Sequel lanjutan dari novel My Teacher My Secret Husband
Merlinda , gadis cantik bermata bulat , berambut ikal tebal , dengan warna kulit kuning langsat .
Elin , seperti itu biasa orang memanggilnya , gadis periang , humoris , yang akan selalu membuat orang lain tertawa berada di dekatnya.
Setelah kepergian Gery , laki laki yang pertama kali membuatnya jatuh cinta namun kemudian pergi meninggalkan dirinya untuk selama lamanya.
Meninggalkan ia tanpa pesan , namun sejuta kenangan indah yang tidak mungkin di lupakan ,
sejauh apapun dirinya pergi kenangan indah , namun menyakitkan itu akan selalu mengiringinya.
Sekarang ia telah tumbuh menjadi perempuan dewasa yang cantik dengan tutur kata yang lembut , ia benar-benar tidak menyangka jika kedatangannya ke New York akan merubah cerita kehidupannya yang kelam.
Kisah cintanya kembali terjadi di kota itu , dan hal yang paling gila adalah kalau ternyata ia sedang berkencan dengan pemilik perusahan di tempat ia magang saat ini.
" Ini benar-benar gila " umpatnya tidak percaya.
~~~
" Dia kekasihku " ucap CEO tampan itu , bibirnya terus melengkung dan merasa begitu bahagia karena akhirnya ia mempunyai kesempatan untuk memperkenalkan wanita yang memiliki seutuh hatinya pada semua orang , " bahkan saat ini kami sedang merencanakan pernikahan , bukankah begitu nona Merlinda ? " tambahnya , membuat mata coklat milik Elin membulat dengan sempurna , bersama suasana yang tiba-tiba hening oleh rasa tidak percaya semua orang , bagaimana mungkin karyawan magang itu adalah calon istri CEO tampan yang di gilai hampir semua kaum perempuan muda di kota New York.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sary Bhieltha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permainan Takdir
" Duduklah , dan lakukan apapun sesukamu " ucap Daniel yang kemudian beranjak dari duduknya.
" Kakak mau kemana ? " tanya Meili panik.
" Mandi , apa kau mau ikut? " sahut Daniel tertawa seraya berjalan menuju kamar tidurnya , dan meninggalkan Meili yang sedang menatap kesal kearahnya.
" Astaga , kenapa pikiranku begitu kacau " ujar Daniel yang tertawa karena dirinya sendiri , untuk pertama kalinya otaknya tidak bekerja dengan benar dan untuk pertama kalianya juga , pikiran tentang semua perkerjaannya terganti dengan bayangan satu perempuan yang terus berputar di otak seorang Daniel Remkez , dia pernah jatuh cinta saat bersama Hannah , namun tidak pernah seperti ini , hanya dengan megucapkan namanya saja , jantung Daniel langsung bedebar dengan garis senyum yang langsung merekah dari bibir merahnya.
" Aku tidak bisa terus begini , sepertinya aku harus mandi , supaya otakku bisa kembali bekerja dengan baik " gumam Daniel sambil membuka kancing kemejanya , dan segera berjalan menuju kamar mandi untuk merendam kepalanya di dalam bathup , mungkin dengan begitu pikiran tentang Elin akan sedikit berkurang.
****
Drrrttt drrttt "
Dengan mata yang masih terpejam Elin mengambil handphonenya yang terus berdering di atas nakas , " siapa yang mengganggu tidurku " kesal Elin dengan suara yang serak ,
" ya , hallo " jawab Elin tanpa melihat siapa yang sedang meneleponnya sepagi ini.
" Elin " teriak seorang perempuan di seberang telepon , Elin membuka matanya dan segera melihat layar handphone untuk memastikan siapa yang sebenarnya menelepon.
" Meili " balas teriak Elin setelah melihat nama kontak penelepon dan segera ia duduk di pinggir tempat tidurnya.
" Kapan kau pulang Nona ? , aku sudah merindukanmu " ucap Meili.
" Sungguh ? " tanya Elin tertawa.
" Jangan meragukan aku Elin, cepatlah kembali , aku tidak suka berada di kampus tanpa kamu , semuanya membosankan , harusnya aku ikut saja bersamamu ke Indonesia " gerutu Meili di balik telepon'.
" Hari ini aku pulang Meili , apa kau menginginkan sesuatu ?"
" benarkah ? " teriak Meili bahagia.
" Aku hanya ingin kau sampai di New York dengan selamat , jam berapa kau akan tiba di sini ? "
" Mungkin aku akan tiba disana siang hari Meili "
" Oke , aku akan menjemputnya "
" Terimakasih , tapi aku bisa sendiri, aku tidak ingin terlalu banyak merepotkanmu"
" Tidak ada kata merepotkan dalam persahabatan Elin , jadi jangan membantah lagi , aku akan menjemputmu nanti "
" Baiklah , Terimakasih Meili , sampai bertemu di New York "
" Iya , nyamanlah dalam perjalannanmu , dan sampai bertemu disini " ucap Meili sebelum ia mengakhiri sambungan telepon mereka.
" Meili tunggu " teriak Elin.
" ya lin"
" Apa kau sungguh tidak ingin sesuatu ? " tanya Elin memastikan.
" Jika tidak merepotkan , bisakah kau membawakan aku makanan Indonesia , kadang aku sering merindukan makanan penuh rempah rempahan itu "
" Tidak ada kata merepotkan dalam persahabatan Meili " balas Elin tertawa.
" Jangan mengcopy paste kata kataku Elin " ujar Meili yang ikut tertawa.
" Baiklah akan aku tutup teleponnya dan sampai bertemu disini Elin , bye "
" Bye , Meili " pamit Elin , setelah menutup teleponnya bersama Meili,segera ia beranjak dari tempat tidur dan berjalan keluar menuju lantai satu rumahnya.
~
" Bu , ibu " teriak Elin dari lantai dua dan berlari menuju teras belakang rumahnya , tempat dimana kedua orang tuanya menikmati waktu pagi.
" Bu " panggil Elin lagi.
" Iya ibu di sini , ada apa ? " tanya Mala , yang beranjak dari duduknya saat mendengar Elin memanggilnya .
" Bu , apa ibu sibuk hari ini ? " tanya Elin.
" Apa yang kamu inginkan nak ? " tanya balik Mala , yang langsung mengerti dengan perkataan Elin, putrinya itu memang selalu sungkan untuk mengatakan keinginannya.
" emm.. Elin mau membawa masakan ibu nanti " jelas Elin yang merasa tidak enak karena harus merepotkan ibunya , Mala tersenyum melihat tingkah Elin " tidak perlu kau minta pun , ibu sudah menyiapkannya "
" Benarkah ? , Terimakasih bu " kata Elin yang kegirangan dan langsung mencium pipi Mala.
" Astaga anak gadis ini " teriak Mala karena Elin menciumnya tanpa mencuci muka terlebih dahulu , " kenapa anakmu begitu jorok ayah " lanjut Mala tertawa pada Bimo
" Ibu akan merindukan bau ilerku nanti " kata Elin tertawa setelah selesai mencium gemas kedua pipi Mala.
" Cepat cuci wajahmu dan segera sarapan , ibu sudah menyiapkan roti coklat kesukaanmu "
" aahh ibu , kalau seperti ini Elin jadi tidak mau kembali ke New York " ujar Elin yang bergelayut di lengan Mala.
" ya sudah , jangan kembali , ayah dan ibu memang tidak pernah memaksamu untuk bersekolah di New York , ayah lebih suka kamu di sini , bersama kita " timpal Bimo sambil meminum kopi.
Elin menarik nafas pelan , dan kemudian duduk di kursi samping Bimo " ayah memang tidak pernah memaksa Elin , tapi Elin juga harus tahu diri , setidaknya Elin sudah berusaha untuk menjadi anak yang berguna untuk ayah dan ibu nanti, semua demi ayah dan ibu kok , Elin juga harus bisa berdiri karena usaha Elin sendiri yah " kata Elin sambil memegang lembut tangan Bimo , dan hatinya sedikit terenyuh saat menyadari bawah ayahnya kini semakin menua , bahkan wajah yang dulu terlihat begitu tegas sudah hampir tertutup dengan garis wajah yang mulai berkerut.
" Sudah cepat mandi , dan segera sarapan " ucap Mala memegang pundak Elin,
Elin mengangguk dan tersenyum pada ibunya , perasaan berat untuk kembali ke New York semakin bertambah setelah menyadari bahwa ia akan kembali meninggalkan kedua manusia yang begitu berharga di hidupnya ini.
****
" Siapa yang meneleponmu ? " tanya Daniel yang berjalan mendekat pada Meili dengan pakain santai , dan langsung duduk di samping Meili
Sahabatku" sahut Meili yang masih serius menatap layar handphonenya
Daniel berdesis " Sejak kapan kau mempunyai sahabat dan siapa yang ingin berteman dengan manusia aneh seperti mu " ujar Daniel tertawa.
" Ada , buktinya sekarang aku punya sahabat "
" Ntah mengapa aku begitu menyukainya dari saat pertama kami bertemu , dan kau tahu aku manusia yang jarang menyukai orang lain dalam satu kali pertemuan , tapi dengan dia berbeda kak , dan aku langsung mengajaknya berteman " jelas Meili pada Daniel.
" Mungkin karena dia sama aneh sepertimu " ujar Daniel kembali tertawa.
" Aku yakin kau juga pasti menyukainya nanti , dia bebeda dari teman temanku , ah aku benci mengingat mereka "
" Dulu kau juga membanggakan mereka seperti dia sekarang , dan akhirnya mereka menyakitimu , sudahlah Meili belajarlah dari pengalamanmu , orang seperti kita sangat susah mencari teman yang benar benar teman sesungguhnya "
Meili menarik nafas , perkataan Daniel memang ada benarnya , dulu dia pernah sangat kecewa karena persahabatan yang begitu ia banggakan , dan ternyata mereka hanya memanfaatkan Meili yang mempunyai status keluarga kaya raya, dunia memang terlalu kejam untuk mencari orang yang benar benar tulus , termasuk dalam persahabatan.
" Tapi dai tidak mengetahui status keluarga kita kak "
" Mungkin kau yang tidak tahu Meili , siapa yang tidak mengetahui keluarga Remkez di kota ini " bantah Daniel yang kemudian beranjak dari duduknya menuju dapur .
" Tapi sungguh kak , dia tidak mengetahui apapun tentang keluarga kita , bahkan dia tidak menyukai pertemanan dengan sosial yang tinggi "
" Pertemanan dia sangat tulus kak " lanjutnya.
" Jangan terlalu polos Meili , belajarlah dari pengalamanmu , aku hanya tidak ingin kau kembali kecewa" ujar Daniel
" Itu hanya masalalu di Jerman kak , mungkin di New York masih menyimpan orang orang yang mempunyai hati yang tulus "
" Terserah , yang terpenting aku sudah memperingatkanmu " ucap Daniel serius.
" Iya kakak " sahut Meili dengan menyengirkan deretan gigi putihnya.
" dan kau tahu kak , kenapa alasanku menyukainya lagi ? , itu karena dia berasal dari negara yang sama dengan mami "
" indonesia " perjelas Daniel memastikan dan langsung menatap dengan serius,
" yup " Meili menganggukkan kepalanya.
" ah aku jadi kembali merindukannya " gumam Daniel pelan dan tersenyum saat menginggat Indonesia , atau lebih tepatnya pada satu gadis yang sekarang berada di Indonesia.
" Aku sudah tidak sabar untuk menjemput Elin di bandara nanti " ujar Meili dan itu terdengar dari pendengaran Daniel.
" kamu mengatakan apa Meili " tanya Daniel dengan raut wajah yang sedikit terkejut.
" Apa ? " tanya Meili bingung.
" Ulang perkataanmu "
" yang mana ? , tentang menjemput Elin , atau apa ? tanya Meili semakin bingung , dan Daniel semakin membesarkan kedua matanya saat Meili mengulang kata " Elin " ,
" Apa itu temanmu yang berasal dari Indonesia ? " tanya Daniel memastikan dengan jantung yang berdetak lebih cepat.
" iya , ada apa ? "
" Sungguh , Meili " tanyanyal yang semakin tak percaya.
" Ada apa denganmu Daniel ?
iya dia Elin sahabat yang baru saja aku ceritakan padamu tadi , dan kalau tidak salah nama lengkapnya MERLINDA , iya Merlinda "
dug " jantung Daniel semakin berpacu lebih cepat saat Meili memperjelas nama itu.
" Hey , ada apa ? , Kenapa kau begitu penasaran dengan sahabatku ? " tanya Meili yang semakin kebingungan melihat wajah terdiam Daniel.
" ceh , kalau benar itu dia , aku harap ini bukan permainan takdir " ucap Daniel tersenyum sambil memegang dadanya karena jantung yang semakin berdetak tak karuan , dan ia sudah tidak peduli dengan Meili yang menatap bingung kearahnya..
jangan lupa vote , like dan coment🤗
dan sekali lagi terimakasih atas segala dukungannya🙏😇💚
si elin aj gk ketauan ending nya
aku membacanya lagi dan lagi.
eline suka cerita elin😁