mobil yang beberapa kali terguling hingga akhirnya tercebur kesungai.
Kinan terbangun,nafasnya terengah dengan peluh bercucuran.Mimpi yang baginya terasa nyata sekaligus menakutkan.Kinan mencoba menenangkan diri.untungnya kepalanya tidak pusing lagi.
Ia merasa badannya lebih segar dari semalam.Aroma kamar yang ia tempati sungguh membuatnya cukup rileks.Bahkan wangi bantal dan guling membuatnya ingin tidur lagi.Namun ia merasa sangat haus,dan terpaksa bangun menuju dapur.
Ternyata sudah jam 6 pagi,Bu Indah terlihat memasak sesuatu,dan Nina sedang memotong tahu dan tempe ukuran dadu.
"Pagi Neng,nyenyak tidurnya??.gimana,masih pusing gak ?" .tanya Nina.
"Sini duduk,itu Nina sudah bikin teh panas " lanjut Bu Indah sembari menunjuk teko didekat Nina, masih sibuk dengan menggoreng ikan ,dan menumis kangkung.
" Hmmm....iya Bu "jawab Kinan sedikit canggung