Xena Olivia janda cantik berusia 35 tahun sengaja merayu Oliver King Maxime pacar Bianca anak tirinya, yang berusia 14 tahun lebih muda darinya untuk menjadi simpanannya karena dia berpikir Oliver mendekati Bianca hanya untuk menghabiskan hartanya saja.
"Jadi simpananku,maka aku akan memberikan semua apa yang kau butuhkan",tawar Xena.
" Apa kamu yakin?",tanya Oliver.
"Tentu saja,asal kamu mau berpisah dari Bianca".
"Bagaimana kalau aku minta kita bercinta minimal 3 kali dalam semingu ,apa kamu juga sanggup? ",tantang oliver.
Oliver King Maxime pemuda tampan sang casanova kampus putra satu satunya pemilik Maxime Corp.sudah membuat Bianca jatuh cinta setengah mati padanya dengan rela melakukan apa saja untuk membuat Oliver mau menjadi kekasihnya meski Oliver selalu menolaknya.
Penasaran?,silahkan baca kelanjutannya.
🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4.Pertengkaran Xena dan Bianca.
Oliver berjalan keluar dari kamarnya pagi itu siap untuk pergi kekampus.
"Tuan besar pulang tadi malam tuan muda",lapor pelayanan yang kemarin pada Oliver yang hanya dijawab anggukan kecil oleh Oliver lalu kembali berjalan keluar menuju Garasi rumahnya untuk mengambil mobil yang biasa dipakainya.
Saat akan masuk kedalam mobilnya oliver melihat mobil Mustang merah milik mereka sudah kembali kegarasi.
"Sepertinya dia kembali lagi,mungkin kali ini wanita yang cukup ulet" gumam Oliver dengan membanting pintu mobil ferarinya dengan kesal sebelum melajukan mobilnya meninggalkan istana itu.
****
Tak lama setelah oliver pergi Darent Maxime Ayah oliver keluar dari kamarnya bersama Vania yang bergelayut manja dilengannya.
"Apa oliver masih dirumah? ",tanyanya pada pelayan yang tadi bicara pada Oliver.
"Tuan muda baru saja berangkat kekampus tuan besar",jawab pelayan itu.
"Apa dia menanyakan aku?",tanya Darent lagi.
"Iya kemarin waktu datang tapi pagi ini tidak",jawab pelayan itu lagi.
"Kebiasaan apa dia pikir dia lebih berkuasa dari aku disini hingga bisa secuek itu pada Daddynya sendiri",gerutu Darent kesal.
"Apa dia anakmu sayang?",tanya Vania basa basi pada Darent.
"Ya... dan dia selalu seperti itu tidak pernah mau kembali kerumah kalau aku tidak mengutus bodyguar untuk mencarinya diseluruh kota ini,seolah dia tidak ingat kalau Daddynya ini masih hidup",gerutu Darent kesal.
"Jangan kesal sayang kurasa dia hanya bermain bersama teman temannya dan itu biasa untuk anak muda seumuran dia".
"Huft kuharap iya,aku hanya merasa khawatir sebagai ayah kalau dia jarang pulang seperti akhir akhir ini".
"Oh iya tuan muda bertanya tentang mobil yang dipakai teman tuan besar kemarin",terang pelayan itu pada Darent.
"Lalu apa lagi katanya? ",tanya Darent pada pelayan itu.
pelayan itu menggeleng,"tidak ada tuan besar",terangnya.
"Apa itu mobilnya sayang?",tanya Vania karena mendengar pembicaraan antara Darent dan pelayan itu barusan.
"Bukan,itu mobil yang kubeli karena menurutku bagus,Oliver tidak pernah memakai mobil itu,dia selalu memakai mobil Ferari hadiah pemberian almarhum mamanya dulu saat dia berulang tahun yang ketujuh belas".
"Oh syukurlah aku merasa tidak nyaman memakainya kalau itu adalah mobil miliknya,karena bagaimanapun aku juga seorang wanita meski bukan seorang ibu tapi aku selalu melihat sahabatku dan anaknya yang berusia hampir sama dengan putramu jadi secara tidak langsung jiwa keibuanku juga tumbuh".
"Mungkin kamu harus merasakan sendiri bagaimana mempunyai anak maka kamu akan berhenti berempati seperti sekarang".
"Maksudmu?",tanya Vania tidak mengerti.
"Yah mengasuh anak melelahkan aku sendiri kadang ingin menyerah menghadapi tingkah Oliver yang semakin menggila dari hari kehari semenjak mamanya meninggal 5 tahun yang lalu".
"Kurasa kamu sangat cocok dengan sahabat yang kubicarakan tadi saat bicara soal anak sayang dan itu membuat aku ingat pagi ini aku ada janji dengannya",ucap Vania.
"Kamu akan pergi?",tanya Darent seolah tidak iklas melepas perempuan dengan tubuh sexy itu yang baru saja menghabiskan malam bersamanya.
"Iya aku harus menagkap kucing kecil dirumahnya hari ini".
Darent mengerutkan kening mendengar apa yang diucapkan Vania padanya.
"Hanya istilah",terang Vania karena melihat Darent seolah bingung.
"Oh... hubungilah aku lagi setelah urusan dengan temanmu itu selesai".
"Tentu saja sayang aku akan menemuimu lagi sebelum aku pergi nanti".
"Kamu sudah akan pergi? ",tanya Darent seolah belum iklas melepaskan perempuan didekatnya itu.
"Iya... aku tidak bisa terlalu lama bersamamu karena akan membuatmu bosan nantinya".
"Sebenarnya aku masih berat berpisah denganmu tapi.... sudahlah, aku tidak ingin menahanmu",ucap Darent dengan mengedikkan bahunya pasrah.
"Jangan bersedih aku akan menemanimu lagi sebelum aku pergi kali ini",ucap Vania mencoba menghibur Darent dengan membelai lembut rahang kerasnya itu.
"Temui aku kalau kamu kembali kesini nanti" ucap Darent dengan membawa jemari Vania kemulutnya dan mengecupnya lembut.
"Aku tidak bisa berjanji karena aku suka bermain bebas dan tidak ingin bermasalah,siapa tau saja saat aku kembali nanti kamu sudah memiliki wanita lain disampingmu yang lebih hebat dariku",goda Vania dengan menelusupkan satu tangannya yang bebas untuk membelai dada bidang Darent dibalik jas yang dipakainya sekarang.
"Apa kita harus menunda kepergian kita ini dan kembali kekamar untuk mengulang apa yang sudah kita lakukan tadi malam",ucap Darent dengan menangkap tangan Vania itu dan menarik tubuh sintal itu mendekat kearahnya.
"Aku ingin tapi aku benar benar tidak bisa karena Xena sahabatku itu sudah menungguku sekarang".
"Baiklah kalau begitu bawalah mobil merah itu untukmu,anggap hadiahku untukmu karena sudah menemaniku beberapa hari ini".
"Aku tidak menjual tubuhku Darent",ucap Vania kesal.
"Aku tidak menganggapmu seperti itu Vania,itu hanya hadiah kekagumanku padamu".
"Baiklah tapi aku akan langsung mengembalikan barang itu kalau kamu menganggapku menjual tubuhku padamu".
"Lakukanlah kalau itu membuatmu merasa senang sayang",ucap Darent dengan mencoba memagut bibir Vania tapi ditolaknya.
"Baiklah sebaiknya aku pergi sekarang sebelum kita nanti berakhir diranjang lagi karena kamu begitu menggoda",ucap Vania dengan melepaskan pelukan Darent dari tubuhnya dan segera berjalan keluar dari istana Darent untuk menemui Xena.
*****
Sementara itu dikantor Xena***.
Tampak Bianca yang sedang bertengkar dengan ibu tirinya itu sekarang.
"Xena apa ini!, kenapa kamu berani memblokir kartu kredit milikku apa kamu sudah gila!!!",maki Bianca marah.
"Kamu sudah keterlaluan kali ini bianca jadi aku harus tega melakukannya",jawab Xena berusaha tenang menghadapi emosi gadis muda itu.
"Keterlaluan?!,aku hanya menggunakan uang milik Daddyku yang dititipkannya padamu tapi kamu bilang keterlaluan!!! ".
"Tentu saja itu keterlaluan Bianca,lihatlah berapa banyak pengeluaranmu bulan ini ".
"Aku tidak perduli Xena,pokoknya kamu harus mengembalikan kartu kreditku seperti semula!! ".
"Aku tidak bisa Bianca kalau kamu masih saja mengeluarkan uang untuk kekasihmu itu dengan membelikannya apa yang dia inginkan".
"Jangan mengaturku Xena sekarang aku sudah dewasa!!" teriak Binca marah.
"Tapi ini sudah keterlaluan Bianca kamu sedang dimanfaatkannya apa kamu tidak sadar dengan hal itu?! ".
"Aku tidak perduli, aku mencintai King karena itu aku akan melakukan apa saja supaya dia mau menjadi kekasihku".
"King jadi nama baji*an yang sudah menghabiskan uangmu itu King".
"Iya...kenapa?,dia adalah pemuda tertampan dikampusku dan semua gadis disana bermimpi untuk bisa menjadi kekasihnya bahkan para gadis dikampusku rela melakukan apa saja agar King mau tidur dengan mereka dan...".
"Ini gila Bianca kamu sudah jelas jelas ditipunya...dia tidak mencintaimu,dia hanya ingin hartamu saja,jadi berhenti sekarang sebelum kamu menyesal nanti".
"Tidak...aku tidak akan berhenti sebelum King menjadi kekasihku dan mengumumkannya dikampus bahwa aku Bianca Sander satu satunya perempuan yang dicintainya sekarang".
Xena langsung menghempaskan tubuhnya dikursi kerjanya mendengar hal itu.