Menceritakan tentang seorang gadis yang anggun dan lemah lembut, namun semenjak jiwa nya digantikan berubah menjadi kejam jika ada yang mengusiknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nrsl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
AR CORP
Alex tengah menatap layar laptop miliknya, ia pun tersenyum menyeringai melihat susunan rencananya untuk menghancurkan Aiden lebih tepatnya keluarga Henry.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar.
"Masuk" ucap Alex datar.
Ceklek
"Permisi tuan" ucap Beni dengan membungkukkan badannya.
"Ada apa, Beni?" Tanya Alex.
"Mantan divisi perencanaan dari Henry Corp sudah mulai bekerja hari ini" ucap Beni.
Alex tersenyum smirk.
"Bagus. Jalankan sesuai rencana, Beni" ucap Alex.
Beni pun mengangguk.
"Baik tuan. Saya permisi" ucap Beni dengan membungkukkan badannya, kemudian melenggang pergi ke ruangannya.
Alex mengetuk-ngetuk meja kerjanya.
"Aiden.. Ini awal dari kehancuran mu... Hahahaha" ucap Alex dengan tertawa jahat.
"Selanjutnya... Aku ingin mengambil kembali cahayaku darimu" ucap Alex dengan wajah datarnya.
Alex seketika teringat kejadian 13 tahun lalu, ia pun mengepalkan tangannya kuat dengan amarah yang seakan ingin meledak.
"Aku ingin kau merasakan apa yang aku rasakan, Aiden. Bagaimana rasanya ditinggalkan" ucap Alex tersenyum smirk.
...****************...
HENRY HIGH SCHOOL
Kring kring kring
Bel istirahat pun berbunyi, kini Cia tengah merapikan buku-bukunya.
"Ayo ke kantin" ajak Bunga.
"Kamu duluan aja, aku mau ke toilet dulu" ucap Cia.
Bunga pun mengangguk.
"Oke, tapi lo mau pesen apa? Biar gue pesenin" ucap Bunga.
"Aku pesen nasi goreng sama air putih aja" ucap Cia.
"Oke, gue tunggu di kantin ya" ucap Bunga.
"Iya Bunga. Makasih ya" ucap Cia
"Gue duluan ya, Cia" ucap Bunga dan langsung melenggang pergi menuju kantin.
"Hmm" Cia hanya berdehem.
Cia pun berjalan menuju toilet. Saat akan masuk ke dalam bilik toilet, tangan Cia ditarik oleh seseorang.
"Lepasin ga" ucap Cia dengan menghempaskan tangannya tanpa melihat ke arah yang menariknya.
"CIA... CIA... lo ga usah so kecantikan jadi orang" ucap Renata sinis.
Cia mendelik menatap orang yang mengatainya.
"Apa-apaan sih, ga jelas banget" ucap Cia males menanggapi.
"Lo jangan cari masalah sama gue, Cia" ucap Renata menatap Cia.
"Yang cari masalah sama kamu siapa? Kamu yang cari masalah sendiri Renata" ucap Cia sedikit kesal.
Renata terkekeh.
"Hahahaha... Tau apa lo tentang gue"
Cia tersenyum smirk, lalu mendekat ke arah Renata dengan membisikan sesuatu.
"Tentang kamu dan guru BK" bisik Cia
Deg
"Maksud lo apa hah" Tanya Renata, ia panik jika Cia mengetahui rahasianya.
"Aku ga punya maksud apa-apa Renata"
"Tapi.."
"Jika kamu mengusikku... Aku tidak akan segan-segan membongkar rahasia mu" ucap Cia dengan auranya yang dingin.
Renata tertawa sinis.
"Hahaha... Sayangnya lo ga punya buktinya, Cia" ucap Renata dengan wajahnya yang mengejek.
Cia terkekeh, kemudian mengeluarkan handphonenya.
"Bagaimana dengan ini?" Ucap Cia dengan menunjukkan sebuah video.
Deg
"BRE*GSEK"
Praak
Renata menepis tangan Cia, sehingga handphone milik Cia terbanting dengan cukup keras. Terhitung sudah dua handphone Cia yang rusak, orang kaya memang beda.
Renata menatap Cia sinis.
"Sekarang buktinya sudah tidak ada, Cia" ucap Renata dengan tersenyum smirk.
"Renata... Renata... Sayangnya, aku masih memiliki salinannya" ucap Cia dengan tersenyum penuh arti.
Hap
Cia menahan tangan Renata yang ingin menamparnya. Cia menatap tajam Renata dengan aura dinginnya.
"Sudah ku katakan jangan pernah mengusikku, Renata" ucap Cia lalu menghempaskan tangan Renata dengan keras.
Renata mengepalkan tangannya kuat, lalu ia mengeluarkan cutter kecil dari sakunya.
"M*Tl LO SI*LAAAAN" ucap Renata dengan mengarahkan cutter kecil pada CIA.
Hap
CIA berhasil menahannya, kemudian ia memelintir lengan Renata dan menendang perutnya.
Krek
Bugh
Braaak
Renata terjatuh membentur dinding toilet.
"Sssshhhh" Renata meringis merasakan sakit di perut dan kepalanya.
Cia menatap tajam Renata.
"Sudah ku bilang, jangan pernah mengusikku" ucap Cia dingin dan langsung melangkah pergi meninggalkan Renata.
Renata mengepalkan tangannya kuat.
"BRE*GSEK AAAAAAAAARGHHH"
"Gue akan balas lo, Cia" ucap Renata tersenyum smirk. Lalu ia mengambil handphone yang ada di sakunya untuk menghubungi seseorang.
"Lakukan rencana yang gue suruh" perintah Renata.
Tut
Renata tersenyum penuh arti.
"Gue pastikan semua orang akan benci dan jijik pada lo Cia... Hahahaha"
...****************...
KANTIN HHS
Cia saat ini tengah memakan nasi goreng pesanannya dengan anggun. Teman-teman Cia dan inti Cruel hanya memperhatikan saja, karena mereka sudah makan terlebih dahulu.
Vina yang melihat Cia sudah selesai makan pun membuka pembicaraannya.
"Cia lo dari mana aja, lama bener ke toilet" tanya Vina, yang lain pun sama ikut penasaran.
"Ngadepin si mulut manis" ucap Cia.
"Si mulut manis, siapa ?" Tanya mereka berbarengan.
"Renata" ucap Cia.
"Mau ngapain lagi dia?" tanya Aldino kepo.
Cia pun hanya mengangkat bahunya.
"Entahlah. Gak penting juga kak" ucap Cia.
"Serius? Lo ga di apa-apain kan?" Tanya Galang, ia takut kena tampol sahabatnya.
Cia menggelengkan kepalanya.
"Engga kak, Cia juga ga tanggapin"
"Eh dengar-dengar pak Didi di keluarin dari sekolah" ucap Bunga mengalihkan topik pembicaraan.
"Hmm" deheman Bima dengan muka datarnya.
Ya, Aiden telah memecat pak Didi, karena ia tidak mau di sekolahnya terdapat guru yang memanfaatkan muridnya untuk kepuasannya sendiri, itu sangat merusak citra HHS jika diketahui publik.
"Lo tau ga Bim alasannya apa?" Tanya Vina.
"Aku kamu Vina" ucap Bima tidak terima Vina masih menyebut lo gue.
"Haishhh, ribet banget L-eh k-kamu" ucap Vina masih kaku.
"Aelah calon BULOL nambah lagi... Hahaha" ucap Aldino dengan tertawa.
"BULOL Maksudnya?" Tanya Bima.
"BUCIN T*LOL... Hahahaha" Aldino tertawa terbahak-bahak.
Bima menepuk bibir Aldino.
"Sssssshh... bibir seksi gueeeee" Aldino meringis dengan menyentuh bibirnya.
"Ppppffffffff... Hahahaha" Galang dan CIA and the geng tertawa terbahak-bahak.
Aldino mendelik, tega sekali pikirnya.
...****************...
HENRY CORP
Aiden tengah melihat ke arah handphonenya sedari tadi.
"Kenapa pesanku tidak di balas" Tanya Aiden pada diri sendiri.
"Ini sudah waktunya istirahat kan"
"Sedang apa kamu sayang"
Aiden menghela nafas dengan mendongakkan kepalanya.
"Huuuft... Aku sangat merindukanmu sayang"
"Aaaaaaaaarrrgh... Kamu membuatku gila sayang" teriak Aiden frustasi, sungguh ia sangat merindukan kekasihnya.
Tok tok tok
"Masuk" ucap Aiden dengan wajahnya yang kembali datar dan dingin.
"Permisi tuan" ucap Steve dengan membungkukkan badannya.
"Hmm" Aiden hanya berdehem.
"Ini proposal yang telah di buat divisi perencanaan dari hasil meeting tadi tuan" ucap Steve dengan memberikan sebuah proposal pada Aiden.
Aiden pun menerima dan langsung memeriksa isi dari proposal tersebut.
"Bagus. Ini sesuai dengan apa yang saya harapkan" ucap Aiden yang masih dengan wajahnya yang datar dan dingin.
Aiden menatap Steve dengan aura dinginnya yang mendominasi.
"Steve... Kau tau, apa yang harus dilakukan kepada seorang penghianat?" Tanya Aiden.
Steve menelan ludahnya kasar. Aura tuannya membuat ia bergidik ngeri.
"T-tau tuan" ucap Steve.
"Bagus, saya mempercayaimu Steve. Jadi, segera bawa penghianat itu ke ruang eksekusi Cruel" ucap Aiden dengan tatapan tajamnya.
"Baik tuan, saya mengerti. Kalau begitu, saya permisi tuan" ucap Steve dengan membungkukkan badannya, lalu melenggang pergi dari ruangan bos-nya.
"Alex... Kau tidak bisa menghancurkan ku dengan rencana murahan mu itu. Kau salah memilih lawan, Alex" ucap Aiden dengan tersenyum smirk.
...****************...
MARKAS CRUEL
Tepatnya di ruang eksekusi, terlihat Renan dengan tatapan kosongnya, luka-lukanya masih terlihat basah namun dengan darah yang sudah mengering, karena memang Renan tidak di obati hanya di biarkan oleh Aiden, sangat kejam bukan.
Renan seorang psikopat dan merupakan pemimpin dari pembunuh bayaran, kini tidak berdaya perihal cinta.
Wanita yang sangat ia cintai, dengan mudah mengkhianatinya.
"Renata" lirih Renan, lalu ia pun terkekeh sinis.
"Jika aku di kasih kesempatan untuk hidup"
"Aku akan membalaskan dendam ku, Renata"
"Aku akan menghancurkan mu" ucap Renan dengan tatapan tajamnya.
...****************...
HENRY HIGH SCHOOL
Kring kring kring
Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi, kini CIA tengah membereskan mejanya dan memasukkan buku-bukunya.
"Cia, gue sama Vina mau ke mall. Lo mau ikut ga?" Tanya Bunga.
Cia menggelengkan kepalanya.
"Engga Bunga. Aku di jemput kak Iden"
Bunga pun mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Oh gtu ya. Ya udah gue duluan ya... Babay" ucap Bunga dengan melambaikan tangannya.
”lya Bunga" ucap Cia, dan tak lama Bunga pun melenggang pergi keluar kelas.
[Ding]
[Sensor bahaya mu menyala, Cia]
Cia mengernyitkan dahinya.
"Bahaya... Hmm, ada yang ingin bermain-main denganku, Ale" ucap Cia dengan tersenyum smirk.
[Sebaiknya kamu lebih berhati-hati, Cia]
”Baiklah... Terimakasih Ale" ucap Coa.
[Sama-sama, Cia]
Cia pun menghela nafasnya.
"Huuuft, handphoneku rusak. Bagaimana cara menghubungi kak Iden. Tunggu di halte saja deh" ucap Cia dalam hatinya dan langsung melangkah keluar kelas.
Kenapa tidak meminta kepada sistem, ya karena sistem Ale hanya bisa memberikan benda sesuai keahlian dan aset yang dimiliki Cia, seperti racun, obat-obatan dan perlengkapan senjata.
Saat Cia sedang berjalan ke arah halte, tiba-tiba ada mobil berhenti di sampingnya. Keluarlah dua orang pria yang langsung menarik lengan Cia dengan kasar.
"LEPASIN" ucap Cia dengan berusaha melepaskan tangannya.
"DIAM" bentak salah satu pria.
Cia yang tidak terima di bentak langsung memukul pria itu sampai terjatuh cukup keras.
Bugh bugh bugh
"Ssssshh" ringisan pria itu.
Tanpa Cia sadari teman dari pria itu membawa botol spray dan langsung mengarahkannya ke wajah Cia.
Pesssss pessss
"Aaaaaaaaahh BRE*GSEK" teriak Cia dengan menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Bawa dia cepat" ucap salah satu pria.
Namun sebelum mereka membawa Cia, dua orang bodyguard yang ditugaskan oleh Aiden menjaga Cia datang menghadang mereka.
Bugh bugh bugh
Bodyguard Cia memukul kedua pria itu, namun kedua pria itu masih bisa menangkisnya.
"Lepasin nona muda kami" ucap salah satu bodyguard.
Salah satu pria itu tersenyum menyeringai.
"Tidak semudah itu" ucap pria itu, dengan cepat ia mengambil senjata api dari sakunya.
Dor Dor Dor
Tembakan mengarah pada kaki kedua bodyguard itu.
"Aaaaaaah" ringisan mereka.
Dengan cepat kedua pria itu membawa Cia.
"Sssssshh, apa yang mereka semprotkan"
"Panas... Tidak nyaman..."
"BRE*GSEK... ini obat per*ngsang" ucap Cia dalam hatinya.
"Ale, aku minta obat penawarnya serta senjata api" Pinta Cia.
[Baik, Cia]
[Pemotongan 10% untuk obat]
”Hmm" Cia hanya berdehem, badannya sungguh tidak nyaman.
[Memproses]
[Selesai]
[Obat akan bereaksi dalam waktu 5 menit]
[Senjata api ada di saku rok mu, Cia]
"Hmm... Terimakasih Ale"
"Baiklah... Mari kita bermain-main" ucap Cia dalam hatinya dan tersenyum menyeringai.
Bersambung
nanti akan menyusahkan
good job
athor teruskan berkarya