NovelToon NovelToon
Menjadi Madu Sahabatku

Menjadi Madu Sahabatku

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami
Popularitas:642.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ayu Andila

Dilarang Boom like !!!

Yuk hargai karya dari seorang penulis 🥰

Dia tidak menyangka kalau akan menjadi pemeran antagonis dalam kehidupan sahabatnya.

Viola Rinjani, seorang gadis muda berusia 23 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang pria yang merupakan suami dari sahabatnya sendiri.

Awalnya, Viola menolak tawaran pernikahan itu. Namun, keadaan yang terus memburuk terasa mencekik leher Viola hingga membuatnya harus mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua.

Biduk rumah tangga pun dimulai, akankah Viola berhasil melewatinya ?

Atau terpuruk dengan segala siksaan dan hinaan yang dilayangkan oleh semua orang ?

Yuk ikuti kisahnya hanya di Noveltoon !

Follow IG Author ayu.andila 😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 4. Menikahi pria beristri

"Mbak, saya pasti akan membayarnya. Tapi biarkan adik saya dirawat Mbak, apa kalian tidak punya rasa kasihan sama sekali?" ucap Viola dengan bergetar, wajahnya sudah basah karna lelehan air mata yang terus mengalir dari matanya.

"maaf Mbak, kami hanya menjalankan perintah," ucap kasir melalui kaca pembatas, dia juga sedih melihat keadaan gadis itu tetapi dia juga tidak bisa melakukan apa-apa.

"Tu-tunggu sebentar! aku-aku akan mencari uangnya." Viola segera berlari dari tempat itu menuju ke arah luar, dia harus segera mencari pinjaman agar bisa melunasi segala biaya pengobatan.

"maaf!"

"maaf!"

"maafkan aku!"

Viola menabrak orang-orang yang berlalu lalang dihadapannya saat berlari keluar dari rumah sakit, pandangannya mulai kabur dengan tangis yang sudah membanjiri wajahnya.

"Vio, mau ke mana kau?" Dokter Rangga menarik lengan Viola sampai wanita itu hampir menubruk tubuhnya, dia melihat keadaan Viola yang sangat menyedihkan saat ini.

"aku-aku harus segera mencari uang," lirih Viola, bibirnya bergetar dengan keringat dingin yang menjalar diseluruh tubuh.

"aku akan memberi uang padamu Vio, jadi tenang ya," ucap Dokter Rangga, dia menarik Viola untuk untuk duduk dikursi yang ada di sebelahnya.

Dokter Rangga mengambil kertas tagihan rumah sakit yang ada digenggaman tangan gadis itu, dia ingin melihat jumlah biaya Vedri selama dirawat dirumah sakit.

"Ya Tuhan, ini banyak sekali," bola mata Dokter Rangga hampir keluar dari kelopak matanya saat melihat berapa digit nol yang ada dikertas itu.

"Dokter, anda-anda punya uangnya kan?" tanya Viola dengan lirih, tangannya terulur mencengkram lengan Dokter Rangga dengan bergetar.

"aku akan memberi uangnya Vio, aku juga akan bicara pada Direktur agar memberi kelonggaran untuk kita," ucap Dokter Rangga, dia tidak punya uang sebanyak itu untuk menutupi biaya rumah sakit Vedri.

"ta-tapi bagaimana biaya Vedri ke luar negeri? apa-apa kau bisa membantu juga?" tanya Viola dengan terbata-bata, dia juga harus mencari uang untuk perawatan Vedri ke rumah sakit.

Dokter Rangga terdiam, dia juga tidak punya uang untuk membantu gadis itu. Belum lagi untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya, dengan 2 adik yang masih butuh biaya untuk sekolah.

"Dokter?" tanya Viola kembali saat tidak mendengar jawaban dari lelaki itu.

"Viola Rinjani, apa saya bisa bicara dengan anda?" tiba-tiba seorang wanita paruh baya datang menghampiri mereka yang sedang dilanda kebingungan, Viola dan Dokter Rangga mendongakkan kepala mereka untuk melihat ke arah sumber suara.

"bisa kita bicara sebentar?" ucap wanita itu lagi sembari melihat ke arah Viola.

Viola segera bangun dan mengikuti langkah wanita itu ke tempat yang sedikit jauh dari Dokter Rangga.

"apa Vedri Ranggani itu adalah adikmu?" tanya wanita paruh baya itu, membuat Viola menatapnya dengan bingung.

"maaf, anda siapa ya?" tanya Viola, dia tidak mengenal siapa wanita yang saat ini sedang berdiri dihadapannya.

"ah benar, anda pasti tidak kenal dengan saya," ucap wanita paruh baya itu.

"perkenalkan, nama saya Vivi Garella. Saya adalah mertua dari sahabatmu, Alea," ucap Mama Vivi sembari mengulurkan tangannya, Viola segera menjabat uluran tangan itu dengan mengulas sedikit senyum diwajahnya.

"senang bisa bertemu dengan anda Nyonya," ucap Viola, dia baru pertama kali bertemu dengan mertua dari sahabatnya.

"tidak perlu panggil Nyonya seperti itu, panggil saja Mama," seru Mama Vivi sembari menggenggam erat tangan Viola.

"hah? Mama?" tanya Viola dengan bingung, keningnya berkerut dalam karna merasa bingung dengan ucapan wanita itu.

"lupakan! panggilan itu sebenarnya tidak penting," ucap Mama Vivi lagi, kemudian dia mengelurkan sesuatu dari dalam tas mahalnya.

"Viola, saya bisa membantu kamu untuk melunasi segala pengobatan adikmu. Saya juga akan menanggung segala pengobatannya sampai dia dinyatakan sembuh," ucap wanita itu sembari menyerahkan selembar cek kosong pada Viola, sementara Viola hanya diam dengan perasaan yang tidak menentu.

Tangan Viola bergetar saat menerima cek kosong dari wanita yang ada dihadapannya, dia merasa bingung kenapa tiba-tiba wanita itu memberikan bantuan padanya.

"apa-apa Nonya serius?" tanya Viola, dia melihat ke arah Mama Vivi dengan mata berkaca-kaca.

"saya akan membayar berapa pun biaya adikmu, dan saya juga akan melunasi segala hutang-hutang keluargamu,"

Viola terlonjak kaget saat mendengar ucapan terakhir dari wanita itu, dia tidak menyangka kalau wanita itu juga tau masalah hutang keluarganya.

"apa Nyonya ini adalah malaikat yang dikirim Tuhan untuk kami?" Viola langsung bersimpuh dikaki Mama Vivi membuat wanita paruh baya itu terkejut, dia menahan bahu Viola agar wanita itu bangkit dari kakinya.

"Terima kasih Nyonya, terima kasih banyak." Viola terisak dikaki Mama Vivi dengan tangan gemetaran, dia memegang kedua kaki Mama Vivi dengan terus mengucap terima kasih.

Kemudian Mama Vivi memaksa Viola untuk kembali duduk di sampingnya, dia menghapus lelehan air mata yang mengalir diwajah cantik gadis itu.

"tapi, saya punya syarat,"

"syarat apa Nonya? saya-saya pasti akan melakukannya," ucap Viola tanpa berpikir panjang, apapun akan dia lakukan asal mendapat uang untuk pengobatan Vedri.

"kau harus menikah dengan putra saya,"

Viola merasa terkejut dengan syarat yang diberikan oleh Mama Vivi, tapi tiba-tiba wajah Vedri melintas dalam benaknya membuat Viola langsung menganggukkan kepalanya.

"saya akan melakukannya Nyonya, saya akan melakukan apapun agar Nyonya mau membantu saya," ucap Viola dengan yakin, dia akan melakukan apa saja untuk kesembuhan sang adik.

"apa aku akan menikah dengan adik iparnya Alea?" Viola mulai menerka-nerka calon suaminya.

Namun, tiba-tiba dia teringat dengan percakapannya dan Alea. Di mana Alea pernah mengatakan kalau suaminya adalah anak satu-satunya dikeluarga itu.

"apa saya akan menikah dengan adik iparnya Alea?" tanya Viola, dia harus bertanya langsung tentang calon suaminya.

"kau akan menikah dengan Raja Ganendra, putra saya satu-satunya,"

Jedar, bagaikan tersambar petir disiang bolong saat mendengar ucapan wanita itu. Tubuh Viola mendadak kaku tanpa bisa mengucapkan sepatah katapun untuk wanita itu.

"kau harus menikah dengan Raja, dan menjadi istri kedua-"

"tidak! aku tidak akan pernah menikah dengannya!" teriak Viola, dia sampai berdiri dengan tangan gemetaran karna tidak menyangka akan mendengar tawaran yang tidak masuk akal seperti itu.

"jika kau tidak mau menikah dengannya, maka saya juga tidak akan mengeluarkan uang untuk pengobatan adikmu!"

Bruk, tubuh Viola seketika jatuh menghantam tanah. Dia menangis sesenggukan dengan kepala tertunduk dan tangan yang mengepal kuat sampai kuku-kukunya memutih.

"saya akan melakukan apapun Nyonya, tapi bukan berarti saya akan menikah dengan seorang lelaki yang sudah beristri. Apalagi istrinya itu adalah sahabat saya sendiri, saya tidak bisa Nyonya," lirih bibir Viola berucap dengan isakan tangis yang tertahan.

"Saya tidak ingin apapun selain itu Viola, saya ingin kamu menikah dengan putra saya dan memberikan keturunan untuknya!" wanita itu berbalik dan meninggalkan Viola yang semakin terisak ditempat itu.

"Ya Tuhan, sekarang masalah apalagi yang Engkau berikan padaku," Viola menelungkupkan kepalanya di antara kedua kaki yang terlipat dengan tangan bertengger dilutut menahan kepalanya.

Dari kejauhan, seorang wanita terus memperhatikan apa yang Viola lakukan. Dia mulai melangkahkan kakinya untuk mendekati gadis itu yang masih duduk di atas tanah.

"Vio," panggil Alea sembari memegang bahu Viola membuat gadis itu mendongakkan kepalanya, tubuhnya terjingkat kaget sampai mundur beberapa senti ke belakang.

"A-Alea, kau di sini?" tanya Viola dengan tergagap, wajahnya sangat pucat dengan tubuh yang terasa lemas.

Alea segera memeluk tubuh sahabatnya dengan tangis yang sudah tidak bisa dia tahan lagi, saat ini hatinya pun begitu merasa sedih karna harus merelakan suami yang sangat dia cintai menikah dengan sahabatnya sendiri.

"Vio, menikahlah dengan suamiku,"

Tbc.

Terima kasih buat yang udah baca 😘

1
Yuni Ngsih
Thoooor hebat ceritramu .....sehingga merasakan seperti kenyataan kejidian itu betul" menguras emosiku .....untuk si Danil satu kata Biadab karena harta ....😭😭😭👍👍👍💪💪💪
Zeeya Hissan
/Angry//Angry//Angry/
Ria yanti
sedih
Ridwan Hanif
terlalu lebay
Ayu Andila: gosah baca!
total 1 replies
Ridwan Hanif
wanita idiot
Fay
👍
Fay
lanjut
Fay
😀😀
Fay
😊
Fay
🙄
Fay
lanjut
Fay
👍
Fay
lanjut baca
Andri
kapok semua nya
Andri
barbahagialah lea sebelelum menangis
Andri
jangan ** paman nya raja
Andri
vio kenapa kamu lembek banget gregeten aq
Andri
raja tak bermahkota yo ngono iku egois
Andri
lanange kok aneh sih
TongTji Tea
ko kalo aku memakai sudut pandang alea.sakiit bangeet lo jadi Alea ini.Asliiik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!