Kamu sepuluh aku sebelas. Kamu selingkuh, aku balas.
Ketika perselingkuhan menjadi sebuah permainan dan menjadi satu-satunya cara untuk membalaskan sakit hatinya akan pengkhianatan. Sanggupkah rumah tangga Theo dan Laura bertahan disaat pondasinya mulai runtuh perlahan?
Mengetahui Theo bermain api di belakangnya, tak lantas membuat Laura menuntut klarifikasi saat itu juga. Laura justru membalas permainan Theo dengan cara yang sama.
Diam-diam Laura pun bermain api di belakang Theo. Sampai akhirnya perselingkuhan Laura terbongkar ketika Laura menyatakan dirinya hamil.
Bagaimanakah kisah Theo dan Laura dalam menjalani biduk rumah tangganya? Ikuti kisah selengkapnya di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 24
BSM Bab. 24
“Selamat siang, Tuan Ryan yang terhormat.”
Ryan yang tengah serius memeriksa sebuah dokumen di tangannya itu dikejutkan oleh kedatangan Kevin. Rekan sekaligus sahabat yang selalu siap membantunya kapanpun dan di manapun.
Kevin datang dengan sebuah amplop cokelat di tangannya. Ia mengambil duduk di depan meja Ryan.
“Bagaimana hari ini. Masih ada wartawan yang mengikutimu?” tanya Ryan, menutup lembaran dokumen di tangannya.
“Untuk hari ini aman. Mungkin wartawan itu sudah bosan.”
“Kamu bawa kabar apa hari ini? Apa itu di tanganmu?”
“Ini?” Kevin mengurai senyuman sembari mengangkat amplop di tangannya itu.
“Ini tugas yang kamu berikan padaku kemarin dulu. Dan sudah aku selesaikan dengan cepat. Silahkan diperiksa. Kamu pasti akan terkejut dengan satu fakta yang aku temukan.” Kevin mengangsurkan amplop itu kepada Ryan.
Ryan meraih amplop tersebut, lantas membukanya. Ia memeriksa lembar demi lembar kertas yang ia keluarkan dari amplop itu. Yang membuat dahinya berkerut seketika.
“Namanya Laura Adriana. Usia 27 tahun seminggu lagi. Artinya minggu depan dia ulang tahun. Status sudah menikah. Silahkan kamu baca, di situ aku mencantumkan biodatanya lengkap. Dari dia kecil sampai dia dewasa. Dia dulu tinggal di mana, sekolah di mana. Bahkan alamat rumahnya saat ini pun di situ tertulis dengan jelas. Silahkan Tuan Ryan periksa sendiri.” Kevin menjelaskan dengan santai namun penuh percaya diri.
Berbeda dengan Ryan, yang tampak berwajah serius ketika memeriksa biodata Laura yang didapatkan Kevin entah bagaimana caranya.
Ryan cukup terkejut mengetahui fakta jika Laura sudah menikah lima tahun yang lalu. Dan yang membuat Ryan lebih terkejut lagi adalah foto semasa remaja Laura. Melihat foto itu membuat ingatan Ryan seketika kembali ke masa lalu. Masa di mana pertama kali ia bertemu dengan seorang gadis manis penjual kue di bawah lampu merah.
Wajah gadis dalam ingatannya itu sama persis dengan wajah gadis dalam foto itu, Laura.
“Orang tuanya sudah meninggal sewaktu dia masih SMA. Dia seorang diri banting tulang untuk menyambung hidup. Dulu dia sering membantu ibunya berjualan kue,” ujar Kevin.
“Aku tahu.” Ryan membenarkan. Masih memperhatikan kertas-kertas itu dengan seksama.
Perasaan Ryan tak menentu kini. Antara senang juga kaget. Salah satu alasan mengapa ia memilih kembali ke negeri ini adalah gadis penjual kue itu, Laura. Ia senang karena akhirnya bisa menemukan gadis itu.
Namun yang membuatnya kaget adalah Laura sudah menjadi milik orang. Ryan hanya bisa menghembuskan napasnya pasrah. Jika Laura sudah menjadi milik orang itu artinya kesempatannya untuk mendekati Laura sudah tertutup rapat. Jangankan mendekati, bahkan bermimpi untuk memiliki Laura saja itu sungguh mustahil.
“Shit!” Tanpa sadar Ryan mengumpat. Kertas-kertas itu ia simpan kembali ke dalam amplop. Kenyataan tentang Laura menghancurkan impiannya dalam sekejap. Hatinya bahkan mendadak dirundung pilu. Apakah ini yang dinamakan patah hati? Bunga-bunga asmara dalam hatinya layu sebelum berkembang.
“Hey, what's up, Man?” Kevin terkejut mendengar umpatan Ryan. Di wajah Ryan bahkan terlihat raut kekecewaan.
“Apa ada yang salah?” sambungnya menatap Ryan dengan serius.
“Aku yang salah karena sudah berharap bisa kembali ke masa lalu. Kenyataannya justru mengecewakan,” sahut Ryan dalam hati. Tak memungkiri jika ia kecewa mengetahui kenyataan tentang Laura. Yang ternyata sudah bersuami. Ah, sungguh sial nasibnya.
“Memangnya siapa sih perempuan ini? Kenapa kamu ingin tahu tentang dia? Jangan bilang kalau kamu mengincar dia. Oh, came on, Man. Kenapa seleramu berubah sekarang?”
Ryan tak menggubris ucapan Kevin yang satu itu. Jika diperhatikan, Laura memang sangat berbeda dengan wanita-wanita yang dikencaninya. Yang anggun dan berkelas. Bila dibandingkan, Laura berada jauh di bawahnya.
“Jangan bilang kalau dia ...” Kevin pun terhenyak, baru menyadari sesuatu. Ia bahkan nyaris melompat dari kursinya saking terkejut begitu menyadari satu hal penting.
“Dia perempuan itu kan? Perempuan yang kamu minta aku cari?” tanya Kevin memastikan.
Ryan tidak menyangkal tidak juga membenarkan. Pria itu hanya tersenyum tipis.
“Waaah ... Sayang sekali sudah jadi bini orang. Tapi, bukannya selera kamu itu bini orang, Man?” celetuk Kevin.
Ryan malah menatap tajam Kevin. Yang membuat Kevin tergelak. Ia sungguh tak menyangka nasib sahabatnya yang satu ini tak pernah jauh dari istri orang. Apakah memang sudah takdir Ryan untuk terus bersinggungan dengan istri orang? Apa jangan-jangan jodohnya juga nanti istri orang?
“Sialan kamu, Kev. Biarpun begini, aku juga ingin wanita singgel yang jadi akan jadi pendampingku.” Ryan berwajah kecewa. Ada yang lain di hatinya kini. Perasaan yang masih membuatnya bingung. Padahal, lama nian ia mencaritahu keberadaan Laura. Sembari berharap keberuntungan akan berpihak kepadanya. Salah satu contoh keberuntungan itu misalnya Laura pun masih sendiri, sama seperti dirinya. Tapi sayangnya, harapan hanya tinggal harapan. Kenyataan rupanya tak seperti ekspektasinya.
Sungguh sial dirimu, Ryan!
Ryan hanya bisa merutuki dirinya sendiri. Kecewa tak bisa ia hindari. Janur kuning sudah terlanjur melengkung. Kesempatan telah tertutup rapat untuknya.
“Eh, tapi, Man. Aku hampir lupa ngasih tahu kamu.” Tawa renyah Kevin terhenti. Wajahnya kini terlihat serius.
“Kamu pasti tidak percaya dengan apa yang aku temukan,” sambungnya.
“Apa itu?”
“Wartawan itu, yang sedang mengincarmu sekarang ini. Kamu tahu tidak dia siapa?”
“Maksud kamu?”
“Foto yang kemarin aku kirimkan padamu, foto wartawan itu yang sedang berciuman di depan kantormu waktu itu. Ternyata perempuan itu adalah rekan kerjanya. Alias selingkuhannya.”
Ryan cukup terkejut. Namun tak tertarik dengan kehidupan Theo, wartawan yang dimaksud Kevin.
“Kalau perempuan itu adalah selingkuhannya, berarti dia sudah menikah. Terus apa hubungannya denganku?” Ryan mengangkat bahu, menunjukkan ke-tidak tertarikannya terhadap cerita perselingkuhan si wartawan itu.
“Laura, wanita yang kamu incar itu ternyata adalah istrinya, Man. Kamu pasti kaget kan?”
Kevin benar, Ryan terkejut mendengarnya. Seketika itu juga bayang-bayang Laura menari-nari di pelupuk matanya. Rasa prihatin pun mendadak mendera hatinya kini. Sungguh kasihan Laura jika benar dia diselingkuhi suaminya.
Ryan bahkan bingung harus berkata apa. Ia sungguh prihatin dengan rumah tangga Laura. Padahal Laura adalah wanita yang baik. Tak pantas dipermainkan seperti itu.
“Sudah aku duga, kamu pasti kaget.” Kevin tersenyum congkak. Merasa hebat dengan apa ia lakukan. Mencari informasi seperti itu memang sudah keahliannya. Ia punya banyak jaringan yang bisa ia manfaatkan. Sehingga mudah baginya melakukan apa yang diperintahkan Ryan.
“Kalau kamu mau biodata lengkap selingkuhan wartawan itu, aku bisa kasih buat kamu. Bahkan biodata wartawan itu aku punya. Lengkap!” sambung Kevin.
“Kalau begitu, berikan padaku dua-duanya.”
“Oke, Man. Oh ya, aku pamit dulu. Sudah waktunya makan siang. Kamu mau ikut?”
Ryan menggeleng. “Aku sedang menunggu seseorang.”
“Siapa? Amanda? Mona? Aurelie? Cindy? Siapa, Man?” Kevin kepo, ingin tahu wanita bersuami yang mana lagi yang akan menjadi santapan Ryan kali ini.
“Kamu tidak perlu tahu.”
Tok tok tok
Bertepatan dengan itu, pintu ruangan Ryan tiba-tiba diketuk. Ryan pun membuka tangan kanannya, meminta Kevin meninggalkan ruangannya. Kemudian berkata,
“Masuk!”
Bersamaan dengan pintu yang didorong terbuka oleh seseorang dari luar sana, Kevin juga bangun dari duduknya.
Namun Kevin terkejut begitu melihat siapa yang datang. Dari pintu itu masuk seorang wanita dengan tampilan seadanya sambil menenteng sebuah kantong berlogo LaRisa Bakery di tangan kanannya.
★
artinya theo sdh tdk memprioritaska. layra! hrsnya tuh venih seminggu sdh full hrsnya ditebarkan ke istrinya.ini malah ke jalang.teman laki2 saya cerita! sebajingannya laki2 tidak akan mau nikah dgn peremouan murahan! yg dgn mudah mau tidur tanpa ikatan.artinya itu bukan wanita baik tidak bagus utk ibu dr anak2nya. Gen nya Rusak,liar!!