Dalam pengejaran, Elenio terjebak disebuah perkampungan dan bertemu dengan Zanna. Keduanya berakhir tinggal bersama. Elenio yang terlihat cool, ternyata sangat menyebalkan bagi Zanna, membuat cewe itu terus saja naik pitam dibuatnya. Namun ternyata kisah mereka tak sesimple itu. Orang-orang yang berhubungan dengan tempat Elenio berasal mulai berdatangan, mengacaukan ketenangan Elenio membuat cowo itu kembali ke kota asalnya bersama Zanna dan kisah yang sebenarnya pun dimulai.
Kisah Elenio Ivander Haidar dan Zanna Arabelle Jovita. Yang penuh teka-teki dengan dibumbui kisah-kisah manis ala percintaan remaja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4
Zanna memandang Elenio. Dia pun tampak kebingungan, mau diapakan cowo di depannya ini. Meski tampak ragu, Zanna mengajak Elenio untuk mengikutinya.
"Ikut gue sini," ajaknya.
Zanna menutup pintu ruang belakang dan mematikan lampu. Berjalan beberapa langkah diikuti Elenio, Zanna kemudian berhenti begitu pun Elenio di depan dua pintu kamar yang saling berhadapan.
Zanna menunjuk salah satu pintu, "Eummm, lo tidur di sana," ucapnya.
Elenio menatap pintu itu, lalu melirik Zanna. "Gue kira lo mau ngajak gue tidur bareng," ucapnya tengil. Sengaja untuk menghilangkan keresahan pada diri Zanna.
Zanna mendengus jengkel. "Sialan lo, najis!"
Elenio terkekeh, lalu buru-buru masuk kamar yang ditunjuk Zanna tadi. Sedangkan Zanna sendiri mengelus dadanya, mencoba sabar menghadapi tingkah Elenio yang menyebalkan.
Zanna memasuki kamarnya dengan sedikit menggerutu. "Sialan, tampang doang subhanallah. Gue kira dia kalem, cool. Eh, ngeselinnya minta ampun! Udah gitu mesum lagi! Sialan!"
Cape menggerutu, Zanna memilih bergelung dengan selimutnya. Semoga saja dia bisa menghadapi Ibunya besok.
Disisi lain, Elenio tampak memperhatikan sekeliling kamar yang ia masuki. Ada lemari pakaian yang tak terlalu besar lengkap dengan cermin, lalu sebuah kasur busa.
"Lumayan lah untuk kamar di daerah perkampungan gini," gumam Elenio, lalu melepas sepatunya dan segera berbaring.
Bukannya langsung tidur, Elenio tampak memikirkan berbagai hal dalam kegelapan ini, kebetulan dia tidak menyalakan lampu tadi.
Tak lama Elenio menghembuskan nafas lelah.
"Sudahlah, besok akan gue urus," katanya mencoba meyakinkan diri sendiri.
......................
Keesokan paginya...
Zanna keluar dari kamarnya, lalu menuju kamar mandi dan kebetulan melewati meja makan dan dapur. Merasa ada sesuatu yang aneh, Zanna menoleh ke arah meja makan, dan betapa terkejutnya dia mendapati Elenio duduk di kursi sambil bercanda ria dengan Ibunya. Seketika Zanna tertegun, padahal perkiraannya akan ada keributan pagi ini, tapi lihat ini diluar ekspetasinya.
Loading... Loading... Loa-
"Ngapain kamu berdiri di situ Zanna? Bukannya langsung mandi! Mentang-mentang lagi haid bangun seenaknya aja udah siang gini, gak malu kamu ada cowo ganteng gini?" omel Ibunya.
Zanna langsung mengerjap, ia menunjuk Elenio dengan jari telunjuknya lalu menatap Ibunya.
"Kok Ibu bisa akrab sama dia?" bingungnya
"Ya iyalah! Gue kan ganteng, nyenengin! Jadi Ibu lo suka lahhh." Kalimat songong itu jelas bukan terlontar dari mulut Ibunya, melainkan dari cowo yang kepedeannya udah overdosis walau emang yang diucapin kenyatan sih! Eh?
Seketika raut kebingungan Zanna berganti dengan raut kesal. Dia menurunkan jari telunjuknya. "Pede banget sih lo gila!"
"Zanna..." tegur Ibunya penuh penekanan, membuat wajah Zanna tertekuk.
"Udah sana mandi, gak mau sekolah? Lihat tuh penampilan kamu, gak malu apa ada anak cowo?" lanjut Ibunya mengomel.
Zanna mendengus. "Udah cantik mah mau gimana pun juga tetep cantik kali Bu!"
"Yeee pede lu!" ejek Elenio. Bisa narsis juga si Zanna, pikirnya.
Zanna seketika menatap Elenio. "Dih sirik lo!" balas Zanna tak mau kalah.
"Zanna udah sana mandi!" tegur Ibunya
"Iya-iya!" kesal Zanna sambil mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi.
Elenio terkekeh melihat tingkah Zanna dan itu tak luput dari perhatian Ibunya Zanna.
"Suka ya sama anak Tante?" godanya
Elenio menoleh terkejut, kemudian terkekeh. "Gak Tante, lucu aja kalau lihat dia marah," balasnya.