Season kedua dari My Baby CEO
Menjadi ayah adalah hal membahagiakan. Hingga seorang ayah berusaha menjadi ayah yang sempurna untuk keluarga.
Namun, siapa sangka jika segala ujian menanti untuk mencapai sebuah kesempurnaan menjadi seorang ayah.
Bryan dan Shea yang harus mengurus baby Al-anak dari Regan dan Selly, harus membagi kasih sayang antara baby El dan baby Al.
Regan yang berusaha menjadi sempurna untuk istri dan anaknya, harus terjebak dalam kehidupan Bryan dan Shea karena anaknya.
"Jika dulu aku memiliki masa lalu yang baik, aku tidak akan setakut ini kehilangan dirimu," ucap Bryan melihat kedekatan antara istrinya dan kakak iparnya.
cover by Milda
Bagaimana kisah rumah tangga mereka?
Baca kelanjutannya di
My Perfect Daddy
Up setiap hari
Jam 12 WIB
Jangan lupa mampir juga Instagram dan facebook untuk mendapatkan info-info.
Instagram: Myafa16
FB : Myafa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan Kevin
Sampai di tempat acara Bryan dan Shea masuk ke dalam acara. Bersama dengan Regan dan Daniel mereka masuk. Mereka pun mengikuti semua proses acara pernikahan Kevin.
"Selamat atas pernikahanmu, Vin," ucap Daniel saat menemui Kevin.
"Terima kasih, Paman." Kevin pun tersenyum. "Kenalkan dia Jesika," ucap Kevin memperkenalkan istrinya.
"Jesika." Istri Kevin memperkenalkan dirinya.
"Daniel-paman Kevin." Daniel mengulurkan tangannya, dan disambut oleh Jesika. "Baiklah, aku akan menemui papamu dulu," ucap Daniel pada Kevin, dan mendapat anggukan dari Kevin dan istrinya.
Di belakang ada Regan, Bryan dan Shea yang siap-siap untuk memberikan ucapan selamat atas pernikahan Kevin.
"Selamat atas pernikahanmu," ucap Regan seraya mengulurkan tangannya.
"Terima kasih." Kevin dan istrinya menerima uluran tangan dan menerima ucapan dari Regan.
"Apa kak Selly belum sadar?" tanya Kevin. Dia sempat menemui kakak sepupunya itu saat di Rumah sakit.
"Belum."
"Aku hanya berharap jika kak selly cepat sadar," ucap Kevin.
"Terima kasih." Regan menjawab dengan disertai anggukan.
Bryan dan Shea pun mendapat giliran untuk memberikan ucapan selamat pada Kevin. "Selamat atas pernikahanmu." Bryan mengulurkan tangannya dan memberikan ucapan selamat.
"Terima kasih," jawab Kevin datar. Dia masih memiliki sedikit dendam dengan Bryan, karena sepupunya itulah yang menjebloskan ke penjara. "Apa ini istrimu?" tanya kevin dengan senyuman penuh arti. Ini pertama kali Kevin bertemu dengan Shea, karena dulu dia mengurus proyek di luar negeri dan tidak hadir di pernikahan Bryan. Belum lagi saat kembali dia justru di penjara.
"Iya," Bryan menatap tajam Kevin. Dia tidak suka saat Kevin melihat istrinya dengan tatapan penuh hasrat.
"Kevin," ucap Kevin mengulurkan tangan.
"Shea," jawab Shea seraya mengulurkan tangan pada Kevin dan istrinya. "Selamat atas pernikahan kalian," ucapnya.
"Terima kasih," jawab Kevin dan istrinya. "Baiklah, nikmati pestanya," ucap Kevin lagi dan meninggalkan Bryan dan Shea untuk menemui tamunya.
"Aku malas sekali," gerutu Bryan.
"Jangan seperti itu." Shea berusaha menenangkan suaminya yang begitu kesal dengan sepupunya. Dia mengusap lengan Bryan yang di pegang dari tadi.
"Kamu sudah tahu dia seperti itu, jadi jangan kaget." Suara Regan terdengar saat ikut berbicara. Dia tadi juga melihat bagiamana Kevin menatap Shea dengan tatapan seolah siap menerkam.
"Iya," jawab Bryan. Dia menghela napasnya untuk menetralkan kekesalannya.
Saat mereka sedang berbincang, suara Felix terdengar menyapa. "Hai, kalian sudah lama sampai?"
"Sudah, dari awal acara dimulai," jawab Regan.
"Kenapa baru datang?" tanya Bryan pada Felix.
"Em …." Felix bingung harus menjawab apa.
"Kamu pakai jas apa itu?" tanya Bryan yang aneh melihat temannya memakai jas aneh dan kuno.
Mendapati pertanyaan Bryan Felix mengingat kejadian tadi saat menjemput Chika.
Saat Felix sampai di rumah Chika, ternyata wanita itu belum bersiap, karena kakaknya sedang menitipkan anaknya pada Chika. Karena tidak mau membuat Felix menunggu lama, dia meminta Felix bergantian menjaga keponakannya itu, karena dia akan bersiap.
Felix tidak punya pilihan karena dia tidak mau terlambat datang ke acara Kevin. Akhirnya Felix pun menjaga keponakan Chika yang berusaha lima tahun itu.
Namun, saat menunggu anak lima tahun itu yang sedang asik bermain itu, dia mendapati jasnya yang ditembaki oleh keponakan Chika. Jas yang dipakai Felix seketika basah. Akan tetapi bukan itu yang menjadi masalah, karena ternyata tembakan air itu sudah dicampur dengan pewarna makanan.
"Astaga," pekik seorang wanita yang baru saja datang saat melihat apa yang dilakukan oleh keponakan Chika itu. "Kamu kenapa tembak paman ini?" tanyanya.
"Aku sedang main, Ma."
"Kamu siapa kenapa ada di dalam rumahku?" tanya wanita yang baru saja datang itu.
"Saya teman Chika," jelas Felix.
"Ada apa Kak?" tanya Chika. Dia yang sedang bersiap mendengar pekikan suara, dan membuatnya keluar dari kamar.
"Apa kamu yang mengisi mainan ini dengan air pewarna?" tanya kakak Chika.
"Iya," jawab Chika merasa bersalah. "Tadi aku bermain berdua."
"Sekarang lihatlah, karena ulahmu jas temanmu ini terkena warna merah!"
Mata Chika beralih pada Felix, dan dia mendapati warna merah di jasnya. "Felix, maaf," ucapnya. Dia mendekati Felix untuk mengecek warna yang menempel di jas Felix.
"Iya," jawab Felix.
"Tetapi ini merah." Chika melihat jas Felix yang berwarna putih terdapat bercak merah. "Bagaimana kita bisa ke acara kalau begini?"
Felix sendiri bingung. Jika dia pulang, waktunya tidak cukup. Namun, jika memaksakan untuk berangkat Felix tidak akan bisa datang dengan jas terkena noda.
"Sebaiknya, kamu pinjami jas milik papa saja." Suara kakak Chika memberikan ide pada Chika.
Mendengar ide kakaknya, Chika beralih pada Felix. "Apa kamu mau memakai jas milik papaku?' tanya Chika ragu-ragu.
Felix menimbang-nimbang tawaran Chika. "Baiklah." Akhirnya dia menerima.
"Baiklah, kamu bisa ke kamarku, aku akan mengambilkan kemeja dan jas milik papaku." Chika melangkah dan mengajak Felix untuk masuk ke dalam kamarnya.
Kamar? Rasanya Felix tidak bisa mendengar kata itu. Jiwanya seolah meronta saat mendengar jika Chika mengajaknya ke kamar. Tanpa menunggu, Felix ikut saja.
Felix masuk ke dalam kamar Chika. Kamar sederhana itu tampak rapi. Dengan dinding warna putih, dan dekor minimalis, kamar sederhana itu tampak rapi. Dia pun membuka baju dan jasnya, dan membiarkan tubuhnya terbuka.
Chika yang baru saja masuk terkejut melihat Felix yang tidak memakai baju. "Maaf," ucapnya.
"Tidak apa-apa." Felix justru senang saat Chika melihat tubuhnya yang terbuka.
Semua wanita suka tubuh sixpack, aku rasa kamu juga akan suka.
Felix tersenyum membayangkan jika Chika akan terpesona pada tubuhnya. Dia pun mendekati Chika dan meminta jas yang dibawa Chika.
Namun sayangnya Chika justru tidak mau melihat sama sekali ke arahnya. Dia justru langsung pergi setelah memberikan jas pada Felix.
Felix hanya bisa mendengus kesal, karena Chika tidak tertarik pada tubuhnya. Dia pun langsung memakai jas yang diberikan oleh Chika, tapi matanya memicing saat mendapati jas begitu kuno. Karena tidak ada pilihan dia pun memakainya.
"Ini jas milik papa Chika, jas milikku tadi kotor," ucap Felix setelah dia mengingat apa yang membuatnya memakai jas kuno.
Bryan hanya bisa tertawa melihat temannya memakai jas aneh. Belum lagi jas itu begitu besar, dan membuat tubuh kurus Felix terlihat lucu.
Shea pun menyenggol Bryan agar suaminya itu tidak menertawakan temannya yang tampil aneh itu.
Felix hanya bisa menahan kesal saat temannya menertawakannya. Idenya untuk tampil mempesona di mata Chika seketika hancur karena jas yang berukuran besar dan tampak kuno itu.
"Sudah-sudah kamu lebih baik berikan ucapan selamat dulu pada pengantin." Suara Regan pun terdengar saat meminta Felix segera menemui pemilik acara.
"Baiklah." Di temani Chika, Felix menemui Kevin untuk memberikan selamat.
***
Bryan, Regan, dan Felix asik berbincang dengan beberapa rekan bisnisnya sedangkan Shea dan Chika berbincang seraya menikmati pesta.
"Sepertinya Felix sedang mendekatimu," ucap Shea pada Chika.
Dahi Chika berkerut dalam. "Jangan bicara sembarangan." Chika yang melihat Felix tampak biasa saja tidak menangkap jika Felix sedang mendekatinya.
"Kamu selalu tidak peka saat ada orang suka denganmu," cibir Shea.
Chika hanya terdiam. Dia memang tidak melihat sikap Felix yang menunjukan jika dia menyukainya. Obrolan mereka pun tampak biasa saja.
"Jika Felix menyukaimu, apa kamu mau?" tanya Shea tersenyum pada Chika.
Chika terdiam. Dia pernah dengar cerita dari Shea jiak Felix itu sama dengan Bryan yang dulu. Jadi dia sedikit bergidik ngeri jika dia harus menjadi kekasih pria yang sudah tidur dengan banyak wanita. Walaupun suami temannya itu berubah, tapi dia berpikir belum tentu Felix juga berubah. "Entah."
"Setiap orang punya masa lalu, jika bukan kita yang menerima mereka dan membantunya berubah, mereka akan terjebak dalam masa lalu terus."
Chika hanya tersenyum. "Aku tidak tahu, karena aku tidak sekuat dan sesabar dirimu."
Shea memilih tidak melanjutkan pembicaraan tentang Felix. Dia menyadari jika tidak mudah menerima pria yang punya masa lalu seperti Bryan dan Felix, dan dia tidak bisa memaksakan Chika seperti dirinya.
Saat Shea dan Chika sedang berbincang, seorang pelayan datang. "Permisi Nona, saya diminta memberikan ini," ucapnya seraya memberikan access card pada Shea.
Shea yang melihat dirinya diberikan access card pun menerima. Dia sudah bisa menebak jika itu adalah ulah Bryan. "Terima kasih."
"Anda diminta untuk segera ke sana," imbuh pelayan.
Shea melihat ke arah di mana Bryan, Regan dan Felix berbincang. Namun, dia tidak mendapati Bryan di sana. Dia hanya melihat Regan dan Felix saja. "Baiklah," jawab Shea pada pelayan.
Pasti dia ingin memberikan aku kejutan.
Senyum tertarik di bibir Shea membayangkan kejutan apa yang akan suaminya berikan padanya. Dia beralih pada Chika dan berpamitan pada Chika.
Keluar dari ballroom hotel, dia melangkah menuju ke hotel. Menaiki lift dia menuju ke kamar hotel yang sudah dipesan oleh Bryan.
Perasaanya selalu senang saat akan menemui suaminya di kamar hotel. Walaupun dia sangat sering, melakukan di hotel bersama suaminya, tetapi selalu saja membuatnya berdebar.
Saat mendapati pintu lift terbuka, Shea keluar dari dalam lift. Dia pun mencari di mana kamar yang di pesan oleh Bryan. Sampai di depan kamar hotel, Shea melihat kembali access card yang dia bawa. Mencocokan nomer kamar dan access card Shea masuk ke dalam kamar hotel.
Mendapati jika nomer kamar dan access card sama, dia pun menempelkan access card dan masuk ke dalam kamar. Saat masuk dia mendapati tempat tidur yang dihiasi dengan bunga-bunga tampak indah saat dia melihatnya.
Selalu saja penuh dengan kejutan.
.
.
.
.
...Jangan lupa like dan vote...
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
🙏🏼
👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼
🙏🏼☕
suami gue banget 🤣🤣🤣🤣🤣
untuk 2daddy✌🏼
ada adegan action nya Thor 🌹😂
Ceritanya sprti nyata mereka bersama2 berjuang menjadi pribadi yg lbh baik lg, benar2 kolaborasi pasangan yg tulus mengasihi & mencintai dgn cara mereka sndiri.