NovelToon NovelToon
Introvert Efek

Introvert Efek

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Selingkuh / Dokter Genius / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Deri saepul

Akmal seorang dokter gigi yang introvert seketika hidupnya berubah saat mengetahui kalau dirinya dimanfaatkan
Dia berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan kehormatan yang sudah diinjak-injak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deri saepul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dikecewakan Lagi

"Yes...! yes....! yes....!" Akhirnya aku akan memiliki perempuan yang sangat menyayangiku, karena dari tutur sapanya Dia sangat mengagumiku." ujar Akmal sambil menari-nari kegirangan karena Penantian yang selama ini ia tunggu sebentar lagi akan menjadi kenyataan. dia akan memiliki seorang pacar dan menikah sebagaimana mestinya seorang laki-laki yang normal.

Tanpa membuang waktu Akmal pun menuju ke tempat tidur disambut dengan kasur empuk yang memeluknya dengan begitu hangat, lamunannya mulai terbang menari-nari membayangkan keindahan esok hari ketika dia bertemu dengan Sari Kumala, sampai Lamunan itu terbawah ke alam impian dan terasa seperti nyata.

Keesokan harinya, sore hari kira-kira pukul 02.30 Akmal sudah duduk di cafe senja, seperti biasa dia membawa satu ikat bunga yang tadi ia beli Ketika pulang dari rumah sakit, menghadapi satu gelas kopi yang dingin sebagai teman menunggu.

"Hai, aku adalah Akmal Sanjaya, orang yang kamu telepon tadi malam. Terima kasih kamu sudah datang, aku sangat senang bisa bertemu denganmu. Hai aku Akmal Sanjaya, kamu Sari kumala memang benar-benar sangat cantik  aku sangat senang mengenalmu." seperti biasa sebelum bertemu wanita yang dia kenal dari situs kencan online, Akmal akan melafalkan mantra-mantra pembicaraan yang akan nanti ia bahas bersama orang yang akan ia temui, namun seperti biasa kata-kata itu seketika hilang ketika berhadapan langsung dengan wanita cantik.

Akmal terlihat menunggu dengan gelisah. sesekali dia melihat ke arah jam yang ada di tangannya, sesekali dia membetulkan kacamata yang sedikit melorot ke arah hidung, kadang kepalanya memindai keadaan sekitar mencari-cari orang yang akan bertemu dengannya, karena tadi malam perempuan yang bernama Sari Kumala akan datang lebih awal, namun 15 menit menunggu Akmal belum melihat tanda-tandanya.

Gerak-gerik Akmal diperhatikan oleh seorang pelayan yang sudah sangat mengenalnya, meski dia tidak pernah mengobrol namun dia sangat paham dengan wajah Akmal yang sering mendatangi Cafe senja.

"Kasihan pria itu, dia terlihat gelisah." Ujarnya sama barista yang sedang menyiapkan pesanan pelanggan.

"Pria yang mana?" tanya sang barista sambil memindai keadaan sekitar di sela-sela pekerjaan yang sangat menumpuk.

"Itu yang duduk di dekat dinding, dengan mengenakan kemeja putih, dan ada Seikat Bunga di mejanya."

"Oh yang itu, emang kamu sangat mengenalnya?" tanya barista yang menatap ke arah orang yang ditunjukkan dari sela-sela gelas yang digantung di atas meja Bar.

"Kalau kenal sih nggak, Tapi kalau tahu Iya."

"Kok bisa seperti itu?" tanya barista sambil terlihat mengerut tidak paham dengan jawaban yang diberikan.

"Kalau kenalan, kita harus ngobrol. tapi kalau tahu kita bisa hanya dengan melihat."

"Emang dia lagi ngapain, Terus kenapa kamu bilang kasihan?"

"Pria itu sering mengunjungi kafe kita untuk menemui seorang perempuan yang mungkin dia kenal dari aplikasi kencan, karena setiap kali Ia datang pasti perempuan yang ia temui selalu berbeda. namun meski seringkali kali dia bertemu dengan perempuan, tapi tidak ada satu perempuan pun yang tertarik dengannya. perempuan-perempuan yang ia temui mereka tidak menyelesaikan pembicaraan mereka keburu pergi, karena aku sekilas Mendengar pembicaraan pria itu sangat kaku."

"Kasihan sekali pria malang itu. terus Sudah berapa lama dia datang ke kafe kita?"

"Mungkin sekitar 3 tahun, karena hampir setiap minggu dia selalu datang ke cafe sini, meski tidak untuk bertemu dengan seorang wanita karena tidak membawa bunga."

"Jadi kita bisa menyimpulkan Kalau pria itu membawa bunga dia akan bertemu dengan seorang wanita  kalau tidak membawa bunga berarti dia ke cafe hanya untuk ngopi?"

"Benar begitu, namun dia selalu datang sendiri, mungkin dalam hidupnya sangat kesepian tidak pernah memiliki teman."

"Lah kenapa kita malah ngomongin orang, sudah antar minumannya!" ujar barista itu telah mengetahui semuanya seolah tidak tertarik dengan kesedihan yang sedang dialami oleh Akmal Sanjaya.

"Ini pesanan meja nomor 8 kan?" tanya waiter itu memastikan setelah menyimpan empat gelas minuman di atas nampannya.

"Benar, Ya sudah tolong diantar, nanti mereka kelamaan menunggu."

Tidak ada pembicaraan lagi antara mereka, sang barista kembali melanjutkan pekerjaan namun sebelum itu dia mengeluarkan handphone kemudian memotret Akmal secara diam-diam, entah apa maksud dan tujuannya. Sedangkan waiter dia pergi meninggalkan meja bar Untuk mengantarkan pesanan, Setibanya di meja pemesan, waiter itu mulai menaruh gelas-gelas sesuai minuman yang dipesan oleh para pelanggan.

"Kasihan banget pak dokter Akmal Sanjaya Yang Malang dan menyedihkan itu, karena dia pasti sudah bosan menunggu wanita yang tak kunjung datang." ujar seorang perempuan dengan suara pelan, sudut matanya melirik ke arah Akmal Sanjaya yang masih gelisah, Setelah orang yang mengantar minuman kembali melanjutkan pekerjaan.

"Biarkan saja! supaya dia mendapat pelajaran. tidak seharusnya Dia mengintip kita kemarin malam." jawab yang pria dengan menatap sinis ke arah Akmal.

"Iya pasti dia menyesal, Namun bukan menyesal karena sudah mengintip kita tapi menyesal sudah membeli bunga itu karena wanita yang ditunggu tidak kunjung datang."

"Biarkan saja kita perhatikan sampai sejauh mana kesabarannya." Obrolan di meja itu yang terus dihiasi dengan senyum yang merendahkan.

Sedangkan orang yang diperhatikan dia sudah memesan sebuah makanan yang terbuat dari pisang, dia mulai menyantap makanannya dengan wajah yang sedikit gelisah dipenuhi ketakutan, kalau orang yang ditunggu tidak kunjung datang. Sesekali dia melihat jam yang ada di tangan bahkan beberapa kali dia terus mengecek handphonenya takut ketika ada telepon tidak terpantau.

Suasana di cafe senja Saat sore tiba menyapa, Cafe itu terlihat merayakan suasana yang tenang dan romantis. Cahaya senja yang lembut menyinari kafe, menciptakan nuansa hangat dan memancarkan pesona yang tak terlupakan. Meja-meja kayu yang teratur dihiasi dengan lilin-lilin kecil yang menyala, memberikan sentuhan magis pada setiap sudut.

Aroma kopi yang mendalam memenuhi udara, menggoda indera setiap pengunjung. Barista dengan hati-hati menyajikan secangkir kopi yang kaya akan cita rasa, sementara suara mesin penggiling kopi terdengar dalam irama yang hening.

Para pengunjung, beberapa di antaranya duduk dengan buku atau laptop, menikmati ketenangan Cafe Senja. Lampu gantung dengan desain artistik menggantung di atas setiap meja, menciptakan suasana yang cocok untuk pertemuan santai atau momen introspeksi.

Di sudut kafe, musik akustik yang lembut mengalun dari speaker, menambah kehangatan suasana. Beberapa pasang mata tertuju pada jendela yang memperlihatkan langit yang memerah, menciptakan latar belakang yang memukau untuk percakapan santai. Namun berbeda dengan Akmal yang masih dipenuhi kekhawatiran karena Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 15.30 wanita yang ditunggu tidak kunjung menampakan batang hidungnya. jangankan untuk menyapa untuk memberi kabar lewat telepon Iya tidak menerima.

Waktu pun terus berputar seperti tidak lelah untuk terus berjalan, Detik demi detiknya terus bertambah tidak ada yang bisa menghentikan, membuat Akmal semakin diliputi oleh rasa kecewa. namun dia tetap duduk sendirian tanpa ada yang menemani, meski dalam hatinya dia mengumpat banyak tentang wanita yang sudah membohonginya.

Kira-kira pukul 17.00 Akmal yang sudah kehabisan kesabaran karena nomor Sari Kumala tidak bisa dihubungi untuk menanyakan Kenapa dia tidak jadi datang. Akhirnya Akmal pun membangkitkan tubuh setelah menyimpan uang untuk membayar semua makanannya. dia sudah memutuskan akan pulang ke rumah dan mungkin tidak akan percaya lagi dengan perempuan yang terlihat menyukainya, padahal hanya mengerjai seperti tidak puas dengan apa yang sudah ia alami sebelum-sebelumnya.

Dengan hati yang sangat hancur Akmal mulai melangkahkan kakinya menuju ke pintu kaca yang besar, melewati keempat pengunjung cafe yang sejak dari tadi memperhatikannya. ketika Akmal lewat di hadapan Mereka salah satu dari mereka ada yang berbicara.

"Apakah foto yang dijadikan profil adalah foto terbaru?"

"Yah itu adalah foto terbaru, aku mengambilnya di Rumah Sakit Harapan sembuh. kenapa kamu tidak percaya?" jawab yang perempuan dengan tertawa.

1
xoxo_lloovvee
mc-nya freak, kek mana ga ada yg ngedekatin

1 like for you
jangan lupa mampir ya ke novelku ya 🤗
Raksha
saya juga pernah digituin thor
Raksha
Alusss, lanjutin Ampe sratusss
Raksha
Detail banget🙏, kamu dokter gigi kah thorr?
Raksha
Anjayyyy akhirnyoo
Raksha
tapi Thor, bukannya Akmal ganteng dan gagah?
Raksha
Thorrr saling mendukung yukk
Raksha
gwe suka penggambaran suasana lu
Raksha
Author, bisa gak mcnya jangan... 'gitu' ngerti ga?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!