NovelToon NovelToon
Mencintai Calon Kakak Ipar

Mencintai Calon Kakak Ipar

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Patahhati / Cinta Terlarang
Popularitas:11.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Nana Hutabarat

Cinta harus menghadapi bosnya yang super galak dan otoriter. Fakta lain adalah bosnya orang yang menyebabkannya hamil.
Dia terkejut ketika mengetahui kenyataan bahwa bosnya adalah tunangan kakaknya sendiri. Dia tidak bisa menghancurkan kebahagiaan kakaknya. Namun, kehamilannya tidak bisa ditutupi selamanya. Keputusan apa yang harus dia ambil nantinya? Berkata jujur atau pergi jauh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Hutabarat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bos Killer

Ardi adalah anak pasangan pelayan di rumah ini. Ayahnya adalah sopir dari Tuan Bratawijaya sedangkan ibunya adalah koki rumah. Sejak kecil Ardi sangat dekat dengan Cinta hingga mereka dewasa.

Umur Ardi setara dengan umur Bella namun Bella selalu dilarang bermain bersamanya hingga mereka kurang dekat. Sedangkan cinta selalu bebas bermain dengan siapa saja. Ibu mereka sang membedakan keduanya. Bella di perlakukan bak putri raja sedangkan Cinta dibiarkan saja. Tidak pernah diurus oleh ibunya, bahkan baju Cinta itu bekas dari Bella. Walau masih bagus namun itu memperlihatkan jika status mereka berbeda di mata ibunya. Tidak ada yang tahu alasannya.

Baru setelah Cinta mandiri dan bekerja sendiri wanita itu bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Dia mempunyai kebebasan untuk memilih barang yang disukainya. Ayah Cinta hanya bisa diam melihat anaknya diperlakukan tidak adil oleh ibunya. Tapi dia selalu memberi perhatian lebih di belakang Rizka. Pertanyaan inilah yang membuat Cinta merasa sedih, mengapa ibu begitu tidak menyukainya?

Waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Mereka berdua masih mengerjakan pekerjaan kantor bersama-sama di sebuah gazebo halaman belakang rumah.

"Akhirnya selesai juga," teriak Cinta bahagia. Dia menguletkan badannya yang terasa pegal baru mematikan laptopnya.

"Sebenarnya laporanku itu benar hanya saja ada sedikit masalah di bagian penjualan. Data yang dikirimkan mereka tidak sama dengan data yang diperoleh di lapangan. Maka dari itu, bos galak itu memarahiku. Bukankah ini bukan salahku?" ungkap Cinta kesal.

"Kau itu berada di bagian keuangan otomatis kau harus mempertanggungjawabkan laporanmu sebaik mungkin pada atasan. Jelaskan jika ada kejadian seperti ini dengan detail agar kau tidak lagi dipersalahkan oleh bos mu itu." terang Ardi.

"Kau benar, aku baru di divisi ini dan aku langsung disuruh membuat laporan di perusahaan besar. Seharusnya dia memakluminya," kata Cinta sembari membereskan kertas-kertas di meja.

"Dia punya segudang pekerjaan. Bukan hanya satu perusahaan saja yang diurusnya tapi dia adalah President Direktur PERMATA grup yang membawahi banyak perusahaan di berbagai sektor. Dia ingin semua anak buahnya bekerja dengan baik dan sempurna tidak ada cacat sama sekali." Ardi menjelaskan panjang lebar siapa bosnya itu.

"Karena itu kau memilih bekerja di sana dari pada di perusahaan tekstil milik ayah?" tanya Cinta.

"Ya, aku ingin merubah nasib. Ayahmu sudah menolongku dengan membantu membiayai pendidikanku tapi aku juga butuh masa depan yang pasti agar bisa membanggakan orang tuaku dan memberikan mereka kehidupan yang layak. Sayangnya mereka belum mau keluar dari rumah ini karena hutang balas budi dengan kalian," cerita Ardi.

"Dan kau masih tetap disini padahal kau itu seorang manajer di sana. Tapi kau lebih suka tidur di kamar pembantu. Kau bisa membeli rumah yang layak untukmu dengan gajih yang kau peroleh," kata Cinta.

"Untuk apa aku tinggal dirumah bagus jika tinggal tanpa orang yang dicintai. Aku lebih suka tinggal disini bersamanya." Ardi menatap lekat ke arah Cinta.

"Ya, kau benar kalau tinggal sendiri itu tidak menyenangkan akan bahagia jika kita tinggal bersama orang yang kita cintai. Sayang sekali Mbok Yem dan Pak Budi belum mau tinggal bersamamu Ardi." Cinta pikir orang yang sangat dicintai Ardi adalah ibu dan ayah Ardi.

"Orang itu kau cinta, aku hanya ingin tinggal bersamamu dan menghabiskan sisa umurku bersamamu,'' batin Ardi kesal.

"Ardi aku akan berangkat kerja bersamamu besok, ingat panggil aku sebelum kau berangkat!" kata Cinta meninggalkan Ardi sendiri.

***

Cinta merasa gugup ketika akan masuk ke dalam ruangan Crishtian. Bosnya memanggil Cinta ketika dia belum datang ke kantor.

Cinta mulai membuka pintu ruangan. Begitu masuk ke ruangan itu hawa dingin langsung merasuk ke tulangnya, membuat tubuhnya menggigil.

Cinta berdiri membelakangi pintu, menghadap ke arah Christian yang sedang menatapnya tajam. Seolah tatapan itu ingin menguliti tubuhnya. Crishtian menyuruhnya berdiri di hadapannya. Cinta lalu berjalan dan berdiri di hadapan pria itu.

"Anda memanggil saya , Sir eh Tuan?" ucap Cinta bingung. Dia menelan saliva untuk mengurangi rasa takut dan gugup yang menyergap. Dahinya mengeluarkan keringat dingin. Dia masih menunduk dengan map di tangan.

"Kau salah membuat laporan kemarin dan hari ini datang terlambat, di mana etos kerjamu?" bentak Crishtian.

"Maaf saya bangun terlambat karena saya menyelesaikan laporan ini hingga pagi dan saya kesiangan." Cinta berusaha memberi alasan.

"Saya tidak ingin mendengar alasanmu. Aku punya banyak sekali pekerjaan di bandingkan dirimu, tapi bukan menjadikan itu sebuah alasan untuk ketidak disiplinanku karena nasib jutaan orang bergantung padaku," geram Crihstian.

Mata Cinta sudah merebak merah. Dia sekuat tenaga menahan tangisnya dengan menggigit bibir bawahnya keras.

Crishtian berdiri lalu berjalan memutar dengan tangan yang masih tetap berada di meja. Lalu, dia duduk di sudut meja menghadap Cinta.

"Angkat wajahmu jika berbicara padaku!" perintah Crishtian.

Cinta mengangkat wajahnya melihat ke arah pria itu. "Okey, dia tampan itu mengurangi ketakutanku," pikir Cinta. Pria itu hanya menggunakan kemeja berwarna putih dengan satu kancing terbuka di bagian atas.

"Kau sudah menyelesaikan laporannya?" tanya Crishtian.

"Sudah Tuan, hanya saja ... ." Cinta merasa ragu untuk menjelaskannya karena ini nantinya akan melakukan pengecekan ulang.

Tangan Crishtian bersedekap, matanya menatap Cinta intens. Menunggu penjelasan lebih.

Cinta menatap mata Crishtian hingga pandangan mereka bertemu dalam waktu beberapa detik. Dia pernah melihat manik mata itu tapi di mana? Batin Cinta.

Cinta kembali menunduk, melanjutkan kata-katanya "Ada perbedaan data yang masuk antara data penjualan dengan data keuangan yang saya periksa. Mungkin ada yang bermain-main di sini."

Crishtian meminta laporan itu. Cinta mendekat lalu menyerahkan laporan itu. Crishtian mulai membukanya.

"Anda lihat di halaman tertera data penjualan motor yang sudah terjual sebanyak lima juta unit tapi uang yang kita terima hanya sekitara empat juta unit lebih sedikit. Bukankah jika di total maka banyak kerugian yang kita alami, lalu kemanakah uang itu berada? Saya dan Ardi masih menyelidikinya."

"Ardi?" tanya Crishtian. "Apakah pria yang bersama dia kemarin?"

Cinta mengigit bibirnya karena keceplosan mengatakan jika dia dibantu oleh pria itu.

"Dia teman saya, dia salah seorang manager kepegawaian. Saya meminta bantuannya di luar jam kerja," Cinta menelan salivanya lirih.

"Aku memintamu yang mengerjakan tugas ini kau malah seenaknya sendiri menyerahkan tugas ini pada orang lain." Kata tajam Crishtian membuat dia marah.

"Aku yang mengerjakan ini. Dia hanya membantuku menunjukkan kesalahanku. Ketika aku menanyakan hal ini pada anda anda tidak mau menjawabnya," balas Cinta tidak mau kalah.

''Kau bosnya atau aku?" tanya Crishtian.

"Anda Tuan!" seru Cinta.

"Lalu berani-beraninya kau membantahku," tegur Crishtian.

"Saya tidak membantah, saya hanya menerangkan situasinya," jawab Cinta tidak mau kalah.

"Dan dua kali ini kau membuat kesalahan, terlambat dan membantah ucapanku. Aku menyuruhmu untuk mengerjakan sendiri kau malah menyerahkannya pekerjaan ini pada orang lain." Crishtian meletakkan map

itu di meja dan mencondongkan tubuhnya.

"Jadi ini kau atau temanmu yang mengerjakan?" tanya Crishtian dengan nada mengintimidasi. Wajahnya yang hanya berada satu jengkal darinya membuat perut Cinta menegang. Bau harum mint yang keluar dari nafas pria itu membuat Cinta terpaku untuk beberapa saat. Sedetik kemudian dia teringat pertanyaan pria itu.

"Sebagian laporan aku yang mengerjakan sendiri di kantor, sebagiannya lagi aku di bantu oleh Ardi di rumah."

"Di rumahmu? Kau itu pacaran atau mengerjakan tugas?" tanya Ardi yang membuat Cinta membuka mulutnya lebar.

"Apa maksud dari pertanyaannya itu?" batin Cinta

***

Budayakan untuk memberi like ketika membaca karya ini, hal kecil itu memberi senyum pada penulis.

tinggalkan komentar yang sopan hal besar ini memberikan semangat pada penulis

beri Vote untuk karya ini karena vote kalian adalah dukungan besar bagi penulis.

1
Putri Mblaq
Luar biasa
Etik Yuliana
cristian kl gentle...datangi bapsknya Cinta...katakan semuanya...
Titin Sri
maklum z lh. penulis salh ketik nama
Krisna Dayu
kirain nama cowok ...jebul e cewek
Mirfa Linda
dara Ama Ale aja Thor kasian Sheila klo ditinggal Kris.
Elfi Rosanti
kek film india
Herlina Rismayanti
sangat menarik bagus sekali
Fitri Yenti
Baru kali ini baca novel, dalam 1 novel langsung menceritakan beberapa tokoh..jd kelihatan nyambung..seru..hebat author...
Auliyaa Auliyaa
suka dengan ceritanya
Olvine Manganggung
lama² kok aku kesal ya sama cinta kenapa nggak berterus terang aja😔
Rika Fitria
nyesek
Rita Bj
Kecewa
Suryanie Bunda'a Bilal
bener bener bagus cerita nya
Sutar Imam Sujarwo
asyiiik dah mulai nih .
ibarat lagu "tanda tandanya" jatuh cinta
Wilia Ningsih
menarik
Sutar Imam Sujarwo
wah mulai bucin nih sich bos
Sutar Imam Sujarwo
kiler Bosque tak tahunya bucin nanti
Chacha Hazel
Terlalu kebanyakan konflik
Audrey Chanel
ya bisa aja ibuku merebut suamiku
Audrey Chanel
makanya jangan bikin ulah dicium diem aja 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!