NovelToon NovelToon
THEY ARE GEMSTONES

THEY ARE GEMSTONES

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita
Popularitas:793
Nilai: 5
Nama Author: Putri Yais

Keluarga Haven bukanlah keluarga sembarangan. Haven merupakan suami dari perempuan bernama Amber. Mereka memiliki kemampuan supranatural yang sangat tinggi. Mereka memiliki tiga orang putra, dan dua orang putri. Mereka adalah pemilik mata dewa. Ambisi mereka sangat besar untuk menguasai dunia. Sebelum mata dewa itu terbuka, sampai kapanpun mereka tidak akan mencapai tujuan besarnya itu.

Mata dewa hanya bisa dibuka dengan lima batu permata yang memiliki kekuatan sangat dahsyat.

Tidak ada yang tahu jika kelima batu permata itu ternyata berubah menjadi lima gadis cantik dimana mereka akan menjalani aktivitas layaknya manusia biasa, hanya saja ketika dalam keadaan darurat maka kekuatan besar yang tersimpan dalam diri mereka akan muncul.

Kelima gadis cantik itu tinggal di sebuah tempat bernama "Home Blue" dimana pemilik tempat itu adalah seorang perempuan bernama Lin.

Yuk! ikuti perjalanan serunya dalam karya baruku ini. Jangan lupa mampir, like, dan komen. Terima kasih...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Yais, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAHAYA DI DALAM HUTAN SANA

Di dalam hutan sana, terdapat gerbang pembatas antara dunia manusia dan dunia bangsa serigala hanya saja tidak terlihat. Sangat berbahaya jika ada manusia yang masuk kesana karena mereka tidak akan pernah bisa kembali lagi. Dunia bangsa serigala dipimpin oleh raja serigala yang bernama Stewart. Dia memiliki satu orang putra yang bernama Arvind Alden. Sekarang ini kondisinya kritis karena peluru yang ada di tubuhnya. Mereka adalah bangsa serigala yang bisa berubah wujud menjadi seorang manusia. Arvind sedang terbaring di kamarnya. Sementara sang ayah mencoba untuk menyembuhkan Arvind dengan kekuatannya. Tidak lama setelah itu Arvind membuka matanya.

"Ayah..." lirihnya pelan.

"Syukurlah kau sudah bangun," ucap Stewart.

Arvind memegang luka bekas tembakan itu di dada sebelah kirinya. Dia kembali mengingat wajah gadis-gadis yang melukainya tadi pagi. Namun, satu di antara mereka yang sudah berbaik hati mau mengobati lukanya.

"Apakah kau mengingat wajah manusia yang sudah melukaimu?" tanya Stewart.

"Tidak ayah, penglihatanku saat itu sangat buram. Aku tidak bisa melihat dengan jelas wajah orang itu," jawab Arvind.

"Baiklah, kalau begitu istirahatlah dulu. Besok kau harus memulihkan kembali kekuatanmu," ucap Stewart.

"Baik, ayah. Terima kasih."

Arvind terus membayangkan wajah gadis yang sudah mengobatinya. Dia merasa bersalah karena sudah melukai pergelangan tangan gadis itu. Arvind teringat akan sesuatu. Gelang gadis itu terjatuh tidak jauh darinya. Arvind mencoba mencari gelang itu dalam saku celananya dan menemukannya.

"Gelang yang sangat indah," ucapnya. "Siapa sebenarnya nama gadis itu? Gelang ini akan membawaku padanya."

***

Kelima gadis itu berjalan jauh ke dalam hutan. Mereka menemukan banyak kunang-kunang yang menyala selama perjalanan.

"Lihatlah kunang-kunang itu!" ucap Shapire. "Sangat indah, bukan?"

"Kau benar, jika saja tadi kita tidak jadi pergi maka kita tidak akan melihat semua keindahan ini," timbal Emerald.

Tiba-tiba terdengar suara burung gagak.

"Dari mana asal suara itu?" tanya Berlian.

"Lihatlah! Ada sekelompok burung gagak yang terbang di atas sana," ucap Kyanite sambil menengadah ke atas.

"Kemana kawanan burung gagak itu pergi?" tanya Emerald.

"Mereka terbang ke arah Barat," timbal Berlian.

"Kalau begitu ayo kita ikuti burung itu!" ucap Ruby.

Sudah sangat jauh mereka berjalan, terlihat kawanan burung gagak itu hinggap di sebuah lembah.

"Apa yang dilakukan sekelompok burung gagak itu di sana?" tanya Ruby penasaran.

Saat mereka mendekat, ternyata lembah itu dipenuhi oleh mayat. Kawanan burung gagak itu terlihat sedang memakan tubuh manusia yang sudah mati. Ruby merasa tidak kuat dengan baunya. "Bau sekali," ucapnya. Dia akhirnya muntah.

"Apa kau tidak apa-apa?" tanya Shapire.

"Aku baik-baik saja," jawab Ruby.

Keempat gadis lainnya mencoba untuk menahan baunya. Setelah kawanan burung gagak itu menghabiskan makanannya, tidak sengaja Berlian menginjak ranting kering yang menarik perhatian burung itu. Mereka berbalik menatap ke arah kelima gadis itu dengan mata yang memerah.

"Kenapa mereka menatap ke arah kita?" tanya Emerald ketakutan.

"Sepertinya kita akan menjadi santapan mereka selanjutnya," jawab Kyanite.

"Jangan menakut-nakutiku seperti itu," ucap Ruby.

"Apa kau tidak perhatikan mata burung itu yang berubah menjadi merah?" tanya Berlian.

"Semua gara-gara kau!" ucap Kyanite. "Jika saja kau tidak menginjak ranting kering itu, mereka tidak akan tahu keberadaan kita disini."

"Ya, maaf..."

"Sudah, jangan menyalahkan siapapun. Sekarang bersiaplah!" ucap Shapire.

"Bersiap untuk apa?" tanya Ruby.

"Dalam hitungan ketiga, kita harus berlari secepat mungkin!" ucap Shapire.

"Lari?" ucap Berlian seperti keberatan. "Tapi..."

"Tidak ada waktu lagi," ucap Shapire. "Jika kita ingin selamat, maka dengarkan perkataanku."

Satu... Dua.... Tiga....

"Lari!!!!"

Kelima gadis itu berlari dengan sangat cepat. Benar saja kawanan burung gagak itu terbang mengejar mereka. Setengah perjalanan, Ruby merasa sangat capek. Dia berhenti dan memilih untuk melawan burung itu dengan kekuatan supernya.

"Dimana Ruby?" tanya Shapire yang sudah jauh di depan.

"Sepertinya dia tertinggal di belakang," jawab Emerald dengan napas yang terengah-engah.

Shapire kembali untuk mencari Ruby. Ketiga gadis lainnya ikut bersama Shapire. Di satu sisi, saat burung itu mendekat, Ruby sudah menyiapkan bola api di tangan kanannya untuk melenyapkan burung itu.

"Rasakan ini, burung jelek!" ucap Ruby sambil melempar bola api itu pada kawanan burung gagak.

Tiba-tiba dari belakang Shapire datang dan memadamkan api itu dengan kekuatan air yang dimilikinya. Seketika api itu padam.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa memadamkan apinya?" tanya Ruby sedikit kesal.

"Jangan lupa, By. Bunda Lin melarang kita untuk menyakiti dan membunuh semua hewan yang ada di dalam hutan ini," jawab Shapire.

"Tapi, Sha..."

Seketika kawanan burung gagak itu menghilang entah kemana.

"Kemana perginya burung gagak itu?" tanya Emerald heran.

"Tidak peduli kemana perginya burung tadi," jawab Kyanite. "Yang terpenting sekarang ini kita selamat."

"Ayo kita kembali!" ajak Berlian. "Sepertinya hutan ini sangat angker. Banyak sekali kejadian aneh di sini."

"Kau benar, tidak baik jika kita berlama-lama di dalam hutan ini," ucap Shapire.

Saat akan pulang, kelima gadis tidak tahu jalan mana yang harus mereka tempuh. Kelihatannya mereka sudah masuk sangat jauh. Emerald meminta keempat temannya untuk melepas gelang sakti mereka. Siapa tahu gelang itu bisa memberikan petunjuk tentang arah pulang. Saat kekuatannya akan disatukan, kurang satu gelang lagi.

"Dimana gelang milikmu?" tanya Emerald pada Shapire.

"Gelang itu hilang kemarin," jawab Shapire.

"Bagaimana bisa hilang? Itu gelang sakti milikmu," jawab Kyanite. "Jika kurang satu kita tidak bisa menggunakan gelang ini untuk petunjuk jalan."

"Maafkan aku, tapi aku benar-benar tidak ingat dimana gelang itu hilang." jawab Shapire. "Tapi kalian tidak perlu khawatir, aku pasti akan mendapatkannya kembali."

Malam sudah sangat larut. Kelima gadis itu berada di tengah-tengah hutan sambil menyalakan api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka.

"Aku sangat mengantuk," ucap Berlian.

"Tidurlah!" jawab Emerald. "Aku akan menjagamu disini."

Berlian menaruh kepalanya di pundak Emerald dan mulai tertidur. Di satu sisi, Shapire mencoba menggunakan kekuatannya untuk menjelajahi waktu. Dia mencoba mundur ke belakang sebelum bertemu dengan kawanan burung gagak itu. Saat sedang berjelajah dia bertemu seorang kakek tua berjanggut putih panjang. Shapire terkejut melihat keberadaan kakek tua itu.

"Apa yang sedang kau cari, Nak?"

"Aku sedang mencari jalan pulang, Kek."

"Satukan lah kekuatan kalian semua! Dari sana akan muncul sebuah benda sakti sebagai penunjuk jalan. Arahkan benda itu ke langit, dia akan membawa kalian ke tempat yang dituju," ucap si kakek itu.

Shapire kembali masuk ke dalam raganya. Dia meminta semua temannya untuk menyatukan kekuatan.

"Apa yang akan kita lakukan?" tanya Ruby.

"Sudah, ikut saja apa kataku!" jawab Shapire.

Kelima gadis itu menyatukan kekuatan mereka. Tidak lama munculah sebuah benda menyerupai mata dimana di dalamnya terdapat arah mata angin.

"Benda apa itu?" tanya Emerald.

"Benda ini yang akan membawa kita kembali," jawab Shapire.

"Bagaimana caranya?" tanya Kyanite.

"Tolong antarkan kami kembali menuju Home Blue," ucap Shapire sambil melempar benda itu ke langit. Terlihat kilauan cahaya putih di atas sana. Benda itu berubah menjadi seperti anak panah yang berukuran besar. Kelima gadis itu berjalan mengikuti arah panah yang ditunjukkan benda itu.

"Apa kau yakin jika benda ini bisa membantu kita kembali?" tanya Ruby yang sedikit ragu.

"Aku yakin," jawab Shapire.

Setelah lama berjalan, akhirnya mereka sampai di depan Home Blue. Perjalanan mereka lumayan panjang. Setelah selesai, benda itu menghilang dengan sendirinya. Di satu sisi, tenyata ada orang yang melihat kilauan cahaya itu di langit sana. Dia adalah Stewart.

"Siapa yang mampu memunculkan kembali mata petunjuk arah itu?" ucapnya penasaran. "Bukankah benda itu sudah hancur berabad-abad silam?"

Saat sedang berada di teras, anak buah Stewart datang menghadap. Dia memberitahu Stewart jika ada manusia yang hampir saja memasuki kawasan bangsa serigala.

"Siapa manusia itu?" tanya Stewart.

"Mereka seorang gadis. Jumlah mereka ada lima orang."

Stewart merasa sangat penasaran dengan kelima gadis itu. Dia meminta anak buahnya untuk mencaritahu tentang mereka.

****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!