NovelToon NovelToon
Selepas Cinta Pertama Pergi

Selepas Cinta Pertama Pergi

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:647k
Nilai: 4.9
Nama Author: Bunaya

Baru satu minggu Khalisa kehilangan pria yang menjadi cinta pertamanya, 'AYAH'. Kini dia harus menyaksikan Devan, sang tunangan selingkuh dengan Viola, kakak kandung Khalisa.

Belum juga selesai masalahnya dengan Devan dan Viola. Khalisa dibuat pusing dengan permintaan Sonia, kakak sepupu yang selalu ada untuk Khalisa, setiap gadis itu membutuhkannya. Sonia meminta Khalisa menggantikannya menikah dengan Narendra, pria yang sudah selama tiga tahun ini menjadi kekasih kakak sepupunya itu.

Sedangkan hati Khalisa mulai jatuh pada sosok Abian, dosen pembimbingnya yang sering memberikan perhatian lebih.

Bagaimana Khalisa menghadapi kerumitan hidupnya setelah di tinggal pergi sang ayah?

Apakah Khalisa menyetujui permintaan Sonia?

Yuk simak ceritanya di 'Selepas Cinta Pertama Pergi'

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4. Mengakhiri

Setelah berpikir baik dan buruknya, Khalisa memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Devan. Tidak ada yang bisa dia selamatkan lagi. Khalisa meyakinkan satu hal, inilah jawaban atas doa-doa yang selalu dia minta pada yang maha kuasa.

Melihat kegagalan rumah tangga orang tuanya, tentu Khalisa tidak ingin hal itu juga terjadi padanya. Dalam doanya, Khalisa selalu meminta untuk diberikan pasangan hidup bukan hanya sayang dan cinta padanya, tapi juga setia. Khalisa tidak ingin seperti ayahnya, korban dari ketidak setiaan dari wanita yang telah melahirkannya.

Dan hari ini, Khalisa melihat penghianatan Devan dengan mata kepalanya sendiri. Lagu milik Arvian Dwi, Ajarkan Aku sepertinya cocok untuk menggambarkan perasaan Khalisa. Oh... mengapa harus kulihat kau dengan dirinya, terluka... tapi tak berdarah.

Mungkin seperti inilah dulu yang dirasakan ayahnya, saat Diana pergi dengan pria lain. "Ayah memaafkan ibumu, Tapi tidak pada perbuatannya." ucap ayah Arsyad, saat Khalisa bertanya bagaimana perasaan ayah pada ibunya. Dan Khalisa setuju, tidak ada kata maaf untuk sebuah perselingkuhan. Sekalinya berbuat, besok-besok pasti akan mengulanginya lagi.

Sakit? Tentu saja rasa sakit itu ada. Lebih sakit lagi, karena Viola orang yang jadi selingkuhan Devan. Benak Khalisa bertanya, "Mengapa kakak tega melakukan ini kepadaku?"

Khalisa akui kakaknya itu lebih cantik dan menarik. Setiap mereka berjalan berdua, pasti orang-orang akan tertarik pada Viola dari pada dirinya yang selalu tampil apa adanya. Dan Viola itu seperti saudara kembar Diana, dia sangat mirip dengan ibu mereka. Hanya matanya saja yang meniru ayah Arsyad yang bola matanya berwarna biru seperti kakek mereka yang berasal dari Turki. Sementara Khalisa sebaliknya, dia seperti pinang dibelah dua dengan ayah Arsyad. Hanya rambutnya yang lurus dan hitam yang meniru Diana.

Untuk Devan, Khalisa tidak akan menangisi pria itu. Khalisa pernah mengucap janji, tidak akan ada air mata untuk pria lain, selain untuk sang ayah.

"Ica?" ucap tante Karlina begitu melihat tunangan putranya yang masuk kedalam ruang kerjanya.

Setelah merenung dan menenagkan diri, Khalisa memutuskan untuk menemui tante Karlina, ibu dari Devan. Dia akan mengembalikan cincin pertunangannya pada wanita paruh baya itu. Sebagai tanda Khalisa mengakhiri ikatannya dengan Devan.

"Apa Ica menganggu?" tanya Khalisa sopan sambil mencium punggung tangan tante Karlina.

"Tidak sayang. Mama hanya terkejut saja melihat kamu ada disini. Devan tadi izin untuk bertemu kamu. Berhubung mobilnya di bengkel, jadi tadi mama yang mengantarnya sampai di depan rumah kamu." ucap tante Karlina.

Mendengar penjelasan tante Karlina, Khalisa paham mengapa dia tidak melihat kendaraan Devan terparkir di depan rumahnya. Lagi-lagi Khalisa berpikir, inilah cara Tuhan membuka matanya. Dengan menunjukkan betapa buruknya kelakuan Devan di belakangnya. Begitu juga dengan Viola, sang kakak yang tega menusuknya dari belakang.

"Kak Devan ada di rumah." ucap Khalisa.

Benar kan Devan memang ada di kediaman ayah Arsyad. Tapi bukan untuk bertemu dengannya, melainkan untuk bertemu Viola dan mereka.... sudahlah, Khalisa tidak ingin mengingatnya lagi.

"Kenapa kamu ada disini?" tanya tante Karlina yang memang tidak tahu apa-apa. Jika Devan dirumah untuk bertemu Khalisa, lalu mengapa gadis ini ada dihadapannya?

"Tadi Ica ada panggilan untuk wawancara kerja, jadi Ica pergi ke perusahaan itu." jawab Khalisa yang tidak ingin menyebutkan nama perusahaan tempat dia bekerja.

Raut wajah kecewa jelas terlihat di wajah wanita yang akan menjadi mantan calon mertuanya. Tidak perlu ditanya, tentu Khalisa sudah tahu jawabannya. Apa lagi kalau bukan karena Khalisa tidak ingin jadi model di agency milik tante Karlina.

"Kenapa harus cari kerja tempat lain, sayang? Kamu bisa jadi model disini. Mama sudah tawarkan itu sejak awal kita bertemu, kan? Kamu itu bukan hanya cantik, tapi memiliki bentuk tubuh yang sempurna. Sama seperti Sonia. Lihat kakak sepupu kamu sekarang. Dia sudah jadi model terkenal dengan bayarannya juga mahal untuk sekali kontrak." ucap tante Karlina.

Bukan Khalisa tidak mau. Tapi dunia model bukanlah fashion Khalisa. Dia tidak suka wajah dan tubuhnya dilihat banyak orang. Bukan pemalu, Khalisa tidak suka saja dikenal banyak orang. Bahkan media sosial miliknya tidak ada foto yang menampakkan wajah Khalisa dengan jelas. Lebih nyaman saja menjadi orang biasa. Buktinya, Sonia sering mengeluh tidak bisa bebas. Harus selalu jaga sikap dan tingkah laku.

"Kebetulan sudah disalurkan pihak universitas Tan, bukan Ica yang melamar kerja disana." jawab Khalisa menjelaskan. Dulu dia menolak jadi model karena ingin fokus kuliah. Sekarang alasannya juga sangat jelas. Bahkan banyak mahasiswa lain yang ingin seperti Khalisa. Tanpa susah payah mencari pekerjaan, mengirim lamaran pada banyak perusahaan.

Dan untung saja Khalisa dulu menolak jadi model di agency milik tante Karlina, nyatanya hubungannya dengan Devan tidak bisa dilanjutkan. Seandainya Khalisa sudah bekerja jadi model, kemungkinan dia akan menolak saat ditawarkan bekerja di perusahaan Wiranata Group. Khalisa akan kehilangan kesempatan baik itu dan juga karirnya sebagai model. Tidak mungkin dia tetap berada di dekat Devan setelah hubungan mereka usai.

"Mama, Ca! Mama! Bukan tante. Harus berapa kali mama ingatkan." ucap tante Karlina.

Khalisa menarik nafas panjang, rasanya tidak pantas dia memanggil Karlina dengan mama. Apa lagi dia datang siang ini untuk mengembalikan cincin pertunangannya pada wanita yang melahirkan Devan ini.

"Maaf Tante, Ica merasa belum layak untuk memanggil Tante dengan panggilan mama." balas Khalisa memberanikan diri untuk mulai bicara serius. Diawali dengan menolak panggilan yang Karlina minta.

"Ica sayang, kamu itu calon istri Devan. Kalian akan menikah dua bulan lagi. Itu berarti kamu akan menjadi anak Mama." balas Karlina tidak mau dibantah.

Sepertinya Devan belum memberi tahu tante Karlina kalau Khalisa menunda pernikahan mereka. Entah apa yang Devan pikirkan, sehingga hal penting seperti ini tidak dia bicarakan pada mamanya.

"Tante, sebenarnya ada yang ingin Ica bicarakan." ucap Khalisa, dia tidak bisa menunda lebih lama lagi untuk memutuskan hubungannya dengan Devan.

Tante Karlina menatap menyelidik, "Jangan katakan kamu mengurungkan niat kamu menikah dengan Devan." Tebak tante Karlina yang sangat tepat itu.

"Maaf Tante."

"Jadi benar?" tanya tante Karlina tidak percaya.

"Ica tidak bisa meneruskan pertunangan ini." jawab Khalisa.

"Kenapa? Ada apa Ca? Devan bicara apa sama kamu tadi? Sampai-sampai kamu mengakhiri pertunangan kalian? Kalian bertengkar?" tanya tante Karlina beruntun.

"Kak Devan tidak bicara apa-apa. Kami bertemu, tapi hanya Ica yang melihat kak Devan di rumah. Sedangkan kak Devan tidak menyadari keberadaan Ica." jawab Khalisa.

"Tante lihat saja ini! Itu alasan mengapa Ica mengakhiri pertunangan kami." ucap Khalisa lagi sambil menyerahkan hp miliknya, agar tante Karlina melihat sendiri perbuatan putranya.

Untung saja saat tahu ada yang salah yang terjadi di kamar tamu, Khalisa merekam setiap adegan yang tadi dia lihat. Tanpa rekaman ini, mungkin tidak ada yang akan percaya dengan cerita Khalisa. Bisa saja, Devan mengelak tuduhan yang Khalisa lontarkan. Begitu juga dengan Viola.

Wajah tante Karlina memerah menahan marah. Dia sudah mengingatkan Devan untuk berhenti dari prilaku buruknya. Susah payah putranya itu bisa mendapatkan Khalisa, dan dengan bodohnya dia kembali terjerumus dengan kelakuan buruknya.

"Bukankah itu kakakmu?" tanya tante Karlina yang baru menyadari siapa wanita yang bermain dengan Devan. Khalisa mengangguk.

"Mama minta maaf, Khalisa." ucap tante Karlina. Mau ditaruh dimana mukanya saat ini. Devan sungguh keterlaluan.

Kelakuan Devan sama seperti ayah kandungnya, mantan suami tante Karlina. Dulu Karlina pun memilih mengakhiri pernikahannya karena ayah Devan terus mengulangi perbuatannya setelah dimaafkan.

Tidak perlu dijelaskan, tante Karlina paham perasaan Khalisa saat ini. Dia tidak menyalahkan keputusan gadis dihadapannya ini yang meminta mengakhiri pertunangannya dengan Devan. Pria yang tidak bersyukur sudah diberikan wanita sebaik dan secantik Khalisa.

Tante Karlina menatap sendu pada Khalisa. Bukan hanya pada Devan dia marah, Viola pun sama buruknya dengan putranya. Tega sekali mereka berdua menyakiti gadis sebaik Khalisa.

"Tante tidak salah, kenapa harus minta maaf. Ica datang untuk mengembalikan ini." ucap Khalisa sambil menyodorkan cincin pertunangannya pada tante Karlina.

Tante Karlina baru sadar, sejak tadi Khalisa sudah tidak mengenakan cincin yang kini ada di tangannya. Dengan berat hati, tante Karlina harus menerima cincin yang dia sematkan di jari manis Khalisa, empat bulan yang lalu.

Hening. Khalisa dan tante Karlina sama-sama sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Keheningan itu terganggu kala pintu ruangan tante Karlina terbuka. Sosok Devan, pria yang sebelumnya mereka bicarakan kinu berada diambang pintu. Pria itu tersenyum lebar begitu melihat keberadaan Khalisa diruangan mamanya. Tak ada raut rasa bersalah, dia berperan seolah-olah tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

Khalisa yang melihat keberadaan Devan langsung membuang muka. Ada rasa jijik begitu melihat wajah mantan tunangannya itu. Apa lagi bayangan pria itu tengah memasuki Viola seketika bermain dalam ingatannya.

"Sayang, ternyata kamu disini." ucap Devan sambil berjalan mendekati Khalisa.

PLAK

"Mama?"

...◇◇◇...

1
Rusmini Rusmini
pusing banget dgn org di sini /Hammer//Hammer/
Rusmini Rusmini
apakah ada hubungannya dgn Narend,Diana,Khalisa..../Hammer//Hammer/
asiah puteri mulyana
ya ampuun viola bener2 syg bgt ayah sm Ica smpe berkorban segala-galanya...ternyata pemeran utamanya sebenarnya adalah viola aku pikir..
Rusmini Rusmini
hmm/Proud//Proud/
Rusmini Rusmini
nikah siri itu om Dion
Rusmini Rusmini
apa emang gak suka atau iri dgn kehidupan Narend dan Icha
Rusmini Rusmini
ilang yo biarin aja /Smug//Smug/
Rusmini Rusmini
kalo sifat spt william menurun pd Devan apa nggak kasihan menurun kok celap celup /Panic//Panic/
Rusmini Rusmini
/Hammer//Hammer//Hammer/
Rusmini Rusmini
/Grievance//Grievance//Grievance/
Rusmini Rusmini
sungguh puyeng pala barbie
asiah puteri mulyana
curiga ulah Sonia😔
Rusmini Rusmini
lanjooottty
asiah puteri mulyana
OMG ...😱😱😱
Sapna Anah
bukanya d siram Mala pergi
Rusmini Rusmini
kayaknya Diana emang "sakit" beneran
Rusmini Rusmini
aneh maknya Viola dan Khakisa... sakit hati dgn pak ARsyad lampiasannya od anak-anaknya
Rusmini Rusmini
apa mo berantem dgn Diana...
Rusmini Rusmini
demi harta di halalkan sgala cara tp kamu tau hukum tabur tuaikan /Smug//Smug/
Rusmini Rusmini
pak Dosen dah punya anak rupanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!