Rian adalah siswa sekolah menengah atas yang terkenal dengan sebutan "Siswa Kere" karna ia memang siswa miskin no 1 di SMA nya.
Suatu hari, ia menerima Sistem yang membantu meraih puncak kesuksesan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 - Keberangkatan
Dering operator berbunyi, dan terdengarlah jawaban dari seberang telepon.
"Halo, maaf ini dengan siapa?" Ucap Personal dan talent assistant.
"Oh, iya saya bernama rian." Ucap Rian di telepon.
"Baik Bapak Rian, ini nomor kantor Alexa, ada yang bisa kami bantu?" Lanjut Asisten Alexa
Rian sedikit terkejut mendengar suara orang yang terdengar profesional berarti "Alexa telah menjadi orang penting" Pikirnya. Oleh sebab itu Rian menggunakan kata baku juga.
"Oh, iya maaf mengganggu. Saya mencari seseorang bernama Alexa, putri dari Ibu Sari, apakah boleh saya bertemu dengan beliau?."
Asisten itu terdengar ragu sejenak. "Maaf, Anda ada keperluan apakah dengan nona Alexa ?"
"Hm, ada sedikit keperluan dengan beliau, bilang saja ini berhubungan dengan ibu sari yaitu ibunya." Ucap Rian.
"Tunggu sebentar, saya cek jadwal dulu apakah beliau ada jadwal kerja sama atau tidak, mohon jangan dimatikan." Ucap Asistennya
Rian menjawab singkat "Iya" dan menunggu sampai ada suara kembali.
"Baik, beliau sedang tidak ada kegiatan hari ini, saya akan menghubungi Nona Alexa untuk menghubungi nomer anda." Lanjut Asisten.
Terdengar keheningan beberapa detik kemudian rupanya telepon rian telah dimatikan.
Rian menunggu dengan sabar sambil duduk di sofa sederhana itu, sementara Bu Sari duduk diam memperhatikan Rian yang sedang menelepon anaknya, beliau sesekali menatap sekeliling rumah itu dan mengobrol dengan Ibu Rian.
Tak lama kemudian, dering suara telepon berbunyi dan rian langsung mengangkatnya
Sebelum Rian berbicara, orang yang di telepon telah berbicara dan terdengar di telepon dengan nada yang sopan.
"Selamat Siang, Ini Alexa anak dari ibu Sari, ada keperluan apa ya?" Ucap Alexia.
"Selamat Siang, saya Rian dan telah menemukan ibumu di pinggir jalan dan sepertinya ia kebingungan saat beli makanan di salah satu warung makan, dan beliau tidak ingat nama jalan pulang." Jelas Rian.
Sejenak suasana di telepon menjadi hening sebelum Alexa menjawab dengan nada tetap sopan namun, meskipun Alexa tetap bersikap sopan, di dalam hatinya muncul suatu kecurigaan.
Alexa tahu ibunya mulai mengalami masalah ingatan, tetapi belakangan ini ia tahu bahwa banyak kasus modus penipuan yang berpura-pura menemukan orang tua yang hilang untuk meminta uang tebusan..
"Benarkah? Terima kasih banyak sudah membantu ibu saya. Bisa tolong beritahu lokasinya sekarang?" Ucap Alexa Sopan
Untuk memastikan kebenarannya dan tak menuduh orang sembarangan, Alexa segera mematikan telepon Rian dan menghubungi nomer telepon rumahnya.
Tring...
Tring...
Tring...
Telepon Rumah Alexa berbunyi dan diangkat oleh seseorang.
"Halo? Ini Alexa. Apakah ibu ada di rumah?" tanya Alexa kepada si bibi.
Dari seberang, terdengar suara salah satu pembantunya.
"Tunggu Sebentar Non, Bibi lagi cek dulu ke kamar nyonya" Ucap Bibi itu meninggalkan telepon aktif dan bergegas ke kamar ibu sari di lantai 1.
"Nyonya, nyonya, non alexa ingin berbicara dengan nyonya." Ucap Bibi itu didepan pintu tertutup kamar Bu Sari.
Bu Sari menyadari ada yang tidak beres dan membuka pintu kamar yang tertutup itu dan ternyata tidak terkunci.
Bibi terkejut karena melihat kamar itu kosong dan bergegas mencari dengan berteriak sambil berlari mengelilingi mansion mewah itu.
Setelah mengelilingi mansion mewah nan luas itu nyonya sari tidak ditemukan dan langsung berlari menuju telepon yang masih terhubung selama 10 menit itu.
"Nyonya… Nyonya tidak ada di rumah, Nona! Kami baru sadar beliau tidak ada sejak tadi siang!" Ucap Pembantu itu dengan nada panik.
Mata Alexa terkejut. Jadi, pria yang meneleponnya tadi memang benar-benar menemukan ibunya. Alexa segera kembali menghubungi Rian dengan perasaan sedikit bersalah karena sempat curiga.
Alexa segera kembali menghubungi Rian setelah memastikan ibunya memang hilang.
Namun, setelah beberapa kali dering, Rian tidak mengangkat teleponnya karena sedang sibuk mengobrol dan tak sengaja handphone nya tersilent.
Seketika, rasa cemas mulai menjalar dalam diri Alexa karena rian tak mengangkat teleponnya, tapi saat ia melihat layar ponselnya dengan seksama, ada sebuah pesan masuk sebelumnya.
[Rian : • Titik lokasi ]
[Rian: Ini lokasinya]
Pesan itu dikirim sekitar 9 menit yang lalu tepatnya pada pukul 13.30.
Alexa langsung membuka peta lokasi itu dan melihat lokasi yang dikirim menggunakan ponselnya. Itu bukan tempat mencurigakan hanya sebuah kawasan perumahan sederhana di Adana yaitu di jalan sumaja 2.
Tanpa membuang waktu, Alexa segera membuka aplikasi perjalanan dan langsung mencari penerbangan tercepat menuju kota Adana, tempat ibunya ditemukan dan tempat tinggalnya. Rumahnya memang berada di Jalan Sumaja 1, tetapi ia sedang berada di luar kota untuk pekerjaan.
Tanpa berpikir panjang, ia membuka aplikasi pemesanan tiket dan mencari penerbangan tercepat menuju ke kota Adana. Beruntung, tersisa satu penerbangan yang berangkat dalam dua jam ke depan, Tanpa ragu, ia langsung memesan 1 kursi bisnis dan kursi itu tersisa satu satunya pada maskapai penerbangan itu.
Sambil menunggu keberangkatan, Alexa menghubungi asisten untuk memberitahukan jadwal untuk esok hari di tunda karena ia sedang keluar kota menjemput ibunya.
Asistennya mengiyakan dan langsung menghubungi kliennya dan klien Alexa tak mempermasalahkan nya karena memang besok hanya baru persiapan syuting saja.
Alexa tidak menyiapkan barang bawaan yang banyak karena memang ia memiliki rumah di kota Adana itu.
Jalan Sumaja 1 dan Jalan Sumaja 2 secara teknis ialah bersebelahan, namun jaraknya cukup jauh karena kawasan elite di jalan sumaja 2 memang tidak dipenuhi rumah-rumah padat. Setiap properti memiliki lahan luas dengan pepohonan rindang dan lingkungan yang asri yang menemani di seperjalanan nya.
Tibalah jam 15.30, Alexa telah naik ke dalam pesawat itu dan duduk di kursi kelas bisnis yang telah di pesan nya.
Di dalam pesawat itu, Alexa mulai memikirkan sesuatu "bagaimana mungkin ibunya bisa keluar rumah tanpa ada yang mengetahuinya?"
Rumahnya memiliki penjaga dan sopir pribadi, dan ibunya biasanya beliau tidak pergi ke luar rumah tanpa sopir.
Rasa curiga mulai muncul. Apakah ini hanya kelalaian biasa, atau ada sesuatu yang lebih dari itu?
Tak ingin larut dalam pikiran, Alexa segera menelepon pembantu rumah untuk memastikan dengan jelas kembali situasinya.
"Apa tadi ada yang melihat ibu keluar rumah? Siapa yang terakhir bersama beliau?" tanyanya dengan nada tegas.
"Saya tidak tahu pasti, Nona, tapi terakhir saya lihat, beliau berbicara dengan Pak Joko (sopir keluarga), lalu setelah itu saya tidak melihatnya lagi. Saya pikir beliau hanya berjalan-jalan di sekitar taman rumah." jawab pembantu tersebut dengan suara sedikit ragu nan bingung.
Alexa menggigit bibirnya. "Joko…?" pikirnya
Ia menutup telepon dan mulai berpikir lebih dalam. Jika benar ibunya terakhir terlihat bersama Joko, maka ia harus mempertanyakan pria itu secara langsung setelah kembali nanti.
mohon maaf lahir dan batin