Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
Zahira mengeluarkan piring dengan sedikit nasi,dia juga memanggil Jihan untuk ikut bergabung namun karena Jihan kenyang dia memilih tetap berada diwarung.
"Ya sudah ini untukmu kalau gak mau."kata Zahira sambil memberinya sebungkus sate
"Sini biar kumakan sama Ayah."kata Jihan
Zahira kembali kemeja makan,disana masih ada Jerri yang serius menatap layar ponselnya,Zahira duduk didepan Jerri dia makan meski Jerri hanya melihatnya.
"Mau?"tanya Zahira
"Enggak,buat kamu aja."jawab Jerri
"Satu aja."kata Zahira menawarkan
"Aku takut mau makan itu."kata Jerri
"Kenapa?"tanya Zahira
"Takut mengganas nanti malam."jawab Jerri
Zahira hanya tertawa mendengar jawaban dari Jerri,bagi dia yang sudah menjaga pola makan tidak akan tergoda hanya dengan satu tusuk sate,jadi dia mencari alasan untuk tidak makan.
"Sayang,kamu tinggal disini cukup jaga telinga sama mata,buktinya tadi kamu dengar sendiri."kata Zahira
"Iya,tapi itu yang seru,kamu lihat sendiri area rumahku sepi,terkadang Papa juga pulang kampung kalau bosan."kata Jerri
****
Jerri pulang kerumah orang tuanya dipagi hari sebelum berangkat kekantor,dia sudah berjanji ingin menemui Mamanya,setelah menghentikan mobilnya dia langsung berlari masuk namun bertemu dengan Bibi dan berbincang sebentar.
"Bagaimana Bi?"tanya Jerri
Bibi tidak berani menjawab dia hanya menjawab dengan menggunakan jari dan senyum,bahkan Papa juga hanya tersenyum melihatnya,kerja keras anaknya kini membuahkan hasil.
"Mama."panggil Jerri
"Apa."jawab Mama tidak beranjak dari duduknya
"Ada apa?Mama mau bicara sesuatu?"tanya Jerri
"Jawab Mama,kemana kamu bawa Aira?"tanya Lintang
Jerri kembali berdiri dan hampir pergi meninggalkan Mama lagi,namun Mama mencegahnya.
"Mana istrimu?"tanya Mama
"Dirumah."jawab Jerri
"Kenapa tidak dibawa,Mama bilang kalian datang kerumah bukan cuma kamu saja."kata Mama
Jerri menghubungi Zahira,karena masa cutinya ditambah hari-hari Zahira hanya bermain dengan ponselnya.Begitu panggilan pertama langsung tersambung.
"Halo."sapa Zahira
"Sayang,kamu bisa kesini gak?"tanya Jerri
"Sekarang?"tanya Zahira
"Iya,apa bisa?"tanya Jerri
"Bisa."jawab Zahira
Dengan gelisah Jerri menunggu kedatangan Zahira,dia berjalan mondar mandir diteras rumahnya,Papa yang melihatnya malah ikut sakit kepala.Akhirnya yang ditunggu datang juga,sebuah mobil taxi berwarna biru berhenti tepat didepan rumah,Jerri langsung membuka pintu taxi dan menyambutnya dengan senyum.
Lintang melihat ketulusan Jerri dari tatapan mata dan senyumnya,kehangatan wajahnya sangat bertolak belakang saat menghadapi Aira.
"Selamat datang kembali kerumahku."kata Jerri
Zahira tersenyum tidak ada keraguan dalam wajahnya,karena dia yakin dengan Jerri dan Papa,mereka sangat mengenalnya dengan baik.
"Mama,apa kabar?"tanya Zahira sambil menyalami Lintang
"Baik."jawab Lintang
"Ayo ikut Mama."ajak Lintang
"Ma."kata Jerri menyela namun Zahira berhasil menenangkannya,Jerri memandang Zahira namun dia hanya mengangguk dan memberinya senyum
Zahira mengikuti kemana Lintang membawanya,ternyata Mama membawa kekebun belakang rumah,dia memberikan keranjang kepada Zahira dan mengajaknya memanen sayur dan buah,dan Mama juga menyuruh Zahira menangkap ikan yang ada dikolam.
"Ma,apa ini sudah cukup?"tanya Zahira
"Sudah,sekarang kamu olah semua yang kamu bawa."jawab Mama
"Ah,Boleh."kata Zahira
Karena bajunya basah Zahira mencari Jerri dengan ijin Mama sebelumnya,Jerri yang sedang menunggu dengan cemas melihat baju istrinya kotor langsung menghampirinya.
"Sayang,baju kamu."kata Jerri
"Mas,aku pinjam bajumu,air kolamnya cukup gatal."kata Zahira menggaruk kaki dan tangannya
"Apa Mama menyuruhmu masuk kolam?"tanya Papa
"Enggak Pa,tadi gak sengaja kecebur."jawab Zahira
Jerri mengajak Zahira masuk dalam kamar dan mengambil handuk kering,Zahira langsung masuk kamar mandi sementara Jerri menyiapkan baju piyama miliknya.
Setelah selesai Zahira keluar,dia langsung menuju dapur melihat bahan yang dia petik kali ini dia harus segera mengolah menjadi beberapa menu.
Papa melihat Lintang hanya duduk manis didepannya sementara menantunya dia pekerjakan membuat makan siang tanpa dibantu oleh pembantu.
"Kamu ini,kenapa gak bantu Zahira masak malah malas-malasan."kata Papa
"Dia yang mau kok."kata Lintang
"Coba saja Aira kamu suruh-suruh pasti ada aja alasannya."kata Papa
"Diam kamu!,aku sedang menguji kelayakan menantuku!"kata Lintang
Jerri menyerahkan baju Zahira kepada Bibi untuk segera dicuci,Bibi sangat sumringah apalagi melihat Zahira yang pinter masak dan hasilnya sangat cantik,hampir semua bahan dia pakai cukup memenuhi meja makan.
"Ternyata kamu sangat pintar."kata Jerri
"Sejak kamu pindah aku banyak mengikuti kegiatan diluar selain tata boga aku juga belajar tentang fashion."kata Zahira
"Sorry Ra,aku pergi gak pamit waktu itu."kata Jerri
"Oh ya Mas,kalau boleh tahu sejak kapan Mas pindah keyakinan?"tanya Zahira
"Ehm,nanti aja jawabnya sekarang waktunya makan."kata Jerri
Zahira mengangguk saat Jerri ingin memanggil Mama dan Papa,mereka bertiga berjalan menuju meja makan.Papa melihat makanan yang dihias dengan indah,bahkan sangat tidak mirip jika itu bisa dimakan.
"Apa ini?"tanya Papa
"Menurut Papa apa?"tanya Jerri
"Sayang sekali mau makan."jawab Papa
Lintang ingin tersenyum namun dia menahannya,Zahira memiliki potensi menjadi menantu idaman mengalahkan Aira.
"Enak."kata Lintang
Jerri dan Papa menoleh kearah Mama,akhirnya Mama bicara hal baik meski hanya satu kata bagi Jerri itu sudah cukup.Jerri sangat menikmati makan siangnya dia berharap Martin juga bisa makan bersamanya.
"Kapan kalian pulang kerumah?"tanya Lintang
"Uhuuuuukk."Zahira tersedak karena kaget mendengar Mama bicara dengan nada lembut berbeda dari sebelumnya.Jerri memberinya air minum dan menepuk pundak Zahira.
Setelah selesai Jerri pamit karena mau kekantor sekalian mengantar Zahira pulang,namun kali ini Mama menahannya.
"Ma,aku bawa Zahira pulang sekalian aku mau kekantor."kata Jerri
"Istrimu tidak boleh pulang."kata Mama
"Tapi Ma."kata Jerri
"Mama mau mendidiknya menjadi menantu yang baik,apa kamu mau istrimu tidak baik."kata Mama
"Lintang,kamu jangan menekan Zahira."kata Papa
"Sudah Pa,tidak apa-apa.Lagian Papa dirumah gak mungkin juga Mama gigit aku."kata Zahira
Jerri yang sempat keberatan hanya bisa memandang wajah Zahira sebelum berangkat kekantor.Dia meminta kepada Zahira agar menghubungi jika terjadi sesuatu.
"Tidak apa-apa Mas,aku yakin Mama sangat baik dan aku bisa menghadapinya."kata Zahira sambil mengantar Jerri masuk kedalam mobil
Setelah mobil Jerri keluar,Zahira segera masuk menemui Mama,kali ini Mama mengajaknya kedalam kamarnya,dia duduk diatas sofa dekat tempat tidurnya.
"Buka jilbabmu."kata Mama
"Ah iya."kata Zahira tidak ingin menolak kemauan Mama
Zahira melepas pelan hijab yang menutup kepalanya,termasuk ciput yang dipakai,rambut hitamnya lansung tergerai karena Zahira tidak sempat mengikatnya tadi.
Mama sangat terpesona dengan kecantikan alami yang dimiliki istri anaknya,masih terlihat bekas merah dilehernya yang putih.
"Hapus make upmu."kata Mama melempar kapas dan pembersih wajah
"Ma,aku gak pakai make up."kata Zahira meyakinkan Mama dengan menghapusnya menggunakan milk cleanser.