Aku Bukan Simpanan, Tapi Istri Yang Disembunyikan

Agastya dan Dania berjalan beriringan, sedangkan Hendry mengikuti dari belakang. Bisik-bisik karyawan mulai terdengar. Membuat Agastya menghentikan langkah kakinya.

"Perusahaanku butuh karyawan yang loyal dalam bekerja bukan yang sibuk menggosip urusan atasan." Ucap Agastya.

"Hendry, hubungi kepala HRD sekarang. Beri surat peringatan untuk semua yang sudah menyebarkan berita busuk."

"Jika tidak ada perubahan, pecat secara tidak hormat mereka semua. Karena masih banyak orang luar yang berbondong-bondong ingin bekerja di Perusahaanku." Ucap tegas Agastya.

Kemudian mereka berdua melanjutkan langkah menuju mobil yang sudah disiapkan. Sambil menunggu Hendry menjalankan tugasnya. Membuat semua karyawan merasa panik, terutama Kinan yang kini ketakutan.

Rapat berjalan lancar, dan hari sudah beranjak sore waktunya pulang.

"Hubby, aku mau langsung pulang. Capek sekali rasanya tubuh ini." Ucap Dania sambil memejamkan mata.

Bagaimana tidak capek, jika semalam suntuk Agastya menggempurnya penuh semangat. Karena mantan duda itu sedang buka puasa setelah 5 tahun tidak pernah menyentuh lubang surgawi.

"Nanti jam 7 siap-siap aku jemput, kita akan dinner bersama anak-anak di Restoran." Ucap Agastya sambil mencium lembut bibir Dania tanpa sungkan padahal ada Hendry di dalam mobil.

"Hmmm..." Hendry berdehem karena kepanasan, dia masih jomblo tapi harus menjadi menyaksikan adegan live yang membuatnya iri ingin segera menikah.

"Makanya buruan nikah." Ucap Agastya.

"Belum ada yang mau Tuan." Jawab Hendry kesal karena diledeki.

"Hubby... Malu ih." Ucap Dania.

"Gak apa-apa supaya Hendry terbiasa melihat keromantisan kita berdua. Tapi ingat Hendry, ini rahasia. Hubunganku dengan Dania jangan sampai bocor sebelum aku tahu siapa yang selama ini sering mengancamku."

Ucap Agastya lupa jika seharusnya Dania belum boleh mengetahui masalahnya. Pasti sekarang wanita itu khawatir. Benar saja kan, lihat Dania langsung terdiam dengan mata berkaca-kaca menatap dalam wajah suaminya.

"Hubby... Jadi masalah kamu sebesar itu? Kenapa tidak bicara dari awal, supaya aku tidak curiga. Maafkan aku yang tidak memahamimu."

"Kamu tidak bersalah Honey, aku sering mendapatkan ancaman seperti ini. Makanya, aku menyembunyikan status kita. Supaya orang itu tidak menyentuhmu. Aku tidak ingin wanita, Istri yang sangat aku cintai terluka. Sampai dia tertangkap, tolong untuk banyak bersabar dulu." Ucap Agastya.

"Tentu, asal Hubby juga bisa menjaga batasan dari lawan jenis."

"Aku tipe Istri pencemburu, dan juga posesif meskipun kadang sikapku itu tidak berlaku untuk suami yang tidak peduli perasaan wanita. Tolong juga, hargai aku sebagai seorang Istri meskipun tidak semua orang tahu status hubungan kita. Intinya jaga jarak dengan MANTAN!" Dania menekankan kata mantan karena baginya mantan seperti kuman membandel.

Jam sudah menunjukkan pukul 19:00 WIB, tapi Agastya belum datang menjemput Dania di rumahnya. Padahal wanita itu sudah berdandan cantik dengan gaun yang anggun.

"Apa batal? Tapi kenapa tidak memberi kabar." Ucap Dania kesal.

Baru juga Dania akan menghubungi, suara klakson mobil membuat urung.

Tin

Tin

"Ayo Dania masuk."

Dania mau masuk ke dalam kursi penumpang di samping kemudi. Tapi suara lantang menyuruhnya berhenti.

"Jangan berani duduk di depan. Karena kursi itu punya Mama. Wanita asing apalagi seorang selingkuhan harus tahu diri, duduk di belakang bersama kami." Ucap Shireen yang mungkin sudah dilatih Sherly untuk bersikap ketus dan kasar.

"Wah... Wah... Wah... Sebagai mantan guru TK aku sungguh terkejut dengan mulut anak perempuan ini. Sangat tidak terdidik, maka tugasku mengembalikannya ke jalan yang benar. Anak seusia ini, sudah berani berkata kasar bahkan kepada orang yang lebih tua." Gumam Dania.

Lantas apakah dia menuruti perintah Shireen, jawabannya tentu saja TIDAK.

"Mas, aku duduk di sini. Aku akan kembalikan anakmu menjadi anak-anak seusianya pada umumnya. Jangan lupa aku mantan guru." Ucap Dania, masuk dan duduk di depan samping sang Suami.

Agastya tersenyum tipis, dia tahu bahwa Dania pasti bisa meluluhkan hati kedua anaknya dan mendidik dengan benar tidak seperti Sherly.

Di dalam mobil, Dania menoleh ke belakang lalu melihat wajah anak perempuan yang merah padam. Sepertinya dia mulai menunjukkan emosinya. Saat mulutnya akan mulai bicara, Dania lebih dulu mengeluarkan ucapannya.

"Jika masih berani berkata kasar, sebaiknya dia kita turunkan di bawah Jembatan Layang ujung jalan. Supaya berbaur dengan anak jalanan."

"Biasanya mereka anak-anak terlantar yang tidak punya orang tua. Tidak Sekolah karena harus bekerja mencari uang untuk bisa makan. Tidak manja dan yang membuat mereka berkata kasar karena memang hidup mereka keras di Jalanan. Kalau mau seperti mereka, teruskan sikap kasarmu biar aku minta Papamu buang kamu di sana."

Ucap Dania tegas membuat Shireen diam dengan mata menatap tajam.

"Kamu Sekolah kan? Kelas 3 SD Internasional, tapi sikap kampungan. Apa gak malu dengan teman-temanmu yang bisa bersikap sopan. Setidaknya dengan orang yang lebih tua itu bisa memberi hormat. Bukan menuduh selingkuhan, sembarangan bicara. Jangan sampai aku lakban mulutmu."

"Papa... Dia siapa kenapa kasar bicara denganku?" Dua bola mata Shireen menggenang dengan suara bergetar.

"Kamu tidak suka, Tante Dania bicara kasar padamu. Tapi kamu sudah berkata yang menyakiti hatinya. Ajaran buruk Mamamu itu harusnya kamu buang, atau Papa beneran akan buang kamu di Jalanan." Ucap Agastya bicara dengan tegas.

"Sebenarnya siapa dia? Kenapa Papa membelanya daripada aku." Tanya Shireen.

"Dia Sekretaris Papa, namanya Dania. Hormati dia mulai saat ini. Karena kalian akan sering bertemu." Jawab Agastya membuat Shireen bingung.

"Adek Agra, mau Tante pangku?" Tanya Dania ketika anak laki-laki usia 5 tahun itu hanya diam mendengarkan tanpa berkomentar.

Agra menggelengkan kepalanya sambil melirik Shireen yang sedang menatapnya tajam.

"Jangan takut dengan ancaman Kakakmu. Sini, jika kamu takut dengannya. Mau tidak kalau mulai malam ini tinggal bersama Tante saja. Karena kemungkinan Kak Shireen akan segera dilempar ke Kolong Jembatan." Ucap Dania membuat Shireen ketakutan. Sedangkan Agra perlahan mendekati Dania.

"Anak pintar." Ucap Dania lalu menarik tubuh Agra ke pangkuannya. Membiarkan Shireen menatap tak suka.

"Agra sudah sekolah?" Tanya Dania.

"Sudah." Jawab Agra pelan sekali.

"Agra tidak perlu merasa takut, karena Tante hanya akan galak dengan anak yang tidak sopan. Yang seperti tidak pernah makan bangku sekolahan." Ucap Dania konyol.

Agastya menahan senyum, dia kagum dengan cara Dania memperlakukan anaknya. Bisa tegas, galak tapi juga lembut tergantung sikap anaknya sendiri. Dan Agastya percaya, lambat laun, kedua anaknya akan menerima Dania. Setelah itu, setelah pengancam ketemu. Maka, Agastya akan mengumumkan pernikahannya. Dunia harus segera tahu, jika Agastya Wijaya milik Dania Eleanor.

"Apa Tante bisa masak enak?" Tanya anak tirinya itu polos.

"Tentu saja, memangnya kamu mau dimasakkan apa?" Tanya Dania lembut.

"Aku suka banyak makanan enak, tapi kalau di rumah Mama hanya ada roti untuk sarapan. Siang tidak dibawakan bekal juga. Malam, hanya makanan siap saji. Aku mau yang lain Tante..."

"Adik, jangan manja dengan dia. Mama tidak sempat memasak untuk kita karena Mama sibuk bekerja. Dia juga tidak akan sempat, karena setiap hari akan bekerja di Perusahaan Papa." Ucap Shireen.

"Apa kamu suka, seafood? Atau suka perdagingan? Katakan pada Tante." Ucap Dania mengabaikan perkataan Shireen.

"Aku mau seafood saos padang."

"Sekarang? Jadi kita ke restoran seafood saja kalau itu maumu." Ucap Dania memberi kode Agastya.

"Kenapa tidak pernah minta Mama?" Tanya Dania lembut ingin tahu.

"Mama alergi seafood Tante. Dan Mama lebih sering makan sayur. Katanya biar Mama tidak gemuk. Tapi aku tidak suka sayur, Mama terus paksa setiap hari."

Akhirnya Agra masuk kubu Dania, tidak sulit mempengaruhi anak TK. Karena anak usia 5 tahun masih mudah untuk dibentuk karakternya. Sedangkan anak usia 10 tahun, sedikit sulit meskipun bisa diusahakan asalkan berada dalam lingkungan tempat tinggal yang memberikan aura positif. Dan mungkin, Dania akan segera bawa Agra untuk tinggal bersamanya.

"Mas... Bukankah anak-anak tinggal denganmu selama ini?" Tanya Dania.

"Iya, tapi keseringan dibawa Omanya. Pasti sama Omanya diantar ke rumah Mamanya kalau aku sibuk. Apalagi selama 3 bulan ini, aku kan ikut ke Korea. Aku rasa waktu itu sudah cukup membuat Sherly mempengaruhi mereka. Dan aku menyesal telah meninggalkannya."

"Sudahlah, tidak perlu kamu sesali. Karena mulai sekarang ada aku. Biar aku yang beri pengertian, mungkin aku mulai dari Agra. Karena anak perawanmu sulit ditaklukkan. Tapi, bukan Dania namanya kalau kalah dengan anak 10 tahun. Kamu fokus saja cari pengancam itu, biar anak-anak menjadi urusanku tapi sebisanya." Ucap Dania.

"Kok sebisanya?" Tanya Agastya bingung.

"Karena tempat tinggal kita terpisah, sulit memantau mereka 24 jam. Aku hanya akan menengok saat jam makan siang di Sekolahan. Selebihnya, aku tidak berani melakukannya. Apalagi jika mereka pulang ke rumah orang tuamu." Jawab Dania.

"Baiklah, aku paham. Secepatnya kita akan tinggal bersama." Ucap Agastya.

Sementara itu Adnan sedang berada di Kantor Pengadilan Agama untuk mengajukan gugatan perceraiannya dengan Sasha. Sebelumnya setelah Sasha selesai melahirkan dan ketika sudah pindah ruang. Dengan lantang di depan seluruh keluarganya, Adnan menjatuhkan TALAK ketiganya.

Sasha menjerit histeris saat mendengarkan, pria yang diperjuangkannya malah membuangnya saat dia sedang membutuhkan pelukan.

Usai kebenaran tentang Sasha terungkap, dunia selebritis kembali heboh dengan berita tentang skandal Sasha Abigail yang seakan tidak ada habisnya.

Setelah diduga menjadi orang ketiga, hamil sebelum menikahi suami orang. Justru kini kabar tentangnya yang bukan hamil benih dari Adnan. Menjadi terdengar semakin menyedihkan karena berita kematian anaknya akibat HIV.

Hari itu juga jagat maya langsung ramai tagar boikot Sasha.

"KARMA DIBAYAR KONTAN!" Salah satu judul hotline yang menggemparkan dunia.

Bagaikan sudah jatuh tertimpa tangga, Sasha hancur berkeping tanpa sisa. Ketika kesombongan dan ketamakan menjadi senjata merebut milik orang lain. Bahkan ketika Daisy tidak membalas, tapi alam semesta memberikan hukumannya.