Visual Cast bisa cek Tiktok @Raline_Story 94
Menceritakan kisah wanita muda yang baru menyelesaikan pendidikan Spesialisnya dikairo. Ia terpaksa harus menikahi seorang CEO yang kejam, dan tidak tersentuh. Pria itu adalah calon suami kakaknya. Ia terpaksa menjadi wanita pengganti di pernikahan mereka. Karena sang kakak yang memilih kabur tepat dihari pernikahan mereka.
Ayyura dan Aydeen pernah bertemu berapa tahun yang lalu di Newyork sebelum Ayyura menutup dirinya seperti ini. Ayyura seakan tidak mengingat wajah Aydeen sama sekali. Sedangkan, Ayyura sudah mengenakan cadar saat ini, otomatis Aydeen belum bisa mengenali wajahnya Yura sekarang.
Yang penasaran bagaimana kelanjutannya?
silahkan dibaca gaes ..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4 Ikut Suami
Keesokan harinya, mereka sudah pulang
ke Mansion mewah miliknya Tuan Fahri.
Saat sedang berkumpul diruang keluarga, Aydeen mengumpulkan keberaniannya, untuk berbicara dengan kedua orang tuanya itu.
Dia dan Ayyura sudah mantap, akan pindah rumah hari ini juga. Ia tidak ingin berlama lagi tinggal satu atap dengan kedua orang tuanya. Sebab jika mereka masih berada ditempat yang sama dengan kedua orang tuanya, semua gerak gerik ia dan Ayyura akan selalu diperhatikan oleh Abi dan juga Maminya.
"Abi, Abang ingin mengatakan sesuatu".
"Iya, ada apa nak"? jawab Fahri.
"Abang dan Ayyura akan pindah hari ini".
Hanna yang sejak tadi diam mengerutkan keningnya, kenapa harus pindah, pikirnya.
"Pindah kemana Bang"? sela Hanna tidak suka.
"Pindah ke rumah baru Abang Mam".
"Rumah baru Abang"? tanya Fahri mulai heran.
"Iya, Abang sudah membangun mansion dipinggir kota, memang tidak sebesar mansion miliknya Abi, tapi disana cukup terasa nyaman dan tenang".
jawab Aydeen hati-hati.
"Kenapa harus pindah Bang"? tanya Hanna lagi.
"Karena kita mau mandiri Mam, kita juga ingin saling mengenal lebih jauh". cicit Aydeen.
Matanya sudah melirik sang istri yang sedari tadi hanya diam tidak bicara apapun.
"Sayang, apa benar begitu nak"? tanya Hanna kepada menantunya.
"Hmm, iya benar Mam". jawab Ayyura pelan.
"Disana kita bisa belajar hidup berdua mam".
"Jarak kekantor Abang juga tidak terlalu jauh, dan Ayyura juga akan Abang rekomendasikan ke rumah sakit terdekat disana nanti". jawab Aydeen.
"Ayyura juga akan bekerja disana"? sahut Hanna.
"Iya mam, kasihan jika Ayyura hanya dirumah".
"Bukan itu maksud mami, setahu mami Yura sudah dapat rekomendasi dari Mesir waktu itu, bukan begitu sayang"? tanya Hanna kembali pada Yura.
"Benar mam, tapi sudah Yura batalkan".
"Karena sekarang Yura sudah menjadi istrinya Bang Aydeen, jadi kemanapun Bang Ay pergi".
"Jika diperbolehkan Yura akan ikut mam". jelasnya.
"Masya Allah sayang, tentu saja boleh dong".
"Mami turut senang mendengarnya, Alhamdulillah jika Yura sudah membatalkan kerja sama dengan pihak disana. Mami yakin dimanapun Yura bekerja,
Kamu akan menjadi Dokter muda yang hebat, semoga Yura betah ya ditempat yang baru". ujarnya dengan mata yang sudah berbinar.
"Bang, cuma satu pesan Abi buat Abang".
"Ayyura sudah menjadi tanggung jawabnya Abang sekarang, kami juga tidak berhak ikut campur dalam urusan rumah tangga kalian, tapi sebagai orang tua, Abi ingin Kamu belajar menjadi suami serta imam yang baik untuk Ayyura saat ini".
"Abi tahu maksud dan tujuan Abang ingin cepat pindah dari sini, karena Abang tidak ingin terlalu di awasi oleh Abi dan juga mami kan". tukas Fahri.
Glek .. Aydeen meneguk saliva nya.
Seakan tersindir dengan ucapan Abinya barusan.
"Ayyura memang istri Abang, tapi ia putri mami juga. Anna dan Tuan Abbas sudah menitipkan Yura kepada Abi dan juga Mami".
"Jika sampai Abang ketahuan, memperlakukan Yura tidak baik selama tinggal sama Abang, mami tidak akan pernah memaafkan Abang"! ucap Hanna tegas kepada putra sulungnya itu.
Ayyura yang sejak tadi diam, tersenyum simpul di balik cadar yang ia kenakan saat ini.
Aydeen benar-benar kena skakmat oleh kedua orang tuanya. Aydeen memang sedari kecil sudah dididik tegas dan keras oleh Fahri dan Hanna.
Fahri sosok laki-laki yang memegang teguh prinsip Agamanya. Karena ia masih keturunan salah satu khalifah di Arab. Sedangkan Hanna sendiri dirinya memang terlihat seperti wanita modern. Sejak kecil ia hidup dan dibesarkan di Australia.
Namun semenjak, Hanna menikah dengan Fahri hidupnya langsung berubah. Hanna merubah semua penampilannya, dari segi bahasa, tutur kata, cara berpakaian, ia benar-benar berubah, pasalnya dia telah menjadi seorang muallaf 30 tahun yang lalu sejak menjadi istrinya seorang Fahri.
Mereka mempunyai seorang putra tampan dan 2 putri yang sangat cantik. Kedua putrinya sedang menempuh pendidikan di Turki. Mariam sedang melanjutkan pendidikan Magisternya, Jurusan Hukum Islam. Sedangkan Azzahra sendiri sedang berjuang, menyelesaikan pendidikan Dokter spesialisnya, sama halnya seperti Ayyura.
Bahkan Ayyura sendiri lebih muda satu tahun dari Zahra, jadi dia mempunyai dua adik ipar yang usia berada diatasnya, namun tetap saja mereka akan memanggilnya sebutan kakak ipar.
"Insya Allah Abang akan berusaha menjadi suami yang baik buat Yura mam". jawab Aydeen pelan.
"Yura sayang, Kamu wanita yang baik, anak yang cerdas, dan juga anak yang soleha".
"Jika nanti, selama Kamu berada satu atap bersama Aydeen, Yura merasa tertekan atau tidak nyaman. Sebagai seorang istri Kamu berhak nak, untuk bicara dan mengutarakan semua pendapatmu".
"Aydeen memang suami Kamu, yang harus Kamu patuhi dan taati, tapi sejatinya seorang suami tidak akan pernah membuat istrinya hidup menderita dan sengsara. Selama 30 tahun mami hidup bersama Abi kalian, tidak pernah sedikitpun Abi kalian berkata keras apalagi sampai menyakiti hati Mami".
"Abi selalu mengutamakan kebahagiaan istrinya, karena semua kelancaran hidup suami ada pada keikhlasan hati seorang istri".
"Aydeen memang anaknya Mami, ia wajib berbakti kepada Mami sebagai ibunya, tapi untuk membahagiakan, itu ada pada Yura, Abang wajib membahagiakan istrinya Abang. Jika istri Abang saja tidak merasa bahagia hidup bersama Abang. Bagaimana dengan kelangsungan rumah tangga kalian nanti kedepannya"? nasihat Hanna lembut.
Ayyura tertegun dengan semua nasihat dari mami mertuanya itu, alangkah beruntungnya ia bisa mendapat mertua sebaik Fahri dan Hanna.
Aydeen hanya bisa diam dan menunduk, jika sang Mami sudah berbicara seperti itu, tandanya ia sedang khawatir dan juga waspada dengan rumah tangga putra nya sekarang ini.
"Yasudah, kalau begitu Abi izinkan kalian untuk pindah rumah, semoga Allah selalu melindungi pernikahan kalian berdua, kami berdua hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kalian, dirumah baru kalian berdua nanti". ucap Fahri lembut.
"Terimakasih Abi, Insya Allah Abang akan selalu mengingat semua nasihat dari Abi dan Mami. Semoga kedepannya, semuanya bisa berjalan dengan baik". balas Aydeen.
"Yura sayang, Kamu baik-baik ya disana nak".
"Ingat pesan-pesan Mami semalam, hmm". ucap Hanna lembut sambil tersenyum pada menantunya.
"Yura jangan sungkan ya nak, jika ada apa-apa cepat beri kabar Abi dan Mami disini". titah Fahri tegas.
"Maaf kami tidak bisa ikut mengantarkan kalian berdua pindah kerumah yang baru".
"Abi ada perjalanan bisnis ke Brunei hari ini, dan Mami seperti biasa, akan ikut menemani kesana". ucap Hanna tidak enak hati kepada Ayyura.
"Tidak apa-apa Abi, Mam, Insya Allah Yura akan baik-baik saja disana, selama ada Abang Aydeen, Insya Allah semuanya akan baik-baik saja".
"Hmm, Kamu memang wanita yang baik nak,
tidak salah mami memilihmu sebagai istri putra satu-satunya Mami ini". ucap Hanna.
Hanna pun memeluk erat menantunya itu.
Aydeen hanya diam tidak menjawab apapun.
"Jaga Yura baik-baik ya Bang, ingat sekarang Yura adalah tanggung jawabnya Abang"! lagi-lagi Hanna berbicara tegas kepada Aydeen putra nya.
"Hmm iya mam". lirih Aydeen pelan.
Fahri pun memeluk putra kesayangan nya itu.
"Nak, Kamu sekarang adalah seorang suami".
"Suami adalah pemimpin rumah tangga, bebanmu sekarang sudah mulai berat nak, Allah akan mulai memperhitungkan setiap apa yang dilakukan Abang, Kebahagiaan istri ada pada suaminya, kebahagiaan suami juga ada pada istrinya".
"Jadi jika salah satu dari kalian tidak bisa memberi kebahagiaan, bagaimana Allah memberi ridho dan rahim nya kepada rumah tangga kalian".
"Baik Bi, Abang akan mencoba dan berusaha sebaik mungkin untuk bisa membahagiakan istri Abang". jawab Aydeen dengan gugup.
"Abang sudah membuktikan, jika Abang bisa dan mampu menjadi pemimpin yang baik di perusahaan, sekarang buktikan kepada Abi dan Mami, Abang juga bisa dan mampu menjadi pemimpin yang baik dalam rumah tangganya kalian". ujarnya kembali.
"Baik Bi, Mam, akan Abang usahakan". jawab Aydeen lemah. Kali ini ia benar-benar dituntut menjadi suami serta imam yang baik untuk istrinya, Ayyura.