Possesive Playboy

Ternyata hidup harus berjalan dengan semestinya, dimana setiap roda pasti akan berputar, kadang kita akan ada dibawah kadang juga kita juga akan ada diatas, hanya tinggal waktu saja yang menentukan.

Semua masalah Giselle sudah berakhir dan juga sudah berada dititik terang, walaupun akhirnya Tomi harus meninggalkan dunia, tapi Giselle bersyukur karena peran antagonis dihidupnya sudah sadar, dan Giselle juga bersyukur karena mendapatkan Langit, yang dulunya dicap playboy sekarang dia benar benar berubah dengan memberikan effort yang bahkan tidak main main.

Giselle menyungingkan senyumnya sambil menarik tangan Langit yang ada dipipinya "Lang, gue tau pertemuan kita bisa dibilang tidak baik baik saja, tapi gue mohon jangan kembali sepeeti dulu, gue kalau sudah menemukan seseorang dan juga nyaman sama dia, gue gak bisa lepas begitu saja."

Langit tersenyum sambil mencium tangan Giselle "Gue akui, gue juga bukan cowok baik baik Sel, tapi kalau boleh jujur, lo cewek pertama yang bisa bikin gue jatuh dalam pesona lo, dan gue janji gue akan selalu ada disamping lo, sekarang dan nanti."

Giselle menautkan jari kelingkingnya "Janji jangan main belakang sama cewek lain"

"Janji" Jawab Langit dengan beranjak berdiri "Udah ih, jangan sedih aja, mending kita cari makan yuk, eh atau kamu mau aku temenin jalan jalan?"

"Boleh, tapi kemana?"

"Kehati kamu aja gimana?" goda Langit dengan menoel dagu sang gadis,

"Apa sih kok malah gombal gini, suka banget sih bikin aku salting" ucap Giselle dengan menutupi wajahnya.

"Cieee cewek aku blushing cieee, Sekarang ikut aku kita makan ditempat favorit aku, dan aku jamin kamu akan suka."

Dengan semangat Giselle menganggukan kepalanya, hingga tatapanya terarah pada tautan tangan Langit yang sedang mengenggamnya.

"Gue merasa nyaman saat disamping lo, semoga lo selalu gini sampai nanti ya Lang, gue nyaman gue sayang."

sesampainya cafe yang dituju Langit, siapa sangka dia melihat Bella dan juga Raka tengah makan disana, jelas saja Giselle langsung mendatangi meja makan mereka dengan berlari kecil.

"Gak usah lari Sel, nanti jatuh" teriak Langit.

"Gak akan sayang, pokoknya mau minta klarifikasi sama Bella dan Raka"

"Cewek gue lucu banget sih" guman Langit dengan menggelengkan kepalanya.

"Oeee jadian ya? Cieeeee"

Uhukk.. Uhukkk...

Raka berdecak sambil menyodorkan minumanya kearah Bella.

"Lo gak ngagetin orang bisa kan? Bella sampai tersedak loh Sel, sialan emang lo jadi temen"

Giselle meringis dengan duduk didepan Bella "Ya sorry, btw benar kan kalian jadian?"

Bella diam saja sambil menunduk,hingga Langit duduk disamping Sang kekasih "Gak usah malu malu, takut bener kalau dimintai pajak jadian lo"

"Lo aja gak kasih kita pajak jadian, masa kita ngasih kalian pajak jadian. Iya kan Bel?"

Bella mengangguk antusias "Iya lah, btw turut berduka cita ya Sel, kemarin gue hanya bisa nenangin lo gak bisa berkata kata juga karena udah sesak duluan."

"Santai aja, gue juga sudah ikhlasin kok Bel, tapi nih ini berarti secara tidak langsung lo konfirmasi kalau kalian jadian kan?"

Bella dan Raka mengangguk dengan senyumnya.

"Berkat lo gue nemuin jodoh Sel, jadi gue mau traktir kalian berdua deh gimana?" saut Raka.

Giselle jelas saja langsung mengangguk dengan membuka daftar menunya "Masalah traktir gue nomor satu. Oh iya selamat ya akhirnya lo bisa dapat cewek juga Rak, gak ngintilin gue mulu kemana mana."

"Gak usah bongkar aib gue lo, didepan cewek gue" sebal Raka

Bell tertawa pelan dengan menatap Giselle yang sudah bisa bercanda dan tertawa.

"Gue senang Sel bisa bertemu lo, lo bisa rubah hidup gue yang sunyi sepi jadi sangat berwarna pokoknya lo teman terbaik gue,sayang banget sama lo"

Giselle merentangkan tangannya dengan mata yang berkaca kaca "Gue juga baru nemuin temen setulus itu ya lo Bel, gini aja ya sampai nanti jangan ninggalin persahabatan kita."

"Pokoknya lo teman terbaik gue, dan gue gak akan pernah ninggalin persahabatan kita apapun yang terjadi."

Stella dan Samudra yang baru masuk kedalam cafe tersenyum miris.

"Salah gue hingga gue kehilangan teman sebaik Giselle, gue sayang sama Giselle, tapi gue sadar Giselle sudah tidak bisa persahabatan gue sama dia seperti dulu lagi." lirih Stella.

Samudra menghela nafasnya dengan mengusap punggung Stella "Biarkan Giselle bahagia, kita pantas dibenci sama dia karena ulah kita, yang penting kita menyadari akan kesalahan kita dimasa lalu, dan jangan sampai itu terulang lagi."

"Bahagia selalu Sel," guman Stella dengan menarik tangan Samudra "Kita pindah cafe Sam, gue yakin kita akan ganggu jika datang kesana"

Samudra menangguk dengan menatap sekilas Giselle dan Langit yang terlihat sangat bahagia.

"Gue titipin Giselle sama lo Lang, bahagiain dia selamanya,"

~Selesai~