NovelToon NovelToon
Revenge Ends In Love

Revenge Ends In Love

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cerai
Popularitas:27.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: farala

Oleh orang tuaku, aku di jadikan sebagai pelunas utang dan menikahkan ku dengan seorang pria kaya. Tidak ada cinta di antara kami. Suatu malam, tanpa sengaja, aku melakukan one night stand dengan bos ku hingga aku harus mengakhiri rumah tangga ku yang masih berumur jagung.
Ternyata, kejadian malam itu adalah jebakan. Jebakan balas dendam yang membuatku terluka dan trauma.
Lima tahun berlalu, aku bertemu lagi dengannya, bertemu dengan pria yang malam itu membuatku tak berdaya karena sentuhannya. Pria yang sangat aku benci dan ingin aku lupakan.
Tapi pertemuan itu kembali membuatku terseret oleh pesonanya.
Mampukah aku tetap membenci atau justru aku malah jatuh cinta padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 4 : Si bos sakit

Emilia POV

Aku melambaikan tangan ketika Aston martin berwarna hitam itu berlalu dengan kecepatan sedang setelah menurunkan ku di salah satu rumah mewah di kawasan bogenhausen.

Setengah dua belas, itu yang aku liat saat menolehkan kepalaku ke kanan di mana letak jam dinding bergaya klasik itu berada.

" Baru pulang?"

Suara bariton dari arah belakang membuatku membalikkan badan meski terasa enggan.

" Iya." Jawabku singkat.

" Ini hari pertama mu dan kau sudah pulang tengah malam, apa sesulit itu pekerjaanmu hingga harus bekerja lembur?" Tanyanya sinis.

" Tidak juga, hanya saja, aku meninggalkan beberapa pekerjaan seminggu lalu."

Ludwig memasukkan kedua tangannya di saku celana, tersenyum smirk ke arahku ." Tidak profesional sekali." Lalu berlalu meninggalkan ku sendirian yang tak lagi bisa membalas perkataannya.

Aku menghela napas panjang, menjelaskan duduk permasalahannya juga, Ludwig tidak akan pernah peduli.

Aku menjatuhkan tubuh di kasur empuk milikku, aku terlalu lelah hanya untuk berjalan ke kamar mandi sekedar mencuci wajahku yang terasa sangat lengket.

Netraku menatap langit-langit kamar, tidak ada yang ku pikirkan selain nasib ku ke depan.

Sampai kapan aku akan terjebak dalam pernikahan yang tidak sehat ini? Waktu terus berjalan dan aku hanya akan menunggu tua hidup bersama pria yang sama sekali tidak aku sukai.

Aku lelah, bahkan untuk melanjutkan pikiran tak masuk akal ku itu rasanya aku tak sanggup.

Tidur adalah pilihan yang paling sempurna untuk kondisiku saat ini.

*

*

Tidak jauh berbeda seperti kemarin, hari ini, pekerjaan Emilia justru semakin banyak.

Tidak terlihat senyum atau apapun itu setelah Emilia keluar dari ruangan Gerrard. Wajah cantiknya berubah suram kala mendudukkan tubuhnya di kursi kerjanya.

" Benar katamu. Aku rasa Gerrard punya dendam padaku." Emilia mengeluh.

Ini hari keduanya bekerja setelah kemarin di hantam aktivitas yang hampir saja membuatnya menyerah.

Heidi menghampiri.

" Kenapa lagi?"

" Kau liat saja."

Heidi menatap layar komputer Emilia. Matanya terbuka lebar dengan mulut menganga.

" Aku tidak habis pikir, kalian baru bertemu dua kali tapi apa yang sudah dia lakukan padamu? Ckckck." Ucapnya dengan kepala yang di gelengkan pelan ke kiri dan ke kanan.

Emilia menghela nafas kasar.

" Bisa bisa aku sakit jika ia terus memberikanku pekerjaan di luar nalar seperti ini." Kata Emilia melemah. Matanya sendu menatap layar komputer.

Tak terasa, beberapa minggu berlalu, Emilia masih melakukan hal yang sama, setiap hari di mulai dari jam delapan pagi hingga tengah malam. Dan akan pulang dengan tubuh letih dan mata yang perih.

Keesokan harinya, Emilia berangkat ke kantor dengan perasaan dongkol. Semalam ia harus pulang jam satu dini hari karena banyaknya revisi yang di berikan Gerrard untuknya.

Begitu memasuki lobby perusahaan, ia bertekad jika Gerrard masih memberikan romusha untuknya, dia tidak akan tinggal diam. Terserahlah, mau di pecat juga dia sudah tidak ambil pusing. Jasmani dan rohaninya tidak bisa lagi mentolerir kediktatoran Gerrard.

Namun, sampai siang hari, tidak ada panggilan ataupun kiriman surel yang masuk melalui emailnya.

Emilia bernafas lega.

Senang? Tentu saja, hampir sebulan ia bekerja dengan manajer gila itu, ini adalah hari kebebasan yang sudah dia nanti nantikan.

Karena tidak ada lagi pekerjaan yang harus ia lakukan, Emilia mengajak Heidi untuk makan siang di luar, beberapa minggu ini, ia sangat rindu dengan suasana restoran langganannya. Bukan hanya itu saja, sup kental berupa potongan daging sapi yang sedikit lebih besar sudah memenuhi seluruh isi kepalanya, bahkan membayangkan saja membuatnya menelan ludahnya sendiri.

Tapi baru juga beberapa meter keduanya meninggalkan kantor, ponsel Emilia berbunyi.

Dan tebak itu panggilan dari siapa?

Siapa lagi jika bukan manajer yang Emilia sebut gila itu.

" Iya pak, baik pak." Kata Emilia membalas perkataan bosnya itu dari balik telpon.

" Siapa?" Tanya Heidi begitu panggilan berakhir, dan ia bertambah penasaran ketika ekspresi Emilia tiba tiba berubah.

" Bos mu." Singkat Emilia menghela napas panjang.

" Kenapa dengan pak Gerrard?"

" Kau tau alamat rumahnya?"

" Tidak. Memangnya kenapa?"

Emilia frustasi.

" Pantas aku merasakan pagi ini terasa tenang dan damai."

" Ada apa? Jangan membuatku mati penasaran."

" Bos mu itu lagi sakit, dan dia menyuruhku mengambil berkas di atas meja kerjanya dan membawa ke rumahnya."

"Jadi makan siang kita bagaimana?"

" Batal."

Emilia dan Heidi kembali ke kantor. Kecewa sudah pasti, Emilia harus mengikhlaskan makan makanan kesukaannya demi bos gilanya itu, Tapi anehnya, dia menurut saja, padahal pagi tadi, dia siap melawan dan bersedia di pecat jika Gerrard masih semena mena padanya.

Emilia masuk ke dalam ruangan Gerrard. Wangi maskulin khas pria dewasa menguar ke dalam indra penciumannya. Sesaat Emilia membayangkan wajah atasannya itu. Teringat pertemuan pertama mereka yang sebenarnya kurang begitu menyenangkan.

Lamunannya usai begitu tersadar tujuannya ke ruangan itu adalah mengambil beberapa berkas di atas meja Gerrard.

" Ini bukan beberapa, tapi banyak." Keluhnya mengambil setumpuk berkas yang jumlahnya lumayan banyak.

Ingin berlalu dan keluar setelah tujuannya selesai, tapi sebuah pigura berukuran kecil menarik perhatian Emilia dan membuatnya kembali memandangi foto tersebut.

" Mungkinkah ini kekasih pak Gerrard? Cantik juga." Gumamnya lalu berjalan meninggalkan ruangan besar itu.

*

*

Beruntung hari ini ia membawa mobil, jadi tidak perlu menggunakan taksi online untuk bisa ke rumah Gerrard yang terbilang lumayan jauh dari kantor.

Beberapa saat, ia mencari alamat Gerrard dengan menjalankan mobilnya perlahan, rumah demi rumah dia lewati demi menemukan rumah Gerrard sesuai yang tertera di GPS.

Sembari mencari, tak henti mulut Emilia mengagumi wilayah tempat tinggal Gerrard.

" Apakah seorang finance manager bisa tinggal di tempat seperti ini? Aku rasa, dia punya pekerjaan tambahan yang lebih menjanjikan." Gumam Emilia.

Setelah sekian lama mencari, Emilia pun menemukannya.

" Akhirnya."

Emilia memarkir mobilnya di tempat yang aman, mengetuk pintu dan menunggu hingga sang pemilik rumah membukanya.

" Masuk." Ucapnya dingin.

Emilia memutar bola matanya malas.

Baru melihat wajahnya saja, Emilia sudah kesal setengah mati, bagaimana jika harus masuk ke dalam sana dan mendengarnya berpidato? Oh no....

" Mana berkasnya?" Dan lagi pertanyaan itu masih menggunakan intonasi yang sama, datar.

" Ku pikir karena dia sakit, nada bicaranya akan sedikit melembut, tapi apa? Cih,, sama saja." Kesal Emilia dalam hati, saking dendamnya ia sampai berdecih.

Emilia menyimpan berkas di atas meja tepat di depan Gerrard duduk.

" Aku sedang tidak enak badan, kalau kau butuh sesuatu seperti minum, ambil sendiri, kitchen di sana." Tunjuknya ke arah samping kiri tanpa menolehkan kepalanya sedikitpun, hanya fokus dengan beberapa file yang sementara dia periksa.

" Iya pak."

Emilia masih duduk mematung di hadapan Gerrard. Ruang kerja yang lumayan luas itu, terasa sempit bagi Emilia. Bahkan untuk bernafas saja ia harus mengaturnya sepelan mungkin agar tidak terdengar oleh manusia yang sedang bersamanya.

Emilia mulai pegal, sudah sejam lebih ia duduk dengan posisi yang sama. Gerrard seperti tidak memperdulikan keberadaannya. Emilia gelisah, rasa haus dan lapar datang menyapa. Ingin meminta ijin, rasanya sedikit sulit. Entahlah, meski pernah mengatakan akan membangkang pada bos nya itu, tapi itu hanya bualan belaka, karena bagaimanapun, aura seorang Gerrard tetap tidak bisa membuatnya berkutik.

" Mmmm, pak." Katanya pelan. Butuh keberanian besar untuk ia mulai berbicara.

Gerrard mengangkat kepalanya.

" Kenapa?"

" Di dapur..."

" Pergi saja, buatkan juga aku kopi."

" Baik pak." Emilia tersenyum.

Tidak menunggu lama, Emilia melangkahkan kakinya ke arah dapur.

Takjub.

Itu yang di rasakan Emilia.

Dapur milik Gerrard memang tidak terlalu luas seperti ruangan lainnya, tapi perabot dan penataannya sungguh sangat cantik dan indah.

Beberapa saat ia terkagum, namun kembali bingung karena tidak mengetahui letak barang barang Gerrard di dapur tersebut.

" Apa aku harus membuat semua berantakan hanya untuk mencari di mana letak kopi dan peralatan yang lainnya?" Gumamnya.

" Kopi di sebelah kirimu." Tiba tiba Gerrard datang menyusul Emilia.

" Oiya pak." Jawab Emilia cepat.

Dia yakin jika Gerrard mendengarkan ucapannya barusan.

Emilia mencari keberadaan kopi sesuai petunjuk Gerrard. Dan akhirnya ia menemukannya.

Sekarang yang jadi permasalahan adalah, di mana ia harus menuangkan kopi tersebut, tak ia temukan cangkir ke mana pun matanya memindai.

Gerrard yang masih berada di sekitar Emilia paham jika wanita itu butuh bantuan.

Emilia mulai membuka laci lemari bagian bawah satu persatu, lalu beralih ke bagian atas, dan ketemu. Tingginya yang lumayan sebenarnya mampu untuk mengambil cangkir tersebut, tapi tangan Gerrard lebih dulu meraihnya, dan alhasil, tangan mereka bersentuhan.

Salah tingkah, Emilia segera menarik tangannya dan hendak berpindah tempat, namun lengan kekar Gerrard menjadi penghalang nya.

Mata mereka bertemu, saling tatap untuk waktu yang cukup singkat, karena Emilia segera memutus pandangannya.

" Hmmm.."

...****************...

1
putri anggiamurni
kak lama banget update novel yg ini? sedih rasanya, padahal yg novel Zara hampir tiap hari update lo.. huhuhu

btw, semangat nulisnya dan sehat selalu /Kiss//Kiss/
Eva Wahyuni
semangat Thor 💪💪💪.. Akhir nya yang ditunggu up juga 😄..
semoga Gerrad bisa terus melindungi Emilia dari bahaya..
Sidieq Kamarga
Duh Thor kemana aja atuh lama ditengoooook lagi tengooook lagi eh akhirnya muncul juga 🥰🥰🥰🥰🥰. Wyn sepertinya belum puas karena belum bisa menaklukan Emillia, jadi dia selalu berusaha agar dapat dekat bankam enaklukan Emillia !!!
SasSya
klo dalangnya lagi2 wyn
maka dia benar-benar monster
yellya
emi,jgn lngsng nerima gerard ya,biar dia usaha yg keras dulu buat dapetin kamu lagi 😏😏😏😏
dwi fenny
up thor
dwi fenny
bagus willy...
Sidieq Kamarga
Halaaaah Willy tahu Geral sedang sakit hati dan fisiknya, eeeh dibilang suaminya Emillia mati, makin sakit dong hatinya !!!
SasSya
jawabannya lebih sarkas Will
mati! 😃😁
yellya
jleb ga tuh gerard 💔💔💔
Bunda Wati
alur cerita yang apik ,seperti ikut di dlm cerita kyk lihat film...
SasSya
sengajakah ini mobil mau menabrak Emy🤔
selama wyn blm di kasih syok terapi hidup Emy tidak akan tenang kayanya
kabar Ludwig gimana zaaa
Sidieq Kamarga
Akhirnya Othor up date, Itu siapa yang mau mencelakai Emilia ? Gerald yang terkena imbasnya !
Okta Kartika
Luar biasa
SasSya
mom Daisy lebih pintar dan bijak gerr
enak sajaaaa
susah2 bujuk Emy untuk tinggal bersama, rencana baru di mulai malah mau di recokin...
yellya
gerard kurang usaha nih, pepet trs emi nya 😁😁
Hilda Yanti
lanjut author, please
Sidieq Kamarga
Benar juga untuk Emilia jangan terjebak dengan masa lalu, hadapi dengan lapang dada, kemudian biarkan semua berlalu tanpa harus tertekan karenanya. Sakit hati itu akan selalu ada, tapi jangan dikuasai oleh rasa sakit itu !!
Yeni Bagonk
Bagus banget alur ceritanya.
Novie Achadini
maua nyumpahin gerard mati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!