NovelToon NovelToon
AKSARA HARSA

AKSARA HARSA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Percintaan Konglomerat / Angst / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: Heninganmalam

⚠️WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA⚠️


Pernikahan yang tidak didasari oleh rasa cinta memang sangat sulit untuk dijalani. Apalagi dengan seorang yang sudah dianggap sebagai musuh sendiri. Seperti itulah kisah Cassie dan Gavino. Dua orang yang harus terjebak dalam status suami-istri karena perjanjian keluarga mereka. Mampukah mereka mewujudkan pernikahan yang bahagia?

Cassie hanya ingin mengukir kebahagiaan nya.Namun apakah ia bisa di tengah kehidupan yang begitu kejam? Bisakan ia bertahan dengan Gavino Zachary Bramasta?


Start: 8 Juli 2024
End:

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heninganmalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3 - Heartbreak

"Cause I can't."

Kalimat itu keluar begitu saja dari mulut Cassie. Persetan dengan rasa malu atau kata-kata merendahkan yang akan ia dapatkan. Ia benar-benar sudah muak. Perkataan Celline tentang penikahannya dengan Gavino masih terngiang di pikirannya. Ia benar-benar tak siap untuk menyerahkan tubuhnya untuk Gavino.

Namun Gavino justru tersenyum menang melihat keputusasaan di mata Cassie. Pria itu semakin mendekatkan tubuhnya pada gadis itu dan berucap, "Tapi gue udah mutusin buat tetap ngelanjutin pernikahan kita. Siapin diri lo."

"Gav..."

"I don't care, babe."

Pupus sudah harapan Cassie untuk terbebas dari perjodohan sialan ini. Satu-satunya orang yang bisa membatalkan pernikahan mereka hanyalah Gavino, tetapi pria itu malah akan menerimanya.

Hanya tinggal satu bulan lagi untuk mereka lulus dan melaksanakan pernikahan sialan itu. Cassie tak tau lagi apa yang harus ia perbuat untuk membatalkan pernikahannya. Ia sudah menunduk frustasi memikirkan nasibnya.

Namun tiba-tiba sebuah nama terlintas di pikiran Cassie. Aaron Easton Bagaskara. Sekarang hanya pria itulah harapan Cassie untuk bisa keluar dari semua masalahnya. Sepertinya ia tak bisa menunggu pria itu terlalu lama, ia takut jika pernikahannya akan dimajukan.

Dengan harapan yang tersisa Cassie menekan beberapa nomor di ponselnya. Menekan tombol telepon dan mendekatkannya pada telinganya. Sesaat setelah panggilan itu tersambung, senyumnya mengembang.

"Hallo."

Ada balasan dari seberang sana. Namun Cassie sama sekali tak mengenali suara ini. Orang yang mengangkat panggilan nya bukanlah Aaron, melainkan seorang wanita yang tak ia kenal. Cassie langsung menjauhkan ponsel itu, menatap layar benda pipih itu dengan seksama.

Wanita itu tak menelpon nomor yang salah. Namun siapakah wanita yang mengangkat telepon Aaron?

"Aaronnya mana?" tanya Cassie tanpa basa-basi.

"Dia masih tidur karena kelelahan. Ada yang bisa kubantu?"

Masih tidur? Kelelahan? Tidak, apa yang dipikirkan Cassie tidak mungkin benar. Ia menggelengkan kepalanya. Ia yakin jika Aaron tak akan melakukan hal menjijikan itu di belakangnya. Namun suara yang ia dengar selanjutnya meruntuhkan kepercayaannya.

"Baby!"

Suara Aaron masih dapat terdengar oleh telinga Cassie. Ia yakin jika Aaron sedang memanggil wanita yang mengangkat telepon ini. Hanya saja mengapa Aaron memanggil wanita itu dengan sebutan 'baby'? Tidak mungkin sebuah kebetulan bukan.

Cassie sudah tidak dapat berpikir jernih lagi. Ia langsung menutup teleponnya dan membanting ponsel itu dengan kasar. Membiarkan benda pipih yang sudah hancur itu tercecer di lantai.

Sekarang tak ada lagi harapan bagi Cassie untuk mengubah takdirnya. Ia harus siap kehilangan masa depannya untuk menjadi istri dari seorang Gavino dan membayar semua hutangnya pada keluarga yang telah memberikan marga Moon dan membesarkannya.

...-+++-...

"Cheers!"

Setelah satu bulan, hari kelulusan yang dinanti akhirnya tiba. Semua bersorak gembira, menari dan meminum wine mereka untuk merayakan kelulusan mereka. Namun tidak bagi Cassie yang terlihat lesu. Ia hanya duduk di sofa sendirian. Meneguk winenya seraya menonton teman-temannya dari jauh.

Wanita itu masih meratapi nasibnya yang sebentar lagi akan melepas masa lajangnya. Hanya tinggal hitungan hari untuknya bisa menikmati kebebasannya sebagai seorang remaja. Setelah itu ia akan benar-benar menukarkan kebebasannya dengan kelangsungan hidup keluarganya.

Masih terngiang ucapan Lenny, ibu Cassie beberapa hari yang lalu. Saat itu Cassie mencoba untuk mengakhiri hidupnya lagi dengan menyayat tangannya. Kala itu Lenny segera merampas pisau itu dari tangan Cassie dan membalut luka itu agar tidak infeksi.

Lenny yang sudah murka memberikan tatapan tajamnya pada anaknya, "Kau tidak boleh mati, Cassie. Ingatlah tugasmu untuk membalas budi kepada kami. Kau hanya boleh mati setelah tugasmu selesai!"

Cassie hanya dapat menghembuskan napasnya lelah ketika memori itu muncul kembali. Ia kembali meneguk winenya hingga tandas. Alkohol sudah menjadi teman Cassie sejak lama. Karena hanya alkohollah teman yang tak pernah mengkhianatinya.

"Sendirian lo?"

Tiba-tiba Gavino hadir dan duduk di samping Cassie. Namun wanita itu sedang tak berminat menanggapi Gavino. Cassie hanya diam dan meneguk minumannya kembali. Pikirannya sedang kacau saat ini.

Merasa diabaikan membuat Gavino geram. Ia pun mencengkram pipi Cassie dan memaksa wanita itu untuk menatapnya,

"Gue nggak suka dicuekin, apalagi sama wanita murahan kayak lo!"

Belum jadi suami aja udah kasar. Gimana nanti? Cassie membatin.

Wanita itupun menarik napasnya dan menatap Gavino dengan serius, "Gav, kenapa lo nggak bunuh gue aja sekarang?"

"Are you crazy?" tanya Gavino seraya mengangkat sebelah alisnya.

Namun wanita itu menggeleng, "Lo nggak suka kan sama gue? Lo nggak mau kan punya istri cewek murahan? Ya udah, lebih baik lo bunuh gue sekarang biar lo bebas cari perempuan lain yang sesuai sama lo."

Gavino tertawa mendengar usulan Cassie. Sepertinya calon istrinya ini memang sudah gila. Bisa-bisanya wanita itu dengan mudah membicarakan tentang kematian padanya. Seolah kematian adalah lelucon bagi Cassie.

"Gue nggak akan nyakitin lo, Cas. Karena walaupun lo cewek murahan seenggaknya gue bisa ngerasain tubuh lo itu," ucap Gavino menggoda.

Mendengarnya saja sudah membuat Cassie jijik dan ingin muntah. Wanita itu pun beranjak dan menatap Gavino sengit, "Gue udah ngasih lo jalan keluar terbaik tapi lo malah buat gue marah, Gav. Kalau gitu gue yang bakal buat lo nyesel karena udah milih calon istri kayak gue."

Setelah mengatakan hal itu Cassie langsung berjalan meninggalkan Gavino. Namun pria itu dengan cepat menahan tangannya, tepat di luka yang belum sepenuhnya kering. Hal itu membuat Cassie meringis kesakitan. Begitu juga Gavino yang terkejut kala melihat darah merembes dari perban putih itu.

"Are you okay?"

"Gapapa. Lepasin gue!" jawab Cassie seraya menarik tangannya dengan kasar lalu meninggalkan pria itu.

Cassie segera pergi menuju toilet yang sepi. Membuka perbannya dan membersihkan darah itu dengan air mengalir. Setelah selesai, ia mengambil perban lain yang ada di tasnya dan segera membalut lukanya kembali. Ia menghembuskan napasnya setelah selesai kemudian menatap pantulan dirinya pada cermin. Menatap bayangannya yang terlihat begitu menyedihkan.

Kepedihan hidupnya membuat Cassie tertawa. Ia menertawakan dirinya sendiri yang begitu menyedihkan. Untuk kesekian kalinya ia berharap pada Tuhan untuk mengambilnya saja. Menghapusnya dari dunia ini tanpa ada seorangpun yang menyadari.

Namun Cassie sadar, Tuhan juga sepertinya tak menginginkannya. Karena itu Tuhan pun tak sudi untuk membawanya. Ia memang perempuan yang tak akan dicintai siapapun. Cassie segera merapikan kembali dirinya sebelum keluar dari kamar mandi. Namun langkahnya terhenti ketika melihat Gavino berdiri di depan pintu.

Pria itu terlihat bersandar di tembok dan menatap Cassie dengan penuh tanya, "Kenapa lo?"

Cassie benar-benar jengah dengan sikap Gavino. Tak bisakah pria itu mengabaikannya seperti biasanya? Tak bisakah pria itu pura-pura tak tau dan memilih diam? Kenapa harus menanyakan hal simpel yang sangat sulit untuk dijawab? Cassie tak mungkin kan menjawab yang sebenarnya.

Wanita itu menggeleng, "Gue gapapa," singkatnya dan berjalan menjauhi Gavino.

Meninggalkan banyak pertanyaan di pikiran Gavino. Entah siapa dan bagaimana kehidupan calon istrinya itu. Rasa penasarannya membuat Gavino bertekad untuk mencari taunya.

Gue pastiin kalau lo nggak akan bisa seenaknya lagi sama gue, Cas.

1
Ratna Kthv
ceritanya bagus
🥝𝙼𝙸𝚃𝚃²🦕ᵐᵃʳˢᵘᵖᶦˡᵃ🍒⃞⃟🦅
Sedikit masukan, sebaiknya lakukan interaksi dengan pembaca untuk Menarik minat pembaca lain juga mempertahankan pembaca yg sebelum nya.

Dekripsi suasana hati, tempat baik nya lebih di perjelas. Jangan hanya menekankan emosi perkarakternya saja.

Ceritanya sebetulnya Menarik, bisa dinikmati. Cuma sayang aja penggambarannya kurang jelas, Dari bab sekian yg udah kubaca, tiap muncul problem selalunya udah segitu aja, gak di perpanjang. Jadi kesannya kaya kurang pas gitu, lebih di olah lagi biar Kita yg baca beneran geregetan. /Pray//Smile/
Heningan Malam: terimakasih masukkan nya^^
total 1 replies
👁Zigur👁
ak dah mampir. nice story
👁Zigur👁
membara🔥🔥🔥
👁Zigur👁
vape user detected..👍👍👍
🥝𝙼𝙸𝚃𝚃²🦕ᵐᵃʳˢᵘᵖᶦˡᵃ🍒⃞⃟🦅
Pas buat bacaan anak muda, seriuss ini salah satu karya author baru yang rekomenn /Good/
🥝𝙼𝙸𝚃𝚃²🦕ᵐᵃʳˢᵘᵖᶦˡᵃ🍒⃞⃟🦅
Penulisan, tanda baca.
dekripsi, alur, gaya menulis, sama peran perkarakternya itu bagus lohh.

Kulihat, ini tipikal novel yg alurnya cepat yaa.

Lanjutin Terus semangat /Good//Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!