NovelToon NovelToon
Bun Dasim

Bun Dasim

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Balas Dendam
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: bundaAma

Alzena Jasmin Syakayla seorang ibu tunggal yang gagal membangun rumah tangganya dua tahun lalu, namun ia kembali memilih menikah dengan seorang pengusaha sekaligus politikus namun sayangnya ia hanya menjadi istri kedua sang pengusaha.

"Saya menikahi mu hanya demi istri saya, jadi jangan berharap kita bisa jadi layaknya suami istri beneran"

Bagas fernando Alkatiri, seorang pengusaha kaya raya sekaligus pejabat pemerintahan. Istrinya mengidap kanker stadium akhir yang waktu hidupnya sudah di vonis oleh dokter.

Vileni Barren Alkatiri, istri yang begitu mencintai suaminya hingga di waktu yang tersisa sedikit ia meminta sang suami agar menikahi Jasmin.

Namun itu hanya topeng, Vileni bukanlah seorang istri yang mencintai suaminya melainkan malaikat maut yang telah membunuh Bagas tanpa di sadari nya.

"Aku akan membalas semua perbuatan yang kamu lakukan terhadap ku dan orang tuaku...."

Bagaimana kelanjutan polemik konflik diantara mereka, yuk ikuti kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundaAma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

-19

Pagi pagi sekali Jasmin sudah membereskan semua bajunya ke dalam koper ia tidak ingin berlama lama tinggal di hotel ini baginya apartemen nya yang mungil jauh lebih nyaman dibandingkan kamar president suite room hotel ini.

"Mau kemana?" tanya Bagas dengan suara serak khas bangun tidur nya, baru saja membuka mata nya namun tatapan nya langsung menangkap kesibukan Jasmin yang tengah mengepak baju bajunya.

"Saya mau pulang pak, gak betah lama kelamaan di sini..." keluh Jasmin dengan wajah yang menampilkan senyum.

"Siapin baju saya, nanti saya anter sampai rumah..." titah Bagas seraya turun dari ranjang dan masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah selesai, mereka pun turun bersama ke lobby hotel, Bagas mengajak mereka untuk makan terlebih dahulu di kantin menerima penolakan dari Jasmin dengan alasan malu kalo harus makan bersama dirinya.

"Bapak bisa biasa ajah, kalo saya mah malu pak..." ujar Jasmin sembari memakai sabuk pengamannya.

"Emang saya jelek? Sampe sampe kamu gak mau makan bareng saya?" tanya Bagas kesal namun tetap mengemudikan mobilnya, sedangkan Azzam dan Rani duduk di kursi belakang dengan nyaman sembari memakan makanan ringan.

"Bukan gitu pak.. Wajah bapak tuh terpampang jelas di mana mana, kebanyakan orang tahu siapa bapak, dan besar kemungkinan mereka juga tahu mana istri bapak...."

"Yah kali dengan tiba tibanya seorang menteri yang jujur dan cukup populer di kalangan masyarakat, ketahuan makan bareng wanita lain? Saya bisa jadi gunjingan pak, kan saya udah bilang saya tuh bukan malu karena jadi istri bapak, tapi saya tuh malu jadi Bun Dasim di antara bapak sama ibu...."

"Dan pastinya gosep di sana judulnya pasti gini ' jadi pelakor gak harus cantik, cukup gak tahu diri dan kegatelan ajah tuh buktinya selingkuhan pak Bagas'.."

"Pokoknya gak bisa, saya gak siap jadi trending topik jelek...." ujar Jasmin bergidik ngeri membayangkan ocehannya jadi kenyataan.

Sedangkan Bagas ia hanya tersenyum senyum sendiri mendengar ocehan istri mudanya, entah mengapa meskipun dunia kerja nya saat ini tengah di Landa badai, ia merasa tidak keberatan dan tidak takut untuk menghadapi nya, padahal ia masih belum menemukan bukti bukti lagi untuk menjebloskan penjahat penjahat korup tersebut.

Namun saat bersama Jasmin ia merasa dunia nya akan baik baik saja, padahal dulu saat bersama Leni meskipun Leni selalu sigap membantunya ia tak pernah merasakan sehangat dan seindah ini, apakah ini benar benar salah satu tipu daya jin Dasim?.

Sampai di rumah, Bagas membantu membawa koper Jasmin masuk sampai ke rumahnya.

"Simpen ajah di situ pak..." ujar Jasmin pada Bagas yang tengah menyeret koper miliknya.

"Bunda.... Azzam mau ke Alfa... " tiba tiba saja Azzam merengek ingin pergi ke Alfa, karena mungkin akhir akhir ini Azzam terbiasa setiap harinya bulak balik Alfa dan taman bersama Rani.

"Mau beli apa sayang?" bukan Jasmin yang menjawab melainkan Bagas yang dengan sigap berjongkok di hadapan putra nya yang tengah merajuk.

"Mau jajan, Azzam juga mau beli loti di tanten kasilll...." jawab Azzam seraya menunjukkan wajah merajuknya.

"Emang jam segini Alfa udah ada yang buka?" tanya Jasmin keheranan

"Bawa ajah lah Ran, saya pengen mandi, lengket nih badan..." titah Jasmin lalu masuk ke dalam kamar miliknya.

"Uang nya udah ada Ran?" tanya Bagas saat melihat Rani sudah membawa Azzam begitu saja.

"Udah pak, setiap Minggu ibu selalu nitip uang buat jajan Azzam ke saya..." jawabnya dengan suara kecil namun jelas.

"Oh gitu, yaudah sana, jangan beli es sama permen dulu yah nak, masih pagi..." ujarnya seraya melihat Azzam yang sudah berjalan lebih dulu.

Jam menunjukkan pukul 7 pagi, namun Bagas masih enggan untuk berangkat ke kantor, ia ingin beristirahat dahulu karena masih ada waktu sebelum masuk ke jam kerjanya apalagi di tambah kantornya tidak jauh dari apartemen yang Jasmin tempati.

Cklekkk....

Bagas masuk ke dalam kamar di lihatnya Jasmin tengah mengeringkan rambutnya dengan hair dryer di tangannya.

Jakun Bagas naik turun, ia hanya bisa menelan ludah saat melihat Jasmin hanya mengenakan handuk yang menutupi dada sampai atas paha saja.

Langkah kakinya berjalan menghampiri Jasmin yang belum sadar dengan kedatangan nya.

"Astaghfirullah....." pekik Jasmin saat Bagas tiba tiba saja merebut hair dryer di tangannya.

"Bapak ngagetin ajah..." ujar Jasmin dengan wajah mendelik, lalu ia pun duduk di kursi meja rias tepat di sampingnya tempat tadi dirinya berdiri.

"Sini biar saya bantuin..." ujar Bagas seraya mengeringkan rambut sang istri dengan hati hati, Jasmin hanya diam saja tanpa menolak.

"Kalo di liat dari kaca, bapak udah kayak suami beneran ajah?" ujar Jasmin bercanda seraya memakai rangkaian skincare ke wajahnya.

"Emang saya suami palsu?" tanya balik Bagas seraya tetap fokus mengeringkan rambut Jasmin, ia berusaha sebisa mungkin mengering rambut Jasmin karena biasanya saat bersama Leni ia hanya menunggu Leni di rapihkan oleh para pelayan di rumahnya.

"Bukan sih, tapi kita juga gak bisa di bilang suami istri beneran kan?" tanya Jasmin dengan nada penuh tanya.

"Lebih tepatnya kita tuh suami istri yang terikat hanya karena ijab qobul dan duwittttttt...." ujar Jasmin lagi dengan nada slay dengan wajah menjengkelkan.

Sedangkan Bagas ia hanya mendengus kesal mendengar ocehan sang istri, meskipun kenyataannya menag begitu tapi jika mendengar langsung dari mulut Jasmin sendiri ia merasa sedikit tidak suka dan tidak terima.

"Kamu sekarang skincare ran?" tanya Bagas mencoba mengalihkan pembicaraan mereka tadi, sembari memakai kan hair tonic ke rambut Jasmin yang tengah ia sisir.

"Saya dari dulu juga skincare ran pak, rutin lagi..." jawab Jasmin, tetap membaluri tubuh nya dengan body care.

"Dulu kamu gak secantik ini..." ucap Bagas jujur dengan nada polosnya.

"Emmmmmmhhhhh ehhhhh...." Jasmin tersenyum malu malu tapi terkesan tidak tahu malu dengan wajah merengut dan badan yang bergoyang goyang.

"Jadi bapak merhatiin saya dari dulu nih?" tanya Jasmin meledek.

Ekhemmmmm

Bagas salah tingkah seraya mencoba menghilangkan groginya dengan mengacak acak dasi yang di pakainya.

"Jangan grogi gitu dong pak..." goda Jasmin yang tiba tiba saja berdiri, lalu mengusap dagu Bagas dengan centil.

"Kamu jangan mancing mancing saya yah..." ujar Bagas dengan tatapan dinginnya.

"Mancing? Ngapain mancing mancing bapak, mancing ikan ajah yang seger saya gak suka apalagi mancing bapak yang jelas jelas sudah berusia...." bantah Jasmin, lalu membuka lemari pakaiannya dan mengambil beberapa kain yang akan dikenakan nya.

Greppppppp

"Sebenarnya kamu mau saya giniin kan?" tanya Bagas, tiba tiba saja menarik tubuh Jasmin hingga membalik menghadap nya.

"Astaghfirullah... Gak yah, saya mah kalo mau diginiin gak usah nunggu di giniin sama bapak, tinggal merkosa bapak ajah apa susahnya, lagian saya juga gak polos polos amat... Inget yah saya tuh punya anak satu jadi pastinya saya gak polos...." ujar Jamsin dengan suara yang sedikit bergetar, jujur saja berada di posisi seperti ini membuatnya sulit untuk mengendalikan diri.

Cupppp

mwah..clappp...Cupppp

Tanpa aba aba, Bagas mencumbu bibir Jamsin yang terus mengoceh sedari tadi, tangannya dengan cepat menggendong tubuh kecil Jamsin dan meletakkannya di atas meja rias.

Brakkk brakkk brukkkk prangg

1
31_PUTU WIDIARTA
Keren banget nih cerita, semangat terus author!
Kanza: dukun author pemula ini yah bun🙏
total 1 replies
Willian Marcano
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!