Ini karya ku yang baru mohon kalau membaca dengan bijak ya~~
Di tunggu jejak komen kalian🤗
Davina Aurellia terpaksa harus menerima tawaran Ayahnya untuk menikah dengan seorang pria yang ia tak kenal. Semua itu Davina lakukan demi menyelematkan ibunya yang sedang berada di Rumah Sakit. Tanpa Davina sangka bahwa anak dari sahabat Ayahnya itu adalah presdir perusahaan tempatnya bekerja yang bernama Yohanes David Abraham.
David yang tak menyetujui pernikahan ini juga harus terpaksa menerimanya, Maka sebelum pernikahan terjadi ia mengajak Davina untuk membuat perjanjian kontrak pernikahan mereka.
Setiap hari, ada saja perdebatan kecil diantara mereka. Sampai pada akhirnya David mulai jatuh cinta pada istrinya sendiri. Tapi cinta pertama Davina tiba - tiba kembali di kehidupannya.
Akankah Davina kembali pada cinta pertamanya atau membalas cinta David?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwiezy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kantor Ayah
Setelah mengeprint laporan yang di ketiknya, Davina langsung mematikan computer nya dan beranjak dari tempat duduknya.
"Ve, ini tolong berikan sama Bu Jova ya," ucap Davina meminta tolong.
"Mau kemana kamu?" tanya Venus saat ia melihat Davina sudah menyandangkan tasnya.
"Ada sedikit urusan, dan aku sudah izin kok sama Bu Jova."
Belum sempat Venus menanyakan hal yang lain, Davina sudah keluar dari ruangannya.
Davina mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya, sebelum keluar dari kantornya. Ia berniat untuk menghubungi Ayahnya sebelum ke kantor.
"Halo! Ayah sekarang ada di kantor?"
"Sekarang Ayah lagi keluar untuk makan siang. Mungkin jam 1 nanti baru sampai ke kantor.
"Oh, ya sudah, nanti Davina datang ke kantor Ayah jam satu."
"Ok."
"Sudah dulu ya, Yah."
Tutt.
🍁 Cafe Blink.
Siang hari ini Bagas sengaja mengajak Istri dan Putri pertamanya untuk makan siang bersama di sebuah cafe untuk membicarakan tentang permintaan Leon. Rencanya tadi pagi ia ingin membahas masalah ini dengan Putrinya itu, tapi karena sekretarisnya menghubunginya dan memberitahukannya bahwa ada meeting penting, jadi ia harus pergi ke kantor pagi - pagi.
Bagas memberikan lirikan mata agar Istrinya menyampaikan dan menjelaskan hal ini pada putrinya. Laras mulai menjelaskan semua yang ia dengar dari suaminya semalam kepada putri mereka serta menunjukkan foto David.
"Aku nggak mau Bunda, menikah dengan pria jelek seperti itu," tolak Clara. Penampilan yang ada di foto itu sangat menyeramkan baginya, walaupun Laras sudah menyakinkan bahwa pria yang di foto itu sangat Kaya raya, tapi Clara sangat teguh dengan pendiriannya.
"Ok. Nggak apa - apa," ucap Bagas. Ia sudah tahu akan jawaban putri pertamanya ini. Kali ini harapannya hanya Davina.
Setelah makan siang yang berakhir dengan penolakan dari Clara. Bagas kembali ke kantornya dengan harap - harap cemas.
'Bagaiman jika Davina juga tidak mau' batin Bagas.
"Davina saat ini masih di dalam perjalanan menuju kantor Ayahnya, jarak dari kekantornya menuju ke kantor Ayahnya cukup jauh, walaupun sudah memakan waktu selama satu jam ia belum sampai kesana karena adanya kecelakaan lalu lintas sehingga membuat jalanan bertambah macet.
Akhirnya Davina memutuskan untuk mengabari Ayahnya dengan mengirimi pesan bahwa ia akan sedikit terlambat sampai kantor.
To : Ayah
Yah, aku akan sedikit telat karena adanya kecelakaan lalu lintas.
Bagas yang sudah berjalan gelisah karena putri keduanya belum sampai juga.
Ting.
Setelah membaca pesan dari Davina, Bagas bisa bernafas sedikit lega lalu membalas pesan putrinya.
To : Davina
Ok. Ayah menunggu. Langsung naik aja kelantai 20 . Bilang sama sekretaris Ayah bahwa kamu sudah punya janji.
Telepon di ruangan Bagas berdering dan ia langsung mengangkatnya.
"Halo Pak! Ada Pak Yohanes ingin menemui, anda," ujar Sisil Sekretaris Bagas.
"Oh, suruh beliau masuk ke ruangan saya sekarang,"
"Baik Pak."
Yang Bagas tahu, Yohanes ini adalah nama dari asisten pribadi Leon. Jadi pasti ada sesuatu yang ingin di sampaikan atau di bahas oleh Yohanes jika harus datang di kantornya.
Tok.. tok.. tok..
"Masuk!" Teriak Bagas. Sudah dia menduga siapa yang mengetuk pintu itu.
"Silahkan masuk, Pak Yohanes," ucap Sisil sambil membuka pintu untuk Yohanes.
"Terima kasih, Mbak Sisil," ucap Yohanes dengan tersenyum. Mendapatkan senyuman manis dari pria setampan Yohanes pasti membuat semua wanita meleleh, begitu juga dengan Sisil, saat ia menutup pintunya dia terus memegang dadanya.
"Uughh,, ganteng abis cuy, andaikan jadi bos gue, tiap hari gue rela di suruh lembur gak usah di bayar," gumam Sisil pelan.
Bagas langsung mempersilahkan Yohanes untuk duduk. " Ekhm, begini Pak Bagas, kedatangan saya kemari karena Pak Leon meminta saya untuk menanyakan jawaban anda."
"Oh, begitu ya bukannya Leon memberikan waktu kepada saya lima hari, jadi masih ada dua hari lagi waktu bagi saya untuk mengabarkannya sendiri kepadanya." jelas Bagas.
'Damn!' Umpat Yohanes dalam hati. Ia sama sekali tidak tahu tentang batas waktu yang di berikan oleh Papinya kepada Bagas. Biasanya Papinya tidak pernah memberikan waktu yang terlalu lama untuk seseorang berpikir. Bahkan ia pasti akan memutuskan secara sepihak.
"Oh, begitu ya, Pak. Mungkin Pak Leon lupa Pak, tentang jangka waktunya, soalnya tadi beliau meminta saya untuk datang kemari." ujar Yohanes memberikan alasan logis.
Davina yang baru sampai di lantai 20 bergegas ingin langsung masuk ke ruangan Ayahnya. Tapi ia ingat bahwa Ayahnya berpesan agar memberitahu sekretarisnya dulu bahwa ia sudah punya janji dengan Ayahnya.
"Selamat siang Mbak. Saya Davina ingin bertemu dengan Ayah saya Bagas dan sudah membuat janji. " ujar Davina memperkenalkan dirinya. Mungkin bagi karyawan Ayahnya ini belum pernah melihatnya datang kesini.
Sisil menatapnya dengan tatapan yang tidak percaya saja. Karena Bosnya sama sekali tidak menceritakan tentang anaknya yang lain selain Clara dan Abian.
Davina yang melihat tidak ada tanggapan dari sekretaris Ayahnya langsung menerobos masuk.
Ceklek...
Pintu terbuka...
"Ayah!" Teriak Davina.
Tapi saat menyadari bahwa Ayahnya tidak sendirian di ruangan itu, dia langsung terdiam. Ada seorang pria muda yang bersama dengan Ayahnya.
Pria muda itu terkejut saat melihat kehadiran Davina yang begitu tiba - tiba. Dalam hatinya ia bertanya - tanya apa hubungan gadis ini dengan Pak Bagas.
"Maaf Pak, saya sudah mencegah Mbak ini untuk masuk sebelumya," jelas Sisil. Tidak ingin di tegur oleh atasannya karena lalai menjalankan tugasnya.
"Tidak apa - apa, Sisil. Ini Davina putri saya." Bagas memperkenalkan Davina pada Sisil membuat Sisil tercengang sesaat namun sesaat kemudian ia menyadari bahwa itu bukan urusannya dan keluar dari ruangan atasannya itu.
'Bukankah dia Gadis yang bertemu denganku tadi pagi, tapi kenapa sepertinya dia tidak mengenaliku? Dan Pak Bagas bilang Gadis ini adalah putrinya?' gumamnya dalam batin.
"Ayah, aku benar - benar butuh uang itu sekarang? Bisakah, Ayah?" tanya Davina kepada Bagas tanpa melihat ke arah pria yang ada di depannya.
Tapi tanpa Davina dan Bagas sadari, pria yang ada di depan mereka terus memperhatikan dan mendengar percakapan mereka.
"Davina sekarang kamu keluar dulu, Ayah masih ada tamu," bisik Bagas.
"Tapi... Ayah!"
Jangan lupa like, komen dan vote.
lanjutan cerita David dan Davina