Dasar dari sebuah pernikahan adalah kejujuran
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pramita rosiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
"Bintara,,,,"
Sambil membelakangi sang kakak terlihat Bintara diam dan enggan membalas sang kakak.
"Oke lo gak perlu membalas gue, tapi gua hanya ingin mengingatkan mengenai kondisi keluarga kita saat ini sedang tidak baik dan gue gak mau kondisi lo ikut memperburuk situasi di rumah ini"
"Kondisi???"
Bintara yang mendengar perkataan kakaknya itu, tiba-tiba saja marah dan berbalik dan mendekati Cakra
"Memangnya kenapa sama gue?, gue gak punya penyakit apapun yang membahayakan keluarga ini"
"Gue gak mau berdebat Bintara!! di bawah ada ayah dan ibu yang berdebat. Gue cuma ingin melindungi Rumi, kalo ayah dan ibu tahu mengenai kondisi lo maka keluarga ini akan hancur dan yang paling buruk jika sampai Rumi tahu maka dia akan kecewa dengan sama lo"
Bintara yang awalnya marah karena ucapan Cakra, seketika terdiam. Tapi itu tidak berlangsung lama karena di langsung membalas ucapan kakaknya itu
"Kondisi keluarga kita saat ini gak ada hubungannya dengan gue, jadi lo gak punya hak untuk mengatur hidup gue!!"
"Gak ada hubungan??, Dengar baik-baik Bintara!! saat rahasia kotor lo terbongkar, maka nama baik keluarga ini akan hancur di mata orang-orang dan itu akan sangat berpengaruh terhadap karir gue!!"
"Pak dokter yang terhormat!! Gue pastikan rahasia yang lo anggap kotor gak akan mencoreng nama baik lo itu!!"
"Baguslah karena gue gak mau di bilang sebagai kakak dari adik yang memiliki perilaku menyimpang yaitu Gay"
Cakra melontarkan perkataan yang sangat mengejutkan dan membuat Bintara tidak bisa mengontrol emosinya sehingga langsung memukuli Cakra dengan brutal. Perkelahian yang terjadi membuat suara bising yang dapat di dengar oleh Rara dan kedua orangtuanya
Arumi yang tadinya tidur langsung terbangun karena mendengar suara keributan di depan kamarnya, dan saat dia membuka kamar dia melihat kedua kakak sedang baku hantam dengan kondisi yang sama-sama terluka. Melihat hal itu Arumi berusaha untuk melerai keduanya
"Kak Cakra, kak Bintara apa yang kalian berdua lakukan!!!" Arumi terus mencoba menghentikan keduanya agar berhenti berkelahi, namun tetap tidak bisa karena keduanya sama-sama kuat. Untungnya perkelahian itu dapat berakhir setelah kedua orangtuanya datang dan memisahkan mereka
"Kak apa sakit??" tanya Arumi
"Kamu bertanya?? Tentu saja sakit"
"Kalau begitu rasakan obat ini"
"Ahhh, ahhh sakit dek, kenapa kamu menekan luka di wajahku??"
"Hehehe kalau begitu bagaimana jika aku pukul lagi pasti lukanya akan sembuh"
"Tidak-tidak!!, bisa-bisa luka ku bukannya sembuh malah tambah parah" ucap Bintara
Arumi mengobati luka Bintara dengan perasaan kesal karena tindakan kedua kakaknya itu, sementara Cakra hanya menatap cemburu dengan tingkah Arumi dan Bintara. Walaupun kesal dan cemburu dia merasa senang karena melihat tawa di wajah kedua adiknya itu.
Tapi senyum itu hilang setelah kedua orangtuanya datang dan mengatakan keputusan mereka
"Hari ini kalian berdua benar-benar sudah melewati batas sehingga kami memutuskan akan tetap berpisah!!"
"Benar kami akan berpisah dan mengenai hak asuh, ayah dan ibu tidak akan memaksa siapapun karena kalian berdua sudah dewasa sementara untuk Rumi kamu bisa memutuskan sendiri mau ikut siapa"
Arumi yang mengira masalah perceraian kedua orangtuanya akan batal ternyata dia salah, dia sendiri tidak bisa memilih siapapun diantara keduanya. Saat semuanya menantikan jawaban darinya, Arumi berdiri dan pergi meninggalkan keluarganya di ruang tamu.
Semua orang di ruangan itu hanya melihat kepergian Arumi tanpa bisa menghentikannya, bahkan Bintara dan Cakra juga hanya diam. Arumi memutuskan berdiam diri di dalam kamar nya dan membiarkan kamarnya gelap tanpa cahaya lampu, hanya ada cahaya bulan dari sela-sela jendela yang menerangi kamarnya. Sementara dia duduk di sudut kamar dengan pandangan yang letih dan pikiran yang pusing karena dia hanya ingin pergi dari sana dan tidak perlu bertemu dengan keluarganya.
Saat hendak memejamkan mata, tiba-tiba ponselnya menerima pesan dan ternyata itu adalah pemberitahuan mengenai komiknya yang mendapatkan banyak komentar suka dari para membaca. Komik pertama yang di buat ternyata dapat disukai oleh para pembaca dan itu adalah kebahagiaan yang sangat dia dambakan.
Saat melihat komentar dari para pembaca yang ingin dia cepat-cepat untuk me up komiknya membuat Arumi kembali bersemangat untuk melanjutkan mimpinya. Sehingga dia telah memutuskan pada malam itu untuk memberikan harapan pada dirinya untuk dapat hidup bebas dan tidak tertekan oleh siapapun.
Arumi mengemas semua barangnya untuk kembali ke asrama kampus dan menulis surat kepada keluarganya sebelum dia pergi
"Ayah, Ibu, kak Bintara, kak Cakra aku tidak memilih siapapun diantara kalian. Aku telah memilih diriku sendiri, aku juga tidak mempermasalahkan siapa yabg menjadi wali asuhku nanti. Tapi yang perlu kalian tahu aku akan tetap melanjutkan mimpi ku dan jangan hubungi aku, seperti biasa aku akan tetap tinggal di asrama kampus. Yang berbeda mungkin kedepannya aku tidak akan pulang ke rumah karena aku tidak tahu yang mana rumahku. Kalian tenang saja, aku dapat membiayai hidupku dengan kemampuan yabg aku miliki. Arumi Artajaya mencinta kalian"
Setelah menulis surat itu, Arumi pergi dari rumah tanpa memberitahu siapapun. Dia pergi ke halte bus dan bersiap untuk perjalanan panjang kembali ke asrama kampus, jika biasanya dia pergi akan di antar oleh ayah atau kakaknya maka untuk kali ini adalah pertama kalinya dia pergi tanpa diantar oleh siapapun.
Flash Back off
Tahun 2019
"Oke Rumi, kejadian itu sudah terjadi satu tahun yang lalu dan sekarang lo ada disini dengan kebebasan yang lo pilih"
"Aku tahu, tapi kata dekan aku harus minta tanda tangan wali asuhku yang artinya aku harus menelepon ayahku. Hal ini sangat sulit untuk aku lakukan"
Semenjak Arumi memutuskan pergi dan tinggal di asrama kampus, kedua orangtuanya tetap memutuskan berpisah dan kedua kakaknya memutuskan untuk hidup mandiri dan hak asuh Arumi jatuh ke tangan sang ayah. Tapi hal itu hanya sebatas tulisan di atas kertas, karena pada kenyataannya Rara tidak pernah mau untuk tinggal ataupun berhubungan lagi dengan ke-dua orang tuanya.
Bahkan dia berusaha untuk hidup mandiri dengan mengandalkan pendapatan dari komik online yang dibuatnya, dan untungnya Arumi mendapatkan beasiswa penuh karena kecerdasannya jadi dia tidak pusing untuk mengurus biaya kuliah.
Walaupun memutuskan untuk lost kontak dengan ke-dua orang tuanya, tapi Arumi masih sesekali berhubungan dengan ke-dua kakaknya walaupun mereka juga tidak pernah bertemu lagi selama 1 tahun belakangan ini.
Arumi yang merasa kecewa hanya tidak ingin bergantung pada orang lain yang dapat membuatnya dikendalikan lagi seperti dulu, jadi dengan hidup mandiri seperti sekarang dia bisa menikmati kebebasan pada hidupnya.
Tapi sepertinya pepatah sejauh mana kamu pergi dan kemanapun kamu melangkah pada akhirnya kamu akan selalu kembali ke awal
Dan seperti sekarang dimana dia harus menemui ayahnya setelah satu tahun tidak pernah memberikan kabar ataupun untuk menelpon. Tentu hal ini menjadi hal yang sangat sulit untuk dilakukan.
"Jadi lo mau mundur dari kesempatan ini?"
"Tentu saja gak,, ini adalah mimpi ku. Untuk masalah ini akan aku pikirkan"
Bersambung