Bisakah aku memilih antara Pertarungan atau pelarian?ataukah jalan takdirku sudah harus memilih pelarian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jmath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 35 SORRY
Anya memapahku hingga ke teras rumah nya. Ia mendudukkan kuboada salah satu kursi. Disana ia mengobati ku menggunakan peralatan P3K seadanya. Ia membersihkan luka dan mengobati nya dengan pelan. Cairan Betadine tercium kuat di hidungku. Hampir seluruh tubuhku terkena tendangan dan pukulan dari tongkat bisbol milik Paman. Pukulan Paman Lumayan keras hingga terdapat bercak keunguan disekitar.
"Kau tunggu dulu disini Liam, Aku akan meletakkan kotak P3K ini dan mengambilkan mu makan malam". Anya nampak lesu dihadapanku. Ia tak berani menatap mataku setelah kejadian tadi.
Aku menarik tangan nya dan membawanya duduk bersama ku disini. Ku tarik wajahnya yang sedari tadi tidak mau melihatku.
"Kenapa kau tak berani menatap ku Anya, Aku sungguh meminta maaf karena aku tidak bisa menyelamatkan cinta kita". Aku menangis.
"Aku adalah laki-laki pecundang yang tidak bisa berbuat apa pun dan lemah, Aku bahkan tidak bisa membela mu disaat aku mampu". Isak ku lagi. Di teras ini aku menangis sejadi-jadinya. Aku lemah dihadapan Anya. Disaat ia memperjuangkan ku aku hanya bisa terdiam diri mendengar pengorbanan nya.
Ia memelukku lagi, menyalurkan semua sakit hati yangbia terima hari ini. Sungguh rasanya aku ingin membawa pergi dari sini. Hidup dinegeri orang dan memulai kehidupan baru dengan nya. Tapi bagaimana dengan hidup nya? Akan kah aku merampas mimpi nya, merampas semua hal yang ia punya, Aku tidak mampu membawa nya ke dalam hidupku yang kekurangan ini.
"Mari kita pergi jauh Anya, Tinggalkan negeri ini". Ucapku pelan.
"Aku pun ingin Liam, aku ingin hidup berdua dengan mu. Tapi bagaimana dengan mimpi mu? Bagaimana kehidupan mu kelak jika bersama ku? Kau akan jauh dari orang-orang yang menyayangimu, Aku tidak mau kau kehilangan orang yang kau sayangi lagi. Cukup Aku saja yang pergi Liam. Aku yakin suatu saat nanti kau kan temukan rasa sayang ini dihati orang lain. Aku akan mengamati mu dari jauh. Mengamati dirimu berproses dan menjadi orang yang lebih baik dari hari ini. Jangan khawatir kan aku Liam. Aku pasti akan baik-baik saja".
"Ku mohon ucapkan jika yang kau bilang pada Ayahmu itu tidak serius Anya, Bagaimana hidupku tanpamu Anya?". Ucapku pada Anya.
"Kau akan baik-baik Saja, Jerry akan memberikan kabar padaku tentang mu setiap harinya. Bisakah kau berjanji padaku? Tolong berjanjilah padaku Liam?". Tanya Anya.
"Janji tentang apa Anya". Tanya ku.
"Tolong berjanjilah padaku bahwa kau akan baik-baik saja, kau akan menjadi Liam yang dibanggai semua orang disini. Bahwa kau akan menemukan cinta lain selain aku. Jangan cari aku. Karena setiap kau mencoba mencari tahu tentang ku aku akan pergi lebih jauh. Tolong berjanjilah bahwa kau akan bahagia disini". Pinta Anya.
"Aku sungguh tidak sanggup hidup tanpa mu Anya". Jawabku memelas.
"Ini bukan Demi kebaikan kita berdua saja Liam, tolong ingat Kakek yang membutuhkan mu". Pinta Anya.
" Kau juga harus bahagia Anya, Akan ku buktikan bahwa pengorbanan mu ini adalah hal terbaik yang akan terjadi. Aku pasti akan sukses. Saat itu tiba aku akan menjemputmu Anya, dimana pun kau berada aku pasti akan menemukan mu". Kami menangis bersama.
Malam ini merupakan malam terakhir ku bersama Anya. perempuan yang sangat aku sayangi. Perempuan yang mengorbankan semua nya untuk ku. Semoga kau selalu bahagia Anya. Disini aku akan berjuang untuk kehidupan kita kelak Nya. Aku pasti akan mencari mu jika aku sukses nanti.
Bulan seakan menemani suka cita kami malam ini, Hujan turun dengan deras saat ini. Menambah perasaan sakit yang kami terima malam ini.
Sedangkan esok..Aku tidak akan bisa berjumpa dengan perempuan yang paling aku sayangi didunia ini. Malam ini biarkan hujan menjadi saksi dua hati yang sedang berduka.
dari novel Alice Celestia Dalian, jngn lupa mampiirrr 😉