NovelToon NovelToon
Give Me A Clue: Why Should I Stay Alive?

Give Me A Clue: Why Should I Stay Alive?

Status: tamat
Genre:Tamat / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan / Masuk ke dalam novel / Roh Supernatural / Fantasi Wanita / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: And_waeyo

[ARC 1] Demallus-Hellixios-Rivenzha

Seorang perempuan terbangun di dunia lain dengan tubuh orang asing. Tak cukup dengan tak mengingat kehidupannya di masa lalu, sejak ia datang ke dunia itu, situasinya kacau.

Di kehidupan itu, nyawanya juga akan hilang hanya dengan satu kata dari seorang raja atau kaisar.

Namun, ia menemukan berbagai hal luar biasa dalam perjalanan, seperti makhluk sihir, teman seperjalanan yang menarik, dan alasan sekecil apa pun untuk bertahan hidup.

Meski tak terlalu dihargai, ia juga tak begitu peduli. Tapi kegelapan tak diketahui perlahan memanggilnya. Seolah memaksa melukai orang-orang yang mulai ia anggap berharga.

"Jika Anda menimbulkan kekacauan dan pergi ke jalan kegelapan di masa depan. Apa Anda bersedia membunuh diri Anda sendiri?"

Akankah kematian menjadi satu-satunya hal yang menunggunya lagi?

Give Me a Clue: Why Should I Stay Alive?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon And_waeyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 4. Kerajaan Hellixios

Nexa masih berusaha mencerna keadaan. Hal yang jelas adalah nyawanya berhasil diselamatkan, untuk saat ini.

"Ah, nama saya Axena. Saya adalah seorang penyihir kerajaan. Sementara itu, dari urutan paling kiri, Tuan Aluka, petinggi Expell, Tuan Vielran, seorang pengawal pribadi pangeran, dan pangeran ke lima kerajaan Hellixios, yang mulia pangeran Celarion."

Seorang penyihir? Kesatria? Bahkan pengeran?!

Apa yang ia alami sebelumnya? Nexa pikir lebih baik berusaha mengingat apa yang terjadi sebelum ia tiba di tempat ini. Benar, jelas dia adalah seorang perasuk.

"Apa ..., ini bukan Demallus?" tanyanya memastikan.

"Bukan, ini kerajaan Hellixios. Ksatria kami membawa Anda ke sini."

Nexa menganggukkan kepala, ia memejamkan mata sesaat dan menghela napas pelan. Saat menggerakan tangan, perempuan itu menyadari bahwa tangannya dirantai, dan rantainya terhubung ke dinding.

"A-apa ini? Apa saya aman di sini? Kenapa saya dirantai?" ucapnya formal.

Mereka saling bertukar pandangan, lalu menatap ke arah perempuan itu lagi.

"Kami harus memastikan bahwa kau bukan ancaman sebelumnya. Tapi kami tidak bisa melakukan hal itu saat kau tak sadarkan diri." pangeran Celarion berbicara agak santai.

"Saya bukan orang jahat." Nexa tetap berusaha formal, karena mungkin di sini posisinya hanya seorang rakyat biasa, kemungkinan buruk bisa saja dianggap penjahat.

"Hanya orang tidak waras yang mengaku dirinya seorang penjahat." Seseorang berucap di belakang membuat perhatian mereka teralih.

Nexa langsung salah fokus pada rambutnya yang berwarna merah darah, pria itu baru masuk tapi Nexa tidak tahu kapan dia masuk karena tidak mendengar suara pintu dibuka. Ia juga datang bersama seorang wanita yang rambut merah tua panjangnya diikat asal, satu lagi seorang pria yang rambutnya panjang, agak berantakan, dan berwarna perak pudar namun sedikit berkilau.

Pria berambut merah darah itu menatap tajam ke arah Nexa sambil melangkah mendekat.

"Perhatikan tata kramamu, di sini ada keluarga kerajaan!" tegur wanita berambut merah di sampingnya.

"Maaf, yang Mulia. Izinkan kami menyapa Anda, salam untuk keturunan agung raja, yang mulia pangeran kelima, pangeran Celarion," ucap pria berambut merah itu sambil meletakan tangannya di dada kiri, begitu juga dengan dua orang di sebelahnya.

"Aku menerima salam kalian. Tidak perlu terlalu formal, kau memperlakukanku seperti orang asing."

"Tidak, pangeran, Anda terlalu bermurah hati. Ksatria Haleon seringkali bersikap tidak hormat. Dia harus didisiplinkan," ucap perempuan berambut merah, namanya Damatriss.

"Benar sekali Yang Mulia, saya secara pribadi meminta maaf atas ketidaksopanan kami yang menerobos masuk kemari, tetapi kami beberapa kali ditahan di bawah saat mencoba masuk lewat pintu depan," ucap pria berambut perak.

"Diam saja, Damatriss, Kaltaz," ucap Haleon.

"Kalau begitu kenapa kalian kemari?" tanya pangeran Celarion.

"Saya perlu menanyakan beberapa hal pada perempuan itu." Haleon menatap Nexa dengan tatapan tak bersahabat sesaat.

"Kesatria Haleon, beliau adalah utusan agung," kata Axena.

"Lalu apa?"

"Hei hentikan sikap tidak sopanmu!" ucap Damatriss sambil menjitak belakang kepala Haleon.

"Maaf, Nona Axena, saya harap Anda dapat memaafkan ketidaksopanan kesatria Haleon," ucap Kaltaz dengan ekspresi menenangkan.

Pangeran Celarion menghela napas. "Bagaimanapun, kali ini kalian akan dimaafkan karena kontribusi besar kalian di bagian divisi khusus. Meskipun aku menganggap kalian teman, tapi ini tidak boleh terjadi lain kali."

"Sebaiknya kita segera melakukan pemeriksaan, Yang Mulia, kita tak bisa mentoleransi gangguan," ucap seorang pria yang dikenalkan Axena sebagai petinggi Penjara Expell, yaitu Aluka.

"Jenderal kesatria sedang melakukan ekspedisi mendadak bersama tim khusus berhubungan pasca bulan hitam. Selain ada yang hal perlu kami pastikan, kami di sini untuk memenuhi tugas sebagai perwakilan kesatria utama, yang berada langsung di bawah perintah jenderal untuk pemeriksaan utusan agung," jelas Kaltaz. Sikapnya lebih dewasa dan terlihat bertanggung jawab daripada Haleon di saat seperti ini.

"Kalau begitu situasinya pasti cukup buruk. Bagaimanapun, kita akan membicarakan hal itu nanti dan melakukan pemeriksaan lebih dulu," kata pangeran, ia menatap Axena dan wanita itu mengangguk seolah mengerti maksud apapun di balik tatapan pangeran.

Mereka beralih menatap ke arah Nexa. "Nona utusan agung, saya akan melakukan pemeriksaan. Cara ini dilakukan dengan melihat ingatan, Anda mengizinkan saya melakukannya?"

Melihat ingatan? Tunggu dulu! Bagaimana jika nanti ia tahu kalau Nexa bukan orang yang berasal dari dunia ini? Pikirnya.

Apakah nyawa Nexa akan berada dalam bahaya yang lebih parah? Tapi jika ia menolak, ia juga akan dicurigai dan dianggap musuh kan?

"Sebenarnya ..., saya tak mengingat banyak hal tentang diri saya. Saya tak yakin apakah ini akan membantu."

Bagaimanapun itulah yang terjadi. Ingatannya dikehidupan sebelumnya juga tidak utuh. Selain itu, ingatan pemilik tubuh ini juga sepertinya banyak yang tak ia ketahui.

"Tidak apa-apa. Kita akan melihat apa yang ada. Umumnya, jika melihat ingatan, seorang penyihir tingkat atas bisa melakukannya tanpa izin pemilik. Tapi di beberapa kasus, kami tidak bisa melihatnya karena perlindungan memori sihir pemilik lebih kuat sehingga terjadi penolakan yang juga dapat melukai jiwa penyihir khusus sekalipun. Jadi, akan lebih baik Anda tidak menolak."

"Aku perlu memberitahu, kau tidak diperbolehkan menolak ini. Kami perlu menggali ingatanmu untuk memperoleh informasi kau berada di pihak mana, jika tidak, kami tidak bisa menjamin keselamatan kedua belah pihak," ucap pangeran Celarion.

Ini memang tak bisa Nexa hindari. Perempuan itu menghela napas, lalu menangguk. "Aku mengizinkannya."

Axena memegang kedua tangan Nexa, ia memintanya santai dan memejamkan mata. Nexa hanya mengikutinya. Perlahan ia merasakan sesuatu yang hangat mengalir di tubuhnya. Tapi itu tak berlangsung lama, Nexa juga merasakan rasa dingin keluar dari tubuhnya.

"Bangun! Bangunlah!"

Nexa tersentak dan membuka mata, ia mengambil napas dalam. Damatriss sedang melakukan sesuatu seperti penyembuhan pada Axena yang terbatuk mengeluarkan darah.

Haleon memegang tangan kanannya, sementara Kaltaz memegang tangan bagian kiri.

"Apa yang kau lakukan?! Bukankah kau seharusnya tidak menolak?!" cengkraman Haleon di pergelangan tangan Nexa semakin kencang membuatnya meringis sakit.

"Ksatria Haleon, kau harus mengendalikan dirimu," ucap pangeran Celarion.

Axena terlihat lebih baik, ia berhenti terbatuk.

"Saya tidak apa-apa. Saya tidak bisa menangani ini. Seperti yang sudah saya duga, ini hanya bisa dilakukan penyihir agung. Saya pernah mendengar bahwa utusan agung terdahulu memiliki dua pintu ingatan. Tidak seperti kita. Saya tidak bisa memasuki keduanya karena satu pintu terkunci, dan pintu lain ...."

Axena tampak ragu melanjutkan ucapannya. Nexa tak tahu apa yang terjadi, selalu begitu. Ia bahkan tampak bingung membuat Haleon mendecak kesal.

"Perwujudan roh nona utusan agung menyerang saya sebelum saya bisa memasuki pintu."

"Apa?" Nexa mengernyitkan kening karena merasa tak melakukan itu.

"Bukankah kau sudah diizinkan?" tanya Aluka.

"Dia pasti sengaja melakukannya." Haleon menyudutkan Nexa.

"Saya tidak melakukan apa-apa," katanya membela diri.

"Kau bahkan mencekik penyihir Axena, kau tidak bisa mengelak, kami semua melihat itu," desis Haleon tajam.

"Saya benar-benar tidak tahu."

"Saya rasa itu hanya perwujudan perlindungan diri yang tinggi. Perlindungan sihir alam bawah sadar ..., jika memang Nona tidak melakukannya, berarti tubuhnya yang bertindak di luar kesadaran."

"Bahkan dia tidak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri?" Haleon jelas sarkas.

Hei! Ini bahkan bukan tubuhnya! Nexa rasanya ingin melayangkan protes sambil berteriak, tapi tak mungkin.

"Tapi seharusnya roh pelindung memori sihir Nona tidak menyerang saya. Itu hanya berarti bahwa Nona memang utusan agung dan harus ditangani oleh penyihir agung. Hanya itu yang bisa sampaikan saat ini."

Pangeran Celarion mengangguk. "Untuk saat ini, Nona utusan Agung akan ditempatkan di salah satu ruangan petinggi Menara Expell, dan tidak diperbolehkan keluar. Aku akan menyerahkan pengurusan pada Tuan Aluka. Lalu memberikan laporan pada baginda raja."

"Apa kami boleh menanyakan sesuatu pada nona utusan agung?" tanya Kaltaz.

Ia dan Haleon bahkan belum melepaskan tangan Nexa. Selain dirantai oleh rantai panjang, ia juga dipegangi erat oleh mereka, seolah akan mengamuk jika lepas.

"Katakan saja, apa yang ingin kalian ketahui. Aku harap nona utusan agung tidak keberatan menjawab mereka."

"Tidak, tapi alangkah baiknya jika mereka bisa melepaskan saya. Saya juga tidak akan melakukan apa-apa."

"Terima kasih, Nona."

Kaltaz dan Haleon melepaskan tangan Nexa. Lalu, Kaltaz mengeluarkan sesuatu dari balik jubahnya.

"Apa Nona mengetahui siapa pemilik liontin ini?" tanya Kaltaz menunjukkan sebuah liontin yang cukup familiar.

Nexa merasa familiar, ia memang pernah melihatnya.

"Ya ..., saya pikir seseorang memberikannya pada saya saat dalam pelarian malam itu."

"Lalu apa yang terjadi pada pemilik liontin ini?" tanya Kaltaz.

"Saya ..., saya tidak tahu pasti. Tapi dia tertusuk pedang setelah mencoba membantu saya."

Rahang Haleon mengerat.

"Tidak ada kemungkinan dia selamat jika dia memang menyerahkan liontin itu. Dia sudah pasti gugur."

"Siapa yang membunuhnya?" Damatriss melayangkan pertanyaan retoris.

"Saya tidak terlalu mengingat pembunuh itu, tapi waktu itu dia mengikuti saya setelah melewati perbatasan. Lalu kepalanya sudah dilahap monster. Saya pikir itu yang saya ingat terakhir kali sebelum jatuh atau mungkin seseorang mencoba meraih saya saat itu."

Semua orang di ruangan itu diam selama beberapa saat.

"Segera setelah semua kekacauan ini, kita akan mengadakan upacara pemakaman dan penghormatan kepada yang telah gugur dengan layak," ucap pangeran Celarion.

"Kami akan pergi ke istana. Untuk saat ini, lakukan perintahku tadi. Burung Api akan memberikan laporan pada jenderal," lanjutnya.

"Baik, Yang Mulia."

Setelah pangeran Celarion, penyihir Axena, dan pengawal Vielran pergi. Tinggal Nexa, sang petinggi tuan Aluka, dan tiga ksatria.

"Kami undur diri," ucap Kaltaz.

Haleon tak bicara sepatah kata lagi. Mereka bertiga pergi. Kemudian, tuan Aluka memanggil penjaga dan memberikan mereka perintah tentang pengawasan dan penjagaan menara Expell. Sementara Nexa hanya bisa menanti setiap keputusan yang akan dikeluarkan untuk menentukan hidup dan matinya.

1
Iind
suka heran sm penulis yema fantasi,.mereka dapat inspirasi dari mana sih,..bisa banget otaknya nyampe ke tahap itu,🥹🥹🥹..
salut sihhhh...🤩
and_waeyo: Aw makasih dah mampir sayang
total 1 replies
Dòng sông/suối đen
Jadi ingin jadi penulis.
and_waeyo: Ayoo gas nulis😖🪄
total 1 replies
AngelaG👁💜
Hati-hati, kalau terlalu sering baca cerita ini bisa jatuh cinta sama karakternya loh 😆
and_waeyo: Terima kasih, saya sumpahin pada jatuh cinta beneran deh🤍😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!