NovelToon NovelToon
Kampung Pesugihan

Kampung Pesugihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Iblis / Dunia Lain / Mata Batin / Kumpulan Cerita Horror / Suami Tak Berguna
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: mermaidku

Sumin terpaksa menikah dengan setyo akibat hamil duluan, hal itu mengakibatkan sumin mau tidak mau harus berpindah ke desa suaminya karena orang tuanya tidak mau menanggung malu atas perbuatan putrinya.

"Gak gak! Jangan tinggal di sini, kena sial aku punya anak kayak kamu. Bisa bisanya malah meteng disek, kalau prianya sugeh gak papa. La ini? Udahlah min minggaten ae seko kene, setres aku punya anak kayak kamu!" Maki mak jum sambil berkacak pinggang.

*****

"Silahkan dipilih! Mau pesugihan yang bagaimana? Menyusui tuyul? Babi ngepet? Kawin sama buaya? Uang balen? Kandang bubrah Atau pesugihan ikan bandeng dengan cara mengorbankan anak kesayanganmu? Dijamin! Kamu akan kaya mendadak dalam hitungan hari!"

selengkapnya>>>>>

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mermaidku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 4 bala

Tiba di rumah mertuanya, sumin langsung masuk ke dalam kamar yang di arahkan mbak santi, ia tak mendapati ada ibu setyo di rumah ini.

"Mbak, la emak dimana?"

"Matun (menanam padi) di sawah,"

"Sudah kamu istirahat dulu, nanti lekas makan kalau setyo sudah balik. Dia lagi ke warung sebentar," titah mbak santi.

"Njihh mbak,"

Sumin merasakan hawa aneh di rumah ini, mungkin belum terbiasa. Ia akhirnya memutuskan untuk bermain ponsel sambil berbaring di ranjang, "astaghfirullah ternyata sudah jam satu, aku belum sholat dzuhur,"

Sumin segera mencari kamar mandi untuk mengambil wudhu, baru saja ia mengikat rambutnya di depan kamar mandi, tiba tiba santi sudah berdiri di belakangnya, "mau apa min?"

"Ambil wudhu mbak, aku belum sholat dzuhur udah jam satu,"

"Halah gak usah sholat lah, kalau mau sholat jangan di sini. Nanti di marahin emak loh,"

"Loh mbak tapi kenapa? Bukannya emak harusnya marah kalau aku gak sholat,"

"Sudahlah min nurut aja, kalau mau sholat keluar aja ke masjid sana," usir santi sambil pergi keluar.

"Aneh banget," gumam sumin, ia kembali ke kamar untuk mengambil mukena.

Saat di pelataran, sumin melihat suaminya yang baru saja tiba, "mau kemana dek?"

"Mas kenapa aku gak boleh sholat di rumah ini?" Tanya sumin sambil mendekati suaminya.

"Gak boleh? Siapa yang gak bolehin?" Tanya setyo heran, padahal dia dulu mengaji dan sholat juga di rumah ini sejak kecil.

"Mbak santi, katanya takut emak marah kalau aku sholat di dalem jadi di suruh ke masjid, ada apa toh?" Tanya sumin penasaran.

"Aku juga gak tau dek, yasudah ke masjid saja, mau pake motor? Itu pake motor nya embak gak papa," tawar setyo.

"Heh tyo, sudah bilang sama mas aris?" Tanya santi yang tiba tiba keluar rumah.

"Sudah mbak tenang saja, oh ya mbak pinjam motornya ya biar di bawa sumin ke masjid kasihan kalau jalan, panas,"

"Yaudah pake aja, awas loh jangan sampai lecet, baru dua minggu tu motor baru. Kamu lekas beli lah buat istrimu, mas aris aja udah beliin aku motor dan perhiasan," pamer mbak santi sambil memperlihatkan gelang dan kalung yang bertengger di lengan dan lehernya.

"Iya mbak lagi nabung ini,"

"Sudah sana min, terus kamu tyo jemput emak sana di sawah,"

Sumin mengambil kunci motor dari tangan setyo, ia langsung pergi menuju masjid yang saat berangkat tadi ia lihat. Pelataran masjid tampak sepi, mungkin karena sudah lewat waktu sholat.

"Nduk," panggil bu atik yang rumahnya ada di sebelah masjid.

"Eh buk, numpang sholat njih," sapa sumin sambil melempar senyum manis ke arah bu atik.

"Sholat ya sholat saja, tamu baru?"

"Saya istrinya mas setyo buk,"

"Lohh sudah nikah aja dia, gak adain selametan di sini?"

"Ndak tau buk, belum di rembug soalnya baru aja sampai disini. Saya sholat dulu buk, mari,"

"Iya iya silahkan,"

Selepas sholat sumin duduk di depan masjid, ia tampak melamun karena memikirkan perkataan mbak santi, "kenapa sih gak boleh sholat di rumah? Apa nanti aku sholat diem diem aja ya? Masa ya tiap mau sholat harus pinjem motornya mbak santi, mana jauh lagi,"

*****

Sesampainya di rumah, sumin langsung masuk ke dalam, ia menaruh mukenanya dan berjalan ke arah dapur untuk minum, "mas? Mbak santi? Emak? Sumin minta minum yaa?"

Tampak sepi dan hening, sampai di dapur sumin langsung minum begitu saja karena mengira rumahnya sepi.

"Dek,"

"Loh mas tadi ku panggil gak nyaut," tanya sumin sambil mencuci gelas di wastafel.

Rumah emak setyo, memang sudah magrong magrong (bagus kokoh) ia juga melihat beberapa rumah di sini sudah bagus bagus, malahan nampak lebih bagus daripada yang di kota.

"Mas abis dari samping rumah tadi kasih makan kambing, ayo makan sudah di tunggu emak di gazebo,"

"Nama emak sampean siapa sih mas?"

"Yemi, panggil saja mak yem," setyo menarik tangan sumin untuk pergi keluar rumah.

"Sini min," panggil mak yem.

"Nggeh mak,"

"Nanti kita adakan berkatan saja, kita bagi bagi makanan ke tetangga sebagai bentuk selametan nikahan kalian. Kamu setuju kan?" Tanya mak yem.

Sumin tampak senang karena mertua dan iparnya sangat baik hati padanya, "saya manut saja mak, mau bagaimana,"

"Yaudah mak nanti sembakonya ambil di warungku aja, nanti kamu ke warung lagi ya tyo," titah mbak santi sambil mengambilkan lauk pauk untuk sumin.

*****

Setelah sholat magrib di kamar, sumin beranjak keluar untuk membantu acara selametan namun tiba tiba di depan kamarnya ada ular sebesar lengan tangannya, ular itu sudah mati dan berbau busuk.

"Astaghfirullah, mas, mbak tolong ada ular!" Teriak sumin sambil memegang dadanya yang berdebar.

setyo dan santi langsung lari tergopoh-gopoh saat mendengar teriakan sumin, "weee lakok bisa, pasti kamu sholat ya di rumah ini?"

"Iya mbak soalnya sudah malam aku takut kalau keluar sendiri,"

"Ngeyel banget sih! Sukurin di datengin ular! Udah di kasih tau jugak. Makk!!! Liat ini mak," teriak santi membuat sumin makin takut di marahi mertuanya.

"Mas," panggil sumin lirih melihat suaminya yang sedang memasukkan bangkai ular itu ke dalam karung goni, "sudah dek gak papa, lain kali dengerin aja kata mbak santi sama mak. Kalau gak berani minta anter mas aja ya,"

"Maaf mas,"

"Walah walah ular opo iku tyo?" Tanya mak yem yang baru datang dengan raut wajah marah.

"Gak tau mak,"

Mak yem tampak menatap sumin dengan wajah garangnya, ia tidak berbicara namun aura yang di keluarkan mak yem mampu membuat sumin serba salah dan takut.

"Min, kamu di sini tuh numpang mbokya tau diri, kan setiap rumah itu ada aturannya sendiri to. Sudah baik loh kami mau menerima kamu disini daripada mengusirmu dan setyo. Awas sekali lagi kamu aneh aneh di rumah ini, kalau mau petingkah ya di rumahmu sendiri," cerca santi sambil berkacak pinggang.

"Maaf mbak,"

"Maaf maaf, bisa datengin malapetaka tau nggak! Ada bangkai ular di rumah tu pertanda buruk,"

"Wes wes mbak, sudahlah sumin kan gak tau kalau bakalan begini. Lagipula dia takut ke masjid sendiri waktu surup surup gini," bela setyo.

"Lakan tadi sudah kubilangin, masih ngeyel aja, aku bilang tu buat memperingati bukan cuma omong kosong,"

"Njihh mbak maaf banget, sumin yang salah gak mau dengerin embak sama emak,"

"Wongya motor sudah ku pinjemi loh, susah banget sih manut. Sudah ayo mak kita panjat doa saja untuk keselamatan rumah ini,"

Setelah kepergian santi dan mak yem, sumin lekas masuk kembali ke dalam kamar, "kenapa ya? Kok bisa sih, sholat mendatangkan bala. Apa.....rumah ini pake....,"

"Dek,"

"Eh mas, maaf ya, nanti isya aku ke masjid aja sama mas,"

"Iya, kamu disini harus manut ya sama emak sama mbak santi. Takut di usir, aku belum bisa beli rumah buat kita tinggal,"

"Iya mas, sumin bakalan nurut,"

1
Riadatul Jannah
lnjut tbor update terusss
Riadatul Jannah
ceritanya bagus bngt thor. cepet dong updatenya thor please
Anonymous
ayo Riis sing wani ngono lhooo
Martin Karnarukma
Luar biasa
Riadatul Jannah
ceritanya bagus. semoga authotnya bisa up smpe END
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!