(Warisan Mutiara Hitam Season 3)
Gerbang dimensi di atas Pulau Tulang Naga telah terbuka, menyingkap "Dunia Terbalik" peninggalan ahli Ranah Transformasi Dewa. Langit menjadi lautan, dan istana emas menjuntai dari angkasa.
Chen Kai, kini menyamar sebagai "Tuan Muda Ye" yang arogan. Berbekal Fragmen Mutiara Hitam, ia memiliki keunggulan mutlak di medan yang melanggar hukum fisika ini. Namun, ia tidak sendirian.
Aliansi Dagang Laut Selatan, Sekte Hiu Besi, dan seorang monster tua Ranah Jiwa Baru Lahir memburu Inti Makam demi keabadian. Di tengah serangan Penjaga Makam dan intrik mematikan, Chen Kai harus memainkan catur berdarah: mempertahankan identitas palsunya, menaklukkan "Istana Terbalik", dan mengungkap asal-usul Mutiara Hitam sebelum para dewa yang tidur terbangun.
Ini bukan lagi perburuan harta. Ini adalah perang penaklukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fondasi Baru
Keheningan di Aula Singgasana terasa berat, namun kali ini bukan karena ancaman, melainkan karena otoritas. Chen Kai duduk di atas takhta logam dingin itu, menatap ke bawah ke arah aula yang porak-poranda.
Puing-puing Automaton Logam Dewa berserakan di lantai marmer yang retak. Bekas-bekas pertempuran melawan sisa jiwa penjaga masih membekas di dinding obsidian. Namun, bagi Chen Kai, ini bukan reruntuhan.
Ini adalah kanvas kosong.
"Tuan Muda," Luo Sha berlutut dengan satu kaki di hadapan takhta. Pedangnya yang berlumuran darah disarungkan. "Tie Sha dan Nona Peramal telah diusir keluar dari dimensi ini. Saya melihat mereka terlempar kembali ke laut melalui cermin pengawas di gerbang utama."
"Bagus," jawab Chen Kai, suaranya bergema dengan wibawa baru yang diperkuat oleh resonansi Mutiara Hitam. "Biarkan mereka menyebarkan berita ketakutan. Ketakutan adalah benteng pertahanan terbaik sebelum kita membangun tembok yang sesungguhnya."
Chen Kai mengangkat tangannya.
Ia memejamkan mata, menghubungkan kesadarannya dengan Inti Makam yang kini telah sepenuhnya tunduk padanya berkat Inti Stabilizer dan Fragmen Waktu.
Di dalam benaknya, struktur raksasa Makam Kuno terbentang jelas.
Lantai Atas: Istana Terbalik (Pusat Komando).
Lantai Tengah: Hutan Batu & Lembah Cermin (Labirin Pertahanan).
Lantai Bawah: Lautan Awan & Pulau-pulau Terapung (Zona Penyangga).
Perimeter Luar: Badai Dimensi.
"Aktifkan Ulang," perintah Chen Kai.
WUUUUUNG!
Seluruh istana bergetar. Di luar sana, di langit terbalik, badai dimensi yang kacau tiba-tiba berubah pola. Angin ungu itu tidak lagi bertiup acak, melainkan membentuk pusaran teratur yang mengelilingi istana seperti dinding tornado yang tak tertembus.
Siapa pun yang mencoba terbang masuk tanpa izin Chen Kai sekarang akan dicabik-cabik oleh gabungan pisau angin dan distorsi waktu.
"Tempat ini sekarang aman," kata Chen Kai, membuka matanya. "Setidaknya dari gangguan tikus-tikus kecil."
Ia berdiri dan berjalan menuruni takhta, menuju tumpukan rongsokan Automaton Logam Dewa.
"Luo Sha, apa kau tahu kenapa aku tidak menghancurkan mereka sampai menjadi debu?"
Luo Sha menatap potongan lengan dan kepala logam itu. "Karena... Tuan Muda ingin memperbaikinya?"
Chen Kai mengangguk. Ia memungut sebuah kepala automaton yang matanya sudah padam.
"Logam Dewa ini tidak bisa ditemukan di dunia luar. Ini adalah bahan dari zaman kuno yang tahan terhadap erosi waktu. Xing Tian mungkin gagal menghidupkan manusia, tapi dia jenius dalam membuat boneka."
Chen Kai meletakkan tangannya di atas tumpukan logam itu.
"Gravitasi: Penyatuan." "Waktu: Pemulihan Parsial."
Ini adalah eksperimen gila. Chen Kai menggunakan gravitasi untuk menekan logam agar menyatu kembali, dan menggunakan Fragmen Waktu untuk memundurkan kondisi fisik logam itu ke keadaan sebelum hancur—hanya fisiknya, bukan intinya.
KLANG! KLANG!
Potongan-potongan logam itu melayang, berputar, dan menyatu kembali. Dalam sepuluh menit, dua belas Automaton Logam Dewa berdiri tegak kembali. Mereka utuh, tetapi mata mereka masih mati.
"Mereka butuh sumber daya," kata Chen Kai. "Dan aku punya banyak."
Ia mengeluarkan ratusan Batu Roh Tingkat Atas yang ia jarah dari Lan Feng dan kekayaan pribadinya. Ia juga mengeluarkan sisa-sisa energi jiwa yang ia panen dari makhluk-makhluk di makam.
"Masuk."
Chen Kai menanamkan batu-batu roh itu ke dalam dada automaton.
ZING.
Dua belas pasang mata menyala kembali. Kali ini, warnanya bukan merah darah seperti sebelumnya, melainkan ungu gelap—warna energi Chen Kai.
Mereka berlutut serentak menghadap Chen Kai.
"Salam, Tuan."
Suara mekanis mereka berat dan patuh.
Luo Sha menahan napas. "Dua belas penjaga setara Jiwa Baru Lahir Awal... Tuan Muda, dengan pasukan ini, kita bisa meratakan sekte menengah manapun di Kepulauan Hantu."
"Belum cukup," kata Chen Kai dingin. "Melawan Sekte Naga Teratai, ini hanya pasukan garis depan. Hei Long akan kembali, dan dia tidak akan datang sendiri. Dia akan membawa armada perang."
Chen Kai berjalan menuju pintu samping aula, yang menurut peta mentalnya mengarah ke Gudang Harta Karun.
"Kita punya waktu satu bulan sebelum mereka bisa menembus badai baru di luar," kata Chen Kai. "Dalam satu bulan ini, aku akan melakukan kultivasi tertutup di Ruang Waktu Bawah Tanah."
Ia menoleh pada Luo Sha.
"Bai, tugasmu adalah mengawasi perbatasan dan melatih dirimu sendiri. Di Gudang Sekunder, ada banyak senjata dan pil kuno. Ambil apa saja yang bisa membawamu ke Inti Emas Tahap Menengah. Aku butuh wakil yang kuat, bukan pelayan yang harus dilindungi."
Luo Sha membungkuk dalam-dalam, matanya berkilat penuh tekad. "Saya tidak akan mengecewakan Anda, Ketua Sekte."
Chen Kai tersenyum tipis mendengar panggilan baru itu.
"Sekte Mutiara Hitam..." gumamnya. "Nama yang bagus."
Ia melangkah pergi, meninggalkan aula singgasana.
Di kejauhan, di luar dimensi makam, dunia kultivasi sedang gempar. Kabar tentang terusirnya Aliansi Dagang dan Sekte Hiu Besi oleh seorang pemuda misterius mulai menyebar seperti api liar.
Raja Hitam telah lahir, dan dia sedang bersiap untuk perang.
Chen Ling