Demi memenuhi wasiat sang ayah, Ziyana Syahira harus rela menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia kenali bernama Dirga Bimantara, seorang CEO yang terkenal dengan sikap dingin dan cuek.
Belum juga reda keterkejutan Ziyana akan pernikahan dadakannya bersama dengan Dirga. Ziyana kembali di kejutkan dengan sebuah kontrak pernikahan yang di sodorkan oleh Dirga. Jika pernikahan keduanya hanya akan terjalin selama satu tahun saja dan Ziya dilarang ikut campur dengan urusan pribadi dari pria itu.
Lalu, bagaimana jadinya jika baru 6 bulan pernikahan itu berjalan, Dirga sudah menjatuhkan talak pada Ziya dan diwaktu yang bersamaan Ziyana pun di nyatakan hamil?
Mampukah Ziyana jujur jika saat itu dia tengah hamil anak dari Dirga. Ataukah, Ziyana tetap memilih untuk pergi dengan merahasiakan keberadaan sang janin yang tumbuh dalam rahim nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SWA.Bab 27
"Kenapa Mas bertanya seperti itu? Yang bilang aku menyesal rujuk sama Mas itu siapa?" tanya Ziya, kebingungan.
Ziya tidak mengerti, kenapa Dirga bisa berpikir seperti itu. Untuk masalah sering bengong dan kagetan. Jujur, Ziya masih kebingungan untuk mengambil sikap.
Meski kini dia kembali resmi menjadi istri Dirga, tetapi Ziya masih belum bisa bersikap santai. Rasa takut jika kejadian dimasa lalu kembali terulang membuat Ziya terus bersikap sangat hati hati.
Meski saat itu belum ada perasaan cinta. Namun, tetap saja. Di ceraikan dalam keadaan hamil membuat hati Ziya sakit dan hancur secara bersamaan.
Hingga akhirnya, Ziya pun masih belum bisa bersikap santai seperti yang Dirga lakukan kepadanya. Meski sudah satu minggu berlalu sejak mereka kembali resmi menikah. Namun, Ziya masih terlihat kaku dan canggung saat berinteraksi dengan Dirga.
"Kalau kamu tidak menyesal, lalu kenapa kamu selalu menjaga jarak denganku? Aku tahu, di masa lalu aku sudah melakukan kesalahan besar terhadap kamu dan juga Zingga. Untuk itu aku benar benar minta maaf, Ziya. Tidak bisa kah, kita bersikap santai layaknya suami istri?"
Bruuggghhhh...
Dirga menjatuhkan tubuhnya dan terduduk lesu diatas sofa. Dirga menutup wajah nya dengan kedua tangan nya karena merasa putus asa dan tidak tahu harus bagaimana lagi agar hubungan nya dengan Ziya bisa semakin dekat.
Segala cara sudah Dirga lakukan untuk mendekatkan diri kepada Ziya. Namun, semua terasa sia sia saat wanita itu terus saja menjaga jarak dan membatasi diri saat berinteraksi dengan nya.
"Agar bisa lebih dekat denganmu, aku harus bagaimana lagi, Ziya? Apa yang harus aku lakukan agar kamu mau menerima kehadiran ku sepenuh hatimu? Katakan, apa yang harus aku lakukan agar kamu tidak lagi merasa takut kepadaku? Katakan Ziya, apa yang harus aku lakukan?"
"Jika kita seperti ini terus. Lalu, bagaimana kita bisa membantu Zingga untuk sembuh. Aku tidak mau kejadian dimasa lalu terulang kembali. Dimana saat itu aku memaksamu hingga membuat kamu trauma seperti ini. Maka dari itu, tolong beri tahu aku Ziya. Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa menghilangkan rasa takut dan juga trauma mu terhadap diriku?" lanjut Dirga, yang kini sudah tidak bisa lagi menahan air matanya.
Sementara itu, Ziya hanya bisa terdiam di samping Dirga yang kini sudah menangis. Karena sudah tidak tahu harus bagaimana lagi agar bisa meluluhkan hati sang istri. Pria bertubuh kekar itu pun akhirnya meluapkan emosinya dengan menangis.
Merasa bersalah karena sudah mengabaikan usaha dan kerja keras Dirga selama ini yang terus menerus mencoba mendekatkan diri kepadanya. Namun, selalu di tanggapi dingin olehnya. Ziya pun akhirnya melangkah maju, mengikis jarak antara dirinya dan juga Dirga yang masih duduk dengan menunduk, menutup wajahnya dengan kedua tangan nya.
Setelah meyakinkan diri jika semuanya akan baik baik saja. Ziya pun memberanikan diri untuk mendekat, lalu memeluk tubuh kekar suaminya yang saat ini sedang menangisi keputus asaan nya dalam menghadapi sikap dingin dari sang istri.
Set...
Greeppp...
Deg...
Dirga tersentak kaget saat merasakan tubuhnya di peluk seseorang. Saking kagetnya, Dirga langsung menghentikan tangisnya dan mencoba mencerna apa yang terjadi.
"Maafkan aku Mas. Maaf karena terlalu kaku saat berhadapan denganmu. Maaf, karena aku masih belum bisa bersikap santai seperti dirimu."
Ziya pin semakin erat memeluk tubuh Dirga saat dia melontarkan kata maaf itu. Ziya tidak pernah menduga jika sikapnya selama satu minggu ini bisa membuat Dirga frustasi.
Tidak ingin membuang waktu dan kesempatan. Dirga pun segera melepaskan pelukan Ziya. Lalu, berbalik memeluk wanita itu dan kini, bukan lagi Ziya yang memeluk Dirga. Melainkan Dirga yang memeluk Ziya.
"Tolong, bimbing aku agar aku bisa menjadi seorang istri yang baik dan layak untuk bersanding dengan kamu, Mas. Jujur, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan setelah penolakan yang kamu lakukan enam tahun yang lalu. Aku takut, jika apa yang aku lakukan akan membuat kamu tidak nyaman. Itulah, kenapa selama ini aku selalu bersikap sangat hati hati," lanjut Ziya, setelah Dirga membalas pelukan nya.
"Iya, sayang. Maafkan aku juga ya, maaf atas sikapku dimasa lalu. Mulai sekarang, mari kita belajar untuk menerima satu sama lain dan menjalani pernikahan ini dengan sesungguh sungguh nya."
Dirga pun semakin erat mendekap tubuh Ziya. Keduanya pun akhirnya larut dalam perasaan yang mulai terasa tenang dan nyaman. Saat keduanya bisa mengutakan isi hati masing masing.
*
*
Tiga hari kemudian.
Tiga puluh menit berlalu sudah, tetapi Ziya masih belum bisa mengalihkan perhatian nya dari sebuah dress tidur yang dulu di berikan oleh mertuanya, sesaat sebelum kepergian nya ke Singapura bersama dengan suami dan anaknya.
Ziya kembali menelan saliva nya saat teringat akan pesan dari sang umi dan juga mama mertuanya. Jika saat tidur, Ziya di haruskan untuk memanjakan pandangan Dirga dengan menggunakan gaun tidur yang bisa di katakan kurang bahan dan super tipis.
Seperti gaun tidur yang saat ini sedang ditatap oleh Ziya. Tiga puluh menit berlalu, tapi Ziya masih belum siap untuk menggunakan gaun itu. Terlebih lagi, Ziya harus menampakan diri menggunakan gaun itu di depan Dirga.
Hingga akhirnya, sebuah ketukan pintu membangunkan Ziya dari lamunannya dan Ziya pun akhirnya tersadar. Jika dia, sudah berada di dalam kamar mandi lebih dari 30 menit.
"Tok..."
"Tok..."
"Ziya, sayang. Kamu baik baik saja kan? Kamu tidak kenapa napa kan?" tanya Dirga, dengan sedikit berteriak saat Ziya tidak kunjung ke luar dari dalam kamar mandi.
Padahal, wanita itu sudah berada di dalam sana selama lebih dari 30 menit. Entah apa yang di lakukan oleh Ziya, hingga wanita itu membutuhkan waktu yang lama untuk berada di dalam sana.
Hening, tidak ada jawaban dari Ziya. Namun, setelah beberapa menit berlalu pintu kamar mandi pun mulai terbuka dan menampilan Ziya dengan penampilan barunya dan hal itu, tentu saja membuat Dirga terkejut setengah mati.
Saking terkejutnya, Dirga bahkan sampai menjatuhkan ponsel yang asa didalam genggaman nya.
Praaannngggg...
"Sa_sayang, ka_kamu...."
*
*
..."Pertama tama, Author ingin mengucapkan terima kasih dan permohonan maaf. Terima kasih karena masih berkenan mengikuti kelanjutan kisah ini dan mohon maaf jika Author tidak bisa up setiap hari. Itu di karenakan kesibukan Author sebagai ibu rumah tangga yang baru memiliki bayi lagi dan mengurus anak paud yang lumayan agak rewel saat jadwalnya bersekolah. Jadi untuk itu, Author mohon maaf jika belum bisa up secepat yang reader harapkan. Terima kasih, love sekebon untuk kalian yang masih setia mengikuti kisah ini."...
dan Dirga kepikiran ziya selingkuh karena ga berasa pernah campur..