Ketika Talak Telah Terucap

Ketika Talak Telah Terucap

Bab 1 Awal Mula

“Malam ini aku tidak pulang. Langsung ke Bogor ... “ pesan singkat Bisma tertangkap Ajeng di keheningan malam.

Sudah kesekian kali Bisma mengirim pesan singkat jika tidak pulang ke rumah. Ajeng pun tidak ada keinginan untuk membalas. Ia paham, chat yang Bisma kirim hanya sebagai pemberitahuan yang tidak memerlukan imbal balik. Ia kembali meletakkan ponsel di atas nakas di samping tempat tidur.

Dengan perasaan lelah ia membaringkan diri di samping Lala putri kecilnya yang sudah terlelap dalam pelukan malam. Jemarinya membelai rambut  Lala dengan perasaan sayang. Kalau bukan karena mama mertua dan Mayang, kakak iparnya yang baik hati, rasanya berat baginya untuk meneruskan pernikahan mereka yang kini sudah berjalan tiga tahun.

Sejak awal pernikahan, Ajeng berusaha menyelami karakter Bisma yang dingin dan pendiam. Pernikahan mereka bukan atas dasar suka sama suka, tapi karena perjodohan.

Serasa mendapat durian runtuh, Ajeng yang hanya orang biasa yakin akan kebahagiaan yang ia dapatkan jika berhasil menikah dengan Bisma. Perkenalan mereka cukup singkat, selama satu bulan dengan Nurita mama mertuanya yang mencomblangi hubungan mereka.

Pertemuan awal dengan Nurita, mamanya Bisma terjadi saat Mayang datang membawanya untuk membuka rekening baru di bank tempatnya mengais rejeki begitu menyelesaikan kuliah.

Sebagai seorang  Customer service yang baik, Ajeng melayani keduanya dengan ramah. Nurita yang seorang perfeksionis terus mencecar pertanyaan yang bahkan tidak ada hubungan dengan pembukaan rekening.

Dengan penuh kesabaran Ajeng melayani semua dan menjawab pertanyaan Nurita dengan sopan dan ramah.

“Adek sudah menikah?” tiba-tiba pertanyaan Nurita membuat Ajeng terkejut.

Ia tidak menyangka nyonya besar yang penampilannya sangat modis mengajukan pertanyaan seperti itu. Belum sempat ia menjawab,

“Gak usah ditanggapi pertanyaan mama  mbak,” celetuk Mayang.

Ia tak ingin mamanya membuang waktu petugas CS yang sedang bekerja profesional dalam melayani nasabah baru. Ia yakin, hobby baru mamanya menjodohkan adik batu-nya belum usai. Setiap perempuan menarik hatinya akan langsung ia tembak saat itu juga. Padahal Mayang yakin, belum tentu Bisma setuju dengan keinginan mamanya.

“Eh, kamu itu jangan ikut campur urusan mama. Kali ini mama yakin gadis ini cocok dengan karakter kulkas adikmu,” Nurita berbisik dengan sewot ke arahnya.

Mayang tersenyum sambil menganggukkan kepala pada Ajeng yang memandang ia dan mamanya dengan jidat berkerut. Raut perempuan itu heran melihat perseteruan yang terjadi di depannya.

Dalam hati Mayang pun meyakini apa yang dikatakan mamanya benar. Paket komplit ada pada sosok CS ramah di depannya. Wajahnya ayu dan manis, tak bosan memandang apalagi kalau tersenyum.

“Kalau keluarganya matre bagaimana?” Mayang berusaha menakut-nakuti mamanya, “Sekarang banyak kejadian lho ma ... disangka perempua baik-baik, taunya menusuk dari belakang, hi ... ngerii .... “

Ia sudah bosan, sudah puluhan gadis yang ia dan mamanya temui untuk mengakhiri masa lajang Bisma yang kini sudah berusia 32 tahun. Ia sendiri heran dengan si batu, julukan yang ia berikan pada Bisma adik semata wayangnya yang masih betah melajang di usia yang cukup mapan untuk berumah tangga.

Ia tau, rasa tanggung jawab Bisma sebagai anak laki-laki yang harus melindungi kedua perempuan yang sangat berarti dalam hidupnya sepeninggal sang ayah dua tahun lalu membuat adiknya begitu keras dalam menjalani hidup. Bisma seolah menghukum dirinya sendiri untuk tidak terlibat dalam hubungan asmara.

Sejak kecil Bisma sudah menjadi seorang kutu buku, sehingga saat menyelesaikan sekolah kedinasan membuat ia tidak pernah memiliki pacar. Dan ia yakin, menjalin hubungan dengan perempuan hanya akan menghabiskan waktu dengan berbagai drama di dalamnya.

Ia tak habis pikir dengan jalan pemikiran Bisma. Ia dan suaminya Rudi langsung menikah begitu selesai kuliah S1. Otomatis sudah sepuluh tahun ia dan Rudi bersama, tapi Yang Kuasa belum mengizinkan keduanya memiliki keturunan.

Mungkin karena aktivitas masing-masing di dunia kerja membuat keduanya jarang memiliki waktu bersama, sehingga saat kembali ke rumah fisik sudah lelah dengan segala pekerjaan yang dijalani setiap hari.

“Gak masalah. Harta kita cukup untuk sepuluh keturunan,” Nurita kembali berbisik dengan kesal menyanggah ucapan putrinya.

Kali ini ia yakin dengan pilihannya. Tidak ada kepura-puraan dalam sikap gadis muda yang sudah masuk dalam targetnya sebagai menantu idaman di masa depan.

Selama tiga hari ia datang berturut-turut untuk mengamati aktivitas dan keseharian gadis yang ia ketahui bernama Ajeng  Lestari Handayani. Tidak ada perbedaan dalam pelayanan yang dilakukan gadis itu pada setiap nasabah yang memerlukan bantuannya.

Adab yang dimiliki gadis itu benar-benar membuatnya jatuh hati. Sudah banyak gadis yang direkomendasikan keluarga, maupun lingkungan pengusaha yang ia temui. Tapi Ajeng telah mencuri hatinya sejak pertama bertemu.

Ia tidak ingin orang lain mendahului niat yang sudah terbungkus rapi di dalam pemikirannya. Bisma tidak akan menolak keinginannya. Pesan almarhum ayahnya agar selalu membahagiakan mamanya tertanam kuat di hatinya.

“Ibu, apa ada masalah?” Ajeng menatap perempuan parobaya yang memiliki kharisma kuat di hadapannya.

“Ya, masalahnya ibu pengen jadikan kamu mantu,” tembak Nurita langsung.

Ia tidak ingin membiarkan pikirannya bermain sendirian, karena belum mengetahui status CS yang telah ia klik.

“Mama .... “ tukas  Mayang, tak menyangka mamanya akan berterus terang pada gadis yang tidak mereka ketahui asal usulnya.

“Maaf ya bu,” Ajeng menempelkan kedua tangannya di dada, karena tidak nyaman dengan sikap Mayang yang tampak keras.

“Nanti dek Ajeng istirahat jam berapa? Mama tunggu di kafe depan ya?” harap Nurita, “Mama tak ingin ada penolakan. Kalau memang kamu sudah menikah, mama ikhlas. Tapi kalau kamu berbohong, mama gak akan berurusan di bank ini lagi.... “

“Ih, mama main ancam lagi,” timpal Mayang menggeleng-gelengkan kepala dengan kekeras kepalaan mamanya.

Kini ia tau, sifat kepala batu Bisma turun dari sang mama. Pantas saja kalau sudah pendapatnya A, mama gak akan bisa dibantah.

Terpaksa Ajeng tersenyum menanggapi ucapan perempuan modis di depannya. Nasabah prioritas yang harus ia layani sebaik mungkin.

“Baik bu. Jam 12 siang saya akan menemui ibu di kafe depan.”

Percakapan hangat penuh rasa kekeluargaan mengalir begitu saja. Nurita yang ia lihat sebagai perempuan sosialita begitu ramah dan terbuka dalam berbicara dengannya. Mayang yang tampak judes dalam beberapa kali pertemuan mereka pun kini menunjukkan keramahan dan keanggunan seorang perempuan kelas atas di matanya.

Sebelum melanjutkan niatnya untuk menjadikan Ajeng sebagai mantu, Nurita memperkenalkan dirinya dan Mayang serta putra tunggalnya Bisma yang sampai usianya kepala tiga belum menemukan jodoh.

Nurita menceritakan kehidupan keluarganya yang tanpa didampingi suami yang telah terlebih dahulu dipanggil Yang Kuasa. Ajeng dengan antusias mendengar cerita perempuan parobaya yang kini juga telah menyita perhatiannya.

Kepergian ibunya di saat ia masih SMP membuatnya harus menjadi figur yang tegar bagi Dimas adiknya yang baru kelas V SD.

Cinta yang terlanjur dalam dimiliki sang ayah Prapto Darmojo membuatnya enggan untuk menikah lagi. Ia ingin mengantarkan kedua buah hatinya mencapai pendidikan tinggi agar bisa menjalani hidup dengan lebih baik, dibanding dirinya yang hanya petani biasa.

Dengan tekad dan semangat yang kuat untuk membuat ayahnya bangga, kini Ajeng berhasil menjadi pegawai di salah satu bank pemerintahan. Ia sudah bekerja selama 4 tahun, dengan penghasilan yang membuatnya mapan dan membantu membangun rumah permanen untuk ayahnya dan Dimas di salah satu kampung di kabupaten Kediri.

Saat pertemuan pertama dengan Bisma, betapa ia tak bisa menutupi rasa senang. Rasanya ia ingin melompat saking bahagianya akan dijodohkan dengan lelaki yang di matanya begitu sempurna tanpa cacat dan cela.

Sekelumit percakapan di masa lalu kembali terbayang di wajah Ajeng ketika malam itu ia diundang Nurita untuk makan malam di kediamannya.

Di meja makan ia melihat sosok laki-laki tampan duduk dengan tatapan tajam padanya.

“Nak Ajeng, perkenalkan. Ini Bisma putra mama,” Nurita membawa Ajeng berdiri di hadapan Bisma.

Dengan senyum ramah yang sudah biasa ia lakukan pada nasabah membuat Ajeng santai menyapa Bisma.

“Selamat malam mas.... “ sapa Ajeng.

Dengan enggan Bisma menerima jabat tangan Ajeng dan meneruskan makannya kembali.  Ajeng tak terlalu mengambil hati perlakuan Bisma saat itu. Nurita sudah mengingatkan padanya, bahwa putra bungsunya itu seorang yang kaku dan tidak pandai berbasa-basi.

***Happy weekend buat  readerku tersayang.  Otor punya kisah baru yang akan kita nikmati bersama.  Dukung terus ya. Salam sehat selalu ....***

Terpopuler

Comments

Sera

Sera

ceritanya bagus. alurnya naik turun.
semangat thor...

2024-05-30

2

Anita Jenius

Anita Jenius

bagus alurnya

2024-06-03

0

Kartini Kartini

Kartini Kartini

masih menyimak ,bagus

2024-06-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Awal Mula
2 Bab 2 Bersuami Rasa Janda
3 Bab 3 Mencoba Bertahan
4 Bab 4 Menangis Dalam Kesendirian
5 Bab 5 Nasehat Sari
6 Bab 6 Memulai Usaha
7 Bab 7 Diakah Yang Membuatmu Berubah?
8 Bab 8 Suami Tak Berhati
9 Bab 9 Mari Kita Berpisah
10 Bab 10 Nasehat Nurita
11 Bab 11 Curhat Ajeng
12 Bab 12 Nasehat Sari Yang Syarat Makna
13 Bab 13 Resign
14 Bab 14 Meninggalkan Semua Kesempurnaan
15 Bab 15 Amarah Bisma
16 Bab 16 Menginap di Kediaman Deby
17 Bab 17 Masa Lalu Deby
18 Bab 18 Sisi Lain Deby
19 Bab 19 Pertemuan Tak Terduga
20 Bab 20 Tidak Saling Mengenal
21 Bab 21 Makan Siang Bersama
22 Bab 22 Ajeng Mendua?
23 Bab 23 Deby Yang Tak Tau Diri
24 Bab 24 Berkunjung ke Tempat Ajeng
25 Bab 25 Merasakan Cemburu
26 Bab 26 Curhat Lelaki Dewasa
27 Bab 27 Apa Ini Rasanya Merindu?
28 Bab 28 Ingin Mendekat
29 Bab 29 Marah Tak Beralasan
30 Bab 30 Melihatmu Dengan Rasa Yang Berbeda
31 Bab 31 Selalu Ingin Dekat
32 Bab 32 Kekesalan Ibnu
33 Bab 33 Merindukan Saat Bersama
34 Bab 34 Curhat Membawa Kebaikan
35 Bab 35 Usaha Deby
36 Bab 36 Mulai Menyusun Rencana
37 Bab 37 Kekecewaan Deby
38 Bab 38 Melanjutkan Rencana
39 Bab 39 Semakin Mendekat
40 Bab 40 Keisengan Bisma
41 Bab 41 Pengakuan Bisma
42 Bab 42 Kekecewaan Bisma
43 Bab 43 Siapa Pembelinya?
44 Bab 44 Makan Siang Di Rumah Ajeng
45 Bab 45 Curhat Hilman
46 Bab 46 Curhat Deby
47 Bab 47 Keinginan Rujuk
48 Bab 48 Pembicaraan Serius Ajeng dan Hilman
49 Bab 49 Kemarahan Ajeng
50 Bab 50 Penyesalan Bisma
51 51 Kesedihan Bisma
52 Bab 52 Keputusan Bisma
53 Bab 53 Kepergian Bisma
54 Bab 54 Surat Cinta Pengobat Luka
55 Bab 55 Ada Apa Dengan Hilman
56 Bab 56 Perhatian Sigit
57 Bab 57 Semua Masih Bisa Dibicarakan
58 Bab 58 Pov Hilman
59 Bab 59 Pov Hilman2
60 Bab 60 Keinginan Hilman
61 Bab 61 Pertemuan Tak Terduga
62 Bab 62 Pertemuan Ajeng dan Hilman
63 Bab 63 Keputusan Ajeng
64 Bab 64 Berakhir Sampai Di sini
65 Bab 65 Terbiasa Sendiri
66 Bab 66 Prahara Duka Dewi
67 Bab 67 Dendam Kesumat Dewi
68 Bab 68 Menepuk Air Di Dulang Terpercik Muka Sendiri
69 Bab 69 Kisah Dari Negeri Seberang
70 Bab 70 Dr. Fransiska
71 Bab 71 Lamaran Mayang
72 Bab 72 Tempat Tugas Baru
73 Bab 73 Kedatangan Tamu Tak Diundang
74 Bab 74 Perempuan Pendamping Bisma
75 Bab 75 Satu Hari Bersama Ranti Family
76 Bab 76 Pembicaraan Ranti dan Nurita
77 Bab 77 Kedatangan Bisma
78 Bab 78 Pernikahan Mayang
79 Bab 79 Berita Mengejutkan Bagi Bisma
80 Bab 80 Kedatangan Tamu Istimewa
81 Bab 81 Bertemu Dimas
82 Bab 82 Jawaban Atas Semua Pertanyaan
83 Bab 83 Sarapan di Pagi Hari
84 Bab 84 Percakapan di Pagi Hari
85 Bab 85 Perjuangan Belum Berakhir
86 Bab 86 Masih Jauh Api Dari Panggang
87 Bab 87 Tamu Jam Makan Siang
88 Bab 88 Tetap Semangat Jangan Kasi Kendor
89 Bab 89 Rencana Wirya
90 Bab 90 Pengakuan Lala
91 Bab 91 Langkah Pertama Bisma
92 Bab 92 Gila Talak Gila Rujuk
93 Bab 93 Bertemu Teman Lama
94 Bab 94 Dewi Dipermalukan
95 Bab 95 Tetangga Baru
96 Bab 96 Bertemu Ibnu
97 Bab 97 Proposal Bisma
98 Bab 98 Ulang Tahun Bisma
99 Bab 99 Dijemput Bisma
100 Bab 100 Ajakan Bisma
101 Bab 101 Mantan-Mantan Terindah
102 Bab 102 Kejutan Manis Bisma
103 Bab 103 Tamu Tak Tau Diri
104 Bab 104 Cerita Mayang
105 Bab 105 Insiden Acara Mayang
106 Bab 106 Fakta Sebenarnya
107 Bab 107 Pov Bisma
108 Bab 108 Ancaman Bisma
109 Bab 109 Siasat Siska
110 Bab 110 Senjata Makan Tuan
111 Bab 111 Ajeng Opname
112 Bab 112 Mantan Yang Bertanggung Jawab
113 Bab 113 Over Dosis
114 Bab 114 Rencana Gugatan
115 Bab 115 Asisten Dadakan
116 Bab 116 Perasaan Bisma
117 Bab 117 Apa Mungkin?
118 Bab 118 Investigasi Bisma
119 Bab 119 Kunjungan Rekan Seperjuangan
120 Bab 120 Keberangkatan Bisma
121 Bab 121 Kedatangan Dari Tanah Suci
122 Bab 122 Usaha Pak De Susilo
123 Bab 123 Dilema Ajeng
124 Bab 123 Menuju Takdir
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bab 1 Awal Mula
2
Bab 2 Bersuami Rasa Janda
3
Bab 3 Mencoba Bertahan
4
Bab 4 Menangis Dalam Kesendirian
5
Bab 5 Nasehat Sari
6
Bab 6 Memulai Usaha
7
Bab 7 Diakah Yang Membuatmu Berubah?
8
Bab 8 Suami Tak Berhati
9
Bab 9 Mari Kita Berpisah
10
Bab 10 Nasehat Nurita
11
Bab 11 Curhat Ajeng
12
Bab 12 Nasehat Sari Yang Syarat Makna
13
Bab 13 Resign
14
Bab 14 Meninggalkan Semua Kesempurnaan
15
Bab 15 Amarah Bisma
16
Bab 16 Menginap di Kediaman Deby
17
Bab 17 Masa Lalu Deby
18
Bab 18 Sisi Lain Deby
19
Bab 19 Pertemuan Tak Terduga
20
Bab 20 Tidak Saling Mengenal
21
Bab 21 Makan Siang Bersama
22
Bab 22 Ajeng Mendua?
23
Bab 23 Deby Yang Tak Tau Diri
24
Bab 24 Berkunjung ke Tempat Ajeng
25
Bab 25 Merasakan Cemburu
26
Bab 26 Curhat Lelaki Dewasa
27
Bab 27 Apa Ini Rasanya Merindu?
28
Bab 28 Ingin Mendekat
29
Bab 29 Marah Tak Beralasan
30
Bab 30 Melihatmu Dengan Rasa Yang Berbeda
31
Bab 31 Selalu Ingin Dekat
32
Bab 32 Kekesalan Ibnu
33
Bab 33 Merindukan Saat Bersama
34
Bab 34 Curhat Membawa Kebaikan
35
Bab 35 Usaha Deby
36
Bab 36 Mulai Menyusun Rencana
37
Bab 37 Kekecewaan Deby
38
Bab 38 Melanjutkan Rencana
39
Bab 39 Semakin Mendekat
40
Bab 40 Keisengan Bisma
41
Bab 41 Pengakuan Bisma
42
Bab 42 Kekecewaan Bisma
43
Bab 43 Siapa Pembelinya?
44
Bab 44 Makan Siang Di Rumah Ajeng
45
Bab 45 Curhat Hilman
46
Bab 46 Curhat Deby
47
Bab 47 Keinginan Rujuk
48
Bab 48 Pembicaraan Serius Ajeng dan Hilman
49
Bab 49 Kemarahan Ajeng
50
Bab 50 Penyesalan Bisma
51
51 Kesedihan Bisma
52
Bab 52 Keputusan Bisma
53
Bab 53 Kepergian Bisma
54
Bab 54 Surat Cinta Pengobat Luka
55
Bab 55 Ada Apa Dengan Hilman
56
Bab 56 Perhatian Sigit
57
Bab 57 Semua Masih Bisa Dibicarakan
58
Bab 58 Pov Hilman
59
Bab 59 Pov Hilman2
60
Bab 60 Keinginan Hilman
61
Bab 61 Pertemuan Tak Terduga
62
Bab 62 Pertemuan Ajeng dan Hilman
63
Bab 63 Keputusan Ajeng
64
Bab 64 Berakhir Sampai Di sini
65
Bab 65 Terbiasa Sendiri
66
Bab 66 Prahara Duka Dewi
67
Bab 67 Dendam Kesumat Dewi
68
Bab 68 Menepuk Air Di Dulang Terpercik Muka Sendiri
69
Bab 69 Kisah Dari Negeri Seberang
70
Bab 70 Dr. Fransiska
71
Bab 71 Lamaran Mayang
72
Bab 72 Tempat Tugas Baru
73
Bab 73 Kedatangan Tamu Tak Diundang
74
Bab 74 Perempuan Pendamping Bisma
75
Bab 75 Satu Hari Bersama Ranti Family
76
Bab 76 Pembicaraan Ranti dan Nurita
77
Bab 77 Kedatangan Bisma
78
Bab 78 Pernikahan Mayang
79
Bab 79 Berita Mengejutkan Bagi Bisma
80
Bab 80 Kedatangan Tamu Istimewa
81
Bab 81 Bertemu Dimas
82
Bab 82 Jawaban Atas Semua Pertanyaan
83
Bab 83 Sarapan di Pagi Hari
84
Bab 84 Percakapan di Pagi Hari
85
Bab 85 Perjuangan Belum Berakhir
86
Bab 86 Masih Jauh Api Dari Panggang
87
Bab 87 Tamu Jam Makan Siang
88
Bab 88 Tetap Semangat Jangan Kasi Kendor
89
Bab 89 Rencana Wirya
90
Bab 90 Pengakuan Lala
91
Bab 91 Langkah Pertama Bisma
92
Bab 92 Gila Talak Gila Rujuk
93
Bab 93 Bertemu Teman Lama
94
Bab 94 Dewi Dipermalukan
95
Bab 95 Tetangga Baru
96
Bab 96 Bertemu Ibnu
97
Bab 97 Proposal Bisma
98
Bab 98 Ulang Tahun Bisma
99
Bab 99 Dijemput Bisma
100
Bab 100 Ajakan Bisma
101
Bab 101 Mantan-Mantan Terindah
102
Bab 102 Kejutan Manis Bisma
103
Bab 103 Tamu Tak Tau Diri
104
Bab 104 Cerita Mayang
105
Bab 105 Insiden Acara Mayang
106
Bab 106 Fakta Sebenarnya
107
Bab 107 Pov Bisma
108
Bab 108 Ancaman Bisma
109
Bab 109 Siasat Siska
110
Bab 110 Senjata Makan Tuan
111
Bab 111 Ajeng Opname
112
Bab 112 Mantan Yang Bertanggung Jawab
113
Bab 113 Over Dosis
114
Bab 114 Rencana Gugatan
115
Bab 115 Asisten Dadakan
116
Bab 116 Perasaan Bisma
117
Bab 117 Apa Mungkin?
118
Bab 118 Investigasi Bisma
119
Bab 119 Kunjungan Rekan Seperjuangan
120
Bab 120 Keberangkatan Bisma
121
Bab 121 Kedatangan Dari Tanah Suci
122
Bab 122 Usaha Pak De Susilo
123
Bab 123 Dilema Ajeng
124
Bab 123 Menuju Takdir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!