NovelToon NovelToon
Arjuna Bopo Istimewa

Arjuna Bopo Istimewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Keluarga / Spiritual / Epik Petualangan / Romansa
Popularitas:124.3k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Kisah ini adalah kelanjutan dari Novel Bopo Kembar Desa Banyu Alas.
Di sini, Author akan lebih banyak membahas tentang Arjuna Jati Manggala, putra dari Arsha dan Raina yang memiliki Batu Panca Warna.
Batu Panca Warna sendiri di percaya memiliki sesuatu yang istimewa. 'Penanda' Bopo ini, barulah di turunkan pada Arjuna setelah ratusan tahun lamanya. Jadi, Arjuna adalah pemegang Batu Panca Warna yang kedua.
Author juga akan membahas kehidupan Sashi, Kakak Angkat Arjuna dan juga dua sepupu Arjuna yaitu si kembar, Naradipta dan Naladhipa.
Beberapa karakter pun akan ada yang Author hilangkan demi bisa mendapatkan fokus cerita.
Agar bisa mengerti alurnya, silahkan baca terlebih dahulu Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades dan juga Novel Bopo Kembar Desa Banyu Alas bagi pembaca yang belum membaca kedua Novel tersebut.
Happy Reading

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Pertanggung Jawaban

"Nang, Ya Allah. Kamu kok malah ke sini, bukannya di sekolah? Itu yang di rumah pada panik nyari kamu, tau gak?" Kata Aksa setelah bertemu dengan Arjuna.

"Aku cuma pingin ikut Bopo, tapi sama Ayah gak boleh." Jawab Arjuna sambil merengut.

"Ya tapi gak boleh bolos sekolah dan kabur kayak gini. Orang - orang di rumah pada panik nyariin karna khawatir. Emang gak kasian sama Ayah, lagi di Kabupaten tapi panik karena dapet kabar kamu gak di sekolah. Mika sama Mbah Kung juga muter - muter nyariin kamu. Ibu juga, sampe minjem motor temennya lho, nyariin kamu." Omel Aksa.

Arjuna hanya bisa diam sambil menunduk sat mendengar omelan Aksa. Tentu ada rasa bersalah di hatinya karena sudah membuat semua keluarganya khawatir. Aksa tak mengomeli Arjuna di depan banyak orang, karena rombongan yang bersamanya masih ada di belakang. Aksa sengaja izin untuk berjalan lebih cepat dan menunggu mereka di lokasi agar bisa berbicara dengan Arjuna terlebih dahulu.

"Maafin Juna ya, Po." Ucap Arjuna dengan wajah penuh penyesalan.

"Ini pertama dan terakhir kalinya kamu kayak gini, ya Nang. Kalo sampe Bopo tau kamu bolos lagi, Bopo gak mau nolongin kalo kamu di amuk sama Ayahmu. Malah kalo perlu, biar Bopo aja yang ngasih hukumannya." Kata Aksa yang di jawab anggukan oleh Arjuna.

"Kamu ngapain kok ngeyel mau kesini? Ayah kan udah jelasin situasinya ke kamu?" Tanya Aksa.

"Mau lihat ini, Po. Sudah menetas." Jawab Arjuna sembari mengambil dua ekor anak Elang Jawa yang ia temukan setelah sang Induk memberi tahukan keberadaan anaknya.

"Kamu dapet dari mana? Ini anaknya dia?" Tanya Aksa sambil menunjuk Elang yang ada di belakang Arjuna.

"Iya, Po. Dia yang ngasih tau aku." Jawab Arjuna.

"Kok ada di sini?" Tanya Aksa.

"Kan rumahnya di tebang." Jawab Arjuna dengan polosnya.

"Ya Allah." Ucap Aksa sambil menghela nafas.

"Terus ini mau gimana? Mau di apakan?" Tanya Aksa lagi.

"Jangan minta di bawa pulang kayak Panav, gak boleh." Imbuh Aksa yang sudah mengantisipasi permintaan Arjuna.

"Ya taro di pohon yang tinggi, Po. Tapi aku gak bisa manjat kalo pohonnya terlalu tinggi." Kata Arjuna.

"Ya sudah, Bopo aja yang naro burungnya." Kata Aksa sambil mencari pohon yaang tinggi dan cukup rimbun untuk tempat berlindung dua anakan Elang Jawa itu.

"Yee! Makasih ya, Po." Seru Arjuna senang.

"Tuh, kan, aku bilang apa. Bopo pasti mau bantuin." Kata Arjuna sambil menoyor kepala Elang yang nampak pasrah di bully Arjuna. Aksa sendiri hanya bisa geleng - geleng kepala melihat tingkah Arjuna.

"Nanti, kalau banyak orang, jangan panggil - panggil hewan lho ya." Pesan Aksa.

"Aku gak manggil kok, Po. Dia dateng sendiri tuh." Kata Arjuna sambil menunjuk ke arah seekor Owa jawa yang berlari mendekat.

"Ya Allah. Jangan boleh, banyak orang yang mau dateng. Ayo suruh pulang lagi." Titah Aksa.

"Iya, Po." Jawab Arjuna yang menurut. Ia pun segera mengusir hewan - hewan yang hendak mendekatinya. Sementara itu, Aksa mencari pohon yang tepat untuk meletakkan sarang beserta anakan burung Elang yang ada di tangannya.

Setelah menemukan pohon yang tepat, Aksa segera memanjat pohon itu. Sebelumnya, ia sudah meletakkan dua anakan burung beserta sangkarnya itu di dalam tas agar ia tak kesulitan memanjat. Aksa meletakkan sangkar burung beserta anaknya itu di sebuah dahan yang kokoh'

"Sudah aman. Tumbuh jadi Elang yang sehat, ya." Pesan Aksa sebelum turun dari pohon.

"Lho, Pak Kades ngapain manjat pohon?" Tanya salah seorang Polisi Hutan.

"Abis naro sarang burung yang jatuh. Ada anaknya, kasihan kalau gak di selamatkan." Jawab Aksa tanpa menjelaskan lebih banyak lagi.

Mereka pun mulai berkeliling untuk melihat - lihat kondisi Hutan yang gundul itu. Tak lupa mereka juga melakukan Reboisasi di lahan itu. Arjuna sendiri hanya mengekori Aksa tanpa banyak berkomentar. Sesekali ia juga membantu para Relawan yang menanam pohon di sana.

...****************...

"Dek Juna..." Sashi langsung memeluk Arjuna ketika ia sampai bersama Aksa.

"Kamu kok kabur sih, Dek. Kan jadi bikin Bu Guru bingung. Mbak Aci takut kamu kenapa - kenapa." Ujar Sashi yang masih memeluk Arjuna.

"Maafin aku ya, Mbak." Ucap Juna sambil membalas pelukan Sashi.

"Ya Allah, Juna. Kamu ini bikin panik aja to, nang. Mbakmu sampe nangis - nangis di sekolah. Ibu juga sampe panik ngebut pulang ke rumah pinjem motor temennya. Belum lagi yang di sini, Buna, Mika, Mbah Kung, Mbah, Ti, semua nyariin." Omel Arsha.

"Maafin Juna ya, Ayah." Ujar Arjuna dengan tatapan penuh penyesalan hingga netranya berkaca - kaca.

"Gak boleh kayak gitu lho, Nang. Ayah gak suka kalau kamu kabur dan bikin panik kayak gini. Untung aja gak apa - apa, kalo sampe ada sesuatu di jalan, gimana coba." Kata Arsha.

"Ayo, tanggung jawab, minta maaf sama semua orang yang sudah panik gara - gara kamu. Besok kamu juga harus minta maaf sama Bu Guru." Imbuh Arsha kemudian.

"Iya, Ayah." Jawab Arjuna.

Arjuna kemudian menghampiri dan memeluk pinggang Ayahnya.

"Ayah, maafin Juna, ya. Juna janji gak akan ngulangi lagi." Ucap Arjuna.

"Ayah maafin, tapi inget sama janjimu, ya. Laki - laki itu yang di pegang adalah ucapannya. Jangan sampai kamu ingkar sama ucapanmu sendiri." Ucap Arsha yang nada suaranya jauh lebih halus kini.

"Iya, Ayah." Jawab Arjuna yang nampak begitu menyesal. Ia kemudian menghampiri Aksa yang masih berada bersama mereka.

"Bopo, maafin Juna, ya. Juna janji gak akan ngulangi lagi." Ucap Arjuna.

"Iya, Nang. Ingat apa kata Ayah, ya. Juna harus menepati janji." Jawab Aksa sambil mengusap kepala Arjuna yang mengangguk - angguk.

"Mbak Aci, maafin Juna, ya." Ucapnya sambil memeluk Sashi.

"Iya. Jangan nakal lagi, ya." Pesan Sashi sambil mebalas pelukan Adiknya.

Arjuna pun berkeliling mencari keberadaan anggota keluarganya. Ia meminta maaf pada mereka dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya lagi.

"Ya Allah, Mas Juna. Kamu gak apa - apa, Nang?" Tanya Saira saat melihat Arjuna sepulang dari Balai Kesehatan.

"Gak apa - apa, Buna." Jawab Arjuna.

"Buna, maafin Juna, ya. Juna janji gak akan bikin panik kayak tadi." Ujar Arjuna.

"Iya, Buna maafin, Nak. Jangan di ulang lagi ya, Nang. Mas Juna harus denger apa kata orang tua, jangan keras kepala dan egois. Ayah kan melarang karena ada alasannya." Pesan Saira.

"Iya, Buna." Jawab Arjuna.

Saat Raina pulang, ia pun langsung memeluk putranya yang sedang duduk di teras. Air mata yang sedari tadi ia tahan pun akhirnya luruh bersama rasa khawatir yang sedari tadi membelenggu.

"Ibu, maafin Juna ya, Bu. Juna udah bikin ibu khawatir. Juna janji gak akan ngulangi lagi." Ujar Arjuna sambil memeluk Ibunya.

"Iya. Tapi janji ya, Nak, jangan di ulangin lagi hal yang seperti ini. Kan Arjuna bisa bicara baik - baik ke Ibu dan Ayah. Kasih alasan yang jelas ke Ayah dan Ibu, biar Ayah dan Ibu mengerti." Pinta Raina.

"Iya, Bu. Maaf ya, Bu, Ibu jangan nangis lagi, ya." Pinta Arjuna sambil mengusap air mata Ibunya.

1
syora
mnding kalian bantu doa supaya si sansan ngak dialihkan ke dunia lain
Atik Kiswati
wah....meh gegeran ki....
Santi
tiba2 Arjuna ku up jam segini,bahagia hatiku
Dhina Ragil
mesti sandi beraninya kroyok'an nich..cuihhh..cement..
mz arjunaku yg ca'em,bagus,guanteng sak kabehe,smpyn meneng mawon.lenggah sing tenang.tak santette sandi sak krocone.😡🤬😤
tiniteyok
wahhh seru seruuuuu....😀😀😀ayo ndang gelut Jun 🤣
Nur Wakidah
aduhhh , , , cari mati nih si Sandi 🤣🤣🤣 , , , ben dicelukne bledek kui ngko karo mas Juna ,,,
incha
hadeh sandi salah lawan kamu
ayoooo juna sentil si sandi dengan kelelawar🤭
widi
kasih paham jun itu mulutnya si sandi
la💪
wis author tersayang lagi kesurupan apa ni tumben gak ada angin hijan geledek jam segini up🤣
FDS: baru dapet wangsit. abis semedi di Grojogan Lengkung /Scowl/
total 1 replies
Ita Xiaomi
Wah Arjuna nak mengundang makhluk apa nih utk datang?
Ita Xiaomi
Kasihan lah mbak Aci, Jun.
Ita Xiaomi
Nah ini buaya dah datang😁
Arin
Tahan emosi Jun. Jangan sampai terpancing. Kekuatan mu tidak bisa di pandang remeh. Takutnya berakibat fatal biarpun cuma sedikit dikeluarkan.
Ita Xiaomi
Bijak nih.
Ita Xiaomi
Mereka dilimpahi kasih sayang yg tulus dan kebahagiaan oleh keluarga.
Kasih Bonda
next Thor semangat
Amalia Putri
Aduh sandi cari infonya dulu jangan asal marah lanjut thor💪💪💪💪/Heart//Heart//Heart/
Ita Xiaomi
Yang Kung, Ayah dan Bopo ahli IT
Leny Wijaya
parah ya gara2 ngejar sashi jd mau adu jotos ma Ajuna blom tau dia siapa itu Arjunz😄😄😄
yunita
lnjutttt yg byk thorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!