Kamu tau aku sangat mencintai adikmu, tapi kamu pun tau, sangat mustahil untuk aku bisa hidup bersamanya, jika memang kamu juga mencintai aku ,maka bawalah aku pergi dari kehidupan adikmu. Dobrak lah pintu hati ku agar aku bisa mencintaimu melebihi cinta ku untuk nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lusi permata Sari , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.30
Satpam yang bernama pak Asep pun tergesa-gesa memanggil Amar.
"Mas Amar,Mas Amar ",, panggil pak Asep berkali-kali.
"Ada pak ", jawab Amar yang kebingungan.
"Itu tadi mas ,anu ",ucap pak Asep yang grogi.
"Ada apa pak, makanya pelan-pelan kalo mau bicara,gak usah terburu-buru kayak gitu ", sambung Amar menasehati.
"Itu mas ,tadi saya melihat pacar mas yang tempo hari mas Amar ajak kesini ", jawab pak Asep.
"Lilia maksudnya ", tanya Amar merasa sangat kaget sekaligus bahagia.
"Nah itu maksudnya, padahal tadi saya inget namanya, kenapa pas ngomong sama mas Amar saya malah jadi lupa", ucap pak Asep.
"Di mana bapak melihat Lilia ", tanya Amar yang sudah tidak sabar.
"Tadi itu ,ada di kafe sebrang sana mas",jawab pak Asep .
Tanpa menjawab ucapan pak Asep,Amar pun langsung bergegas keluar rumah untuk memastikan apa benar ada Lilia di kafe sebrang rumah nya.
Saat Amar keluar ternyata sudah tidak ada Lilia disana, karena Lilia sudah pergi dengan taxi online nya.
Amar pun tak langsung menyerah begitu saja, dirinya langsung bergegas mengambil mobilnya dan dia akan berusaha untuk mencari Lilia.
Sementara itu Riza pun tak hentinya berusaha menghubungi Lilia,dan beruntung nya kali ini ponsel Lilia sudah bisa di hubungi.
Tak lama kemudian, Lilia pun mengangkat panggilan dari Riza.
"Lu dimana Li ?", tanya Riza tanpa basa-basi.
"Aku di jalan arah pulang ", jawab Lilia.
"Emang lu dari mana sampe² eyang lu cemas nyariin lu",ucap Riza.
"Aku cuma keluar sebentar", jawab Lilia.
"Yaudah sekarang lu dimana,biar gw jemput lu ",kata Riza memastikan keberadaan Lilia.
"Gak usah lah,aku udah di taxi, sebentar lagi juga sampe", sahut Lilia berbohong.
"Gak bisa , pokoknya lu harus kasih tau sekarang lu ada dimana ", tanya Riza memaksa.
Tanpa menjawab pertanyaan Riza, Lilia langsung memutus teleponnya.
Karena Lilia merasa sangat pusing dengan apa yang terjadi pada dirinya saat ini.
Sementara Riza yang merasa sangat khawatir dengan keberadaan Lilia langsung meminta tolong kepada temannya yang bisa melacak lokasi seseorang dengan nomor teleponnya.
Tak butuh waktu lama Riza pun langsung mendapatkan informasi keberadaan Lilia.
Riza pun langsung menambah kecepatan kilometer mobil nya,dan beruntung nya lokasi Lilia tidak jauh dari lokasinya.
"Berarti Lilia abis dari daerah sini dong, ngapain dia kesini, sedangkan dia gak ngasih kabar ke gw ", ucap Riza pada dirinya sendiri.
"Ohh apa jangan² Lilia berusaha untuk menemui Amar, sebegitu cinta nya emang dia sama Amar yaa ", ucap Riza .
"Ah udahlah, lagian wajar kalo dia segitu cinta nya, yang terpenting sekarang gw harus cepet² temuin Lilia, nanti keburu dia ketemu sama Amar duluan dan nanti Lilia bisa berubah pikiran untuk gak jadi menikah sama gw", ucap Riza yang terus menduga².
Di dalam mobil,Lilia meminta untuk di antarkan ke kafe tempat favorit nya dengan Amar, dirinya ingin sekali lagi merasakan suasana tempat itu untuk terakhir kalinya.
"Pak nanti kita ke kafe ini yaa pak", ucap Lilia sambil menunjukan lokasi.
"Baik mbak ", jawab supir taksi tersebut.
Tak lama Lilia sampai di kafe tersebut,Lilia pun langsung turun dan mengakhiri pesanan taxi nya.
"Pak terimakasih banyak yaa,saya turun di sini aja,ongkos nya akan tetap saya bayar sesuai aplikasi kok ", ucap Lilia.
"Baik mbak, terimakasih banyak ", jawab supir tersebut.
Lilia pun memesan minuman kesukaan nya bersama Amar sambil menikmati suasana di kafe tersebut.
Tak lama kemudian,Riza pun sampai di kafe tersebut dan berhasil menemukan Lilia.
"Tadi bilangnya udah di jalan, kenapa masih nongkrong di sini ?", tanya Riza mengagetkan Lilia yang sedang melamun.
"Kok kamu bisa tau aku ada di sini ?",tanya Lilia heran.
"Gak penting gw tau dari mana, yang terpenting sekarang lu pulang, eyang dan Mimi lu udah khawatir banget sama keadaan lu",ucap Riza sambil mencoba menarik tangan Lilia.
"Yaa sabar dulu dong,aku mau bayar dulu", sahut Lilia merasa tidak nyaman.
"Gak perlu ", ucap Riza sambil menaruh uang di atas meja 2 lembar pecahan seratus ribu.
"Ayo pulang", ucap Riza.
"Yaudah gak usah tarik² ", jawab Lilia berusaha melepaskan genggaman tangan Riza.
Setelah mereka berdua masuk ke dalam mobil, Riza pun langsung menelpon kakek Lilia,agar kakek nya tidak merasa cemas dan terus kepikiran.
Melihat itu, Lilia sedikit kagum kepada Riza.
Lilia merasa Riza memang lelaki yang sangat bertanggung jawab.
"Ngapain lu kesini ?", tanya Riza sambil terus melihat ke arah jalan.
"Yaa suka-suka aku mau kemana", jawab Lilia sedikit jutek.
"Yaa tapi jangan sampe bikin orang di rumah khawatir ", ucap Riza menasehati.
"Yaa maaf ", sahut Lilia.
Riza pun hanya terdiam tak melanjutkan pembicaraan,Riza mengerti ini semua pasti sangat berat untuk Lilia, dirinya tidak mau menambahkan beban lagi kepada Lilia.
"Ya udah sekarang lu mau kemana,biar gw anterin kemana pun lu mau pergi", ucap Riza mulai membuka pembicaraan lagi.
"Aku mau pulang", jawab Lilia singkat.
"Lu yakin mau pulang sekarang?",, tanya Riza lagi.
Tanpa menjawab pertanyaan Riza, Lilia langsung menangis sejadi-jadinya, dirinya langsung menutupi wajahnya dengan suara yang terdengar sangat sesak sekali.
Riza pun akhirnya memarkirkan mobilnya ke sisi jalan,Riza ingin berusaha menenangkan Lilia.Setelah cukup lama Lilia menangis,Riza baru memberanikan diri untuk bertanya lagi.
"Mau turun atau enggak?",tanya Riza sangat hati-hati.
Lilia tidak menjawab ucapan Riza,dia hanya berusaha mengusap air mata nya dan berusaha merapihkan wajah nya.
"Gak apa-apa kok nangis aja,gw paham gimana perasaan lu saat ini, pasti berat banget untuk lu menerima semua kenyataan yang bertubi-tubi sekarang kan,wajar kalo lu nangis dan itu bukan berarti lu lemah,gw juga kalo ada di posisi lu pasti akan sangat rapuh ,bahkan gw bisa lebih hancur dari lu", ucap Riza menenangkan Lilia.
Tidak ada jawaban dari Lilia.
"Sebelumnya gw minta maaf karena udah ikut campur dan malah ikut masuk ke dalam permasalahan yang lu alami sekarang,gw cuma mau memastikan,apa lu beneran siap menikah dengan gw ,kalo emang pernikahan ini malah menambah beban dalam hidup lu,gw akan mundur dan gw sangat menghargai kejujuran lu dan keputusan lu", ucap Riza yang ingin Lilia segera menyelesaikan semua masalahnya.
"Kamu tau aku sangat mencintai adikmu, tapi kamu pun tau, sangat mustahil untuk aku bisa hidup bersamanya, jika memang kamu juga mencintai aku ,maka bawalah aku pergi dari kehidupan adikmu.Rebut hati ku agar aku bisa mencintaimu melebihi cinta ku untuk nya", jawab Lilia sambil terus meneteskan airmata.
"Yaa gw janji ,gw akan buat lu bahagia dan gw akan memberikan cinta gw ke lu lebih dari Amar mencintai lu,gw cuma minta kasih gw kesempatan buat gw bikin lu supaya jatuh cinta ke gw dan gw yakin seiring berjalannya waktu cinta itu pasti tumbuh", jawab Riza meyakinkan Lilia.
Lilia pun hanya tak menjawab ucapan Riza,dia hanya membalas nya dengan senyuman, karena Lilia tak mau memberikan harapan kepada Riza, walaupun Lilia akhirnya mau untuk melanjutkan pernikahan nya , tetapi saat ini Lilia berpikir bahwa semua nya hanya sebatas melanjutkan hidup saja, karena sejujurnya hati dan perasaannya masih ada pada Amar.
"Ya udah aku mau pulang sekarang yaa ", ucap Lilia setelah melemparkan senyum kepada Riza.
"Baiklah tuan putri ku ", jawab Riza sedikit menggoda.
"Ihh apaan sih ", ucap Lilia sambil mencubit lengan Riza karena salah tingkah.
"Au sakit tau ", sambung Riza sambil menatap mata Lilia dengan penuh cinta.
"Biarin, abis kamu rese banget",sahut Lilia.
Mereka pun akhirnya pulang menuju ke rumah Lilia.
Sementara Amar yang berusaha mencari Lilia pun tak bisa menemukan Lilia, akhirnya Amar pun kembali pulang ke rumah nya dengan hati yang penuh kecewa.
Hari ini memang hari yang sangat melelahkan untuk mereka ber 3.
Ada 3 hati yang sedang berjuang dengan perasaannya masing-masing.
Memang pada dasarnya perasaan tidak bisa di paksakan pada siapa kita jatuh cinta, tapi apa salahnya jika membenahi perasaan kita dan mencoba memberikan kesempatan untuk orang lain memperbaiki nya, walaupun ada hati yang pasti patah, tapi setidaknya kita sudah berusaha untuk tidak terlalu jauh untuk terluka.