Irie Bliss, seorang wanita ceria yang terlilit hutang karena kelakuan ibu dan mantan pacarnya. Dia terpaksa mengikuti sebuah audisi menyanyi dan berharap bisa memenangkan juara 1 yang biasanya berhadiah uang tunai 10 JT dan 1unit mobil yang akan dia jual jika menang. Namun, audisi yang Irie ikuti rupanya audisi mencari menantu yang diadakan oleh seorang wanita tua, dan malangnya lagi, Irie memenangkan hati wanita tua tersebut sehingga dia dipaksa menikahi anaknya yang seorang duda kaya raya bernama Arky Vernandez, sesuai janji.
~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°
✨ MOHON DUKUNGANNYA ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Married Via Audition : BAB 04
PERKENALAN
Irie tidak pernah bermimpi bahwa dia akan menikah dengan seorang duda kaya raya. Saat ini dia merasa canggung ketika wanita tua tadi mengajaknya naik ke mobil limousine miliknya. Irie merasa seperti seorang gelandangan yang masuk ke dalam mobil mewah.
“Siapa namamu?” tanya wanita tua yang sangat baik, bahkan dia tidak merasa jijik memegang tangan Irie yang seharian tak mandi.
“Irie!” jawab wanita cantik itu.
“Tolong jangan terlalu dekat Nyonya, aku belum mandi seharian!” lanjut Irie sedikit malu, namun dia lebih suka kejujuran. Jolie terkejut mendengarnya, namun dia tidak masalah akan hal itu. Toh mereka juga masih sama-sama manusia.
Wanita tua itu malah enggan melepaskan tangan Irie darinya dan terus tersenyum ke arahnya. Irie merasa lebih baik, setelah ibunya mengusir, Tuhan menggantinya dengan seseorang seperti Jolie. Bahkan Irie tidak tahu siapa dan bagaimana wanita tua di depannya saat ini.
“Jangan panggil Nyonya. Kau boleh panggil aku Ibu Jolie! Sebentar lagi kau akan menjadi menantuku.” Jelas Jolie. Meski begitu, Irie masih tidak enak dengan hal yang tiba-tiba tersebut.
Di sisi lain, setelah jam makan siang selesai. Bio si pria manis juga sudah menyelesaikan tugasnya. Pria itu segera memberikan selembar kertas berisi informasi lengkap tentang seorang wanita bernama Irie Bliss.
“Kau boleh pergi. Terima kasih.” Pinta Arky. Bio mengangguk dan membiarkan bosnya sibuk sendiri seperti biasanya. Setelah kehilangan sang istri, tentu saja Bio memahami sikap bosnya yang semakin hari bertambah dingin saja.
Arky memakai kacamatanya kembali, membaca detail isi kertas yang baru saja Bio berikan. Dahinya berkerut ketika membaca identitas dari calon istrinya.
“Cih. Yang benar saja.” Desus Arky meletakkan kertas tersebut di atas meja seraya membuka kacamatanya. Pria tampan berpostur tubuh vit itu menyandarkan punggungnya ke kursi.
Di saat pria itu memejamkan matanya, dia akan teringat dengan bayang-bayang istrinya. Rasa cintanya dan rindu akan sang pujaan hati tidak bisa dipungkiri lagi. Demi anaknya, Arky akan menerima pernikahan yang ibunya berikan.
Arky membuka matanya kembali, melirik ke sebuah foto yang masih terpajang di sisi meja kerjanya. Sebuah foto indah, dimana dia dan Saffron mengenakan pakaian pengantin dan bersama putrinya Alina yang tersenyum lebar. Kebahagiaan yang sudah hilang dalam sekejap. Sudah berapa lama Arky tidak melihat senyuman lebar dari putrinya?
...***...
Irie memandang kagum rumah yang berdiri tegak di depan matanya. Dia seperti berada di sebuah istana modern, bahkan rumahnya kalah besar dengan rumah milik Jolie. Irie juga melihat sebuah nama marga di sisi gerbang Mansion tersebut.
-‘Vernandez? Sepertinya aku pernah mendengarnya...’ Batin Irie mencoba mengingat kembali nama tersebut.
Namun tak sempat memikirkannya, Jolie sudah menghampirinya. “Ayo, Irie!” ajak wanita tua itu. Irie mengangguk dan mulai mengikuti langkah Jolie.
Mereka masuk melewati gerbang yang terbuka otomatis. Ketika masuk ke dalam dan melihat betapa indahnya halaman di sana, Irie benar-benar dibuat terpukau akan pemandangan kebun serta rumah Vernandez.
“Keamanan di sini sudah terjamin. Para pelayan juga selalu aktif dalam bekerja, meski begitu, saat kau sudah menjadi istrinya, jangan lupakan tugas seorang istri.” Jelas Jolie seraya tersenyum lebar.
Irie memang wanita ceria dan selalu menganggap semuanya akan baik-baik saja. Menikah bukanlah sulit untuknya, apalagi dia yakin suaminya nanti juga biasa-biasa saja.
Kini mereka berdua sudah sampai di depan rumahnya, setelah melewati halaman indah tadi. Jolie menaiki beberapa tangga, dan Irie mulai melepas sepatu yang dia pakai sebelum masuk.
“Apa yang kau lakukan? Tidak perlu dilepas.” Ujar Jolie melarangnya. Irie terkejut dan hanya tersenyum remang, melihat lantai yang begitu bersih membuatnya sungkan jika harus menginjak lantai tersebut dengan sepatu kotornya.
Jolie menarik tangan wanita muda itu dan segera mengajaknya masuk tanpa melepas alas kaki. Para pelayan yang berdiri menyambut kedatangan mereka pun juga ikut membatin, menatap ke arah Irie pastinya.
Ketika mereka berdua duduk di ruang tamu. Tanpa henti, Irie mengamati seisi rumah mewah itu. Senyumannya tak pudar sedikitpun, dan rasa kagumnya benar-benar tak bisa dikata-kata.
“Sekarang beritahu aku tentang dirimu dan keluargamu!” ujar Jolie.
“Aku— Kedua orang tuaku sudah meninggal dan ibu tiri ku....” Irie tak bisa berkata ketika dia ingat kembali perbuatan kotor ibunya itu. Bukankah itu sebuah aib yang tak perlu dibicarakan ataupun diceritakan.
Jolie yang melihat ekspresi sedih Irie pun mulai menatapnya penuh keheranan.
“Apa dia baik-baik saja?”
“Dia baik-baik saja! Hanya saja, aku diusir dari rumah karena terlilit hutang.” Jelas Irie yang enggan mengatakan kebenarannya. Meski kelakuan ibunya seperti itu, tetap saja, Irie masih menutupi keburukannya.
“Benarkah? Berapa hutangmu?” tanya Jolie.
“500 Juta.” Jawab pelan Irie karena harus menahan rasa malunya sendiri. Tapi Jolie sama sekali tidak mempermasalahkan hal tersebut, meski dia sedikit kaget dengan jumlah hutang yang sebegitu banyaknya. Untuk apa?
“Kalau boleh tahu... Uang sebanyak itu, memangnya untuk apa— ”
“NENEK AKU AKAN— ” Tiba-tiba suara lantang dari seorang gadis remaja cantik berambut panjang lurus bermata cokelat indah baru saja turun dari tangga dan hendak berpergian entah kemana? Namun, saat gadis itu melihat keberadaan Jolie bersama wanita asing, membuatnya bertanya-tanya.
Irie hanya tersenyum menyapanya, namun gadis tadi sama sekali tidak membalasnya, dan hanya menatap dirinya datar.
“Alina! Ayo kemari dan perkenalkan dirimu— ”
“Siapa dia Nenek?” tanya Alina Vernandez (19), putri tunggal Arky dan Saffron. Alina menatap dengan wajah kebingungan namun juga seperti sudah menebak sesuatu.
Sambil tersenyum Jolie mulai berdiri mendekati cucunya. Tak cuman Jolie, Irie juga ikut berdiri menatap gadis cantik itu.
“Namanya Irie! Dia akan menjadi ibumu!”
Mendengar pengakuan terlalu cepat, Alina tersenyum miring. “Yang benar saja, cih.” Balasnya langsung melengos pergi dengan tas ransel yang dia bawa.
Melihat dari reaksi Alina. Irie menjadi tak enak, dia sudah tahu betul bagaimana gadis itu tidak setuju dengan semuanya. Apalagi menjadi ibu sambungnya, apakah Irie bisa melakukannya? Jika Alina masih anak kecil mungkin dia sanggup, tapi rupanya dia adalah seorang gadis berusia 19 tahun dan itu adalah fase dimana perkembangan seseorang lebih ke dewasa.
Jolie merasa sedih melihat tingkah Alina yang hampir seperti ayahnya. Kedua orang tadi menatap punggung Alina yang sudah keluar melewati pintu.
“Maafkan dia Irie. Sikap Alina memang seperti itu, tapi percayalah, dia gadis yang baik!” jelas Jolie kepada Irie.
“Aku mengerti! Mungkin dia masih merindukan ibunya.” Balas Irie mencoba menenangkan Jolie.
Jolie juga pikir begitu. Dia terlambat menikahkan Arky dengan seorang wanita, seharusnya sejak usia Alina masih 15 tahun.
Irie dan Jolie kembali duduk di sofa.
“Maaf, jika boleh tahu. Kemana ibu Alina pergi?” tanya Irie.
“Lima tahu lalu, pesawat yang ibu Alina naiki jatuh, sebagian korban tidak ditemukan termasuk Saffron. Kami mencoba mencari Keberadaannya, tapi tidak ditemukan. Beberapa hari kemudian ada sebuah bukti mengatakan bahwa Saffron sudah meninggal, tapi jasadnya tidak ditemukan karena kemungkinan besar dia jatuh dari tebing ke dalam lautan.” Jelas Jolie.
Irie menundukkan kepalanya. Wajahnya juga sedih saat Jolie bercerita soal kejadian pesawat yang lepas kendali.
“Ibu ku juga meninggal di tragedi pesawat. Aku dapat merasakan hal yang sama seperti apa yang Alina rasakan. Ayahku menikah lagi dan kini, Alina juga sebentar lagi ayahnya akan menikah.”
Sebuah kebetulan yang sangat jarang sekali terjadi. Jolie benar-benar bersyukur karena setidaknya Irie tahu seperti apa yang Alina rasakan.
klo boleh kasih masukan thor...utk alina dgn umur 19th ga sesuai dgn sikapnya...itu lbh ke umur 16-17th...
sukses utk kedepannya thor....