Mencintai Calon Kakak Ipar
Sinar pagi menerangi kamar mewah di sebuah hotel. Cinta merasa terganggu dengan silaunya cahaya itu. Tangannya meraih sebuah bantal dan menutup matanya. Kepalanya terasa sangat pusing.
Suara gemercik air mengusik indera pendengarannya. Dia mulai membuka pelan-pelan bantal tersebut.
Ini bukan kamarnya, bukan pula kamar hotel tempat dirinya menginap bersama teman-temannya. Ini seperti sebuah kamar mewah yang tidak mungkin dia sewa. Kepalanya mulai menoleh ke arah samping di mana suara air itu berasal.
Dia menurunkan pandangannya ke bagian bawah tubuh.
"Oh no ... shits ... ," rutuknya dalam hati ketika melihat sebagian tubuhnya terbuka daan sebagian lain tertutupi oleh kain selimut berwarna putih.
Dia langsung menyapu pandangannya ke seluruh ruangan. Mencari bajunya tadi malam. Matanya di sipitkan dan mendapati jika semua yang dikenakannya bersebaran di lantai ruangan.
Cinta melangkah berjinjit dan menyeret selimut untuk menutupi tubuhnya. Sekilas dia melihat bercak darah terlihat di seprai itu. Dia mulai memunguti bajunya.
Masih layak di gunakan tapi tidak segitiga pengamannya. Uh ... sudah tidak berbentuk lagi. Dia tidak mengingat kejadian malam itu tapi dia tahu dia melakukan sebuah kesalahan fatal.
Dia sudah memakai pakaiannya lagi. Tapi suara keran mulai sudah tidak terdengar. Cinta mencari tasnya, tapi tidak di temukan. Dia hanya melihat sebuah jas mahal tersampir di sofa.
Dia lalu mengambil jas itu secepat kilat dan meraih sepatu high heelsnya. Dia berlari keluar dari kamar itu dengan kakinya yang telanjang seperti orang gila.
Ketika Cinta sampai di lift, dia sempat melihat bayangan pria yang keluar dari kamar yang dia tadi gunakan. Hanya siluet tubuhnya saja yang terlihat. Lalu bayangan tubuh itu tertutup oleh rapat oleh pintu lift.
Cinta berjongkok dan menangisi kebodohan dirinya. Kehormatannya yang telah di jaganya selama ini hancur dalam satu malam. Dan dia tidak tahu siapa pria itu.
***
Raut wajah cemas terlihat dari para pegawai di perusahaan itu. President direktur yang jarang terlihat kini akan datang untuk melakukan sidak di lantai ini.
Semua pegawai berjejer rapi di depan pintu lift. Tidak terkecuali Cinta, dia berdiri di belakang pegawai lainnya.
Pintu lift mulai terbuka. Aura mencekam mulai terasa. Tidak ada suara yang terdengar sama sekali, bahkan semua pegawai nampak menahan nafas melihat kedatangan President mereka. Dia terkenal bertangan dingin dan sangat arrogant.
Semua orang mulai membungkukkan tubuhnya, tanda hormat.
Suara sepatu pantofelnya bergema di seluruh sudut ruangan. Nampak sepatu berwarna hitam mengkilat itu berjalan mendekat. Mengintimidasi semua karyawan yang ada. Kalau bisa digambarkan suara degub jantung semua karyawan terdengar jelas karena rasa serbuan rasa cemas berlebihan. Cemas, takut melakukan kesalahan yang berakibat pada pemecatan.
Cinta tergelitik ingin melihat wajah bosnya yang galak itu. Dari rumor yang terdengar dia adalah bos yang tampan dan keren hanya saja wajahnya terlihat datar dan dingin. Namun, dia menekan keingintahuannya.
"Perusahaan ini telah membayar kalian lebih dari perusahaan lain. Aku sangat berharap kalian bisa memberikan kemampuan terbaik . Tapi, yang saya dapatkan malah berbeda. Ada beberapa laporan yang salah di kirimkan kepada saya. Siapa yang bertanggung jawab pada laporan pemasaran bulan ini?" kata Crishtian dengan suara berat, pelan tapi tajam.
"Sa- saya, Sir," ucap Cinta gugup. Wajahnya langsung memucat, rona yang biasa terlihat kini hilang seketika. Tenggorokannya tiba-tiba saja mengering.
Semua karyawan lain bergeser agar bos mereka bisa melihat Cinta secara langsung.
"Kau datanglah ke ruanganku lima belas menit lagi dan bawa semua data yang kau butuhkan!" bentak Crishtian dengan suara yang lantang. Pria itu lalu meninggalkan ruangan itu diiringi oleh asisten dan sekretarisnya.
"Baik, Sir," jawab Cinta lirih dan lemas. Matanya mulai memanas. Ini pertama kalinya dia membuat laporan di sini dan dia melakukan kesalahan fatal. Dirinya baru seminggu berada di pusat. Setelah sebelumnya dia bekerja di cabang perusahaan daerah.
Dia merasa tidak melakukan kesalahan dalam laporan itu. Atau mungkin salah prosedur penulisan.
Sepeninggal bosnya, Cinta baru bisa bernafas. Dia memegang dadanya yang berdegub kencang.
"Cinta? Bagaimana bisa kau melakukan kesalahan sefatal ini?" tanya salah seorang manager.
"Maaf Pak, bukankah bapak sudah melihat laporan itu dan menyetujuinya?" tanya Cinta.
Manager itu menggerakkan tangannya di dagunya yang berlipat.
"Kau benar, tapi Tuan Crishtian juga tidak mungkin melakukan kesalahan. Dia orangnya sangat teliti, mungkin ada yang terlewat. Sebaiknya kau datang ke ruangannya saat ini juga sebelum dia datang dan memecat kita semua." Manager itu mendorong pelan tubuh Cinta.
Cinta serta merta menghampiri biliknya, mengambil beberapa dokumen penting. Beberapa karyawan wanita lain sangat menyukai ketidak berdayaannya kali ini. Dia itu bagai dewi yang menyihir mata pria agar terpesona padanya. Belum juga satu minggu berada di sini tapi dia sudah mendapat tugas penting yaitu membuat laporan mingguan untuk President Direktur Perusahaan. Siapa yang tidak dengki dan iri melihatnya.
"Sok kepinteran sih elo! Makanya nemuin akibatnya sekarang," kata salah seorang karyawati.
"Palingan juga nanti ada yang dipecat lagi hari ini, iyakan teman-teman?" imbuh salah seorang karyawati lainnya.
Cinta hanya diam mengambil dokumen itu dan berlalu pergi. Jika boleh dia meminta, dia ingin di tempatkan di cabang saja. Di sana dia sudah menganggap semuanya sebagai keluarga. Dan di pusat semua orang bersaing sangat ketat. Banyak toxic berseliweran di mana-mana.
Cinta mengambil nafas dalam-dalam sebelum keluar dari pintu lift. Dia menegakkan tubuhnya dan berjalan seanggun mungkin. Membuat semua mata menatapnya penuh kagum.
Seorang wanita indo dengan rambut berwarna pirang datang menghampiri. Dia memakai celana panjang dan blazer berwarna kuning gading
"Nona Cinta Aurora anda ditunggu oleh Tuan Crishtian di dalam ruangannya." Wanita itu berjalan anggun di depannya mengarahkannya ke salah satu ruangan. Ruangan tertutup dengan pintu dari kayu jati yang besar.
"Silahkan masuk ke dalam, Nona," ucap wanita itu sembari tersenyum devil. Senyuman yang mengejek dan menghina. Wanita itu kembali ke mejanya.
Dada Cinta berdegub dengan kencangnya karena gugup, rasa panas dan keringat mulai keluar dari tubuhnya. Sejenak dia menenangkan diri dan membenahi penampilannya sebelum memutar knop pintu ruangan.
Knop pintu mulai di putarnya pelan. Agar tidak terdengar. Sekretaris tadi tersenyum lucu melihat tingkah Cinta.
Pintu ruangan mulai terbuka sedikit, karena rasa gugupnya satu kakinya menyelip kaki lainnya. Akhirnya dia terjatuh ke lantai dengan posisi kepala masuk terlebih dahulu.
"Aww ... ." Cinta menggosok pelan pantatnya yang sakit.
"Bisakah kau mengerjakan sesuatu dengan baik Nona Cinta? Bahkan untuk berjalan benar pun kau tidak bisa!" seru seseorang dari balik meja besar.
***
Komen untuk karya terbaruku yah...
beri semangat dan like nya bila kalian suka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 336 Episodes
Comments
Zieya🖤
jejak pertama ku
2022-02-06
0
Yanti Allief
nyimak🤭🤭
2022-02-03
0
Tuty Tuty
huuuff tegang banget niih cerita thor
2022-02-01
0