NovelToon NovelToon
Ibu Pilihan Si Kembar

Ibu Pilihan Si Kembar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Menikah Karena Anak
Popularitas:44.1k
Nilai: 5
Nama Author: nurul wahida

Seorang pengasuh di tempat penitipan anak menarik perhatian si kembar akan kebaikan hatinya.
"Ayah, kami ingin ibu pengasuh itu menjadi ibu kami."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurul wahida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 'Rumah Ibu'

"Nak, apa kamu yakin dengan keputusan mu ini?" tanya mamanya khawatir.

Revan menatap beliau lalu mengangguk disertai dengan senyuman tipis. "Revan sudah yakin, ma," jawabnya pasti.

Mama Revan tersenyum bahagia. Ini adalah pertama kalinya Revan menginjak tempat mendiang istrinya. Terakhir kali ia disana ketika mendiang dikuburkan.

Keesokan paginya...

"Ayah!" teriakan khas Rara terdengar di penjuru rumah.

Gadis kecil itu membuka kenop pintu dengan menjinjitkan kakinya. Mendorong pintu besar itu, kemudian berlari menghampiri sang ayah yang masih tidur.

Ia melompat dengan sekuat tenaga, hingga kasur itu tergerak oleh lompatannya. Membuat Revan terbangun dengan kejutan yang tiba-tiba.

"Ayah! Ayah janji. Ingat, kalau kita bertemu ibu," ujarnya semangat.

Revan mengusap matanya, duduk, lalu bersandar di kepala ranjang. "Iya, ayah tidak lupa kok. Ayah siap-siap dulu ya," ucapnya dan mengecup wajah putrinya.

"Keano dimana?" tanya Revan.

"Sama nenek. Baru selesai mandi," jawabnya girang.

Revan mengangguk, kemudian masuk kamar mandi untuk bersiap. Rara keluar dari kamar ayahnya, menemui kembaran dan neneknya yang masih didalam kamar.

"Nenek," panggil Rara.

Mama Revan yang tengah memasangkan topi pada Keano menoleh kearah Rara. "Iya, sayang?" jawabnya.

"Kenapa baju kami hitam? Rara tidak suka," cemberutnya.

"Karena Rara akan bertemu dengan ibu. Ayah juga akan mengenakan baju berwarna hitam. Rara, Keano, dan ayah akan berbaju sama. Bukankah Rara menyukai baju sama?" bujuk neneknya.

Rara menganggukkan kepalanya. "Begitu ya, nek," jawabnya.

Mama Revan kini mengenakan dasi pita pada Keano, kemudian beralih memakaikan Rara topi juga. "Nah, beres," ucapnya bangga.

"Ayo, ayah pasti sudah menunggu," sambungnya.

Rara menarik tangan Keano dan neneknya dengan antusias. Revan melihat anak-anaknya yang imut berlari menghampiri dirinya.

"Ayo, kita berangkat," katanya yang diangguki oleh Rara dan Keano.

"Hati-hati di jalan," pesan mamanya.

"Mama akan pulang ke rumah, kasihan papa mu di tinggal sendirian. Dari semalam dia selalu menghubungi mama," ejeknya yang disertai tawa geli.

"Baiklah, ma."

Revan, Rara, dan Keano memasuki mobil dan berangkat. Selama di perjalanan, Rara sibuk berceloteh, bercerita apapun yang membuatnya ingin menceritakannya. Sedangkan Keano, laki-laki kecil itu hanya diam dan memperhatikan kembarannya.

Rara merasa heran, karena tiba-tiba saja ayahnya berhenti di toko bunga. "Ayah, apa disini tempatnya?" tanyanya.

"Tidak, sayang. Kita membeli bunga dulu untuk ibu," jawab Revan mengusap kepala gadis itu.

"Ikut!" teriaknya.

Revan membuka pintu mobil, Rara dan Keano turun. Lelaki itu menggendong anak-anaknya. Melihat-lihat bunga yang akan di beli.

"Ayah, bunga itu cantik." Tunjuk Rara pada bunga tulip.

Revan sedikit kaget, itu adalah bunga kesukaan istrinya. Di belakang rumahnya, terdapat tanaman tulip, yang di desain khas untuk sang istri. Taman itu kini di rawat oleh tukang kebun, kadang-kadang di rawat oleh mamanya.

Revan menunjuk bunga itu, dan penjual langsung merakit bunganya. Memberikan rakitan bunga yang indah pada Revan. Setelah dibayar, mereka langsung berangkat menuju ke tempat sang istri.

Mobil terhenti membuat kedua anaknya heran. "Ayah, ini kuburan," ucap Keano.

"Iya, ayo turun. Katanya mau bertemu ibu," ajak Revan.

Rara dan Keano turun agak ragu. Mereka memegang erat tangan ayahnya. Menelusuri setiap kuburan satu demi satu. Hingga akhirnya mereka sampai di satu kuburan yang indah.

Sebuah batu yang besar namun di beri keramik itu bertuliskan nama Laura Kiera. Ada dua tanggal yang berbeda. Tanggal pertama itu 01-06-1985. Dan tanggal yang kedua 01-02-2020. Itu sama dengan tanggal di hari ulang tahun mereka.

"Ayah, kenapa ulang tahun kami di tulis disana?" tanya Rara dengan polos.

"Anak-anak, ayo sapa. Ini adalah ibu Rara dan Keano," ujar Revan dengan berat hati. Jika tidak sekarang, maka kapan lagi ia harus menunjukkan hal ini pada anak-anaknya. Cepat atau lambat, anak-anak harus tahu keberadaan ibu mereka.

"Ayah," panggil Keano lirih.

Revan menatap Keano. Ia sudah menyiapkan hatinya dengan ekspresi yang akan anak-anaknya tunjukkan padanya. "Ada apa, nak?" tanyanya.

"Ibu, ada didalam?" tanya Keano.

Revan mengangguk memberikan jawaban pada Keano.

"Tapi kenapa ayah? Rumah kita kan besar? Kenapa ibu ada didalam?" teriak Rara tak terima.

"Iya, ayah. Kenapa ibu didalam? Apa tidak sesak? Pasti itu gelap ayah. Keano saja takut gelap. Apalagi ibu. Ayo keluarkan ibu, ayah," ucap Keano dengan menggoncang lengan Revan.

Rara dan Keano kini menangis meraung-raung meminta ibu mereka di keluarkan dari sana. Revan tak bisa menahan kesedihannya lagi. Akhirnya, air mata pun ikut tumpah mendengar tangisan pedih dari kedua anak-anaknya.

"Sayang, Tuhan sangat sayang pada ibu. Makanya ibu dibawa lebih dulu sama Tuhan. Kita tidak bisa menentang itu," ucap Revan menjelaskannya.

"Tapi kenapa ayah?" tanya Rara dengan suara yang serak.

"Karena ibu sudah berada di batas kehidupan. Ibu menitipkan malaikat-malaikat kecil pada ayah. Dan sebagai gantinya, ibu menjadi bidadari yang akan menjaga malaikat-malaikat ayah ini dari kejauhan," jelas Revan.

"Apa ibu tidak sayang kami?" tanya Keano.

Revan menggeleng kuat. "Ibu sangat menyayangi kalian. Bahkan ibu lebih mencintai Rara dan Keano dari pada ayah. Sesuai yang ayah katakan tadi, Ibu menjadi bidadari. Dan ibu akan menjaga kita dari atas," jawab Revan.

"Jadi, ini rumah ibu sekarang?" tanya Rara.

"Iya, ini adalah rumah ibu. Dan disini adalah tempat terbaik untuk ibu," jawabnya.

"Ayah, ibu sudah meninggal, kan? Oleh sebab itu ibu jadi bidadari," ucap Keano.

Revan tertegun sejenak, kemudian menganggukkan kepalanya.

"Keano membaca cerita tentang bidadari di tempat penitipan. Katanya, orang akan jadi bidadari dan bintang setelah mereka meninggal," ucap Keano.

Anaknya sangat pintar, ia terharu akan hal itu. Namun, ia sedih karena anaknya telah mengetahui hal-hal seperti itu di usianya yang sekarang. Apa ini yang dinamakan kedewasaan tidak memandang usia?

Revan mengusap kepala Keano, kemudian memeluk keduanya dan mencium mereka bergantian.

"Rara mengerti. Kata ayah, Tuhan sayang sama ibu. Dan kata nenek, kalau Tuhan sayang, berarti orang itu sa~ngat baik," ucapnya dengan memperagakan tangannya ke kanan dan ke kiri.

Rara turun dari pangkuan ayahnya. Ia mengusap rumah ibunya dan mengusap batu yang ada nama itu. "Ibu, karena Tuhan sayang ibu, berarti rumah ibu pasti bagus kan. Ibu, aku Rara bu," ucapnya.

Rara menarik tangan Keano. "Dan ini Keano, bu. Salam kenal ibu," sambungnya.

"Pasti rumah ibu nyaman, kan? Rara sayang ibu. Ibu, kalau ibu sudah jadi ibu bidadari, ibu harus datang pada kami, ya. Rara rindu ibu," ucapnya lirih.

"Rara gak nangis lagi kok. Rara hanya sedih sebentar saja. Sekarang gak lagi," ucapnya sambil mengusap air mata yang masih menetes.

"Ibu, Keano itu sangat pendiam. Ayah kalau lagi marah itu seram. Rara takut. Tapi, untung ada nenek yang bela Rara. Hihihi. Jadi, nenek marah ayah, karena ayah marah Rara. Lalu ibu, Rara sangat pintar, loh. Rara juga baik. Ibu, Keano itu memang pendiam. Tapi, Keano itu pintar. Keano juga bersikap baik. Semua itu ayah dan nenek bilang. Rara juga baik pada ibu pengasuh. Rara gak bandel. Oh iya ibu, Ibu pengasuh sangat baik. Dia tidak marah-marah. Rara punya teman, namanya Rasyid, bu. Dia nakal, tapi dia baik kok, bu. Apa lagi ya?" ucapnya sambil berpikir.

Rara menoleh pada ayahnya. "Ayah, Rara harus bilang apa lagi?" tanyanya.

"Kakek?" jawabnya.

"Oh, iya," jawab Rara girang.

"Kakek itu sangat bosan, ibu. Kakek tidak bisa diajak main," keluh Rara yang membuat Revan dan Keano tertawa.

"Tapi, kakek itu baik. Kakek selalu beli apapun yang Rara dan Keano mau. Kakek sampai dimarahi nenek karena beli semuanya. Hehehe. Rara sayang semuanya, bu. Rara sayang Keano, ayah, nenek, kakek, om, dan ami. Ami jauh, jarang pulang. Kalau om, dia sekolah kata ayah. Rara juga sayang ibu. Ibu baik-baik di rumah ibu, ya. Soalnya Rara gak bisa temani ibu. Gelap. Rara takut, hehe," cengirnya.

"Ayah, Rara sudah cerita sama ibu," ujarnya.

Revan mengangguk lalu menatap Keano. "Apa kamu juga ingin bercerita pada ibu?" tanyanya.

Keano menggelengkan kepalanya pelan. "Rara sudah cerita semua," jawabnya dengan tersenyum manis.

Revan mengerti, ia mengusap kembali kepala anaknya itu. "Ayo kita berikan bunga pada ibu," ucapnya.

Rara, Keano, dan Revan memegang bouquet bunga itu bersama, dan meletakkan bunga itu di bawah batu nisan Laura. Revan mengajak mereka untuk kembali pulang.

"Ibu, dadah. Lain kali, Rara akan cerita yang banyak lagi," ucap Rara sambil melambaikan tangan pada rumah ibunya.

Sayang, maaf baru mengunjungimu lagi setelah lima tahun. Aku begitu terpuruk untuk menatap rumah mu yang baru. Aku tidak sanggup untuk melihatnya. Aku adalah laki-laki pengecut, sayang. Butuh waktu lima tahun untukku mengunjungimu lagi--- Revan Juanda.

Semilir angin menyentuh wajahnya. Dan seakan-akan ada bisikan yang terbawa hingga terdengar oleh telinganya.

Kamu suami terbaik yang pernah ada, sayang. Kamu hebat telah membesarkan anak-anak kita dengan sehat dan bahagia. Temukanlah hidup baru, dan berdamai dengan masa lalu.

Suara itu, sangat mirip dengan istrinya. Ia tersenyum dengan kebanggaan istrinya. Tetapi, ia menghiraukan ucapan terakhir itu.

...To be continue...

1
LISA
Happy birthday for twins..happy selalu y bersama ortu kalian..makin maju jg dlm study 😊🙏🎂🍨
harwanti unyil
semoga menjadi awal yg baik
harwanti unyil
hidup terus berjalan mas kehilangan seseorang bukan berarti dunia berhenti, terus lh berjalan karena masih banyak hal yg indah di depan kehilangan seseorang jadi kn pelajaran buat kita dn jangan sampek km kehilangan seseorang untuk yg kedua kalinya
LISA
Revan udh mulai jatuh cinta sama kamu Luna 😊
Holipah
cari kesempatan aja kamu 🤣🤣
LISA
Benarkah hny sekedar menolong..🤭 pasti Revan udh mulai suka nih sama Luna
LISA
Ya Kak gpp koq.
cpt pulih y Kak.makasih y utk update nya
LISA
Cpt sembuh y Kak..terimakasih y udh update
nurul wahida: terima kasih ya🤗
total 1 replies
LISA
Revan hanya berpura² romantis di dpn keluarganya
LISA
Terimakasih y Kak utk up nya..cpt sembuh y Kak..
Lintang Alihan
bagus Thor ... semangat
Holipah
semoga cepat sembuh kak Thor
LISA
Cpt sembuh y Kak
LISA
Jadi ibu RT saja Luna..mengurusi si kembar
harwanti unyil
awas entr jadi buncin
pinka
Kasian Luna, paling males kalo ga bisa lepas dari masalalu
LISA
Kasihan Rara..dia takut klo ditinggalkan Ibu Luna..
Nia Black
sabar Luna tunggu revan bucin sm kamu
LISA
Happy wedding Luna & Revan..bahagia selalu y..Revan hrs bisa mencintai Luna
LISA
Wah udh kurang 3 hari nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!