NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 5

PEWARIS TERHEBAT 5

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Sci-Fi
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Setelah kekacauan besar yang mengguncang seluruh negeri, Xander kembali menghadapi ancaman yang jauh lebih berbahaya. Warisan terakhir Xylorr terungkap, suku pedalaman muncul ke dunia luar, dan Osvaldo Tolliver membawa misteri baru yang mengubah arah permainan.

Musuh bergerak dari segala sisi, para pengkhianat mulai menampakkan diri, dan keputusan Xander kini menentukan siapa yang akan bertahan hidup.

Di jilid kelima ini, rahasia lama akan terbongkar, kekuatan baru muncul, dan pertempuran sesungguhnya dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

"Kita tidak memiliki petunjuk apapun mengenai anak-anak yang selamat dari penelitian sekitar tiga puluh tahun lalu sedikit pun. Aku juga tidak bisa mengingat wajah-wajah mereka," ujar Gray seraya menyandarkan punggung ke kursi.

"Aku sudah menduga jika hal ini akan terjadi. Jadi, aku menyiapkan beberapa rencana. Anak-anak lain pasti memiliki kemampuan sepertimu. Kemungkinan mereka akan menyembunyikan kemampuan mereka demi keselamatan mereka atau justru menggunakan kekuatan mereka untuk mencari uang." Gavin mengetik dengan cepat, menggeser layar hologram. “Aku sudah mencari orang-orang jenius di seluruh dunia dan membuat daftarnya. Aku mendapatkan informasi itu dari deep web dan beberapa forum di internet. Hanya saja, aku belum bisa memastikan jika informasi ini sepenuhnya benar. Kemungkinan kebenarannya hanya mencapai enam puluh lima persen."

Gavin memperbesar sebuah tabel berisi daftar nama orang dan kemampuan mereka.

"Tiga puluh orang," ujar Gray seraya membaca daftar nama di layar saksama. "Ada satu orang yang berada di Caldora, satu orang di Havreland, dan satu orang lagi di Vistoria. Ketiga orang itu adalah orang-orang terdekat dari tempat kita sekarang."

"Aku masih mencari informasi mengenai orang-orang yang memiliki kemampuan di negara kita, Lytora." Gavin berkutat dengan sebuah peta besar. "Ini adalah lokasi-lokasi dari orang-orang diduga memiliki kemampuan."

"Jadi, kapan kita akan mencari mereka?" tanya Gray, "jangan tersinggung, tapi melihat banyak titik-titik itu membuatku sangat pusing."

"Bukan hanya kau yang merasa pusing, Gray. Akupun demikian. Kepalaku seperti akan meledak."

Gavin mengembus napas panjang, menyandarkan punggung ke kursi.

"Kita bisa mengawasi orang-orang itu dari kejauhan untuk sekarang. Kita hanya bergerak jika kita sudah bisa memastikan kalau orang-orang itu memiliki kemampuan, salah satunya adalah pertahanan sistem keamanan mereka yang sangat kuat. Mereka tentu tidak akan membiarkan diri mereka berada dalam bahaya."

"Pekerjaan ini tidak akan berjalan dengan mudah, terlebih musuh bisa saja mengetahui pergerakan kita dan berusaha untuk menangkap kita. Musuh memiliki tekhnologi yang jauh lebih canggih dibandingkan kita."

Gavin berdiri dari kursi. "Untuk sekarang, kau harus mempelajari semua informasi mengenai orang-orang itu dengan baik. Aku berharap kau bisa mengenali salah satu dari mereka untuk memudahkan pencarian kita. Aku akan pergi ke toilet."

Gavin bergerak dengan sepatu otomatis menuju toilet.

Gray mengembus napas panjang, merasakan kepalanya berdenyut. Ia mulai membaca satu per satu informasi daftar orang di layar. "Ini akan memakan waktu yang cukup lama.”

Gray menggeser satu per satu layar setelah selesai membaca informasi mengenai satu orang. "Sampai sejauh ini, aku tidak mengenali satupun dari mereka."

Gray mengklik nama Osvaldo Tolliver, mengamati saksama foto pria itu. "Osvaldo Tolliver adalah salah satu pengusaha di Caldora. Dia adalah putra dari Odin Tolliver, paranormal terkenal di Caldora. Menurut informasi yang berhasil dikumpulkan oleh Gavin, ayahnya memiliki kemampuan sihir untuk melakukan pembunuhan dari jarak jauh, semacam santet ilmu hitam. Osvaldo juga memiliki kemampuan yang bisa membaca masa depan dan kemampuan ilmu hitam seperti ayahnya."

Gray mengembus napas panjang. "Dia orang kesekian yang diduga memiliki kemampuan melihat masa depan."

Gray mengetik dengan cepat. Layar menunjukkan kediaman Osvaldo Tolliver. "Dia tinggal di rumah yang cukup bagus, tetapi aku tidak melihat apa pun."

Gray beralih mempelajari informasi yang lain. Ia sampai tidak menyadari jika Gavin sudah kembali duduk di sampingnya.

Suasana begitu hening, yang terdengar hanya ketikan di keyboard transparan. Gray tampak sibuk mempelajari satu per satu informasi, sedangkan Gavin sibuk mengawasi keamanan di luar.

"Orang-orang yang masuk dalam daftar ini hampir semuanya memiliki kemampuan melihat masa depan. Sisanya seperti kemampuan dapat melihat hantu, otak yang jenius, kemampuan fisik, dan lain-lain."

"Menurut informasi di layar, orang yang mengejar kita sudah tidak ada lagi. Kita aman sekarang," ujar Gavin seraya memijat kepala.

Sementara itu, Edward tengah berlatih di arena. Ia menyalurkan amarahnya dengan mengalahkan semua robot.

"Edward tampak sangat kesal,” ujar Troy seraya mengamati robot yang sudah terbaring di lantai sampai akhirnya masuk kembali ke lantai.

"Siapa pun yang berada di posisi Edward pasti akan sangat kesal." Leonel mengamati Edward yang kembali melakukan latihan dengan robot-robot yang lebih banyak. "Dia tampaknya sudah mulai berubah. Dia mampu mengontrol emosinya lebih baik. Dia sebelumnya adalah orang yang mudah sekali tersulut emosi."

"Kau benar, Leonel." Tyler menyahut. "Mengenali diri sendiri serta kemampuan pengendalian diri sangatlah penting dalam berbagai hal. Jika kita kehilangan ketenangan, pengendalian diri, dan fokus, maka sudah dipastikan kekalahan berada di pihak kita. Masalah Alexander dan pengkhianatan istrinya tampaknya sudah membuka mata Edward lebar-lebar."

Tyler menoleh pada Troy. "Kau tidak boleh kalah dari Edward, Troy."

"Jangan melihatku dengan tatapan menjengkelkanmu, Tyler." Troy mendengkus kesal, mengamati Edward. "Ya, aku memang sering kehilangan pengendalian diriku, dan pada akhirnya aku justru menyesali tindakanku."

Caesar, Franklin, dan Leandro tengah berkumpul di sudut ruangan, mengamati Edward, Leonel, dan yang lain.

"Dibandingkan Edward, kau tampaknya lebih marah atas pengkhianatan wanita j*1*ng itu, Caesar," ujar Franklin seraya tertawa. "Kau sangat menyayangi Edward dan cucumu meski kau tidak memiliki hubungan darah dengan mereka. "

Caesar mengembus napas panjang. "Ya, kau benar, Franklin. Pada awalnya, aku hanya ingin menjadikan Edward sebagai alatku. Aku mendidik Edward dengan sangat keras. Akan tetapi, Edward menunjukkan banyak hal padaku. Terlepas tidak ada hubungan darah di antara aku dan Edward, dia tetaplah putraku. Aku menyukai semangat dan kesungguhannya."

"Perasaan bisa membuat manusia lemah sekaligus membuat manusia menjadi semakin kuat. Kita harus bisa mengendalikan perasaan kita, dan jangan sampai perasaan mengendalikan diri kita," ujar Leandro.

Franklin berdecak. "Kalian berdua memang menyebalkan. Aku beruntung karena aku tidak harus dipusingkan dengan anak-anak dan perempuan."

"Aku yakin kau memiliki banyak anak dari wanita-wanita yang sudah kau tiduri selama ini, Franklin. Kau harus bersiap jika seandainya mereka mendatangimu dan memanggilmu ayah, atau justru menghabisimu karena kau sudah membuang mereka." Caesar tertawa.

Leandro tertawa. "Aku banyak mendengar hal seperti itu dari rekan-rekanku."

Di saat yang sama, Edison terbangun dari tidurnya. Anak kecil itu mengawasi keadaan sekeliling yang tampak asing. "Ayah, kau dimana?"

Pintu ruangan mendadak terbuka.

Asher memasuki ruangan, menatap Edison.

"Apa kau teman ayahku, Paman?" tanya Edison seraya melompat dari ranjang. "Di mana ayahku sekarang? Aku ingin bertemu dengannya."

"Ya, aku memang teman ayahmu. Aku akan mengantarmu pada ayahmu." Asher menekan tombol di jam tangan. Sebuah kucing robot berwarna hitam berukuran agak besar tiba-tiba memasuki ruangan, berdiri di samping Asher.

"Benda apa itu, Paman? Bentuknya seperti kucing." Edison tampak penasaran.

"Dia adalah robot kucing 0044. Dia akan menjadi temanmu mulai sekarang, Edison."

"Robot kucing?" Edison terkejut, mendekat pada robot kucing itu, mengelusnya perlahan. "Robot ini memang seperti kucing, Paman. Dia bahkan mengeong dan berguling-guling."

Asher menekan tombol di jam tangan. Robot kucing itu tiba-tiba berubah menjadi sebuah sepeda dengan bentuk kucing.

"Kucingnya berubah kegirangan.” Edison melompat-lompat kegirangan.

"Naiklah, aku akan mengantarmu pada ayahmu." Asher keluar dari ruangan.

Edison segera menaiki sepeda, terkejut ketika sebuah sabuk pengaman muncul dan terpasang di tubuhnya. "Paman."

Sepeda robot kucing itu tiba-tiba bergerak mengikuti Asher.

Edison tertawa. "Ini luar biasa, Paman. Aku sangat menyukainya. Aku tidak pernah menemukan seperti ini.”

1
Glastor Roy
update
Naga Hitam
silverstone yaaaa
Bandar cincau
😄😄😄😄 sahaba duyba ngolno uide ......
y@y@
🌟👍🏾👍🏼👍🏾🌟
vaukah
update
vaukah
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!