"Kita tidak akan pernah berpisah," janji Damian.
Tapi janji tak semudah itu untuk ditepati, saat masih anak-anak dan sama-sama ditawan oleh penculik mereka saling memeluk erat.
Tapi beberapa tahun kemudian mereka kembali dipertemukan dan seperti orang asing.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
WSTM Bab 4 - 100 Juta
Ainsley meniup luka itu dengan hati-hati, sesekali juga menghapus air matanya sendiri yang mengalir. Setiap hari mereka sudah selalu berusaha untuk kuat, untuk tegar, tapi nyatanya dia dan Damian hanyalah anak-anak kecil yang begitu lemah.
Ainsley bahkan tidak tahu bagaimana caranya mengehentikan tangis ini, menghentikan kesedihan ini, karena yang terlihat di depan mata hanyalah penderitaan.
"Ains," panggil Damian hingga membuat Ainsley mengangkat wajahnya dengan cepat, menatap ke arah kak Damian yang memiliki postur lebih tinggi dibanding dia. Ainsley hanya setinggi dada Damian.
"Kenapa Kak? Apa sangat sakit? perih ya? Aku akan tiup lagi."
Tapi Damian justru menarik tangannya menjauh, lalu mengelus puncak kepala Ainsley dengan lembut. "Aku adalah anak laki-laki, luka seperti ini tidak akan membuat ku merasa kesakitan," kata Damian bohong, meski rasanya perih sekali tapi dia tahan sekuat tenaga agar tak menunjukkan rasa sakit tersebut.
Damian tidak ingin membuat Ainsley makin bersedih, justru air mata itu yang membuatnya tak kuasa. "Aku berjanji padamu, Ains. Ketika kita bebas nanti aku akan meminta pada kedua orang tuaku untuk merawat mu juga. Kita tidak akan pernah berpisah. Kamu tidak perlu lagi menemui Madam Cloe," janji Damian.
Sebuah janji yang justru membuat Ainsley makin menangis dengan tersedu. Kak Damian selalu saja seperti ini, selalu memperlakukannya dengan sangat baik, sampai hatinya yang lembut mudah sekali merasa terenyuh. "Te-terima kasih, Kak. Jika tidak ada kak Damian, aku tidak tau harus bagaimana menyikapi ini semua. Aku pasti tidak akan punya harapan," balas Ainsley.
Damian lantas memeluk Ainsley erat, terus mengelus punggung sang adik dengan lembut, tak ingin kesedihan itu makin menguasai hati Ainsley.
Jam pun bergulir, Damian dan Ainsley terus merasa cemas tentang nasib hidup mereka. Menunggu diselamatkan dan menunggu waktu mereka akan ditarik ke tempat lelang.
Sampai jam menunjukkan angka 8 malam, belum ada tanda-tanda anak buah keluarga Lynford menyerang markas tersebut. Yang ada justru seorang penjaga menghampiri mereka di penjara.
"Halo anak cantik dan tampan, ayo kita pergi untuk berpesta!" ucap penjaga itu dengan tawa yang terdengar menggelegar. Tawa yang membuat semua anak disana merasa khawatir.
Ainsley dan Damian ditarik untuk keluar, sepanjang jalan Ainsley dan Damian hanya mampu bersitatap dengan anak-anak lain di dalam bilik penjara.
Kini penjagaan Ainsley dan Damian bahkan lebih ketat, mereka di bawa ke tempat lelang dan dimasukkan ke dalam sangkar besi, diperlakukan layaknya binatang. Ainsley dan Damian berada di sangkar yang berbeda.
Mereka tetap berada di sana memperhatikan tamu satu per satu datang ke tempat acara tersebut. Menatap Ainsley dan Damian dengan penuh minat.
Tatapan yang membuat Ainsley benar-benar merasa ketakutan, dia menatap kak Damiannya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Jangan menangis Ains, aku mohon. Kata Damian, tapi hanya mampu dia ucapkan di dalam hati. Berharap ucapanya tersebut tersampaikan pada Ainsley melalui sorot matanya.
Kak Damian, mungkin .... mungkin ini akan jadi terakhir kalinya aku bisa melihat Kakak. Batin Ainsley, saat dia berkedip akhirnya air mata itu jatuh.
Tepat jam 9 malam akhirnya pelelangan itu pun dimulai.
"Silahkan Tuan-tuan, ini adalah dua barang terapik yang kami punya. Lelang akan dimulai dari gadis cantik ini dulu, mulai dengan harga 100 juta!"
jgn ganguuuu ihhh