NovelToon NovelToon
Menikahi Gadis Badung

Menikahi Gadis Badung

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Pernikahan Kilat / Teen Angst / Cinta Seiring Waktu / Paksaan Terbalik / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:29.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Akay, pemuda yang kadang bermulut pedas, terjebak dalam pernikahan dengan Aylin, gadis badung yang keras kepala, setelah menabrak neneknya. Itu adalah permintaan terakhir sang nenek—dan mereka harus menandatangani perjanjian gila. Jika Akay menceraikan Aylin, ia harus membayar denda seratus miliar. Tapi jika Aylin yang meminta cerai, seluruh harta warisan neneknya akan jatuh ke tangan Akay!

Trauma dengan pengkhianatan ayahnya, Aylin menolak mengakui Akay sebagai suaminya. Setelah neneknya tiada, ia kabur. Tapi takdir mempertemukan mereka kembali di kota. Aylin menawarkan kesepakatan: hidup masing-masing meski tetap menikah.

Tapi apakah Akay akan setuju begitu saja? Atau justru ia punya cara lain untuk mengendalikan istri bandelnya yang suka tawuran dan balapan liar ini?

Apa yang akan terjadi saat perasaan yang dulu tak dianggap mulai tumbuh? Apakah pernikahan mereka hanya sekadar perjanjian, atau akan berubah menjadi sesuatu yang tak pernah mereka duga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Pernikahan Tanpa Cinta

Nenek Ros menghela napas panjang, lalu menatap Aylin dengan ekspresi penuh wibawa.

"Oh, tentu saja Nenek bisa."

Aylin merasakan hawa dingin di tengkuknya. "Maksud Nenek?"

"Aylin," suara Nenek Ros kini terdengar lebih dingin, lebih tajam. "Kalau kau menolak pernikahan ini, jangan harap kau akan mendapat sepeser pun dari warisan Nenek."

Ruangan langsung sunyi.

Aylin menegang. "Apa?"

Nenek Ros tersenyum kecil. "Iya, Sayang. Semua warisan Nenek, aset, tanah, rumah, uang... tidak akan menjadi milikmu kalau kau menolak menikah dengan Akay."

Aylin ternganga.

"Nenek bercanda."

"Nenek tidak pernah bercanda soal hal serius," balas Nenek Ros. "Dan kalau kau berani menuntut cerai, maka semua harta itu akan jatuh ke tangan Akay, bukan kepadamu."

Jantung Aylin berdegup kencang.

Gila.

Ini benar-benar gila!

Ia berusaha mencari celah, mencari argumen untuk melawan neneknya. Tapi dari ekspresi wajah wanita tua itu, ia tahu tidak ada yang bisa ia lakukan.

"Ini manipulasi," gumamnya.

"Ini untuk kebaikanmu," balas Nenek Ros.

Aylin mengepalkan tangan. "Aku tidak peduli harta!"

"Bagus," sahut Nenek Ros. "Kalau begitu, kau tidak akan keberatan jika Nenek tidak memberikanmu sepeserpun harta yang nenek miliki, 'bukan?"

Aylin mendengus kasar. "Aku tidak mau menikah dengan pria yang bahkan tidak aku kenal, yang mulutnya sepedas cabai rawit!"

"Terserah kau," Nenek Ros mengangkat bahu. "Tapi kalau kau tidak menikah dengannya, jangan harap kau bisa menyentuh warisan keluargamu."

Aylin ingin berteriak.

Ini tidak adil!

Tapi ia tahu, Nenek Ros selalu menepati kata-katanya. Jika ia menolak pernikahan ini, maka semua yang menjadi haknya akan hilang.

Ia menatap Akay dengan penuh kebencian, lalu kembali menatap neneknya.

"Nenek jahat," bisiknya.

Nenek Ros tersenyum tipis. "Nenek hanya ingin yang terbaik untukmu."

Aylin ingin membantah, ingin lari, ingin menghancurkan pelaminan sialan itu. Tapi tubuhnya terasa kaku.

Neneknya sudah menang.

Dan ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Beberapa Menit Kemudian

Balai desa masih ramai oleh warga yang penasaran. Aylin berdiri di depan meja kayu panjang, wajahnya penuh amarah saat membaca lembar perjanjian di tangannya. Sementara itu, Akay duduk di sampingnya, wajahnya datar seperti batu.

“Aku. Tidak. Mau!” Aylin menekankan setiap kata, melempar pena ke meja.

“Aylin…” Suara Nenek Ros terdengar pelan, tapi tegas. "Kalau kamu menolak, Nenek akan menarik kembali semua harta yang seharusnya jadi milikmu."

Mata Aylin menyipit, tangannya mengepal di sisi tubuhnya. "Nenek nggak bisa begitu!"

"Oh, tentu bisa." Ros tersenyum tipis sambil mengangkat sebuah dokumen yang sudah ditempeli materai. "Harta itu milik Nenek, 'kan? Kalau kamu menolak menikah dengan Akay, Nenek akan menandatangani surat hibah seluruh harta ini kepada negara. Sekarang pilih mana, kau yang tanda tangan atau Nenek yang tanda tangan?"

Aylin merengut, menatap Akay yang tampak santai, seolah dia tidak terpengaruh sama sekali. Pemuda itu menyilangkan tangan di dadanya, seakan menunggu keputusan dengan malas.

“Kau juga tidak suka pernikahan ini, kan?” Aylin menatap Akay, berharap pemuda itu juga akan menolak.

Akay menghela napas panjang sebelum menatapnya santai. “Ya, aku juga nggak suka. Sayangnya, aku lebih nggak suka kehilangan proyekku. Jadi…” Ia mengambil pena, lalu dengan mudah membubuhkan tanda tangannya di atas kertas.

Aylin memekik marah. "Bajingan!"

"Wah, terharu aku, dapat panggilan mesra dari calon istriku. Calon istriku begitu cantik memesona… tapi sayang, kelakuannya kayak preman pasar." balas Akay santai. "Sekarang giliranmu."

Aylin benar-benar ingin menghajar pria itu. Tangannya gatal, kakinya siap menendang, tapi sayangnya, ada neneknya di sini. Matanya bergantian melirik ke arah sang nenek, lalu ke kertas di depannya, dan akhirnya ke Akay—pria brengsek yang duduk santai seolah ini hanya formalitas biasa.

"Bajingan tengil!" umpatnya dalam hati. Kalau bukan karena neneknya, ia sudah melemparkan kursi ke kepala pria itu.

Aylin mengepalkan tangan, berusaha meredam amarah yang mendidih di dadanya. Napasnya memburu, jemarinya mencengkeram pena begitu kuat hingga buku jarinya memutih.

"Dasar pria kurang ajar! Seenaknya memaksaku begini! Tunggu saja, Akay. Aku tidak akan tinggal diam!"

Dengan geram, ia menekan pena ke atas kertas, hampir merobeknya, lalu menyeret tanda tangannya dengan kasar seolah ingin menusuk nama sialan yang sekarang resmi menjadi suaminya.

"Bagus." Ros menyunggingkan senyum puas. "Mulai sekarang, kalian resmi menjadi suami istri di mata hukum."

Ros kemudian menoleh ke seorang wanita di dekatnya dan memberi perintah tegas. "Siapkan mereka. Kita akan melangsungkan pernikahan secara agama."

***

Kamar tempat mereka akan menghabiskan malam pertama adalah kamar Aylin. Bukan kamar mewah dengan ranjang king size bertabur bunga seperti di drama romantis, tapi kamar bergaya klasik dengan ranjang kayu yang... mungkin agak sempit jika untuk tidur berdua.

Aylin berdiri di dekat pintu, menatap Akay dengan curiga. "Kau tidur di lantai!"

Akay tertawa pendek, berjalan menuju ranjang. "Aku pikir itu ranjang milikku, mengingat aku yang lebih dewasa di sini."

Aylin mendengus. "Dewasa? Kau cuma pria menyebalkan yang dipaksa menikah denganku!"

Akay menatapnya malas. “Ya, dan kau gadis manja yang beruntung mendapatkan suami sepertiku.”

Aylin mendelik. “Siapa yang beruntung? Aku terpaksa menikah dengan pria kasar yang nggak punya sopan santun!”

Akay menyeringai. “Masa? Padahal kau cantik.”

Aylin terhenti sesaat, bibirnya hampir membentuk senyum puas. “Tentu saja. Aku memang—”

“Tapi sayangnya, bukan tipeku,” potong Akay sebelum Aylin bisa merayakan pujian itu.

Wajah Aylin langsung memerah, amarahnya meluap. "Bangsat kau!" umpatnya geram.

"Sialan! Kenapa aku selalu termakan pujiannya? Padahal sudah jelas, setiap kata manis yang keluar dari mulutnya cuma jebakan, umpan untuk menjatuhkannya di detik berikutnya."

Aylin mengepalkan tangan, giginya hampir bergemeletuk menahan kesal. "Kenapa aku sebodoh ini? Kenapa tiap kali dia memuji, aku langsung percaya diri, hanya untuk akhirnya dibanting begitu saja?"

Ia menggerutu dalam hati, menatap Akay dengan penuh kebencian. "Dasar brengsek, suatu hari aku akan membalikkan semua ini!"

Akay tertawa kecil. “Ups, tersinggung? Ya sudah, kalau gitu kau tidur di lantai saja.”

Aylin mengambil bantal dan melemparkannya ke Akay, tapi pria itu dengan mudah menangkisnya. “Aku tidur di ranjang, titik!”

“Terserah.” Akay mengangkat bahu lalu membaringkan tubuhnya dengan santai. “Aku nggak akan menyentuhmu. Kau terlalu bocah, bukan seleraku.”

Aylin mendecak kesal. Dia benar-benar ingin menghajar dan memutilasi pria ini!

Malam pertama mereka bukan malam penuh gairah seperti di novel-novel romansa, melainkan malam penuh perang mulut yang membuat kepala Aylin nyaris meledak.

Malam semakin larut, dan Aylin masih terjaga. Ia menggigil kedinginan di lantai beralaskan bedcover tipis, sementara Akay tidur nyenyak di ranjang. Matanya menatap tajam ke arah pria yang tengah terlelap, dadanya naik turun dengan tenang. Kesal setengah mati, Aylin ingin sekali menghajar wajah Akay yang tampak begitu nyaman.

"Sial! Kenapa dia bisa tidur nyenyak sementara aku menderita begini?" gerutunya pelan.

Aylin beringsut mendekat ke tempat tidur, menyeringai jail. Dengan perlahan, ia menarik selimut yang menutupi tubuh Akay. Pria itu bergeming, hanya menggeliat sedikit.

"Hah! Rasakan ini!" Aylin menarik selimut lebih jauh hingga tubuh Akay hanya tertutup kaos tipis.

Namun, sebelum Aylin bisa kembali ke tempatnya, Akay tiba-tiba menggenggam tangannya, matanya masih setengah tertutup. "Mau ngapain, hah? Mencuri selimutku?"

Aylin terperanjat, tapi dengan cepat menyembunyikan rasa bersalahnya. "Aku? Mencuri? Ini selimutku, sejak kapan jadi selimutmu?"

Akay membuka matanya sepenuhnya, lalu menyeringai. "Sejak aku jadi suamimu. Kamu dingin? Kenapa nggak bilang dari tadi?"

Aylin mendengus. "Bilang pun percuma, kamu nggak bakal peduli."

Akay menghela napas panjang, lalu bergeser sedikit. "Sini tidur di ranjang, tapi ingat, jangan sampai nyentuh aku!"

Aylin mendelik. "Mimpi! Aku lebih baik beku di lantai daripada tidur di ranjang yang sama denganmu!"

"Ya, sudah!" sahut Akay acuh.

...🌟"Jangan menganggap remeh orang yang menjengkelkanmu. Bisa jadi, dia adalah guru kehidupan yang sedang menguji kesabaranmu, sebelum akhirnya memberi hadiah cinta yang tak terduga untukmu."🌟...

..."Nana 17 Oktober"...

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Dwi Winarni Wina
Nenek ros merasa umurnya tidak akan lama lagi,,,ingin menyaksikan cucunya aylin menikah dan memaksa pria asing menikah dengan cucunya....

Akay merasa dijebak nenek ros menikahi cucunya...
abimasta
lebih baik tawaran jordi di terima to digantikan dengan akay
Anitha Ramto
Huh Aylin egomu dan gengsimu terlalu tinggi sehingga tidak mau menyadari jika kamu sudah ada perasaan sama Akay...dan buktinya kamu selalu nyaman dalam dekapan Akay...

Darah Akay sudah mendidih si Jordi ngajak balapan lagi sama Aylin...benar² cari mati kamu Jordi..ayo Akay bilang saja ke semua teman² Aylin kalo kalian sudah menikah
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
ganti aja Akay yg pergi balapan ...Aylin jadi penonton /Facepalm/
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
tunggu Aylin mengaku yg Akay suami benaran/Facepalm/.. segera Aylin...Akay ramai yg naksir /Slight/
Sri Hendrayani
wak kyknya bakalan ada perang ini..?
Sri Hendrayani
penasaran sm nasib papanya ay siandi?
Sri Hendrayani
lanjut
Syavira Vira
👍👍❤️👍🏻
Syavira Vira
lNjut
Hanima
lanjut kk
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
wah ganti cover 📔
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
lanjut seru banget....jika yg panas 🔥 selepas jam buka puasa ajar🤭🤣🤣
Esin naufal
bau bau ceembokur ning babang akay
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
marathon /Facepalm/ seru banget kisah Aylin dan anak Andi ini... eh namanya Akay
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
gatel si Mira...tapi bagus bikin si isteri kmkepanasan /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
abimasta
tanpa mereka sadari akay dan alyn saling ketergantungan
Syavira Vira
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Syavira Vira
👍👍🙏❤️
sum mia
mereka udah sama-sama suka dan sama-sama saling merindukan tapi masih saja mengelak .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!