Istri Tangguh Sang Mafia Kejam

Beberapa saar kemudian kedua anak buah Jack tepar karena kekenyangan.

“habis ini mandikan Lion” Titah Jack

“Tapi bos, kalau kita tinggal nama bagaimana ?” Tanya Momon

“Iya bos, kita takut Lion khilaf cemilin kita saat menguap” Tambah Maman

Khalisa menghampiri Jack, dia tahu kalau anak buah Jack setia meski sedikit kurang pintar gitu.

“Sayang, biarkan mereka beristirahat dulu. Aku saja yang memandikan Lion” Ucap Khalisa

“Alhamdulillah, bu bos kita sangat baik” Celetuk Maman

“love sekebon buat bu bos Khalisa” Timpal Momon

Jack melotot ka arah anak buahnya, mereka hanya menundukkan kepalanya tak berani menentang Jack.

“Sayang, lebih baik kita melakukan hal yang bermanfaat” Ucap Khalisa

Jack langsung memikirkan hal-hal yang ia inginkan, otaknya sedikit memikirkan hal yang berbau mesum.

“Gimana sayang ?, bermanfaat bukan ?” Tanya Khalisa

“Bilang dong sayang kalau kita akan menanam padi” Jawab Jack

“Loh ini bermanfaat sayang, tanpa padi bagaimana kita mau makan nasi” Ujar Khalisa

“Benar sayang, ini sangat bermanfaat” Jawab Jack lalu mendekat dan menangkap Khalisa dari belakang

“Jack lepas, malu kalau di lihat orang” Sahut Khalisa

“Sepi sayang, Cuma ada aku dan kamu sayang” Jawab jack, lalu dia mencium pipi Khalisa

“Sayang geli” Ucap Khalisa

Jack menggendong Khalisa, membawanya ke gubuk sawah dia membaringkan Khalisa lalu menatap wajah istrinya. Jack melepas jilbab yang dikenakan Khalisa, rambut panjangnya tergerai begitu indah dan wajahnya sangat cantik.

“Dari pertama melihat wajahmu sebenarnya aku sudah menyukaimu meski pun aku kesal terhadap kamu” Ucap Jack sambil membelai wajah Khalisa

Deg

Jantung Khalisa berdebar tidak karuan, wajah sangar Jack memiliki pesona tersendiri membuatnya tampak maco. Gayanya yang cool membuat Khalisa semakin jatuh hati padanya.

“Jack” Panggil Khalisa

Jack mencium kening Khalisa dengan mesra, kemudian dia berbaring di samping Khalisa dam membuarkan Khalisa tidur di atas lengannya.

“Sayang, ceritakan sesuatu tentang keluarga kamu” Pinta Khalisa karena dia ingin tahu

“Keluargaku ?” Tanya Jack

“Iya, aku ingintahu ayah dan ibumu, adikmu dan keluargamu yang lainnya” Jawab Khalisa penasaran, dia hanya mengenal Jack sebagai mafia kejam dan sadis karena Khalisa tidak mengenal asal muasal Jack.

“Ayahku seorang petani kalau ibuku seorang penjual bakso dan aku memiliki seprang adik perempuan, aku terlahir dari keluarga sederhana. Tapi penuh kebahagiaan” Ucap Jack

“Kalau keluargamu penuh kebahagiaan, kenapa kamu memilih menjadi seorang mafia ?” Tanya Khalisa semakin ingin tahu tentang keluarga Jack

“Awalnya aku hanya coba-coba sebagai kurir barang haram untuk memenuhi kebutuhan wanita yang aku cintai, aku tidak ingin merepotkan ayah dan ibuku yang sudah kesulitan memenuhi kebutuhan keluargaku. Tapi aku justru merasa nyaman, merasa kurang dan kurang. Aku terus terjerumus lebih dalam. Sampai aku pun mencicipi dunia malam. Mungkin karena uang yang ku dapatkan adalah uang haram membuat sifat dan perbuatanku semakin jauh dari kata baik” Jawab Jack

Khalisa mendengarkan apa yang di katakan suaminya.

“Sampai pada suatu hari aku menemukan wanita yangku cintai berkhianat. Aku benar-benar hancur, padahal aku rela terjerumus dalam kegelapan demi dirinya” Tambah Jack

Khalisa terdiam, apa yang di alami Jack sudah banyak terjadi pada orang-orang di luar sana yang ingin mendapatkan uang dengan cara praktis. Tidak peduli halal atau pun haram, bahkan dampak negatifnya dari yang uang haram yang di dapatkannya.

“Aku terpuruk, pergi sejauh mengkin dari keluarga dan rumahku. Aku mengikuti orang-orang yang tersesat dan mengganti identitasku. Sampai pada suatu hari …” Ucapan Jacck terhenti dia mengingat pertemuan pertamanya dengan Asyifa

Saat itu Jack dan satu anak buahnya berdiri di bawah pohon, dia harus bersembunyi dari musuhnya. Jack sudah melarikan diri sejauh itu, dia dan satu anak buahnya tidak bisa kembali ke markas yang sudah di kepung oleh musuh dan dia bersembunyi.

Flashback On

“Makus, kita tidak punya apa pun lagi. Todong siapa pun yang lewat, ambil barangnya” Titak Jack

“Baik bos” Jawab Markus

Jack bersembunyi di belakang pohon, dia memilih beristirahat sedangkan anak buahnya menunggu siapa pun yang lewat jalan tersebut.

Tak berselang lama muncullah seorang wanita berjilbab, dia membawa kantong hitam di tangannya. Wanita itu erjalan sambil menundukkan kepalanya.

Tap

Tap

Markus tersenyum melihat wanita berjilbab itu semakin mendekat dan dia siap menodong, wanita berjilbab itu berjalan tanpa rasa curiga. Tiba-tiba Markus memblokir jalannya lalu dia menodong pisau kepadanya.

“Serahkan uang dan barang-barangmu kepadaku kalau kamu masih ingin hidup” Ancam Markus sambil menodongkan pisau ke depan leher wanita berjilbab itu

“Maaf mas, saya tidak punya uang hanya barang ini yang saya punya” Jawab Wanita berjilbab itu

“kamu pasti berbohong, serahkan uangmu atau nyawamu jadi taruhannya” Gertak Markus

“Aku tidak berbohong, hanya barang ini yang aku punya” Jawabnya kekeh

Markus mengepalkan tangannya

“Lepaskan bajumu, siapa tahu kamu menyembunyikan uang kamu di tempat yang lain” Titah Markus

“Astagfirullah, aku tidak akan melepaskan bajuku meski kamu akan membunuhku” Jawab Wanita berjilbab itu

“Sialan, kamu berani menentangku !” Sarkas Markus

Suara keras Markus membuat Jack terbangun, dia menghampiri anak buahnya dan wanita berhijab itu.

“Ada apa Markus ?” Tanya Jack

“Maaf bos, wanita ini tidak mau menyerahkan uangnya. Aku hanya menyuruhnya untuk melepaskan bajunya” Jawab Markus

Mendengar jawaban anak buahnya, Jack langsung menendang Markus sampai terjatuh.

Bruuuk …

Markus terjatuh ke bawah, dia tidak berani menatap Jack.

“Ampun bos” Ucap Markus, tidak ada yang berani melawan Jack saat dia sedang marah

Jack menatap kearah wanita berjilbab itu …

“Serahkan barang yang kamu punya” Titah Jack dengan tatapan yang menghunus dan dingin

“Ini, tolong jangan di buang. Aku membelinya dengan susah payah dan itu berharga untukku” Jawab Wanita berjilbab itu sambil menyodorkan plastic hitam kepada Jack

Jack langsung mengambil plastik hitam itu di tangan wanita itu

“Sekarang aku boleh pergikan ?” Tanya Wanita berjilbab itu

Jack hanya diam, dia menatap wanita berjilbab itu

“Assalamu’alaikum” Ucap wanita itu lalu dia meninggalkan tempat itu

Jack hanya diam, tidak membalas salamnya lalu dia membuka plastik hitam itu di dalamnya berisikan baju koko, sarung, sajadah dan peci. Jack tertegun melihatnya, dia teringat kata-kata wanita berjilbab itu, lalu dia mengikuti jalan yang wanita berjilbab itu.

“Bos mau kemana ?” Tanya Markus dam mengikuti Markus

Jack terus berjalan sampai menemukan rumah sederhana terbuat dari kayu dan bambu, rumah wanita berjilbab tadi. Dia menghampiri rumah itu, namun tak sengaja dia melihat seorang laki-laki paruh baya sedang kesakitan di sebuah ladangnya yang tak jauh dari rumah itu, Jack menghampiri laki-laki paruh baya itu. Seoramg laki-laki paruh baya yang kakinya baru saja di gigit ular.

Saat melihat itu Jack langsung menghampirinya dan menolong untuk mengeluarkan bisa ular dengan mulutnya sendiri, sampai laki-laki paruh baya itu membaik.

“Terima kasih, sudah mau menolong saya” Ucapnya

Jack hanya diam, diam bukan orang yang biasa beramah tamah dengan orang lain.

“Ayah” Suara wanita berjilbab itu terdengar lembut dan menyejukkan hati membuat Jack menoleh ke arahnya. Ternyata benar kalau dia wanita yang tadi

“Asyifa” Sahutnya

Asyifa langsung menhampiri ayahnya.

“Ayah kenapa ?” Tanya Asyifa

“Kaki ayah di gigit ular, untuk saja di tolong oleh anak muda ini” Jawab laki-laki paruh baya itu

Asyifa menoleh kea rah Jack, dia teringat kalau Jack adalah alki-laki yang menodongnya tadi di jalan.

“Terima kasih sudah menolong ayah saya” Ucap Ayifa

Jack hanya diam, dia memberika plastic hitam tadi pada Asyifa.

“Ini milik kamu” Ucap Jack

Asyifa membuka plastik itu dan isinya masih utuh.

“Apa nak ?” Ayah Asyifa

“Baju koko, sajadah, sarung dan peci untuk ayah” Jawab Asyifa

“Berikan kepada anak mud aitu sebagai ucapan terima kasih ayah” Titah Ayah Asyifa

Asyifa megangguk lalu dia memberika plastic hitam itu kepada Jack.

“Ini untuk kamu” Ucap Asyifa

Flashback Off

Dari pertemuan itu Jack mulai mengenal Asyifa dan keluarganya yang baik, dia perbolehkan tinggal bersama. Di sana Jack belajar banyak hal terutama agama dan kehidupan, sampai-sampai ayahnya Asyifa meminta Jack menikahi putrinya agar tidak terjadi fitnah dan zina.

“Asyifa sudah mengajariku tentang cinta, ketulusan, keikhlasan dan kasih kasayang tapi masa laluku justru merenggutnya” Ucap Jack

Khalisa memeluk erat Jack, dia tahu masa lalu Jack sama kelamnya dengan masa lalunya.

“Jack, aku pernah bilang tidak akan berakhir bahagia untuk sebuah kejahatan. Meski kamu bertobat sekali pun, masa lalu tetap akan datang dan menghantui masa depanmu. Ada pepatah mengatakan tanamlah kebaikkan maka kamu akan memanen kebaikan” Jawab Khalisa

Jack mengangguk, dia mencium kening Khalisa dan memperat pelukannya.

“Bagaimana dengan kamu ?, apa kamu takut menjadi istriku ?. Masa laluku pasti datang dan menghantui masa depan” Tanya Jack

“Aku tidak akan takut, kematian itu sudah pasti tinggal kapan dan dimana. Aku akan di sisimu, meski banyak rintangan yang menhadangku” Jawab Khalisa

“Kamu benar, untungnya aku memiliki istri sekuat dirimu. Kita pasti bisa melewati semuanya” Ujar Jack

Khalisa mengangguk dan tersenyum membuat Jack ingin menciumnya, dia mendekati Khalisa.

“Bos” Panggil anak buahnya

Dengan cepat Khalisa memakai kembali jilbabnya dan bangun bersama Jack, mereka melihat ke arah Maman dan Momon yang datang menhampirinya.

“Ada apa ?” Tanya Jack

“Marwa hilang” Jawab Momon

“Hilang ?, tidak mungkin tempat ini sangat aman” Ujar Khalisa

“Warga di padepokan sedang mencarinya bu bos” Jawab Maman

“Iya, tadi juga aku dan Lion sudah mencarinya” Tambah Momon

Jack dan Khalisa terdiam, mereka memikirkan sesuatu.

“Saatnya beraksi sayang” Ajak Jack dan Khalisa pun mengangguk

Mereka berdua kembali ke padepokan mencari informasi yang ada di sana.

“Sepertinya ada kelompok tertentu yang bersembunyi di hutan, salah satu warga kita ada melihat markas kita” Ucap Ustadz Abdul

“Kelompok ?” Tanya Jack

“Iya, ada sekelompok orang yang mencurigakan. Itu sebabnya aku melarang warga padepokan untuk pergi jauh dari tempai ini” Jawab Kyai Rasyid

Jack dan Khalisa terdiam, mereka duduk di padepokan bersama kyai Rasyid dan yang lainnya membicarakan masalah hilangnya Marwa.

“Saya dan istri saya akan mencari Marwa, pak kyai” Ucap Jack yang di angguki Khalisa

“Berhati-hatilah, kita tidak tahu siapa mereka. Bawa beberapa orang dari padepokan bersama kalian” Jawab Kyai Rasyid

“Terima kasih pak kyai sebelumnya, tetapi aku dan Khalisa ingin pergi berdua. Insyaallah Marwa akan baik-baik saja dan cepat di temukan” Ujar Jack menolak dengan halus

“Amin, baiklah” Jawab Kyai Rasyid

“Kalau begitu kami berdua pamit pak kyai, assalamu’alaikum” Pamit Jack dan Khalisa

“Wa’alaikumsalam” Jawab Semuanya lalu Khalisa dan Jack meninggalkan padepokan.

*****

Jack dan Khalisa kompak mengenakan baju hitam dan membawa pedang di punggungnya, mereka menutup wajahnya dengan kain hitam.

“Sayang ingat, jangan membunuh cukup melumpuhkan saja” Ucap Khalisa mengngatkan Jack

“Aku tidak bisa mengontrol emosiku karena imanku masih tipis” Jawab Jack

“Aku tidak mau kamu sentuh jika kamu melanggarnya nanti” Ancam Khalisa sambil berjalan menelusuri hutan

“Oke sayang, aku tidak akan membunuh lagi” Jawab Jack

“Bos, kita gimana ? membunuh atau di bunuh ?” Tanya Momon

“Siapa yang menyuruh kalian ikut ?” Tanya Jack, dia tampak marah padahal dia dan Khalisa hanya ingin pergi berdua

“Kitakan akan ikut bos kemana pun bos pergi, meski nasib kita seperti ratapan bawang putih” Jawab Maman

“Hadapi harimau yang lari itu” Ucap Jack

“Dimana bos ?” Tanya keduanya dan menatap sekeliling mencari keberadaan harimau

Sedangkan Jack dan Khalisa sudah kabur menghilang di hadapannya.

“Yah Mon, kita di tinggal” Ucap Maman

“Kalau kita jadi cemilan harimau tidak ada yang akan menolong kita” Ujar Momon

Jack dan khalisa berlari meninggalkan anak buahnya, mereka tidak ingin anak buahnya yang tidak bermanfaat itu mengganggu rencananya.