Adikku Selingkuhan Suamiku

Pov 3

Ayuna dan Siska lagi makan siang bersama di kantin, Ayuna begitu lega karena sudah selesai mengerjakan pekerjaan yang di perintahkan oleh Pak Arya. Mereka menghabiskan waktu makan siang dengan duduk-duduk santai di kantin, ditemani dengan segelas jus jeruk segar.

"Eh Ay, kamu kenapa tadi pagi bisa telat sih, datang ke kantor?" Tanya Siska, memulai obrolan.

"Kan tadi aku sudah bilang Sis, kalau aku kejebak macet, makanya telat." Jawab Ayuna santai, sambil mengaduk-aduk minuman nya.

"Bukan gitu maksud aku Ay, maksud aku gini, kamu kan biasanya selalu paling awal datang ke kantor. kamu kejebak macet pasti karena kamu sudah kesiangan berangkat dari rumah, makanya kendaraan sudah rame!! Siska berkata sambil menatap wajah Ayuna.

"Ya terus kenapa?'' sahut Ayuna heran.

"Aku mau kamu jujur, kamu lagi ada masalah apa Ay?'' Siska berkata sambil menatap serius ke Ayuna.

"Aku nggak kenapa-napa kok, Sis. kamu kenapa bisa berpikiran seperti itu sih." Ayuna menjawab sambil mengalihkan pandangannya.

"Aku lihat kamu agak berbeda hari ini Ay, mata kamu kenapa bisa bengkak gitu, kayak habis nangis, terus muka kamu juga agak pucat gitu! Kalau ada apa-apa kamu cerita saja sama aku, kita kan sudah berteman cukup lama, kamu sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri, siapa tahu aku bisa bantu." Jelas Siska panjang lebar.

Tiba-tiba wajah Ayuna berubah sedih, dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya didepan Siska, sambil menunduk menahan air mata yang sudah mulai menetes.

"Ayuna kamu nggak apa-apa kan? maaf kalau aku terlalu memaksa." Ucap Siska merasa bersalah.

"Aku nggak apa-apa kok Sis. Siska sebenarnya....! hiks hiks hiks'' Ayuna berkata lirih, kemudian menunduk menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Ayuna tak kuasa menahan tangisnya.

Siska dengan sabar menunggu Ayuna berbicara, dia tidak ingin banyak bertanya lagi.

"Mas Yudha selingkuh di belakang aku Sis, dia punya wanita lain." Ayuna berkata sambil menghapus sedikit air matanya dengan tissue, dia sudah mulai bisa menahan diri untuk tidak terlalu tenggelam dalam kesedihan yang berlarut-larut.

"A-pa? Kamu nggak lagi becanda kan Ay?" Siska berkata dengan kaget.

"Nggak Sis, ini kamu lihat sendiri." Jawab Ayuna sambil memberikan ponselnya kepada Siska.

"Ya ampun! Yudha kok tega bangat sih sama kamu, dia sungguh menjijikan, lihat ini, apa-apaan ini. awas saja dia kalau ketemu aku, aku akan kasih pelajaran tu orang yang nggak bersyukur. Kamu dapat ini dari mana Ay?" Siska berkata dengan begitu geram, sambil melihat vidio yang ada di ponsel Ayuna. Dia begitu kasian dengan sahabatnya itu. Ayuna begitu sempurna, cantik baik pekerja keras, kenapa Yudha tega menyakiti hatinya.

"Ssssstttt, suara nya jangan keras-keras gitu Sis, aku nggak apa-apa, kamu tenang saja, aku bisa menyelesaikan masalah ku sendiri. Sekarang aku lagi nyari bukti yang kuat, agar aku bisa menggugat cerai mas Yudha dengan mudah, kamu bantu doa nya saja ya, supaya aku kuat." Jawab Ayuna yang sudah tampak biasa saja.

Siska menggenggam tangan Ayuna, memberikan sedikit kekuatan, dia begitu kagum dengan Ayuna, disaat ada masalah seberat ini, dia masih bisa bersikap biasa-biasa saja. Tidak bisa dibayangkan kalau ini terjadi sama dia, entah bagaimana jadinya dia sekarang. Siska sudah berkeluarga, usianya lebih tua dari Ayuna, dan dia sudah dikarunia seorang buah hati.

"Kamu kalau lagi butuh bantuan bilang saja sama aku ya Ay, aku siap bantuin kamu kapan pun kamu butuh."

"Iya. siap cinn." Jawab Ayuna dengan senyum lebar sambil menyebut panggilan yang biasa Siska ucapkan sama dia.

Kemudian mereka tertawa bersama.

Ayuna dan Siska masuk keruangan mereka masing-masing, karena jam makan siang sudah selesai. Ayuna bersiap-siap untuk pergi meeting bersama Pak Arya.

Ayuna masuk keruangan pak Arya.

"Permisi Pak, Saya sudah siap, pak! ''Ayuna berkata sambil menghadap ke pak Arya.

"Baik lah, ayo kita berangkat. Pekerjaan kamu hari ini sangat jelek, sungguh mengecewakan."Pak Arya berkata dengan begitu angkuh, sambil berdiri dari kursi, dan berjalan keluar mendahului Ayuna, tanpa menatapnya sedikit pun. Sedangkan Ayuna sempat mematung dangan sedikit bingung dibuatnya, saat sudah mulai sadar akan kesalahannya, bergegas dia menyusul langkah sang Atasan.

Pak Arya sudah memeriksa hasil kerja Ayuna hari ini, hasilnya sangat mengecewakan, banyak sekali kesalahan yang Ayuna buat. Tapi, semua itu sudah dia perbaiki. Karena Ayuna hanya sekali ini saja melakukan kesalahan yang cukup fatal, biasanya hasil kerja Ayuna selalu memuaskan. Pak Arya yakin Ayuna pasti lagi ada masalah pribadi, tetapi pak Arya tidak mau terlalu ikut campur.

🌺🌺🌺🌺🌺

Arya, Ayuna serta Dimas sang asisten sudah berada di dalam mobil. Mereka dalam perjalanan menuju restoran, mereka bertiga duduk dalam diam, sibuk dengan pikiran masing-masing.

Ayuna duduk dibelakang sendiri, sedangkan Arya didepan dengan sang asisten pribadinya. Arya terus saja menatap Ayuna dari spion, tanpa disadari oleh Ayuna. Ada perasaan aneh tiap kali Arya melihat Ayuna, desiran halus serta dadanya berdebar tak karuan. Dan ada rasa ingin memiliki dan melindungi yang amat sangat. Tapi, Arya sadar kalau Ayuna sudah memiliki suami, sebisa mungkin Arya menahan gejolak yang ada di dadanya.

Sedangkan Ayuna, Selama dalam perjalanan matanya tidak lepas melihat keluar, melihat kendaraan yang hilir mudik melintas, dan sambil merenungi nasib nya yang begitu menyedihkan. Saat mobil mereka berhenti karena ada lampu merah, mata Ayuna tidak sengaja melihat mobil sang suami, didalam mobil ia melihat dengan jelas kalau suaminya lagi bersama dengan seorang wanita, wanita itu merebahkan kepalanya dibahu kokoh sang suami, Ayuna tidak bisa melihat dengan jelas wajah wanita yang ada disebelah Yudha.

Ayuna masih terus manatap kearah sang suami.

Tanpa Yudha sadari, sebelah tangan Yudha membelai rambut wanita itu, dan sesekali Yudha mengecup keningnya. Hati Ayuna sungguh sakit, ketika melihat sendiri suaminya lagi bermesraan dengan wanita lain didepan matanya.

"Tunggu, sepertinya aku kenal wanita itu, pakaian nya sama persis seperti yang Nina pakai tadi pagi, tapi, tidak, tidak mungkin. Tapi, rambutnya juga, itu seperti Nina. Batin Ayuna, hatinya terus berkecamuk, Ayuna berusaha menyangkal kalau yang dia lihat itu bukan lah Nina adiknya.

Sedangkan Arya yang terus menatap Ayuna, tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan sang sekretaris, Ayuna terus menggeleng-gelengkan kepala sambil menutup mulutnya, Arya ikut melihat kearah yang dilihat oleh Ayuna, Arya ikut kaget dengan apa yang dia lihat. Arya begitu geram, dia tahu kalau itu adalah Yudha suaminya Ayuna. Dia tidak rela kalau wanita yang dia cintai selama ini disakiti oleh siapapun, termasuk sama suaminya sendiri, karena Arya juga merasakan sakit bila melihat Ayuna sakit. Ya, ternyata selama ini Arya sudah menyimpan perasaan, memendam rasa cinta terhadap orang yang sudah menjadi milik orang lain, itulah alasan kenapa sampai saat ini Arya masih betah sendiri. Menunggu hal yang tidak pasti, hal yang sudah resmi menjadi milik orang lain.

***********

Apa yang akan dilakukan Ayuna, ketika dia tau kalau wanita itu beneran Nina?

Yuukk ikuti terus, karena semuanya akan semakin menegangkan.