Heart Melody ( Han Jisung X Choi Lia )

Musim Semi

Musim di mana Pohon Bunga - Bunga sakura bermekaran.

Jisung dengan langkah santainya menulusuri jalanan yang di penuhi kelopak kelopak bunga yang sedang berguguran.

Menurutnya Bunga Bunga yang sedang berguguran adalah pemandangan biasa di Musim Semi, tak ada yang istemewa.

"Oppa!".

Jisung tersenyum tipis melihat Winter telah berjalan di sampingnya. Gadis ini pun mulai mengoceh tentang tugas tugas akhir kuliah nya yang membuat kepala nya pusing.

Jisung hanya diam menyimak sambil menatap lurus ke depan.

Langkahnya kaki nya terhenti, melihat Lia yang sedang memberikan sebuah cake kepada Taeyong. Lagi lagi, Pemuda bermarga Lee itu menolak kasar pemberian dari gadis tersebut.

Winter menatap datar kejadian tersebut, dia menarik tangan Jisung untuk secepatnya pergi dari sini.

"Winter!".

Baru satu langkah kaki Winter melangkah, Taeyong telah berlari menghampiri nya.

Winter terpaksa tersenyum melihat pemuda bermaga Lee itu telah di hadapanya kini.

"Ayo, ku antar ke Gedung Fakultas mu".

Winter menatap Jisung sebelum menerima ajakan tersebut. Dia berharap pemuda bermarga Han ini melarangnya pergi dengan Taeyong.

"Pergilah dengan Taeyong".

Dalam hati, Winter begitu kesal mendengar ucapan Jisung. Sebisa mungkin dia tak menujukan raut wajah kekesalan nya di hadapan umum.

Dengan terpaksa dia menyetujui ajakan tersebut.

Sebenarnya, Winter malas berjalan berdua dengan Taeyong. Pemuda bermarga Lee ini selalu menganggunya, dan ada hubungan rahasia di antara keduanya.

Taeyong memang sengaja berlari menghampiri Winter, saat melihat gadis itu sedang berjalan menuju arahnya. Dia cuma memanfaatkan kondisi yang ada agar bisa menghindar dari Lia.

Kesal

Marah

Cemburu

Begitulah perasaan Lia melihat Taeyong pergi dengan Winter. Winter adalah penganggu bagi hubungannya dengan Taeyong.

Lia menatap cake buatanya dengan perasaan sedih,  cake ini telah di buatnya susah payah sejak dini hari.

"Enak".

Lia mengerjapkan kedua mata nya tak percaya saat melihat Jisung memakan cake nya sangat lahap. Ada kegembiraan kecil di hatinya. Ada orang yang menghargai cake buatan nya.

Pemuda ini selalu ada atau hanya kebetulan belaka, saat dirinya sedih atau kecewa.

"Apa kau sendiri yang membuatnya ?" Pertanyaan dari Jisung menyadarkan Lia dari rasa terkejutnya.

Lia mengangukan kepalanya sebagai jawaban  IYA, dirinya mencoba memberanikan diri bertanya siapa namanya karena selama ini keduanya belum berkenalan.

"Han Jisung, panggil aja Jisung".

"Aku..".

"Choi Lia kan Mahasiswi Fakultas Desain, Aku sudah tahu karena dirimu salah satu Mahasiswi terkenal di Universitas ini".

Wajah Lia merona merah karena mendengar perkataan Jisung yang bilang terkenal di Universitas ini.

"Kau menginginkan apa?"

Lia tak mengerti maksud pertanyaan Jisung.

Jisung mengusap pucuk kepala rambut Lia karena gemas dengan ekspresi gadis ini. Dia menjelaskan kalau akan mengabulkan atau memberikan apa pun yang dia mau karena telah membiarkannya memakan cake buatannya.

"Tak usah, lagian itu hanya sekedar cake biasa" Dengan malu malu mengatakan hal tersebut.

Sunguh lucu menurut Jisung, gadis yang di hadapannya ini. Jisung menjelaskan bila cake buatan Lia bukan hanya sedekar cake biasa. Ini cake kesukaannya, gadis itu membuat cheesecake. Cake favoritnya.

"Baiklah, kalau begitu mau ku antarkan ke Gedung Fakultas mu".

Seluruh wajah Lia merona merah, dia buru-buru pergi dari hadapan Jisung. Perlakuan pemuda ini yang mengusap kepalanya dan perhatian kecil'' darinya membuat debaran jantung nya berdetak kencang. Lia berusaha menyadarkan dirinya, hal ini tak benar hanya Taeyong di hatinya.

Sekarang, Jisung sedang berjalan ke arah kantin untuk mengisi perut nya yang kosong. Hari ini mata kuliah nya sangat menguras isi otak nya.

Drrrt Drttt

Ponsel nya bergetar, ia berhenti sejenak untuk melihatnya ternyata ada panggilan masuk. Di angkatnya panggilan tersebut.

"My twins, jangan lupa bawakan bajuku yang ketinggalkan kemarin di rumahmu. Nanti sore, ku tunggu kau di depan Universitas ku. Oke!".

Jisung memutar bola matanya malas mendengar ocehan dari gadis di sebrang telepon. "Iya" Jawabnya singkat lalu di matikan telepon tersebut.

Dia tak peduli si penelpon sedang mengutuknya atau memaki maki dirinya sekarang. Kejadian di depan matanya, lebih menarik daripada harus meladeni ocehan penelpon nya barusan.

Dia melihat Winter berlutut di hadapan Lia, di tengah tengah Kantin. Dia segera berlari untuk menghentikan tangan Lia yang ingin menumpakan makanan di atas kepala Winter.

Bukannya dia ingin jadi sok pahlawan di sini, cuma hal seperti tak pantas jadi bahan tontonan. Dia lalu menghampiri Winter, membantunya berdiri dari lantai.

Saat Jisung hendak melangkah kakinya pergi dari kantin membawa Winter, Lia menghalangi jalan nya dengan alasan gadis yang hendak di bawanya pergi dari tempat ini harus bertanggung jawab atas perbuatanya.

Jisung melihat penampilan Lia dari bawah ke atas, baju gadis itu sangat kotor sekali. Dia pun melepaskan Jas kuliah nya menyampirkan di pundak gadis tersebut, lalu memberi paper bag yang di pegangnya sejak tadi. Baru setelahnya, dia pergi dari sana mengenggam tangan Winter.

"Oppa, kau memberikan apa tadi padanya ?" Tanya Winter saat kedua telah tiba di Taman Kampus. Keduannya duduk di sebuah Pohon Besar Bunga Sakura.

Jisung tak menjawab pertanyaan Winter, dia menyuruhnya untuk memejamkan matanya dan merentangkan tangan nya ke depan. Bukannya, gadis ini menyukai sentuhan Bunga Bunga Sakura berguguran saat mata nya terpejam.

Hanya 5 menit...

Jisung lalu membuka mata nya, dia tersenyum manis melihat sosok Lia yang sedang menatapnya atau tak sengaja menatap nya dari kejauhan.

Baju yang di kenakan Lia sangat pas di tubuh nya. Dirinya tak peduli nanti akan mendapat omelan luar biasa dari seseorang.