NovelToon NovelToon
Maaf, Takdirku Bukan Bersamamu

Maaf, Takdirku Bukan Bersamamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Selingkuh / Cinta Terlarang / Dijodohkan Orang Tua / Pengawal
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rembulan Pagi

Aletha seorang cucu angkat dari konglomerat dijodohkan dengan pria yang juga merupakan konglomerat. Pernikahan paksa berlangsung demi menjaga perusahaan keluarga Aletha dari ambang kehancuran.

Namun dalam kehidupan cintanya, Aletha tidak memiliki riwayat percintaan yang baik begitu juga dengan pernikahannya. Tetapi nasib berkata lain, dalam kehidupan rumah tangganya terselip pria lain yang menjaganya dengan baik.

Lalu apakah yang akan terjadi dalam rumah tangganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rembulan Pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepergian Rick Brylee

Setelah mendengar kabar dari Arthur dan kenyataannya memang begitu, kini seluruh anggota keluarga serta pelayan dan orang-orang yang mengenal keluarga Brylee ada dipemakaman. Pemakaman dilakukan dengan mewah.

Aletha tidak bisa menangis. Ia tidak mampu untuk menangis, terlalu sakit jika ia menangis. Namun matanya berlinang air mata. Mata yang bewarna coklat itu kini berkilau. David memperhatikan wajah gadis itu.

Mata yang indah, bibir bewarna merah cerah, kulit yang bewarna putih membuat hidungnya merah saat bersedih. Sangat cantik pikir David. Pria itu tersenyum menatap kesedihan yang gadis itu alami. Ia begitu mempesona dan indah saat bersedih.

Pikiran kotor terlintas pada diri David. Ia terbayang bagaimana melakukan malam pertama dan melihat tangisan yang gadis itu alami, sungguh indah pikirnya. Namun ia membuang pikiran kotor dan kembali sadarkan diri. Ia menepuk pundak gadis itu.

"Maafkan aku, aku ada urusan yang harus diselesaikan. Nanti kita bertemu lagi," ucap pria itu.

Aletha mengangguk menyatakan setuju. Ia lihat pria itu yang berjalan menjauh hingga punggungnya menghilang. Kemudian menatap paman dan bibinya serta ikut pulang. Mereka semua dalam keadaan murung, tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Kini senyuman puas terbit di wajah bibi dan saudaranya itu.

"Sayang, perusahaan kini diambil alih olehmu. Tuhan telah mendengar doa-doa kita." Bibi berkata sambil mengangkat kedua tangannya.

Sekilas gadis itu melirik pamannya, pria setengah baya itu juga tersenyum walaupun matanya bersedih. Lalu perhatian wanita setengah baya itu beralih ke Aletha. Dia tersenyum manis menatap Aletha.

"Aletha putriku, sebentar lagi kau akan menikah. Pernikahanmu akan menguntungkan juga bagi perusahaan kami. Layani suamimu dengan baik dan berikan kenikmatan setiap harinya dengan cinta, lalu ..." Bibi menjeda kalimatnya lalu memasang wajah intimidasi.

"Jangan pernah mengadu padanya tentang perbuatan kami, hiduplah dengan baik dan jauh dari kami. Ceritakan hal baik tentang kami kepada calon suamimu itu dan tetap tolong perusahaan kami jika mengalami ketidakstabilan. Mengerti?" tanya bibi.

Aletha mengangguk. "Mengerti."

"Gadis pintar," puji bibi.

...****************...

David Raymond duduk di meja kerja rumahnya dengan melihat laptop yang ada di depannya. Masuk seorang pria muda dengan membawakan jeruk yang terlihat segar. Sekilas David tersenyum dan menutup laptopnya.

"Puas setelah bertemu ibumu?" tanya David.

"Siap Tuan," jawan pria itu.

"Kau masih sama dari dulu hingga sekarang, selalu memanggilku tuan," ucap David tersenyum kecil.

"Ini ada oleh-oleh dari ibuku untukmu." Pria itu berkata lalu mengeluarkan jeruk dan menata rapi di dalam keranjang yang ada di meja.

"Aku akan segera menikah."

Perkataan David yang baru saja ia lontarkan membuat pria di depannya berubah ekspresi menjadi terkejut.

"Tiba-tiba?" tanya pria itu.

"Tidak, aku mengambil momen yang tepat. Kurasa ini momen yang tepat," jawab David

"Kau gila dan psikopat," sinis pria itu.

David tertawa lepas. Ia menatap lawan bicaranya ini dengan tatapan yang sulit diartikan oleh lawan bicaranya.

"Hal ini yang aku suka darimu sejak kecil."

Mendengar perkataan barusan membuat pria itu mengangkat sebelah alisnya. Ia telah selesai menata buah di keranjang dan kini berdiri tegap menatap tajam lawan biacaranya.

"Selalu jujur akan penilaianmu. Aku suka itu. Aku benci orang yang berpura-pura dan menjilatku. Aku juga benci orang-orang yang mengambil milikku, kau tau itu?" tanya David.

"Aku tau. Aku sudah mengenalmu dua puluh tahun lamanya," jawab pria itu.

"Betul, saat itu kau masih sangat kecil. Mengatakan aku terlihat cengeng saat menangis. Memberikan mainan kepadaku. Bodoh. Jika dulu kau tidak melalukan itu, kini kau bebas dan mampu bercinta dengan gadis-gadis yang kau inginkan." David tersenyum

"Aku bukan tikus tanah sepertimu," sarkas pria itu yang lagi-lagi membuat David tertawa.

"Aku tidak akan menjadi tikus tanah lagi. Kini aku akan menikah dan akan mendapatkannya dengan mudahnya."

"Kau gila," sinis pria itu.

"Benar, dunia ini membuatku gila. Apa yang kau dapatkan dari tugasmu?" tanya David kepada pria itu.

"Benar, dia pajaknya dinaikkan dan sudah aku urus."

...----------------...

Gadis berambut panjang itu duduk di tepi kasur. Ia memegang kotak yang berisikan barangnya saat masih bayi. Air mata akhirnya keluar dan tidak bisa ia tahan. Aletha menangis sesenggukan.

"Aku harus bagaimana?"

Ia masih menangis, air mata mengalir deras tanpa henti. Dari luar, asisten rumah tangga menguping dengan menempelkan telinganya di dinding.

"Lihatlah, hanya nona Aletha yang bersedih di rumah ini atas kepergian tuan kita," ucap pelayang yang tadi menguping di dinding.

"Benar, kasihan sekali. Nyonya rumah ini terlihat bahagia. Lagi pula sekarang kita harus menurut kepadanya. Siap-siap kita akan dipecat," sahut yang lain

"Ibu Gil, kita akan bagaimana?" tanya pelayan yang masih muda

"Kalian bertiga harus bisa. Hanya kita yang tersisa di rumah ini. Keluarga ini gila dan hanya nona Aletha yang masih waras. Sebentar lagi dia akan menikah dan pergi. Jadi wanita iblis itu akan menghabisi kita. Kita tidak bisa melakukan apapun selain pasrah," ucap pelayan yang paling tua.

Sementara di dalam, gadis itu masih menangis. Perlahan ia mulai menghapus air matanya dan menatap dirinya di cermin. Ia telah kehilangan segalanya. Kebahagiaan telah lenyap, lalu apa yang harus dia lakukan saat ini. Menikah adalah jalan menuju dia pergi dari sini. Namun ia tidak mampu melakukan itu tanpa kakeknya.

Sekilas ingatan lampau terlintas dalam benaknya. Bagaimana pertama kali kakeknya datang dalam hidupnya bagai pahlawan. Memujinya dengan baik dan mengatakannya begitu cantik.

"Anak-anak, ini adalah Tuan dan Nyonya Brylee. Sapa mereka," ucap ibu panti.

"Halo Tuan dan Nyonya Brylee," sapa anak-anak.

"Halo."

Hari itu tuan dan nyonya Brylee mengobrol dengan ibu panti. Aletha membawa lukisannya yang akan ditunjukkan ke ibu panti. Namun langkahnya terhenti karena ibu panti yang masih berbincang dengan nyonya Brylee. Ia berdiri lama di tempatnya. Namun mata tuan Brylee melihat gadis kecil itu. Ia bertanya tentang siapa gadis itu dan memanggil namanya.

"Aletha, kemari!" ajak tuan Brylee dengan lambaian tangan disertai senyuman.

Aletha ragu dan berjalan kecil. Namun lambaian pria tua itu membuat Aletha berlari dengan langkah kecilnya dan sampai. Ia menunjukkan lukisan kecilnya.

"Namamu Aletha bukan?" tanya pria itu.

Gadis kecil itu mengangguk.

"Gambaranmu bagus sekali dan kau juga sangat cantik," pujinya.

"Terima kasih."

Sejak saat itu mereka memilih mengadopsi Aletha untuk putranya. Ternyata istri dari putranya tidak mau hingga akhirnya ia dan istrinya memilih untuk mengadopsi Aletha. Nyonya Brylee juga menyayanginya. Namun tidak lama dari itu, satu tahun kemudian Nyonya Brylee pergi dari dunia. Rick Brylee hancur, pria tua itu kehilangan orang yang selalu ada disisinya.

Namun ia sempat melihat tangan gadis kecil yang menggenggam erat jari telunjuknya. Gadis kecil berambut sebahu, berkulit putih dengan mata yang indah juga ikut menangis. Kemudian pria itu membungkukkan badannya.

"Jangan di pemakaman. Menangislah selesai pulang ke rumah. Mengerti?" tanya pria itu.

Gadis kecil yang masih berusia enak tahun itu mengangguk. Hingga saat ini ia paham perkataan kakeknya itu, karena menangis di rumah akan membuat perasaan menjadi lebih lega.

1
Nadivhazha
Terus thea juga tau perselingkuhan aletha? tapi jatuhnya belum selingkuh
Claranita
istrimu suka lukis toh bàng
Claranita
5555
Claranita
psikopet
Claranita
lahap yng mna tu bang
Claranita
Alexa?
gadis semeru
semangat 😘😘😘😘
Nadivhazha
You deserve better aletha, jangan pilih dion. Lo kalo milih Dion hidup lo gabisa bahagia karena David gila, please sama david aja
Nadivhazha
Emosi banget
Nadivhazha
Najis banget nih keluarga
Rembulan Pagi
FYI buat yang baca teliti, carreta ini nama bibinya
gadis semeru
semangat terus kak. Ayo kita terus berkarya🥰
Nadivhazha
Please ngaku lo tha, pasti merinding
Rembulan Pagi: wkwk iya dia merinding kok
total 1 replies
Nadivhazha
Tarik ga ucapan loo
Nadivhazha
Hahaha kocak
gadis semeru
semangat 😘😘😘😘😘
ceritanya rekomen banget buat dibaca
Rembulan Pagi: terima kasih kak
total 1 replies
gadis semeru
semangat 😘😘😘😘😘
Nadivhazha
Goblok anying
Rembulan Pagi: sabar ziii
total 1 replies
Minatrigan Gan
sabar y aletha
Nadivhazha
Es krim bukannya dminum ya
Rembulan Pagi: iya juga yaa wkwk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!