NovelToon NovelToon
My Ex Beloved

My Ex Beloved

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Romansa
Popularitas:84.1k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Gamil Arfan Wiguna sangat mengharamkan untuk balikan dengan mantan. Bahkan, dia memiliki jargon yang masih dia pegang teguh sampai saat ini.

"Buanglah mantan pada tempatnya."

Namun, kedua orangtuanya mendesak Apang untuk segera menikah karena Apang sudah dilangkahi adiknya. Di saat seperti itu, semesta malah mempertemukan Apang dengan mantan pertamanya. Perempuan yang belum Apang buang pada tempat semestinya.

Apakah Apang akan membuangnya juga ke dalam bak sampah sama seperti mantan-mantannya? Atau malah terjadi cinta lama belum kelar di antara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Cinta Lama Belum Kelar

"Bang sat!"

Reksa tertawa ketika melihat sahabat sekaligus kakak iparnya mengumpat begitu kesal. Sebelumnya, Reksa memberikan sebuah kabar kepada Agha jikalau Apang ada di tempat Ibra melamar Naira. Lelaki itupun membawa buket bunga yang cantik.

"Pantes tuh anak biasa aja pas gua bilang Naira mau dilamar."

"Dia cerdik dan main cantik," balas Reksa.

"Jadi dia udah tahu?"

"Yap. Tuh anak kongkalingkongnya sama sopir sekaligus bodyguard Naira. Sejengkal aja Naira melangkah, pasti Apang tahu."

"Gak waras sih tuh anak," omel Agha.

"Makin ke sini effortnya makin gila," lanjutnya lagi.

.

Setelah Apang dan Naira mengantarkan Ibra pulang sehabis makan di restoran mahal, Apang mengantarkan Naira sampai rumah karena dia bukan lelaki tidak bertanggungjawab. Mengantarkan hanya sampai depan rumah atau pinggir jalan.

"Aku pamit ya, Tante."

Sikap Apang itu yang membuat bunda Nena menyukai Apang. Sedari dulu adab Apang memang luar biasa. Naira pun mengantarkan Apang hingga halaman rumah. Dia sedikit terkejut ketika Apang memutar tubuhnya tiba-tiba.

"Jangan buat gua makin benci sama lu," ujar Apang hingga membuat Naira terkejut.

"Karena gua bisa langsung menghilang tanpa jejak. Dan gua pastiin kita gak akan bisa bertemu lagi."

Apang pun sudah memutar tubuhnya kembali dan mulai menjauh dari Naira. Namun, Naira tak tinggal diam. Dia segera mengejar Apang dan menahan lelaki tinggi itu.

"Apa setelah aku melakukan itu, rasa benci kamu akan hilang?"

"Tergantung. Lu sukses atau enggak."

Naira pun terdiam. Namun, matanya masih menatap lelaki jangkung di depannya. Apang mengusap lembut ujung kepala Naira.

"Jangan cari gua dulu. Gua akan menghilang supaya lu terbiasa kalau seumpama lu gagal."

Naira menggeleng. Dia pun memeluk tubuh Apang.

"Jangan bilang seperti itu," pinta Naira.

Apang memundurkan tubuh Naira dengan pelan. Dia tersenyum ke arah Naira yang sudah menahan tangis.

"Maka, lakukan apa yang gua bilang tadi kalau lu gak mau kehilangan gua." Naira pun mengangguk.

"Anak pintar."

Tangan Apang kembali mengusap ujung kepala Naira.

"Bolehkan aku tetap menghubungi kamu?" Pertanyaan Naira membuat dahi Apang mengkerut.

"Apapun yang aku lakukan akan aku laporkan kepada kamu karena aku tahu akan ada banyak orang di sekeliling kamu yang akan melapor. Aku gak mau terjadi salah paham yang membuat kamu semakin benci aku," terangnya.

"Terserah," sahut Apang dengan wajah datar.

"Tapi, gua akan balas pesan lu."

"Gak apa-apa. Setidaknya kamu tahu apa yang aku lakuin."

Apang pun tersenyum kecil mendengar ucapan Naira. Dia sudah melihat sedikit effort Naira untuknya.

"Benar kata kamu, Fan. Berjuang sendiri itu melelahkan. Itulah yang aku rasakan sekarang, tapi aku akan tetap berjuang karena aku tahu ada perjuangan yang tak terlihat yang sedang kamu lakukan untuk aku. Aku akan terus berjuang untuk membuktikan kalau aku emang cinta sama kamu."

.

Laporan Khairan tentang Naira yang ke rumah sakit bersama Ibra sudah diketahui Apang. Naira sudah mengirimkan pesan juga sopir sekaligus bodyguard Naira sudah memberikan info kepadanya. Setiap gerak-gerik Naira pasti diketahui oleh Apang.

Di rumah sakit, Ibra mencoba untuk terus mendekati Naira. Namun, Naira selalu menghindar. Apalagi ketika dia bertemu dengan Khairan. Naira nampak ketakutan karena tatapan tajam yang Khairan berikan.

Apang yang mendapat video di mana Ibra bersikukuh ingin mendekati Naira hanya tersenyum.

"Percuma! Berujung sia-sia!"

Itulah yang Apang katakan sambil menonton video yang dikirimkan oleh orang suruhannya. Begitu juga dengan foto yang Abang Er berikan kepada Apang. Sehari sebelum Naira pergi ke mall bersama Ibra, dia sudah mengirimkan pesan kepada Apang.

Di mall itupun, Ibra begitu antusias dan semangat untuk mendekati Naira. Namun, selalu gagal karena Naira selalu menghindar. Dia lebih memilih masuk ke toko baju satu dan yang lainnya sampai Ibra lelah sendiri. Lagi dan lagi Apang yang kembali tertawa melihat video yang dikirimkan kepadanya.

"Dua kali tuh gagalnya," ejek Apang yang tengah duduk di kursi kebesarannya sambil tersenyum mengejek.

Foto yang Abang Er ambil di mana Ibra tengah mencoba mendekati Naira. Kebetulan pada saat itu Abang Er melihat momen tersebut dan langsung dia abadikan.

Sama halnya dengan Agha yang memberitahukan jikalau Ibra akan melamar Naira. Pada hari itu, Agha memang datang ke PT. DNG untuk membahas satu dan lain hal. Nyonya Nena pun mengenalkan Ibra kepada Agha. Pada pandangan pertama saja Agha sudah terlihat tidak suka.

"Ibra, Beliau ini kakak sepupunya Arfan. Pengusaha muda hebat."

Selesai pembahasan dengan nyonya Nena, Ibra berlagak sok kenal dan sok dekat dengan Agha. Dia pikir Agha adalah manusia yang humble. Pada nyatanya dia yang paling songong.

"Pak Agha, doakan ya semoga lamaran saya diterima oleh Naira, putri nyonya Nena."

Kedua alis Agha beradu. Apalagi melihat wajah Ibra yang tersenyum begitu lebar.

"SIAPA KAMU? MINTA DOA KE SAYA?"

Seketika Ibra terkena mental mendengar jawaban dari kakak sepupu Apang. Agha pun langsung meninggalkan Ibra dengan langkah lebar.

Apang tertawa ketika dia mendengar voice note dari bodyguard Naira yang menceritakan Ibra dan Agha.

"Bebal emang tuh anak," umpat Apang.

Naira pun memberitahu Apang jikalau Ibra mengajak dirinya makan malam. Setelah dua Minggu meng-goa, akhirnya Apang membalas pesan Naira.

"Sharelock."

Ya, itulah balasan pesan Apang. Namun, Naira tak banyak bertanya. Dia langsung mengirimkan tempat untuk mereka makan malam.

Aduan dari para saudaranya selalu ditanggapi santai oleh Apang karena dia sudah tahu semuanya. Mereka malah beranggapan jika Apang sudah menyerah. Padahal, dia sedang mengeluarkan effort di luar nalar manusia biasa.

.

"Naira!"

Suara seseorang membuat pelukan Naira dan Apang berakhir. Tubuh Naira terdiam untuk sesaat. Saking bahagianya dia melupakan sesuatu. Perlahan, Naira memutar tubuhnya. Ibra masih bersimpuh di tempat yang sama dengan membawa kotak cincin berwarna merah hati.

"Aku sayang kamu, Naira," ucap Ibra dengan wajah yang begitu kasihan.

"Maukah kamu jadi is--"

"Mata lu di mana sih? Lu gak liat buket bunga dari gua udah Naira pegang. Bego jangan dipiara!"

Apang mulai mengeluarkan bisa mematikan. Dia sudah menggenggam tangan Naira dan mengajaknya untuk pergi dari sana.

"Tas aku," ucap Naira.

Apang melepaskan tangannya dan membiarkan Naira mengambil tasnya. Di mana di depan kursi tempat tas Naira berada ada Ibra yang masih bertahan di sana. Benar dugaan Apang, Ibra menahan tangan Naira.

"Naira--"

"Maaf, Ibra. Jawaban aku masih tetap sama seperti dulu karena cinta yang aku miliki masih untuk Arfan."

Kalimat yang keluar dari bibir Naira membuat Ibra terdiam menahan rasa sakit yang tak mampu diutarakan. Naira melihat ke arah tangannya yang dicekal oleh Ibra. Perlahan, Naira melepaskan cekalan tangan Ibra. Dan berjalan menghampiri Apang yang sudah menunggunya.

Apang yang sudah mengulurkan tangannya disambut oleh Naira dan pergi meninggalkan Ibra yang berwajah begitu mengenaskan. Sedangkan pasangan cinta lama belum kelar sudah bagai truk gandeng yang terus bergandengan.

Dahi Apang mengkerut ketika mobil yang dia parkirkan sudah tak ada. Begitu juga dengan Naira yang mencari mobil yang mengantarnya tadi. Sebuah mobil beraroma menyengat malah berhenti di depan mereka berdua.

"BUANGLAH PANG-PANG BESERTA MANTANNYA KE DALAM MOBIL BAK SAMPAH!"

Suara lantang seseorang membuat Apang dan Naira menoleh. Seorang remaja lelaki memasang wajah yang begitu serius. Siapa lagi jika bukan Abang Er.

"Ini balasan karena udah ngeprank gua, Kak Pang-pang!"

...***To Be Continue***...

Ditunggu komen kalian ...

1
Salmi Ati
semoga saja ibra tidak berbuat yang macam2 sama naira karena di tolak.
Dien A
abang Er jangan kebangetan donk wkwkwk masa apang yang ganteng dan baik hati mau di bawa ke mobil sampah hheeee.... lanjuttt kak... double up donk
Lusi Hariyani
ya ampun s enjan bnr2 dh hbs kesabaran y sm apang jd krm mobil bak sampah buat angkut yg CLBK ha...ha...
Noey Aprilia
Pst krjaan para singa.....
Glirn udh blikn sm mntan,mlah d sruh naik mbil smpah.....
nsibmu y pang pang... 🤣🤣🤣
Arieee
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Medy Jmb
Kena Lo Pank😀😀😀
Haura Az Zahra
lanjut othor 😄😄😄
Haura Az Zahra
whahaha aduh kasian bang Ibra ,cari cewek lain ya bang 😁😁
Lusia
apang
Sri Lestari
Haha kene karma ini si pang pang kemarin² buang mantan sekarang dibuang Adx sepupu,,,
Elia Erawati
lucu banget masuk bak sampah ber 2
Rahmawati Abdillah
hahahah dendam banget dan niat banget Abang er ingin membuang Apang dan Naira ke mobil bak sampah😂
Ita Rosdiana
lanjuut ka
Lovita BM
waduuuuhh
Valen Angelina
ibra terlalu sakit hati.. bisa jdi penjahat nnti
Yus Nita
😃😃😃😃😃....
kereeen abang Er....
Salim S
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/abang Err udah bawa mobil bak sampah....buat s ibra aja abang Er....buar mobil bak sampah nya ga sia2...pasti Apang panik karena abang Ee ga pernah main2 dengan ucapa nya/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kasih Sklhqu
Abang ER mantap rasain tuh pang pang di buang ke mobil bak sampah 🤣🤣🤣🤣
Ida Lestari
lnjut trus thor
semangat.....
Salmi Ati
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!